(Metland)
Hard set ditekankan bahwa bekerja di perusahaan harus memiliki visi dan misi. Sedangkan
mind set, ditekankan ke karyawan bahwa bekerja tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga
untuk orang banyak. Untuk menjalankan program itu, perusahaan berrgabung di Yayasan
Metropolitan Peduli, menjadikan para pemimpin sebagai teladan, menciptakan, dan
mensosialisasikan jalur karir serta kehidupan pekerjaan yang seimbang. Yayasan Metropolitan
Peduli juga sebagai wadah membentuk para pemimpin Metland sebagai teladan, menciptakan
dan menyosialisasikan jalur karier serta kehidupan pekerjaan yang seimbang.
Di sisi rekrutmen, Metland melaksanakan New Management Trainee Best Graduate
Program, dengan hanya meng-hire mahasiswa yang memiliki IPK 3,5 ke atas untuk
mengerjakan proyek besarnya, salah satunya di Kertajati. Dengan program ini perusahaan
berupaya untuk memiliki link & match program yang bekerja sama dengan hotel, program
assessment evaluation dan placement right person. Program ini menjadi driver proses
rekrutmen yang mengombinasikan antara rekrutmen dengan pelatihan untuk mempercepat
learning curve pada karyawan baru.
Hasilnya, dalam waktu 6 bulan para karyawan baru telah menguasai seluruh lini
bisnis perusahaan, mulai dari pengembang residensial sampai pada bisnis komersial
operasional pusat perbelanjaan (mall), dan perhotelan. Strategi penggabungan antara
rekrutmen dan pelatihan ini menggunakan pendekatan PDCA (Plan-Do-Check-Action).
Fasenya, dimulai dari perencanaan hingga eksekusi, dilanjutkan review dan aksi lanjutan. Fase
perencanaan memuat perencanaan SDM, perencanaan kinerja, analisa kebutuhan pelatihan.
Fase pelaksanaan atau eksekusi, meliputi rekrutmen, seleksi, penempatan, dan pelatihan.
Untuk pemeriksaan atau review, kami mengevaluasi pelatihan dan pemetaan bakat
secara tahunan. Sebagai kelanjutannya, perusahaan memiliki program percepatan rekrutmen
dengan program link & match, mendesain ulang analisa kebutuhan pelatihan, dan problem
identification & corrective action. Langkah berikutnya, melakukan intervensi untuk
meningkatkan kinerjanya dan mendapatkan bakat-bakat yang tepat bagi peningkatan bisnis
perusahaan. Setelah berjalan 3 hingga 6 bulan dilakukan pemeriksaan terhadap kecocokan
bakat-bakat tersebut dengan mengadakan Mid Review dan Final Review.
Upaya ini menghasilkan hasil yang signifikan pada tahun 2016 dan 2017 dengan
menempatkan 35 Management Trainee dan 40 Program Link & Match yang ditempatkan
diseluruh lini bisnis perusahaan. Dari program yang telah dijalankan, para Management
Trainee yang telah bergabung sejak pada 2016, tahun ini telah ada yang menduduki posisi
manajer, bahkan yang bergabung pada tahun 2014 telah menempati posisi dengan Vice
General Manager pada suatu unit residensial yang merupakan posisi yang tinggi di suatu
proyek pengembang residensial.
Sumber: https://swa.co.id/swa/trends/rahasia-manajemen-pengembangan-sdm-metland
Berdasarkan gambaran PT. Metland, Tbk. Yang telah dipaparkan, Anda diminta untuk:
1. Menjelaskan, apakah program-program atau langkah-langkah yang diterapkan oleh
manajemen perusahaan merupakan sistem manajemen kinerja?
2. Dalam pengembangan SDM, tahapan-tahapan apa saja yang menggambarkan suatu
sistem manajemen kinerja?
3. Jika merujuk kapada teori, terdapat beberapa tahapan dalam perancangan sistem
manajemen kinerja. Sebut dan jelaskan tahapan-tahapan yang dimaksud!
Jawaban :
1. PT. Metland Tbk, menerapkan system manajemen kinerja, karena Perusahaan ini
melakukan eksekusi strategi kinerja dengan pelatihan dan pengembangan SDM untuk
mengembangkan perusahaan. Adapun tahapan yang PT. Metland Tbk lakukan yaitu :
a. Kinerja berbasis nilai-nilai perusahaan (Metland Spirit), yaitu untuk memastikan
para pimpinan mendemonstrasikan nilai-nilai perusahaan.
b. Melakukan Kontrol, Metland melakukan kunjungan ke lokasi proyek/unit dan
menindak lanjuti hasil kunjungan dengan papan kendali.
c. Mekanisme review ada pesan pemegang saham, yakni untuk internalisasi nilai-
nilai perusahaan. Dilanjutkan dengan rapat anggaran, yaitu untuk pengesahan
anggaran dan target tahunan perusahaan, rapat koordinasi bulanan, hari ulang
tahun perusahaan.
d. Perusahaan juga memberikan penghargaan kepada karyawan teladan dan
melaksanakan Metland Peduli.
2. Tahap informasi dasar (tahap 1), Informasi dasar diperlukan sebagai masukan
dalam perancangan system penilaian kinerja. Hal yang penting dalam tahapan
informasi adalah menentukan kebutuhan dan kepentingan stakeholder. Yang
termasuk kedalam 7 stakeholder adalah pelanggan investor, pemerintah kelompok
penekan, serikat buruh, karyawan, masyarakat, pemasok, pemegang saham,
bankir, penyedia modal lain, dan mitra aliasi.
3. Tahap perancangan (tahap 2), Perancangan Sistem Manajemen Kinerja terdiri dari
penentuan visi, misi, strategi, dan kerangka kerja yang akan digunakan sebagai
dasar dalam penentuan variabel kinerja, keterkaitan antar variabel dan kaji
banding yang akan di ambil.
5. Tahap penyegaran (tahap 4), Tahap ini merupakan langkah evaluasi terhadap
kemutakhiran system penilaian kinerja yang dirancang dengan
mempertimbangkan informasi dan perkembangan pengetahuan terkini. Dari
berbagai macam kerangka kerja system manjemen kinerja yang telah
diperkenalkan oleh para pakar, balanced scoredcard merupakan salah satu
kerangka kerja yang paling populer digunakan di dunia. Karena BSC dapat
diaplikasikan pada organisasi dalam skala yang kecil sampai yang besar.
Disamping itu juga dapat diaplikasikan pada industri yang menghasilkan produk
atau jasa. Dengan menyediakan kerangka kerja yang sederhana dan aplikatif,
suatu perusahaan / organisasi dapat dengan mudah memasukkan variabel yang
diperlukan ke dalam empat perspektif tersebut. Walaupun ada banyak konsep
kerangka kerja penilaian kinerja namun kerangka kerja yang lebih baik adalah
BSC.
Sumber : http://scholar.unand.ac.id/25116/4/Skirpsi%20ALL.pdf