Disusun oleh:
2.2 Akuntansi Pajak Atas Penjualan dan Sewa Aset Tetap ............. 3
i
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009 : 68) aset tetap adalah aset
berwujud, yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa, untuk di sewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan
diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. SAK menggunakan istilah aset
tetap, sedangkan menurut pasal 11 UU PPh nomor 36 tahun 2008, aset tetap adalah
harta berwujud yang dapat disusutkan dan terletak atau berada di Indonesia,
penghasilan yang merupakan objek pajak serta mempunyai lebih dari satu tahun.
Atas Perolehan Asset Tetap, Akuntansi Pajak Atas Penjualan Dan Sewa Asset
Tetap, Akuntansi Pajak Atas Penyusutan Asset Tetap, Akuntansi Pajak Atas
Tetap?
1
2
Tetap
PEMBAHASAN
Aset tetap yang diperoleh dengan pembelian dalam bentuk siap pakai dicatat
sejumlah harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat perolehan
atau konstruksi dan/atau jika dapat diterapkan, jumlah yang dapat diatribusikan ke
aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam SAK -
ETAP. Dalam penjelasan pasal 10 UU PPh Nomor 36 tahun 2008, harga perolehan
atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi
hubungan istimewa sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 18 ayat (4) UU PPh
penjual menyebabkan harga perolehan menjadi lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan dengan jual beli tersebut tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa.
3
4
merupakan pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang/jasa
dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. PPN termasuk jenis pajak tidak
langsung yang disetor oleh pihak lain. PPN juga dikenakan atas penjualan
aktiva perusahaan.
kepemilikan aset.
yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa. Selisih antara
harga jual buku aset yang dijual harus diakui sebagai keuntungan atau
operasi).
(SGU) adalah suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal,
baik secara SGU dengan hak opsi (finance lease) maupun tanpa hak opsi (operating
lease) untuk dipergunakan oleh leassee sebagai jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala. Jenis SGU yang diakui menurut perpajakan hanya ada
2, yaitu :
Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009 ; 71 - 73) metode yang dapat
memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun
Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009 : 70), Apabila aset tetap
diperoleh melalui pertukaran dengan aspek non moneter atau kombinasi asas
moneter dan nonmoneter maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar, kecuali
2. Nilai wajar aset yang diterima atau aset yang diserahkan tidak dapat diukur
secara andal, maka biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat yang
diserahkan.
atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah yang
diperoleh berdasarkan transaksi tukar menukar dengan harta lain, maka nilai
perolehan atau nilai penjualannya adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau
diterima berdasarkan harga pasar. Selisih antara harga pasar dengan nilai sisa buku
Revaluasi aset tetap adalah suatu penilaian kembali atas aset tetap yang
dimiliki perusahaan sehingga sesuai dengan harga pasar saat dilakukan revaluasi
tersebut. Dalam akuntansi, revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan.
Namun menurut paragraf 15.15 (2019) penyimpangan dari ketentuan ini dilakukan
7
November 2002.
terhadap gambaran keuangan entitas. Selisih nilai revaluasi aset tetap diakui dalam
ekuitas dengan akun “Surplus Revaluasi Aset Tetap”. Akun tersebut dalam ekuitas
Hal ini meliputi pemindah “Surplus Revaluasi Aset Tetap” pada saat pergantian
aset tersebut. Tetapi, surplus revaluasi aset tetap dapat dipindahkan sejalan dengan
Tahun 2023 tentang Penyusutan Harta Berwujud dan/atau Amortisasi Harta Tak
dengan PMK-126/PMK.011/2012.
Beberapa pokok aturan PMK Nomor 72 Tahun 2023 adalah sebagai berikut:
1. Penyusutan, dilakukan atas harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, atau
memelihara (3M) penghasilan dengan metode garis lurus ataupun saldo menurun
Masa manfaat harta berwujud tetap sama dengan pengaturan sebelumnya, yakni
Pengaturan baru terdapat pada masa manfaat harta berupa bangunan permanen.
Melalui Pasal 6 PMK baru ini, Wajib Pajak kini dapat memilih melakukan
sebenarnya berdasarkan pembukuan. Pada masa transisi ini, mulai tahun pajak
Selain itu, pemerintah juga memberikan kepastian hukum terkait biaya perbaikan.
Pasal 7 PMK Nomor 72 Tahun 2023 menegaskan bahwa biaya perbaikan harta
berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun dikapitalisasi pada nilai
nilai sisa buku fiskal harta yang dialihkan atau ditarik dibebankan sebagai kerugian
dan jumlah harga jual atau penggantian asuransi dibukukan atau diakui sebagai
Meski begitu, Wajib Pajak dapat menunda pengakuan kerugian tersebut dengan
2. Amortisasi, dilakukan atas harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 tahun yang dimiliki atau digunakan untuk 3M. Amortisasi dimulai pada
Masa manfaat untuk amortisasi tetap sama yakni kelompok 1 selama 4 tahun,
20 tahun. Pengaturan baru terdapat pada harta tak berwujud dengan masa manfaat
Pasal 9 Ayat (4) PMK Nomor 72 Tahun 2023 mengatur bahwa apabila harta tak
berwujud mempunyai masa manfaat lebih dari 20 tahun, Wajib Pajak sekarang
dapat memilih menggunakan masa manfaat 20 tahun atau masa manfaat sebenarnya
untuk tahun pajak 2022 Wajib Pajak dapat memilih menggunakan masa manfaat
April 2024. Sementara, bidang usaha tertentu dalam PMK Nomor 72 Tahun 2023
8 tahun untuk ternak yang menghasilkan setelah dipelihara lebih dari 1 tahun dan
disusutkan sampai dengan empat tahun untuk ternak yang menghasilkan setelah
dipelihara kurang dari atau sama dengan satu tahun. Pengelompokan ternak yang
menghasilkan setelah dipelihara kurang dari atau sama dengan satu tahun
Perbedaan lainnya selain masa manfaat untuk kelompok ternak tersebut, yaitu saat
mulainya penyusutan. Untuk harta berwujud di bidang usaha tertentu secara umum
dipelihara kurang dari atau sama dengan satu tahun disusutkan mulai tahun
dilakukannya pengeluarannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Aset tetap yang diperoleh dengan pembelian dalam bentuk siap pakai dicatat
sejumlah harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat
perolehan atau konstruksi dan/atau jika dapat diterapkan, jumlah yang dapat
penjualan aset tetap dengan update nilai buku aset tetap yang dijual, hapus
aset tetap, ditambah pelaporan laba atau rugi penjualan aktiva tetap.
3. Jenis SGU yang diakui menurut perpajakan, Sewa Guna Usaha Hak Opsi
5. Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta
pasar.
6. Revaluasi aset tetap adalah suatu penilaian kembali atas aset tetap yang
revaluasi tersebut.
8
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memakluminya karena saya masih dalam
tahap pembelajaran. Atas saran dan kritik yang bersifat membangun, saya ucapkan
terimakasih.
9
DAFTAR PUSTAKA
Salemba Empat.
PAJAK.COM
10