Menurut Freud
Agresi merupakan reaksi yang mendasar yang
akan muncul bila seseorang mengalami frustasi.
Frustasi timbul bila kegiatan sesorang untuk
mencari kesenangan atau menjauhi keadaan
yang tidak menyenangkan dihambat.
Eksperimen kelompok Yale
Dollard & Miller cs hendak melihat aspek2
kepribadian manusia seperti ekspresi, arousal,
dan pengendalian rasa marah.
Kesimpulannya:
1.Setiap kali mengalami frustasi, organisme
akan menunjukkan peningkatan
kecenderungan untuk bertingkah laku agresi.
2.Tingkah laku agresi selalu tampil sebagai
konsekuensi dari adanya frustasi.
Kesimpulan ini memunculkan banyak kritik:
1.Karl Menninger butir (2) dianggap terlalu
mengada2.
Contoh: orang yang jari kakinya terinjak bisa
marah, padahal itu bukan suatu keadaan
yang membuat frustasi.
2.Bila hambatan itu menimbulkan aktivitasaktivitas yang tidak relevan dengan yang
dibutuhkan untuk merampungkan tugas
semula, maka aktivitas yang tidak relevan
ini akan bertahan (distraksi)
Contoh: bila seorang manager memberikan
larangan untuk merokok pada para
pegawainya dengan cara sedemikian rupa
sehingga menimbulkan frustasi, maka
manager itu dapat meramalkan bahwa
produksi akan menurun karena mereka
akan menghabiskan waktu untuk mencari
jalan mengelakkan peraturan tsb.
Fishmen : 3 kelompok
- Kelompok I :bonus $2.00- menyelesaikan tugas
dengan baik -selesai- tidak diberi bonus
- Kelompok II: Janji = kelompok , tidak diberi
bonus diberi alasan masuk akal.
- Kelompok III : tidak diberi janji apa-apa.
Penjelasan yg tidak masuk akal tentang
penyebab frustasi, menyebabkan agresi yang
tinggi
Reaksi seseorang dalam situasi frustasi dalam
beberapa hal dipengaruhi EKSPEKTASI dan
KEYAKINAN tentang alasan2 dan faktor2 yang
menyebabkan kita berada dalam situasi tsb .
4. DISPLACEMENT
Eksperimen Thibaut dan Reicken status relatif
dalam stuktur sosial dapat berpengaruh
sangat kuat dalam mengekspresikan agresi.
Temuan Bettelheim & Janowitz
Bila orang marah, ia lebih menunjukkan agresi
tidak langsung dari pada langsung terhadap
penyebab frustasi akibat perasaan malu,
bersalah atau takut dibalas.
PARTIAL DISPLACEMENT
Meskipun bisa meredakan, mekanisme
displacement ini tidak bisa menghilangkan
kemarahan itu sama sekali. Partial displacement
dari affect misalnya terjadi pada tingkah laku
saling menjatuhkan, saling mengejek diantara
anggota kelompok.
Dalam contoh-contoh diatas tidak terjadi
displacement dari target agresi, tapi displacement
parsial dari afek, yaitu dari rasa marah yang
sebenarnya (bukan mencari kambing hitam)
f.