NPM : 051802321
Malcolm Baldridge.
Konsep Six Sigma sendiri mengikuti siklus 5 fase DMAIC. Apa itu DMAIC?
DMAIC merupakan fase Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control.
Berikut adalah penjelasan kelimanya beserta rumus dan contoh kasusnya.
1. Define
Seperti namanya, define merupakan tahap mendefinisi. Tahap ini bertujuan untuk
menentukan objek masalah, mengidentifikasi critical to quality, serta
mendefinisikan proses kunci. Sebagai contoh, didapatkan data bahwa rata-rata
jumlah produk cacat pada Bulan Januari 2019 adalah 6%. Data ini didapatkan dari
rumus jumlah defect (cacat) per jumlah produk yang dihasilkan (output). Kategori
cacat sendiri disesuaikan dengan kriteria yang ditetapkan perusahaan berdasarkan
perspektif pelanggan.
2. Measure
Measure artinya tahap pengukuran. Tahap kedua dari Six Sigma ini dilakukan
untuk menganalisa kondisi yang terjadi serta pengukuran performa kinerja
sebelum melakukan perbaikan. Pada tahap ini menggunakan acuan Critical to
Process (CTP) yang sudah didefinisikan pada tahap define serta menghitung DPO
(Defect Per Opportunities), DPMO (Defect Per Million Opportunities) dan Sigma
Level.
3. Analyze
4. Improve
5. Control
Tahap terakhir dalam Six Sigma adalah upaya pengawasan. Tahap ini berupa
pengawasan kinerja, khususnya setelah dilakukan perbaikan agar tidak terjadi
rejection atau penolakan barang karena kecacatan produksi. Pada tahap ini juga
dibuat laporan kualitas yang disebarluaskan ke setiap unit perusahaan agar setiap
pihak yang berkepentingan bisa menindaklanjuti hasil yang dicapai. Metode Six
Sigma memang sangat diperlukan perusahaan terutama bagian produksi untuk
meningkatkan kualitas produksinya. Apalagi di era teknologi seperti sekarang,
daya saing produk sangat ketat dan menuntut kecepatan yang tinggi. Penggunaan
aplikasi atau software seperti yang disediakan Ukirama ERP juga penting agar
metode yang digunakan bisa saling mendukung dalam pemenuhan target.