Anda di halaman 1dari 8

METODE PENELITIAN KUALITATIF: GROUNDED THEORY APPROACH

Pendahluan
Penelitian Grounded Theory (GT) adalah metode penelitian kualitatif yang menggunakan
sejumlah prosedur sistematis yang diarahkan untuk mengembangkan teori berorientasi
tindakan, interaksi, atau proses dengan berlandaskan data yang diperoleh dari kancah
penelitian. Metode penelitian ini masih tergolong baru dan pada awalnya digunakan
dalam sosiologi. amun metode ini berkembang pesat dan telah digunakan dalam
berbagai disiplin ilmu.
Latar Belakan GT
Penelitian GT dikembangkan pertama kali pada tahun !"#$an oleh dua sosiologis,
%arney Glaser and &nselm 'trauss berdasarkan penelitian yang mereka lakukan pada
pasien(pasien berpenyakit akut di )umah 'akit *ni+ersitas ,alifornia, 'an francisco.
,atatan(catatan dan metode penelitian yang digunakan dipublikasikan dan menarik minat
banyak orang untuk mempelajarinya. 'ebagai respon, Glaser dan 'trauss menerbitkan
The -isco+ery of Grounded Theory (!"#.), buku yang menjelaskan prosedur metode GT
secara terperinci. /ingga saat ini, buku ini diterima sebagai peletetak konsep(konsep
mendasar GT. -alam buku ini, Glaser dan 'trauss mengkritisi pendekatan(pendekatan
penelitian sosiologi yang menekankan +erifikasi dan pengujian teori(teori. Menurut
mereka, penelitian seharusnya memunculkan konsep(konsep (+ariabel) dan hipotesis
berdasarkan data(data nyata yang ada di lapangan0 'ebuah teori yang ditemukan selama
penjaringan data akan sangat sesuai dengan kumpulan data tadi. 1adi, teori yang dibangun
oleh GT sangat kontras dengan teori yang diturunkan secara deduktif dari grand theory,
tanpa bantuan data dan sering kali tidak pas dengan data manapun.
Penert!an GT
GT merupakan metodologi penelitian kualitatif yang berakar pada kontrukti+isme, atau
paradigma keilmuan yang mencoba mengkontruksi atau merekontruksi teori atas suatu
fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan pada data empirik. 2ontruksi atau rekontruksi
teori itu diperoleh melalui analisis induktif atas seperangkat data emik berbentuk korpus
yang diperoleh berdasarkan pengamatan lapangan. /al ini didukung %orgatti (!""$)
dengan menjelaskan bahwa frasa 3grounded theory3, nama yang diberikan kepada GT,
merujuk pada 4theory that is de+eloped inducti+ely from a corpus of data5. -ata(data
yang dianalisis merupakan emik karena data(data itu diperoleh berdasarkan penuturan,
tindakan, dan pengalaman para partisipan. -ata(data itu kemudian diidentifikasi, diberi
kode, dikategorikan, dan secara konstan dibandingkan satu dengan yang lain. 1ika analisis
dilakukan dengan baik, teori yang diperoleh akan sangat sesuai dengan fenomena yang
diteliti (atau dijadikan sebagai sumber data). -engan kata lain, ide pokok pendekatan GT
adalah analisis kualitatif data lapangan yang dilakukan dengan membaca seperangkat teks
(catatan lapangan, transkrip wawancara, atau dokumen(dokumen yang rele+an) secara
seksama (bila perlu berulang(ulang) untuk menemukan konsep(konsep atau kategori(
kategori dan hubungan antar konsep maupun kategori tersebut.
Teori yang dihasilkan melalui GT merupakan teori substantif, bukan teori formal. Teori
substansi adalah teori yang dibangun dari data berdasarkan wilayah substansi penelitian.
'edangkan teori formal menjangkau berbagai subtansi penelitian. Meskipun demikian,
penelitian GT bisa saja menghasilkan teori formal, tapi prosesnya dilakukan bertahap dan
membutuhkan analisis yang cermat. 1ika suatu teori telah berlaku secara +alid pada suatu
substansi, teori itu bisa dikembangkan pada substansi yang lebih luas atau substansi lain,
sampai menghasilkan teori formal.
Tujuan penelitian GT adalah merekonstruksi teori(teori yang digunakan untuk memahami
fenomena. /aig (!""6) mengatakan bahwa meskipun GT pada awalnya diterapkan dan
dikembangkan di bidang sosiologi, metode ini dapat dan telah digunakan dengan baik di
berbagai disiplin ilmu, seperti pendidikan, keperawatan, ilmu politik, dan psikologi.
2husus di bidang pendidikan, ,reswell (7$$80 9:7) mengatakan bahwa GT sangat sesuai
digunakan untuk meneliti proses pengembangan kemampuan menulis di kalangan siswa
atau proses pengembangan karir di kalangan wanita &merika(&frika dan 2aukasia yang
berprestatsi tinggi. GT juga sesuai digunakan untuk meneliti tindakan manusia, seperti
proses keikutsertaan para peserta yang mengikuti kelas(kelas pendidikan orang dewasa,
atau untuk meneliti interaksi antar indi+idu, seperti dukungan yang diberikan para pejabat
sebuah jurusan kepada para peneliti fakultas.
C!r!"C!r! Uta#a Penel!t!an Gr$unded The$r%
1. Pendekatan Proses
Meskipun para peneliti GT dapat mengarahkan studi mereka pada sebuah ide, seperti
keahlian menerjemahkan no+el atau kemahiran berpidato, mereka lebih mengarahkan
penelitian terhadap proses yang berhubungan dengan sebuah topik substantif. /al ini
dilandasi oleh kenyataan bahwa setiap fenomena sosial merupakan hasil proses tindakan
atau interaksi antar indi+idu. -alam penelitian GT, proses merujuk pada urutan tindakan(
tindakan dan interaksi antar manusia dan peristiwa ( peristiwa yang berhubungan dengan
sebuah topik.
2. Penyampelan Teoritik
'ebagaimana la;imnya dalam penelitian kualitatif, instrumen pengumpul data
penelitian GT adalah peneliti sendiri. -ata(data yang dikumpulkan dapat berbentuk
transkrip wawancara, percakapan, catatan wawancara, dokumen(dokumen publik, buku
harian dan jurnal responden, dan catatan reflektif peneliti (,harma;, dalam ,reswell,
7$$80 997) . Proses pengumpulan data itu dilaksaakan dengan mengunakan ada dua
metode secara simultan, yaitu obser+asi dan wawancara mendalam (depth inter+iew).
'eorang peneliti Grounded Theory selalu mempertanyakan 3Mengapa suatu kondisi
terjadi<3, 3&pa konsekwensi yang timbul dari suatu tindakan=reaksi<3, dan 3'eperti apa
tahap(tahap kondisi, tindakan=reaksi, dan konsekwensi itu berlangsung<5
-alam GT, masalah sampel penelitian tidak didasarkan pada jumlah populasi,
melainkan pada keterwakilan konsep dalam beragam bentuknya. Teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan cara penyampelan teoritik. -engan kata lain, penyampelan
teoritik merupakan pengambilan sampel yang dilakukan peneliti dengan cara memilih
data(data atau konsep(konsep yang terbukti berhubungan dengan dan mendukung secara
teoritik teori yang sedang disusun. Tujuannya adalah mengambil sampel
peristiwa=fenomena yang menunjukkan kategori, sifat, dan ukuran yang secara langsung
menjawab masalah penelitian.
Paparan ini mengungkapkan bahwa pada dasarnya yang di sampel dalam
penelitian GT bukan obyek formal penelitian (orang atau benda(benda), melainkan obyek
material yang berupa fenomena(fenomena yang sudah dikonsepkan. &kan tetapi, karena
fenomena itu melekat dengan subyek (orang atau benda), maka dengan sendirinya obyek
formal juga ikut disampel dalam peroses pengumpulan atau penggalian fenomena.
%erkenaan dengan proposisi terakhir, pada hakikatnya fenomena yang telah terpilih itulah
yang dicari atau digali oleh peneliti selama mengumpulkan data. 2arena fenomena itu
melekat dengan subyek yang diteliti, maka jumlah subyek pun terus bertambah sampai
tidak ditemukan lagi informasi baru yang diungkap oleh beberapa subyek yang terakhir.
>tulah sebabnya, penentuan sampel subyek dalam penelitian GT, seperti halnya penelitian
kualitatif pada umumnya, tidak dapat direncanakan dari awal. 'ubyek(subyek yang
diteliti secara berproses ditentukan di lapangan, kaetika pengumpulan data berlangsung.
,ara penyampelan inilah yang disebut dalam penelitian kualitatif sebagai snow bowl
sampling.
'esuai dengan tahap pengkodean dan analisis data, penyampelan dalam GT
diarahkan dengan logika dan tujuan dari tiga jenis dasar prosedur pengkodean. &da tiga
pola penyampelan teoritik, yang sekaligus menandai tiga tahapan kegiatan pengumpulan
data?
(a) Penyampelan terbuka bertujuan untuk menemukan data sebanyak mungkin sepanjang
berkenaan dengan rumusan masalah yang dibuat pada awal penelitian. 2arena pada tahap
awal itu peneliti belum yakin tentang konsep mana yang rele+an secara teoritik, maka
obyek pengamatan dan orang(orang yang diwawncarai juga masih belum dibatasi. -ata
yang terkumpul dari kegiatan pengumpulan data awal inilah kemudian dianalisis dengan
pengkodean terbuka.
(b) Penyampelan relasional dan +ariasional berfokus pada pengungkapan dan pembuktian
hubungan(hubungan antara kategori dengan kategori dan kategori dengan sub(
subkategorinya. Pada kedua penyampelan ini diupayakan untuk menemukan sebanyak
mungkin perbedaan tingkat ukuran di dalam data. /al pokok yang perlu pada penemuan
perbedaan tingkat ukuran tersebut adalah proses dan +ariasi. 1adi, inti utama
penyampelan di sini adalah memilih subyek, lokasi, atau dokumen yang memaksimalkan
peluang untuk memperoleh data yang berkaitan dengan +ariasi ukuran kategori dan data
yang bertalian dengan perubahan.
(c) Penyampelan pembeda berkaitan dengan kegiatan pengkodean terpilih. @leh karena
itu tujuan penyampelan pembeda adalah menetapkan subyek yang diduga dapat memberi
peluang bagi peneliti untuk membuktikan atau menguji hubungan antarkategori.
2egiatan pengumpulan data dalam penelitian GT berlangsung secara bertahap dan
dalam rentang waktu yang relatif lama. Proses pengambilan sampel juga berlangsung
secara terus menerus ketika kegiatan pengumpulan data. 1umlah sampel bisa terus
bertambah sejalan dengan pertambahan jumlah data yang dibutuhkan. 2etentuan umum
dalam GT adalah melakukan penyampelan hingga pemenuhan teoritik bagi setiap
kategori tercapai. Maksudnya, penyampelan dihentikan apabila? (a) tidak ada lagi data
baru yang rele+an, (b) penyusunan kategorinya telah terpenuhi? dan (c) hubungan
antarkategori sudah ditetapkan dan dibuktikan.
%erdasarkan paparan tentang prinsip penyampelan di atas, jelaslah bahwa pengambilan
kesimpulan dalam penelitian GT tidak didasarkan pada generalisasi, melainkan pada
spesifikasi. %ertolak dari pola penalaran ini, penelitian GT bermaksud untuk membuat
spesifikasi(spesifikasi terhadap (a) kondisi yang menjadi sebab munculnya fenomena, (b)
tindakan=interaksi yang merupakan respon terhadap kondisi itu, (c) serta konsekuensi(
konsekuensi yang timbul dari tindakan=i nteraksi itu. 1adi, rumusan teoritik sebagai hasil
akhir yang ditemukan dari jenis penelitian ini tidak menjustfikasi keberlakuannya untuk
semua populasi, seperti dalam penelitian kuantitatif, melainkan hanya untuk situasi atau
kondisi tersebut.
3. Analisis Data Perbandingan Konstan
-alam penelitian GT, peneliti terlibat dalam roses pengumpulan data, pengelompokan
data ke dalam kategori(kategori, pengumpulan data tambahan, dan pembandingan
informasi yang baru itu dengan kategori(kategori yang muncul. Proses pengembangan
kategori(kategori informasi yang berlangsung secara perlahan(lahan ini dinamai prosedur
perbandingan konstan (constant comparati+e procedure). Perbandingan konstan ini
merupakan prosedur analisis data induktif yang digunakan untuk memunculkan dan
menghubungkan kategori(kategori dengan cara membandingkan satu peristiwa dengan
peristiwa lainnya, satu peristiwa dengan satu kategori, dan satu kategori dengan kategori
lainnya.
4. Kategori Inti
-ari seluruh kategori utama yang diperoleh dari data, peneliti memilih satu kategori
sebagai inti fenomena dalam rangka merumuskan teori. 'etelah mengidentifikasi
beberapa kategori (misalnya, 8 hingga !$Atergantung pada besarnya database), peneliti
memilih satu kategori inti sebagai basis penulisan teori. %erikut ini adalah enam kriteria
untuk menentukan kategori inti ('trauss and ,orbin, dalam ,reswell, 7$$80 999).
(a) 2ategori tersebut harus merupakan sentral, dalam artian kategori(kategori utama
lainnya dapat dihbungkan padanya.
(b) 2ategori tersebut sering muncul dalam data, dengan pengertian bahwa dalam semua
kasus terdapat indikator(indikator yang merujuk pada kategori inti tersebut.
(c) Penjelasan(penjelasan yang menghubungkan kategori(kategori berfifat logis,
konsisten dan tidak dipaksakan.
(d) >stilah atau frasa yang digunakan untuk menjelaskan kategori inti harus abstrak.
(e) 'eiring dengan penyempurnaan konsep, teori berkembang dalam aspek kedalaman
dan kemampuan menjelaskan.
(f) Meskipun kondisi ber+ariasi, kategori inti masih mampu menjelaskan seara akurat.
Penjelasan di atas memperlihatkan bahwa memilih kategori inti terlalu awal adalah
sangat riskan. &kan tetapi, bila terlihat bahwa salah satu kategori mucul dengan frekuensi
tinggi dan terhubung dengan jelas pada kategori(kategori lain, kategori itu dapat dipilih
sebagai kategori inti.
5. Perumusan Teori
-alam penelitian GT, yang dimaksud dengan teori adalah penjelasan atau pemahaman
yang abstrak tentang suatu proses mengenai sebuah topik substantif yang didasarkan pada
data. Teori ini disusun oleh peneliti sewaktu mengidentifikasi kategori inti dan kategori(
kategori proses yang menjelaskannya. 2arena teori ini dilandaskan pada fenomena yang
spesifik, teori ini tidak dapat diaplikasikan digeneralisasikan secara meluas pada
fenomena lain.
6. Penulisan emo
-alam penelitian GT, memo merupakan catatan(catatan yang dibuat peneliti untuk
mengelaborasi ide(ide yang berhubungan dengan data dan kategori(kategori yang
dikodekan. -engan kata lain, memo merupakan catatan yang dibuat peneliti bagi dirinya
sendiri dalam rangka menyusun hipotesis tentang sebuah kategori, kususnya tentang
hubungan(hubungan antara kategori(kategori yang ditemukan.
Taha&an Pelak'anaan Penel!tan GT
Prosedur yang diuraikan di bawah ini merupakan tahapan desain sistematis, mengingat
langkah(langkahnya yang mudah diidentifikasi.
() Peru#u'an Ma'alah Penel!t!an
'ebagai penelitian berparadigma kualitatif, GT mengasumsikan bahwa di dalam
kehidupan sosial selalu ditemukan regulasi(regulasi yang relatif sudah terpola. Pola(pola
regulasi yang ditemukan melalui penelitian itulah yang dirumuskan menjadi teori.
&sumsi ini dipertegas dalam GT, dengan menyatakan bahwa? (a) semua konsep yang
berhubungan dengan fenomena belum dapat diidentifikasi? dan (b) hubungan antarkonsep
belum terpahami atau belum tersusun secara konseptual. )umusan masalah dalam GT
disusun secara bertahap. Pada tahap awalBsebelum pengumpulan data, dikemukan
rumusan masalah yang bersifat luas (tetapi tidak terlalu terbuka), yang kemudian nantiB
setelah data yang bersifat umum dikumpulkanArumusan masalahnya semakin
dipersempit dan lebih difokuskan sesuai dengan sifat data yang dikumpulkan. >ntinya
adalah, bahwa rumusan masalah dalam GT disusun lebih dari satu kali. )umusan masalah
yang diajukan pada tahap pertama dimaksudkan sebagai panduan dalam mengumpul
data, sedangkan rumusan masalah yang diajukan pada tahap berikutnya dimaksudkan
sebagai panduan untuk menyusun teori. Perumusan masalah yang disebut terakhir ini
inheren dengan perumusan hipotesis penelitian.
'eperti la;imnya pada setiap penelitian, rumusan masalah yang disusun pada tahap
awal adalah yang memiliki substansi yang jelas serta diformulasikan dalam bentuk
pertanyaan. ,iri rumusan masalah yang disarankan dalam GT adalah? (a) berorientasi
pada pengidentifikasian fenomena yang diteliti? (b) mengungkap secara tegas tentang
obyek (formal dan material) yang akan diteliti, serta (c) berorientasi pada proses dan
tindakan. 'ebagai sebuah penelitian kualitatif, penelitian GT tidak bermaksud untuk
menguji teori, dan bahkan tidak bertolak dari +ariabel(+ariabel yang direduksi dari suatu
teori. 'ungguh tidak rele+an jika penelitian dengan GT dimulai dengan teori atau +ariabel
yang telah ada, karena akan menghambat pengembangan rumusan teori baru. @leh sebab
itu, penelitian GT tidak perlu terlalu terpangaruh oleh literatur karena akan menutupi
kreati+itas dalam mengumpul, memahami dan menganalisis data. >nilah yang
dimaksudkan dalam pendekatan GT, bahwa sesungguhnya peneliti belum memiliki
pengetahuan tentang obyek yang diteliti, termasuk jenis data dan kategori(kategori yang
mungkin ditemukan.
-alam pendekatan GT, teori yang sudah ada harus diletakkan sesuai dengan maksud
penelitian yang dikerjakan, yaitu untuk menemukan teori dari dasar. amun, jika peneliti
menghadapi kesulitan dalam hal konsep ketika merumuskan masalah, membangun
kerangka berpikir, dan menyusun bahan wawancara, maka konsep(konsep yang
digunakan oleh teori terdahulu dapat dipinjam untuk sementara sampai ditemukan konsep
yang sebenarnya dari kancah.
Terdapat lima kemungkinan perlakuan peneliti terhadap teori yang sudah ada.
Pertama, jika penelitian dengan GT menemukan teori yang memiliki hubungan dengan
teori yang sudah dikenal, maka temuan baru itu merupakan sumbangan baru untuk
memperluas teori yang sudah ada. -emikian pula, jika ternyata teori yang ditemukan
identik dengan teori yang sudah ada, maka teori yang ada dapat dijadikan sebagai
pengabsahan dari temuan baru itu. 2edua, jika peneliti sudah menemukan kategori(
kategori dari data yang dikumpulkan, maka ia perlu memeriksa apakah sistem kategori
serupa telah ada sebelumnya. 1ika ya, maka peneliti perlu memahami tentang apa saja
yang dikatakan oleh peneliti lain tentang kategori tersebut, tetapi bukan untuk
mengikutinya. Penelitian yang bermaksud memperluas teori. 2etiga, jika penelitian
bermaksud untuk memperluas teori yang telah ada, maka penelitian dapat dimulai dari
teori tersebut dengan merujuk kerangka umum teori itu. -engan kata lain, kerangka
teoritik yang sudah ada bisa digunakan untuk menginterpretasi dan mendekati data.
amun demikian, penelitian yang sekarang harus dikembangkan secara tersendiri dan
terlepas dari teori sebelumnya. -engan demikian, penelitian dapat dengan bebas memilih
data yang dikumpulkan, sehingga memungkinkan teori awalnya dapat diubah, ditambah,
atau dimodifikasi. 2eempat, jika penelitian sekarang bertolak dari teori yang sudah ada,
maka teori tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyusun sejumlah pertanyaan atau
menjadi pedoman dalam pengamatan =wawancara untuk mengumpul data awal. 2elima,
jika temuan penelitian sekarang berbeda dari teori yang sudah ada, maka peneliti dapat
menjelaskan bagaimana dan mengapa temuannya berbeda dengan teori yang ada.
2. Pen!aringan Data
'eperti telah dijelaskan sebelumnya, data utama dalam penelitian GT digali dari
fenomena atau perilaku yang sedang berlangsung (life history) untuk melihat prosesnya
serta ditujukan untuk menangkap hal(hal yang bersifat kausalitas. 'ampel penelitian tidak
didasarkan pada jumlah populasi, melainkan pada keterwakilan konsep dalam beragam
bentuknya. Teknik yang digunakan adalah penyampelan teoritik, atau penyampelan yang
dilakukan dengan cara memilih data(data atau konsep(konsep yang terbukti berhubungan
dengan dan mendukung secara teoritik teori yang sedang disusun. Tujuannya adalah
mengambil sampel peristiwa=fenomena yang menunjukkan kategori, sifat, dan ukuran
yang secara langsung menjawab masalah penelitian.
3. Analisis Data
Pada dasarnya, kegiatan penjaringan dan analisis data dalam GT adalah proses yang
saling berkaitan erat, dan harus dilakukan secara bergantian (siklus), bahkan simultan.
2arena itu kegiatan analisis telah dikerjakan pada saat pengumpulan data sedang
berlangsung.
2egiatan analisis dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk pengodean (coding), yakni
proses penguraian data, pengonsepan, dan penyusunan kembali dengan cara baru. Tujuan
pengkodean dalam penelitian GT adalah untuk? (a) menyusun teori, (b) memberikan
ketepatan proses penelitian, (c) membantu peneliti mengatasi bias dan asumsi yang
keliru, dan (d) memberikan landasan, memberikan kepadatan makna, dan
mengembangkan kepekaan untuk menghasilkan teori.
Terdapat dua prosedur analisis dasar dalam proses pengodean, yaitu? (a) pembuatan
perbandingan secara terus(menerus (the constant comparati+e methode of analysis)? dan
(b) pengajuan pertanyaan. -alam konteks penelitian GT, hal(hal yang diperbandingkan
itu cukup beragam, yang intinya berada pada sekitar? (i) rele+ansi fenomena atau data
yang ditemukan dengan permasalahan pokok penelitian, dan (ii) posisi dari setiap
fenomena dilihat dari sifat(sifat atau ukurannya dalam suatu tingkatan garis kontinum.
&nalisis data itu sendiri, seperti telah dijelaskan sebelumnya, dilaksaakan dalam tiga
langkah0 pengodean terbuka (open coding), pengodean poros (aCial coding), dan
pengodean selektif (selecti+e coding). 'etelah menganalisis data, peneliti menyusun suatu
paradigma logis atau gambaran +isual dari teori yang diturunkan.
T!a Taha& Anal!'!' Data
(a) Pada tahap pertama, pengodean terbuka (open coding), peneliti membentuk kategori(
kategori awal informasi tentang fenomena yang diteliti dengan memilah(milah data
(diperoleh dari wawancara, obser+asi, maupun catatan(catatan dan memo) ke dalam
jenis(jenis yang rele+an. 1ika fenomena yang diteliti adalah proses penterjemahan no+el(
no+el klasik di sebuah penerbitan, misalnya, informasi yang diperoleh melalui
pengamatan tentang proses pemberian DjobD oleh penerbit kepada sekelompok
penterjemah dapat dikelompokkan kepada tahapan(tahapan pemberian kerja, pembuatan
perjanjian kerja, sistem pembayaran upah, dan hal lain yang berhubungan dengan proses
tersebut. 'edangkan informasi yang diperoleh melalui wawancara terhadap para
penterjemah dapat dipilah(pilah ke dalam kelompok pengalaman, keahlian, latar(
belakang pendidikan, usia, dan lain(lain. 2ategori(kategori yang telah ada bisa saja
berkembang sesuai dengan penambahan data yang diperoleh, dan pada saat yang sama,
sebagian atau seluruh kategori akan diperkaya dengan properties (sub(subkategori), yaitu
data yang berfungsi sebagai detil pendukung kategori yang ada.
(b) -i tahap kedua, pengodean poros (aCial coding), peneliti memilih salah satu dari
kategori yang ada dan memposisikannya sebagai inti fenomena yang sedang diteliti.
'eluruh kategori lainnya dihubungkan pada inti fenomena ini berdasarkan korelasi apa
adanya, seperti faktor(faktor penyebab (faktor(faktor yang memengaruhi inti), strategi
(tindakan yang diambil sebagai respon terhadap inti), kondisi yang memengaruhi dan
kontekstual (faktor(faktor situasional umum atau khusus yang memengaruhi strategi, dan
konsekuensi (dampak dari penggunaan strategi). Tahapan ini melibatkan pembuatan
sebuah diagram yang disebut pengkodean paradigma (coding paradigm), yang
menggambarkan kesalingterkaitan antara penyebab, strategi, kondisi yang memengaruhi
dan kontekstual, dan konsekuensi.
(c) -i tahap ketiga, pengodean selektif (selecti+e coding), peneliti menulis sebuah teori
dari kesalingterkaitan seluruh kategori dalam tahap aCial coding. Pada aras dasar, teori ini
merupakan penjelasan abstrak atas proses yang diteliti 1adi, pengodean selektif
merupakan proses penyatuan dan penyempurnaan teori melalui tahapan penulisan alur
cerita yang membuat seluruh kategori saling terkait dan memilih melaui memo pribadi
tentang ide(ide teoritis. -i sepanjang alur cerita, peneliti bisa saja mengamati bagaimana
faktor tertentu memengaruhi fenomena yang membuat digunakannya strategi tertentu
dengan dampak tertentu.
-ilihat dari jumlah akti+itas pengodean yang dilakukan, terlihat adanya pengurangan dari
tahap pengodean terbuka ke tahap penggolongan kategori(kategori, dan demikian halnya
dari tahap penggolongan kategori(kategori ke tahap pengodean poros. &kti+itas paling
minimal terdapat pada tahap penyusunan teori dari kategori(kategori yang sudah
dijenuhkan.
4. Penyusunan Teori
'eperti dijelaskan di atas, teori dalam GT disusun pada saat melaksanakan pengodean
selektif (selecti+e coding). Proses ini mencakup analisis atas kesalingterkaitan seluruh
kategori yang ditemukan. Perumusan teori juga bisa mencakup penyempurnaan
paradigma yang terdapat pada aCial coding dan menyajikannya sebagai sebuah model
atau teori bagi proses yang diteliti. Teori bisa disajikan sebagai proposisi(proposisi atau
sub(sub proposisi yang dapat digunakan sebagai ide(ide yang dapat diuji pada penelitian
lanjutan. Teori juga bisa dituliskan dalambentuk narasi yang menggambarkan
kesalingterkaitan seluruh kategori (,reswell, 7$$80 96$).
*) +al!da'! Te$r!
-alam GT, +alidasi teori merupakan bagian aktif dari proses penelitian. 'ebagai contoh,
sewaktu melakukan perbandingan konstan dalam tahap pengodean terbuka, peneliti
melakukan pemeriksaan silang keabsahan hubungan antara data dan kategori(kategori
yang muncul melalui proses triangulasi. Proses pemeriksaan data seperti itu juga
dilakukan pada tahapan pengodean poros. 'etelah teori dirumuskan, peneliti mem+alidasi
proses penyusunannya dengan membandingkannya dengan prosesBproses sejenis yang
ada di dalamkepustakaan. %ahkan penilai luar, seperti partisipan, juga bisa diminta untuk
memeriksa keabsahan teori maupun +aliditas dan kredibilitas data (,reswell, 7$$80 96$).
,) Penul!'an La&$ran Penel!t!an
'turuktur laporan penelitian GT sangat tergantung pada desain yang digunakan. 1ika
desain yang digunakan adalah pendekatan sistematik, laporan penelitian relatif mirip
dengan struktur laporan penelitian kuantitatif, yang mencakup bagian(bagian perumusan
masalah, metode penelitian, analisis dan diskusi, dan hasil penelitian. 1ika desain yang
digunakan adalah pendekatan EemergingE atau Ekonstrukti+isE, struktur laporan penelitian
bersifat fleksibel (,reswell, 7$$80 96$).
Ke'!#&ulan
-esain penelitian GT merupakan seperangkat prosedur yang digunakan untuk
menyusun sebuah teori yang menjelaskan sebuah proses mengenai sebuah topik
substantif. Penelitian GT cocok digunakan dalam rangka menjelaskan fenomena, proses
atau merumuskan teori yang umum tentang sebuah fenomena yang tidak bisa dijelaskan
dengan teori yang ada. Pada awalnya, penelitian GT diterapkan dan dikembangkan di
bidang sosiologi. amun saat ini GT juga banyak digunakan di berbagai disiplin ilmu,
seperti pendidikan, keperawatan, ilmu politik, dan psikologi.
Meskipun penelitian GT terdiri dari tiga bentuk desainAsistematik, EemergingE
dan Ekonstrukti+isEAsecara umum, metode ini memiliki enam karakteristik kunci.
Pertama, fokus penelitian diarahkan pada proses yang berhubungan dengan sebuah topik
substantif. 2edua, penjaringan data (yang dilakukan secara simultan denagn analisis data)
dilakukan dengan menggunakan penyampelan teoritis. 2etiga, analisis data dilakukan
dalam tiga tahapApengodean terbuka, pengodean poros, dan pengodean selektifAsambil
melaksanakan perbandingan konstan dan membuat pertanyaan tentang data(data yang
diperoleh. 2eempat, sewaktu menganalisis data untuk memunculkan kategori(kategori,
sebuah kategori inti diidentifikasi. 2eenam, kategori inti yang diidentifikasi kemudian
dikembangkan dan dirumuskan menjadi teori. 'elama melakukan penelitian, peneliti
membuat catatan(catatan (memo) untuk mengelaborasi ide(ide yang berhubungan dengan
data dan kategori(kategori yang dikodekan.
Prosedur pelaksanaan penelitian GT yang komprehensif sulit dilakukan
mengingat desain GT yang cukup beragam. Meskipun demikian, sebagai gambaran,
langkah(langkah penelitian desain sistematis, dapat diurutkan dalam enam langkah0
perumusan masalah, penjaringan data, analisis data, penyusunan teori, +alidasi teori, dan
penulisan laporan.

Anda mungkin juga menyukai