NIM : 530051633
BAHAN DISKUSI
Salah satu elemen dalam desain pekerjaan antara lain adalah variasi, dimana
dijelaskan bahwa kurangnya variasi pekerjaan bisa menyebabkan kebosanan, dan
selanjutnya kebosanan menimbulkan kelelahan yang akan mengakibatkan kesalahan
(terdapat dalam materi inisiasi Ppt Slide 11).
Pertanyaan :
JAWABAN:
DESAIN PEKERJAAN
Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau sekelompok karyawan
secara organisasional. Tujuannya untuk mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi
kebutuhan organisasi.
Menurut Eddy Herjanto pengertian desain pekerjaan adalah rincian tugas dan cara pelaksanaan
tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu
dilaksanakan, bagaimana tugas dikerjakan dan hasil apa yang diharapkan.
Ada tiga elemen dasar dalam desain pekerjaan yaitu sebagai berikut:
1. Elemen Organisasional
Elemen ini menyangkut masalah efisiensi yang artinya setiap pekerjaan harus
dirancang secara efisien sehingga memberikan hasil yang maksimal dari
pekerjaan yang dilakukan. Desain pekerjaan harus bisa memanfaatkan
sumber daya dan waktu dalam melakukan pekerjaan. Ada tiga hal yang harus
diperhatikan dalam elemen organisasional ini. Pertama adalah pendekatan
mekanistik, yaitu suatu cara kerja atau mekanisme kerja, Kedua adalah
masalah aliran kerja, yaitu masalah urutan pekerjaan dalam organisasi dan
Ketiga adalah praktek kerja, yaitu tentang bagaimana pelaksanaan pekerjaan.
2. Elemen Lingkungan
Desain pekerjaan harus memperhatikan elemen lingkungan sebab dari
lingkungan inilah sebuah organisasi bisa mendapatkan sumber dayanya.
Termasuk didalamnya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
memberikan kontribusi pekerjaan yang lebih baik bagi organisasi.
3. Elemen Keperilakuan
Untuk merancang desain pekerjaan juga harus mempertimbangkan elemen
keperilakuan yang merupakan sifat dasar dan karakter dari sumber daya
manusia. elemen keperilakuan yang perlu dipertimbangkan dalam desain pekerjaan,
yaitu:
a. Otonomi
Yang berarti mempunyai tanggung jawab atas apa yang dilakukan. Pekerjaan-
pekerjaan yang memberikan kepada para karyawan wewenang untuk mengambil
keputusan-keputusan, berarti menambah tanggung jawab, akan cenderung
meningkatkan perasaan dipercaya dan dihargai. Kurangnya otonomi akan
menyebabkan karyawan menjadi apatis atau menurun prestasi kerjanya.
b. Variasi
Bila pekerjaan-pekerjaan tidak mempunyai identitas, para karyawan tidak akan atau
kurang merasa bertanggung-jawab dan mungkin kurang bangga dengan hasil-hasilnya.
Ini berarti kontribusi mereka tidak tampak, sehingga kepuasan kerja bisa menurun.
d. Umpan Balik
Studi kasus I
Bahwa salah satu elemen dalam desain pekerjaan antara lain adalah variasi,
dimana dijelaskan bahwa kurangnya variasi pekerjaan bisa menyebabkan
kebosanan, dan selanjutnya kebosanan menimbulkan kelelahan yang akan
mengakibatkan kesalahan.
Menurut saya bahwa setiap manusia lahir dengan tingkat pengendalian emosi yang
berbeda-beda kurangnya sehingga apabila kurangnya variasi pekerjaan bisa menyebabkan
kebosanan terjadi pada karyawan yang melakukan pekerjaan yang sama secara terus-
menerus. Akibat dari rasa kebosanan tersebut antara lain karyawan menjadi kurang produktif
pada pekerjaannya, menjadi stres terhadap pekerjaannya.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku
(Robbins, 2007). Gejala fisiologis mengarah pada perubahan metabolisme, meningkatkan tekanan darah,
menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung sebagai akibat dari stres. Ditinjau dari
gejala psikologis, stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan
dapat menimbulkan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan, karena itulah “dampak psikologis
yang paling sederhana dan paling jelas” dari stres itu. Namun, stres muncul dalam keadaan psikologis
lain, misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan suka menunda-nunda
Desain spesialisasi pekerjaan di tempat kerja sering terlihat dimana seorang pekerja berfokus
pada satu tugas dan kemampuan spesifik selama keseluruhan shif kerja. Tugas sering berulang
sepanjang hari, karena spesialisasi pekerjaan memungkinkan pengembangan keahlian yang
signifikan dalam tugas tertentu, pembelajaran dan kecepatan produksi terjadi lebih cepat.
Pekerjaan tidak melibatkan proses yang kompleks, sehingga bisa diajari lebih cepat kepada
pekerja baru. Secara teori, pendekatan ini mengurangi biaya pengendalian kualitas dan
meningkatkan efisiensi produksi (Thibodaux, 2012). Selain itu Menurut Lestari (2016)
spesialisasi pekerjaan dapat dimodifikasi dengan cara:
a. Simplikasi pekerjaan
Ini berarti pekerjaan disederhanakan, tugas-tugas suatu pekerjaan bisa dibagi menjadi
dua, tugas yang tidak diperlukan diidentifikasi kembali dan dihapuskan.
b. Perluasan kerja
Referensi:
Yani. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.Mitra Wacana Media
Kurniawati. 2016. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Tanggerang Selatan :
Universitas Terbuka.
http://journal.unla.ac.id/index.php/almana/article/view/121
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jiab/article/download/8914/8664
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jmp/article/download/4270/3206/