Anda di halaman 1dari 6

KPKU (Kriteria Penilaian Kinerja Unggul)

a. Pengertian KPKU (Kriteria Penilaian Kinerja Unggul)

Dalam rangka peningkatan kemampuan dan daya saing BUMN, Kementerian


BUMN melalui Surat Sekretaris Kementerian BUMN Nomor S-08/S.MBU/2013
Tanggal 16 Januari 2013 tentang Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) Pada
Badan Usaha Milik Negara memutuskan untuk membangun dan
mengimplementasikan sistem pengelolaan dan pengendalian kinerja BUMN
berbasis Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) yang diadopsi dan diadaptasi
dari Malcom Baldrige Criteria For Performance Excellence (MBCfPE). Pada Tahun
2012 alat ukur ini oleh Kementerian BUMN diberi nama Kriteria Kinerja Ekselen
(KKE) dan berganti namanya menjadi Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) pada
Tahun 2013. Sejak Tahun 2014, pelaksanaan asesmen KPKU untuk BUMN
Perkebunan dilaksanakan oleh Tim Asesor KPKU Holding Perkebunan Nusantara.

KPKU BUMN berfungsi sebagai business vehicle dan performance excellence


self assessment tools. Hal ini dikarenakan KPKU merupakan alat untuk mengukur
kinerja perusahaan, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh informasi mengenai
posisi kinerja perusahaan dibanding dengan perusahaan kelas dunia melalui skor
hasil asesmen tersebut. Terdapat 7 (tujuh) tingkatan kelas perusahaan dalam KPKU
yaitu:

Class Score
World Class Leader 876-1000
Benchmark Leader 776- 875
Industry Leader 676-775
Emerging Industry Leader 576-675
Good Performance 476-576
Early Improvement 376-475
Early Result 276-375
Early development 0-275

1
Implementasi KPKU di perusahaan BUMN telah menjadi mandatory dan telah
ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama (KPI) Direksi serta merupakan aspirasi
Pemegang Saham untuk selanjutnya dijadikan target / sasaran perusahaan yang
harus dicapai.

b. Unsur - Unsur KPKU

Evaluasi kinerja BUMN berdasarkan pada dua dimensi penilaian yaitu PROSES
dan HASIL. Penilaian berdasarkan PROSES dibagi menjadi 6 kategori yaitu:

1. Kepemimpinan
Kategori Kepemimpinan menanyakan tindakan para pemimpin senior di
perusahaan dalam mengarahkan dan menjamin kelangsungan hidup
perusahaan. Juga menanyakan implementasi sistem tata kelola/Good Corporate
Governance (GCG) dan bagaimana perusahaan menjalankan ketaatan hukum,
praktik bisnis yang beretika, tanggung jawab social/Corporate Social
Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Kategori Kepemimpinan terdiri dari 2 Sub Kategori yaitu (1.1) Kepemimpinan
Senior; (1.2) Tata Kelola dan Tanggung Jawab Sosial.

2. Strategi
Kategori Strategi menanyakan cara perusahaan dalam mengembangkan
sasaran strategis dan program kerja, serta implementasinya,
perubahaan/revisinya, juga cara mengukur pencapaiannya. Kategori Strategi
terdiri dari 2 Sub Kategori yaitu (2.1) Pengembangan Strategi dan (2.2)
Implementasi Strategi.

3. Pelanggan
Kategori Pelanggan menanyakan cara perusahaan dalam membangun
keterikatan (engagement) dengan pelanggan untuk sukses jangka panjang,
termasuk bagaimana perusahaan mendengarkan suara pelanggan,

2
menyampaikan layanan yang melebihi harapan pelanggan dan membangun
hubungan baik dengan pelanggan. Kategori Pelanggan terdiri dari 2 Sub Kategori
yaitu: (3.1) Suara Pelanggan dan (3.2) Keterikatan pelanggan / costumer
engagement.

4. Proses
Kategori Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan menanyakan
bagaimana perusahaan menyeleksi/memilih, mengumpulkan, menganalisis,
mengelola dan meningkatkan kualitas data, informasi dan pengetahuan sebagai
aset perusahaan, juga menanyakan bagaimana temuan hasil evaluasi organisasi
ditindaklanjuti untuk memperbaiki/meningkatkan kinerja perusahaan, serta
bagaimana perusahaan belajar dari hal itu semua. Kategori Pengukuran, Analisis
dan Manajemen Pengetahuan terdiri dari 2 Sub Kategori yaitu (4.1) Pengukuran,
Analisis dan Peningkatan Kinerja Perusahaan; (4.2) Informasi dan Manajemen
Pengetahuan.

5. Tenaga Kerja
Kategori Tenaga Kerja menanyakan bagaimana perusahaan menilai kebutuhan
kapabilitas dan kapasitas tenaga kerja untuk membangun lingkungan kerja yang
kondusif guna mencapai kinerja yang tinggi. Kategori ini juga menanyakan
bagaimana perusahaan membangun keterikatan dengan pekerja (workforce
engagement), mengelola dan mengembangkan tenaga kerja untuk dapat
terutilisasi seluruh potensinya yang selaras dengan kebutuhan bisnis dan
kebutuhan organisasi secara menyeluruh. Kategori Tenaga Kerja terdiri dari 2
Sub Kategori yaitu (5.1) Lingkungan Kerja dan (5.2) Keterikatan Tenaga Kerja
(Workforce Engagement).

6. Operasional
Kategori Operasional menanyakan bagaimana perusahaan merancang,
mengelola, meningkatkan dan melakukan inovasi produk dan proses kerja, juga
menanyakan bagaimana perusahaan meningkatkan efektivitas operasional

3
untuk memberikan nilai kepada pelangggan dan mencapai sukses perusahaan
yang berkelanjutan. Kategori Operasional terdiri dari 2 Sub Kategori yaitu (6.1)
Proses Kerja dan (6.2) Efektivitas Operasional.

7. Hasil
Kategori hasil menilai pencapaian dan peningkatan kinerjanya untuk semua
bidang, meliputi kinerja produk dan proses, kinerja fokus pelanggan, kinerja fokus
tenaga kerja, kinerja kepemimpinan dan tata kelola dan kinerja finansial dan
pasar. Kategori hasil juga menanyakan dan menilai tingkat pencapaian (level)
kinerja perusahaan dibandingkan dengan pesaing dan perusahaan lain yang
menawarkan produk sejenis. Kategori Kepemimpinan terdiri dari 5 Sub Kategori
yaitu (7.1) Hasil/Kinerja Produk dan Proses; (7.2) Hasil/Kinerja Pelanggan; (7.3)
Hasil/Kinerja Tenaga Kerja; (7.4) Hasil/Kinerja Kepemimpinan dan Tata Kelola;
(7.5) Hasil/Kinerja Finansial dan Pasar.

4
c. Mekanisme dan Kriteria Penilaian

Kategori Nilai Poin


1. Kepemimpinan 120
1.1 Kepemimpinan Senior 70
1.2 Tata Kelola dan Tanggung Jawab Sosial/Masyarakat 50
2. Strategi 85
2.1 Pengembangan Strategi 45
2.2 Implementasi Strategi 40
3. Pelanggan 85
3.1 Suara Pelanggan 40
3.2 Keterikatan dengan Pelanggan (Costumer Engagement ) 45
4. Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan 90
4.1 Pengukuran, Analisis dan Peningkatan Kinerja Perusahaan 45
4.2 Informasi dan Manajemen Pengetahuan 45
5. Tenaga Kerja 85
5.1 Lingkungan Kerja 40
5.2 Keterikatan dengan Pekerja (Workforce Engagement ) 45
6. Operasional 85
6.1 Proses Kerja 45
6.2 Efektivitas Operasional 40
7. Hasil-Hasil Usaha 450
7.1 Hasil/Kinerja Produk dan Proses 120
7.2 Hasil/Kinerja Pelanggan 80
7.3 Hasil/Kinerja Tenaga Kerja 80
7.4 Hasil/Kinerja Kepemimpinan dan Tata Kelola 80
7.5 Hasil/Kinerja Finansial dan Pasar 90
Total Poin 1000

d. Waktu dan Tempat Pelaksanaan KPKU

Kegiatan asesmen KPKU dilaksanakan untuk menilai seluruh sistem dan


proses kerja yang ada di PTPN XIII selain kinerja perusahaan. Kegiatan asesmen
diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap yaitu on desk assessment yaitu penilaian di
atas kertas berbasis pada respon KPKU tahun sebelumnya dan informasi pendukung
ADLI. Tahap selanjutnya yaitu site visit ke perusahaan untuk wawancara dan
klarifikasi atas respon KPKU terhadap Direksi Perusahaan serta Senior Leader
lainnya yang ditunjuk oleh perusahaan serta verifikasi berbagai data dan informasi.

5
Hasil asesmen berupa skor yang akan menunjukkan posisi perusahaan dan
umpan balik yang berguna untuk meningkatkan kinerja perusahaan di masa
mendatang.

e. Penanggung Jawab/Person in Charge

Penilaian sebagai Asesmen atas Implementasi Kriteria Penilaian Kinerja Unggul


ini dilaksanakan berdasarkan Surat Menteri BUMN nomor S-564/MBU/08/2018
tanggal 31 Agustus 2018 tentang Aspirasi Pemegang Saham/Pemilik Modal untuk
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2019. Penugasan Tim
Asesor mengacu pada surat Sekretaris Kementerian BUMN tersebut di atas
menetapkan bahwa Asesmen implementasi KPKU BUMN dilakukan secara self
assessment oleh masing-masing BUMN dengan susunan tim terdiri dari minimal 5
(lima) orang asesor internal dan dapat melibatkan minimal 1 (satu) orang asesor dari
eksternal BUMN bersangkutan yang telah memiliki sertifikat pelatihan asesor KPKU
BUMN.

Anda mungkin juga menyukai