Anda di halaman 1dari 12

3

NOTA KESEPAHAMAN

ANTARA

KEPOLISIAN DAERAH PAPUA BARAT

DENGAN

1. DINAS PENDIDIKAN PROVINSI PAPUA BARAT

2. DINAS KEPENDUDUKAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


PROVINSI PAPUA BARAT

3. DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


PROVINSI PAPUA BARAT

4. KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH


PROVINSI PAPUA BARAT

5. IKATAN DOKTER INDONESIA (IDI) PROVINSI PAPUA BARAT

6. HIMPUNAN PSIKOLOGI (HIMPSI) PAPUA

7. LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA


(LPP RRI) MANOKWARI

8. MAJELIS RAKYAT PAPUA BARAT (MRPB)

9. LEMBAGA PENELITIAN, PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN


BANTUAN HUKUM (LP3BH) MANOKWARI

NOMOR : / / 2017
NOMOR : NK / / I / 2017

TENTANG

PELAKSANAAN PENERIMAAN TERPADU ANGGOTA POLRI


(SIPSS, TARUNA AKPOL, BINTARA DAN TAMTAMA) T.A. 2017
DI LINGKUNGAN POLDA PAPUA BARAT

Pada hari ini Rabu Tanggal 18 bulan Januari tahun dua ribu tujuh belas (2017)
bertempat di Aula Rupatama Mapolda Papua Barat, kami yang bertanda tangan
dibawah ini :
2

1. KOMBES POL YOHANES RAGIL HS, Sik, M.Hum selaku Kepala Biro
Sumber Daya Manusia Polda Papua Barat, dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama Kepolisian Daerah Papua Barat, berkedudukan di Jalan
Pahlawan No. 1 Manokwari Papua Barat 98312, selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.

2. BERNARDA B. M. HENAN, SH selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi


Papua barat dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Dinas Pendidikan
Provinsi Papua Barat berkedudukan di Jalan Arfai Gunung Manokwari,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

3. Dra. PASCALIMA YAMLEA selaku Kepala Dinas Kependudukan Tenaga


Kerja dan Transmigrasi Provinsi Papua barat dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Dinas Kependudukan Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Papua Barat berkedudukan di Jalan Trikora Arfai II
Manokwari, selanjutnya disebut PIHAK KETIGA.

4. Drs. URBANUS RAHANGMETAN, M.Th selaku Kepala Kantor Wilayah


Kementerian Agama Provinsi Papua Barat dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua
Barat berkedudukan di Jl. SKMA Arfai II Manokwari, selanjutnya disebut
PIHAK KEEMPAT.

5. BAMBANG HERYAWAN SOESANTO, SH, MH selaku Kepala Dinas


Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua Barat,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua Barat, berkedudukan di
Jalan Trikora Arfai II Manokwari, selanjutnya disebut PIHAK KELIMA.

6. Dr. YODI KAIRUPAN, SpB selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Provinsi Papua Barat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua Barat, berkedudukan di RSUD
Manokwari Dept. Bedah Jalan Bhayangkara No. 1 Manokwari, selanjutnya
disebut PIHAK KEENAM.

7. YOSEFINA MARIKE WATOFA, M.Psi, Psikolog selaku Ketua Himpunan


Psikologi Papua, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Himpunan
Psikologi (Himpsi) Papua, berkedudukan di Program Pendidikan Dokter
Universitas Cendrawasih Jalan Raya Sentani Jayapura Papua, selanjutnya
disebut PIHAK KETUJUH.
3

8. H. RASMAN selaku Kepala Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik


Indonesia (LPP RRI) Manokwari, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Kepala Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
(LPP RRI) Manokwari, berkedudukan di  Jalan Merdeka, No. 68, Padarni
Manokwari selanjutnya disebut PIHAK KEDELAPAN.

9. ANIKE TH SABAMI, S.Sos selaku Wakil Ketua I Majelis Rakyat Papua


Barat (MRPB), dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Majelis Rakyat
Papua Barat (MRPB), berkedudukan di Jalan Trikora Wosi Taman Ria,
selanjutnya disebut PIHAK KESEMBILAN.

10. YAN CHRISTIAN WARINUSSY, SH selaku Direktur Eksekutif


Perempuan dan Anak Lembaga Penelitian, Pengkajian Dan
Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Lembaga Penelitian, Pengkajian Dan
Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, berkedudukan di
Jalan Gunung Salju No. 18 Fanindi Manokwari, selanjutnya disebut PIHAK
KESEPULUH.

11. Untuk selanjutnya penyebutan PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, PIHAK


KETIGA, PIHAK KEEMPAT, PIHAK KELIMA, PIHAK KEENAM, PIHAK
KETUJUH, PIHAK KEDELAPAN, PIHAK KESEMBILAN DAN PIHAK
KESEPULUH disebut PARA PIHAK.

12. PARA PIHAK bersepakat untuk melakukan kerja sama dalam pelaksanaan
penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol, Bintara dan Tamtama) T.A.
2017 dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Undang-Undang nomor 35 tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang nomor 1 tahun 2008 tentang
Perubahan atas Undang-Undang nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang;

b. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia;

c. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional;

d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-


Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan;

e. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi


Pemerintahan.
4

f. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2002 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia.

g. Peraturan Kapolri Nomor : 22/XI /2010 tanggal 28 November 2010 tentang


Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah.

h. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerimaan Tamtama Polri Nomor :


SOP/172/X/2013/SSDM tanggal 24 Oktober 2013.

i. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerimaan Sekolah Inspektur Polisi


Sumber Sarjana (SIPSS) Nomor : SOP/173/X/2013/SSDM tanggal 24
Oktober 2013.

j. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerimaan Brigadir Polri Nomor :


SOP/175/X/2013/SSDM tanggal 24 Oktober 2013.

k. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerimaan Taruna Akpol Nomor :


SOP/174/X/2013/SSDM tanggal 24 Oktober 2013.

l. Keputusan Kapolri Nomor : Kep/1290/XII/2016 tanggal 21 Desember


2016 tentang Program Pendidikan Polri T.A. 2017.

m. Surat Telegram Kapolri Nomor : ST/2517/XII/2014 tanggal 18 Desember


2014 tentang Sosialisasi dan Penerimaan Anggota Polri T.A. 2015 secara
terpadu.

BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1

a. Maksud Nota Kesepahaman ini adalah sebagai ikatan untuk meningkatkan kerja
sama antara PARA PIHAK selama pelaksanaan proses penerimaan terpadu
anggota Polri guna mewujudkan prinsip seleksi yang Bersih, Transparan,
Akuntabel dan Humanis di lingkungan Polda Papua Barat.

b. Tujuan Nota Kesepahaman ini adalah untuk meningkatkan dan memupuk


hubungan kelembagaan antara PARA PIHAK dalam penyelenggaraan
penerimaan terpadu anggota Polri untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia
Polri yang Profesional, Modern dan Terpercaya dalam melaksanakan tugas
sebagai Pelindung, Pengayom, Pelayan Masyarakat dan Penegak Hukum.
5

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2

a. Dalam batas-batas kemampuan tanpa mengurangi tugas pokoknya, para pihak


akan saling membantu dalam melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan
setiap tahapan pelaksanaan penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol,
Bintara dan Tamtama) dengan memanfaatkan Sumber Daya Manusia dan
fasilitas yang ada di lingkungan PARA PIHAK.

b. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan setiap tahapan pelaksanaan


penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol, Bintara dan Tamtama)
dibatasi pada wilayah hukum Polda Papua Barat.

c. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan penerimaan anggota Polri ini


meliputi : sosialisasi dan kampanye, pendaftaran, pemeriksaan administrasi,
pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan psikologi, uji akademik, uji kesamaptaan
jasmani dan pemeriksaan antropometri, penelusuran mental kepribadian pada
wilayah hukum Polda Papua Barat.

BAB III
PELAKSANAAN
Bagian Kesatu
Prinsip Pelaksanaan
Pasal 3

a. Bersih yaitu dilaksanakan secara ketat sehingga tidak ada celah untuk KKN bagi
siapapun.
b. Transparansi yaitu dilaksanakan secara jelas dan terbuka pada setiap tahapan
penerimaan.
c. Akuntabel yaitu pengawasan yang dilaksanakan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara vertikal maupun horizontal.
d. Humanis yaitu pelaksanaan penerimaan dilaksanakan dengan manusiawi.
e. Obyektif yaitu pengawasan yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan di
lapangan dengan laporan yang disampaikan.
f. Netral yaitu pengawasan yang dilakukan tidak memihak atau tidak mewakili
kepentingan tertentu dalam proses penerimaan.
g. Integratif yaitu pengawasan harus dilakukan secara terorganisir dengan
berkoordinasi kepada semua PIHAK yang terlibat.
h. Tegas yaitu pengawasan harus dilakukan dengan penuh ketegasan namun
tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Hak Asasi Manusia.
6

Bagian Kedua
Pelaksanaan Kegiatan
Pasal 4

a. Dalam melaksanakan berbagai tahapan penerimaan anggota Polri sebagaimana


dimaksud dalam pasal 2, PARA PIHAK bersedia memberikan bantuan dan
kerja sama antara lain:
1) PIHAK KEDUA bersedia memberikan bantuan sebagai berikut:
a) Melakukan pemeriksaan keabsahan ijazah untuk menghindari adanya
pemalsuan dan keaslian ijazah.
b) Melakukan tenaga bantuan pembuatan Bank Soal Akademik pada
tahapan penerimaan uji akademik serta melaksanakan kegiatan
pengawasan uji akademik pada penerimaan terpadu anggota Polri
(SIPSS, Akpol, Bintara dan Tamtama), namun tidak dilibatkan dalam
pengambilan keputusan kelulusan.

2) PIHAK KETIGA bersedia memberikan bantuan sebagai berikut:


a) Melakukan pemeriksaan keabsahan Kartu Tanda Penduduk (KTP),
Kartu Keluarga (KK), Akta Kelahiran dan Surat Keterangan Domisili
untuk menghindari adanya pemalsuan atau perubahan terhadap
keaslian Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran dan
Surat Keterangan Domisili.
b) Melaksanakan kegiatan pengawasan mekanisme pemeriksaan
administrasi pada penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol,
Bintara dan Tamtama), namun tidak dilibatkan dalam pengambilan
keputusan kelulusan.

3) PIHAK KEEMPAT bersedia memberikan tenaga ahli untuk melaksanakan


audit software (Aplikasi Pengolahan Nilai), komputer dan scanner yang
akan digunakan dalam pengolahan nilai pada tahapan pemeriksaan
psikologi, uji akademik, pemeriksaan kesehatan dan uji kesamaptaan
jasmani selama pelaksanaan penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS,
Akpol, Bintara dan Tamtama).

4) PIHAK KELIMA bersedia (Kementerian Agama)

5) PIHAK KEENAM bersedia memberikan bantuan sebagai berikut:


a) Memberikan tenaga asistensi sebagai tim pemeriksa kesehatan pada
tahapan pemeriksaan kesehatan dengan menyediakan dokter ahli di
bidang tertentu seperti konsultasi internis, radiologi, kejiwaan, mata,
gigi, THT, jantung dan kandungan.
7

b) Memberikan bantuan konsultasi apabila dokter Polri memerlukan


konsultasi masalah kesehatan dalam seleksi penerimaan anggota Polri.
c) Memberikan bantuan sarana dan prasarana apabila ditemukan kendala
pada tahap pemeriksaan kesehatan.
d) Melaksanakan kegiatan pengawasan pemeriksaan kesehatan pada
penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol, Bintara dan
Tamtama), namun tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan
kelulusan.

6) PIHAK KETUJUH bersedia (himpunan psikologi)

7) PIHAK KEDELAPAN bersedia memberikan bantuan dalam pelaksanaan


kampanye, sosialisasi, publikasi serta pemberitaan rangkaian kegiatan
penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol, Bintara dan Tamtama).

8) PIHAK KESEMBILAN bersedia memberikan bantuan sebagai berikut:


a) Memberikan tenaga bantuan pengawas eksternal pada pelaksanaan
penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol, Bintara dan
Tamtama).
b) Melakukan kerja sama di bidang pengawasan pada setiap rangkaian
tahapan penerimaan, tidak termasuk dalam penentuan kelulusan
penerimaan.
c) PIHAK KETUJUH berhak memperoleh informasi dan data berkenaan
dengan proses penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol,
Bintara dan Tamtama), meliputi :
(1) Administrasi dan data persyaratan pendaftaran;
(2) Administrasi pelaksanaan pemeriksaan administrasi, pemeriksaan
psikologi, uji akademik dan pemeriksaan kesehatan;
(3) Informasi hasil pemeriksaan administrasi, pemeriksaan psikologi,
uji akademik dan pemeriksaan kesehatan.
d) PIHAK KETUJUH berkewajiban memberikan masukan dan
pertimbangan yang obyektif, jujur dan adil kepada PIHAK PERTAMA.

9) PIHAK KESEPULUH bersedia memberikan bantuan sebagai berikut:


a) Memberikan tenaga bantuan pengawas eksternal pada pelaksanaan
penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol, Bintara dan
Tamtama).
b) Melakukan kerja sama di bidang pengawasan pada setiap rangkaian
tahapan penerimaan, tidak termasuk dalam penentuan kelulusan
penerimaan.
c) PIHAK KESEPULUH berhak memperoleh informasi dan data
berkenaan dengan proses penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS,
Akpol, Bintara dan Tamtama), meliputi:
8

(1) Administrasi dan data persyaratan pendaftaran;


(2) Administrasi pelaksanaan pemeriksaan administrasi, pemeriksaan
psikologi, uji akademik dan pemeriksaan kesehatan;
(3) Informasi hasil pemeriksaan administrasi, pemeriksaan psikologi,
uji akademik dan pemeriksaan kesehatan.
d) PIHAK KESEPULUH berkewajiban memberikan masukan dan
pertimbangan yang obyektif, jujur dan adil kepada PIHAK PERTAMA.

b. Apabila selama pelaksanaan PIHAK KEDUA, PIHAK KETIGA, PIHAK


KEEMPAT, PIHAK KELIMA, PIHAK KEENAM, PIHAK KETUJUH, PIHAK
KEDELAPAN, PIHAK KESEMBILAN DAN PIHAK KESEPULUH menemukan
penyimpangan di dalam proses penerimaan, agar pada kesempatan pertama
terlebih dahulu melaporkan dan berkoordinasi dengan PIHAK PERTAMA,
dalam hal ini adalah pengawas internal Polda Papua Barat.

c. PIHAK KEDUA, PIHAK KETIGA, PIHAK KEEMPAT, PIHAK KELIMA,


PIHAK KEENAM, PIHAK KETUJUH, PIHAK KEDELAPAN, PIHAK
KEDELAPAN, PIHAK KESEMBILAN DAN PIHAK KESEPULUH tidak
mencampuri dan tidak melakukan intervensi wewenang, tugas dan tanggung
jawab Panitia Daerah, dalam hal ini adalah PIHAK PERTAMA.

d. PARA PIHAK saling menjaga kerahasiaan informasi yang bersifat teknis


sebelum dimusyawarahkan oleh PARA PIHAK untuk diumumkan.

Bagian Ketiga
Tempat dan waktu Kegiatan
Pasal 5

a. Tempat pelaksanaan kegiatan penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol,


Bintara dan Tamtama) di lingkungan Polda Papua Barat ditentukan oleh PIHAK
PERTAMA.

b. Waktu Pelaksanaan kegiatan penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol,


Bintara dan Tamtama) mengacu pada jadwal yang telah ditetapkan oleh panitia
pusat (Panpus).
9

BAB IV
PEMBIAYAAN
Pasal 6

Dalam hal pembiayaan kegiatan penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol,
Bintara dan Tamtama) bersumber dari Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA)
Polda Papua Barat T.A. 2017.

BAB V
KETENTUAN LAIN
Bagian Kesatu
Jangka Waktu
Pasal 7

a. Nota Kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, terhitung
sejak tanggal ditandatanganinya dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan
berdasarkan evaluasi PARA PIHAK.

b. Apabila Nota Kesepahaman ini diperpanjang maka atas persetujuan PARA


PIHAK dilakukan koordinasi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum
berakhirnya masa berlaku Nota Kesepahaman ini.

c. Kesepakatan Bersama ini dapat diakhiri sebelum jangka waktu sebagaimana


pada ayat a, dengan ketentuan pihak yang mengakhiri memberitahukan
maksud tersebut secara tertulis kepada pihak lainnya paling lambat 3 (tiga)
bulan sebelum berakhirnya Nota Kesepahaman ini.

Bagian Kedua
Kewajiban dan Larangan
Pasal 8

a. PARA PIHAK saling menghormati dan membantu dalam melaksanakan


tugasnya dengan mentaati peraturan yang telah disepakati bersama serta
saling menciptakan situasi yang aman dan kondusif.

b. Apabila terjadi perbedaan pendapat dan permasalahan yang timbul antara


PARA PIHAK maka akan ditempuh melalui musyawarah untuk mufakat yang
diselesaikan secara bersama dan diputuskan oleh PIHAK PERTAMA.
10

Bagian Ketiga
Pasal 9
Perubahan (addendum)

Setiap perubahan dan Hal–hal lain yang belum diatur dan dianggap perlu dalam
Nota Kesepahaman ini, akan diatur kemudian dalam Kesepahaman Tambahan
(addendum) dengan musyawarah untuk mufakat oleh PARA PIHAK yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10

Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditanda tangani pada hari ini, tanggal bulan dan
tahun sebagaimana disebutkan pada awal Nota Kesepahaman ini, dalam rangkap 8
(delapan) asli, masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama setelah ditanda tangani PARA PIHAK.

Demikian Nota Kesepahaman ini dibuat dengan semangat kerja sama yang baik,
untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh PARA PIHAK.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

KARO SDM POLDA PAPUA BARAT KEPALA DINAS PENDIDIKAN


PROVINSI PAPUA BARAT

YOHANES RAGIL HS, Sik, M.Hum BERNARDA B. M. HENAN, SH


KOMBES POL NRP 70012117

PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT

KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN


TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
PROVINSI PAPUA BARAT PROVINSI PAPUA BARAT

Dra. PASCALIMA YAMLEA BAMBANG H. SOESANTO, SH, MH


11

PIHAK KELIMA PIHAK KEENAM

KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN KETUA IKATAN DOKTER INDONESIA


AGAMA PROVINSI PAPUA BARAT (IDI) PROVINSI PAPUA BARAT

Drs. URBANUS RAHANGMETAN, M.Th Dr. YODI KAIRUPAN, SpB

PIHAK KETUJUH PIHAK KEDELAPAN

KETUA HIMPUNAN PSIKOLOGI PAPUA KEPALA LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK


RADIO REPUBLIK INDONESIA
(LPP RRI) MANOKWARI

YOSEFINA MARIKE WATOFA, M.Psi, Psikolog H. RASMAN

PIHAK KESEMBILAN PIHAK KESEPULUH

a.n. KETUA MAJELIS RAKYAT PAPUA BARAT a.n KETUA LP3BH MANOKWARI
WAKIL KETUA I DIREKTUR EKSEKUTIF
PEREMPUAN DAN ANAK

ANIKE TH SABAMI, S.Sos YAN CHRISTIAN WARINUSSY, SH

MENGETAHUI
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH PAPUA BARAT

Drs. MARTUANI SORMIN, M.Si


BRIGADIR JENDERAL POLISI
12

Anda mungkin juga menyukai