Anda di halaman 1dari 7

NOTA KESEPAHAMAN

ANTARA

KEPOLISIAN DAERAH PAPUA BARAT

DENGAN

LEMBAGA PENELITIAN, PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN


BANTUAN HUKUM (LP3BH) MANOKWARI

Nomor : NK / 09 /I/2017
Nomor : / /I/2017

TENTANG

PELAKSANAAN PENERIMAAN TERPADU ANGGOTA POLRI


(SIPSS, AKPOL, BINTARA DAN TAMTAMA) T.A. 2017
DI LINGKUNGAN POLDA PAPUA BARAT

Pada hari ini Rabu tanggal 25 bulan Januari tahun Dua Ribu Tujuh Belas bertempat di
Aula Rupatama Polda Papua Barat, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. KOMBES POL YOHANES RAGIL HS, Sik, M.Hum selaku Kepala Biro Sumber
Daya Manusia Polda Papua Barat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Kepolisian Daerah Papua Barat, berkedudukan di Jalan Pahlawan No. 1
Manokwari Papua Barat 98312, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. YAN CHRISTIAN WARINUSSY, SH selaku Direktur Eksekutif Perempuan
dan Anak Lembaga Penelitian, Pengkajian Dan Pengembangan Bantuan
Hukum (LP3BH) Manokwari, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Lembaga Penelitian, Pengkajian Dan Pengembangan Bantuan Hukum
(LP3BH) Manokwari, berkedudukan di Jalan Gunung Salju No. 18 Fanindi
Manokwari, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut


PARA PIHAK menyatakan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bahwa PIHAK PERTAMA, merupakan alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri;
2

2. Bahwa PIHAK KEDUA, organisasi/lembaga sosial kemasyarakatan yang bertugas


mengontrol dan mengawasi setiap kebijakan yang diambil pemerintah;

Dengan memperhatian Peraturan Perundang-undangan sebagai berikut :


1. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
2. Undang-Undang nomor 35 tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang nomor 1 tahun 2008 tentang Perubahan atas
Undang-Undang nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi
Papua menjadi Undang-Undang;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;
4. Keputusan Kapolri Nomor : Kep/1290/XII/2016 tanggal 21 Desember 2016
tentang Program Pendidikan Polri T.A. 2017;
5. Peraturan Kapolri Nomor 13 tahun 2010 tentang Pengawasan Eksternal
Penerimaan Calon Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat mengadakan kerja sama
pada pengawasan penerimaan terpadu Polri (SIPSS, Akpol, Bintara dan Tamtama)
T.A. 2017 di Polda Papua Barat, dengan menyatakan beberapa hal sebagai berikut :

BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1

a. Maksud Nota Kesepahaman ini adalah sebagai ikatan untuk meningkatkan kerja
sama antara PARA PIHAK pada pengawasan penerimaan terpadu anggota Polri
(SIPSS, Akpol, Bintara dan Tamtama) T.A. 2017 guna mewujudkan prinsip
seleksi yang bersih, transparan, akuntabel dan humanis (BETAH) di lingkungan
Polda Papua Barat;

b. Tujuan Nota Kesepahaman ini adalah untuk meningkatkan dan memupuk


hubungan kelembagaan antara PARA PIHAK dalam penyelenggaraan
Penerimaan terpadu anggota Polri untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia
Polri yang Profesional, Modern dan Terpercaya dalam melaksanakan tugas
sebagai Pelindung, Pengayom, Pelayan Masyarakat dan Penegak Hukum.
3

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2

a. Dalam batas-batas kemampuan tanpa mengurangi tugas pokoknya PARA


PIHAK akan saling membantu dalam pengawasan pada penerimaan terpadu
anggota Polri (SIPSS, Akpol, Bintara dan Tamtama) T.A. 2017 Polda Papua
Barat dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan fasilitas yang ada di
lingkungan PARA PIHAK;

b. Pelaksanaan pengawasan pada penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS,


Akpol, Bintara dan Tamtama) T.A. 2017 dibatasi pada wilayah hukum Polda
Papua Barat;

c. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penerimaan terpadu anggota Polri


(SIPSS, Akpol, Bintara dan Tamtama) T.A. 2017 Polda Papua Barat dalam
bidang pengawasan.

BAB III
PELAKSANAAN
Bagian Kesatu
Prinsip Pelaksanaan
Pasal 3

a. Bersih yaitu dilaksanakan secara ketat sehingga tidak ada celah untuk KKN bagi
siapapun;
b. Transparansi yaitu dilaksanakan secara jelas dan terbuka pada setiap tahapan
penerimaan;
c. Akuntabel yaitu pengawasan yang dilaksanakan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara vertikal maupun horizontal;
d. Humanis yaitu pelaksanaan penerimaan dilaksanakan dengan manusiawi;
e. Obyektif yaitu pengawasan yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan di
lapangan dengan laporan yang disampaikan;
f. Netral yaitu pengawasan yang dilakukan tidak memihak atau tidak mewakili
kepentingan tertentu dalam proses penerimaan;
g. Integratif yaitu pengawasan harus dilakukan secara terorganisir dengan
berkoordinasi kepada semua PIHAK yang terlibat;
h. Tegas yaitu pengawasan harus dilakukan dengan penuh ketegasan namun tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai Hak Asasi Manusia.
4

Bagian Kedua
Pelaksanaan Kegiatan
Pasal 4

a. Dalam melaksanakan berbagai tahapan penerimaan anggota Polri sebagaimana


dimaksud dalam pasal 2, PIHAK KEDUA bersedia memberikan bantuan sebagai
berikut:
1) Memberikan tenaga bantuan pengawas eksternal pada pelaksanaan
penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol, Bintara dan Tamtama);
2) Melakukan kerja sama di bidang pengawasan pada setiap rangkaian
tahapan penerimaan, tidak termasuk dalam penentuan kelulusan
penerimaan;
3) PIHAK KEDUA berhak memperoleh informasi dan data berkenaan dengan
proses penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol, Bintara dan
Tamtama), meliputi :
(a) Administrasi dan data persyaratan pendaftaran;
(b) Administrasi pelaksanaan pemeriksaan administrasi, pemeriksaan
psikologi, uji akademik dan pemeriksaan kesehatan;
(c) Informasi hasil pemeriksaan administrasi, pemeriksaan psikologi, uji
akademik dan pemeriksaan kesehatan;
(d) PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan masukan dan pertimbangan
yang obyektif, jujur dan adil kepada PIHAK PERTAMA.
b. Apabila selama pelaksanaan PIHAK KEDUA menemukan penyimpangan di
dalam proses penerimaan, agar pada kesempatan pertama terlebih dahulu
melaporkan dan berkoordinasi dengan PIHAK PERTAMA, dalam hal ini adalah
pengawas internal Polda Papua Barat;
c. PIHAK KEDUA tidak mencampuri dan tidak melakukan intervensi wewenang,
tugas dan tanggung jawab Panitia Daerah, dalam hal ini adalah PIHAK
PERTAMA;
d. PARA PIHAK saling menjaga kerahasiaan informasi yang bersifat teknis
sebelum dimusyawarahkan oleh PARA PIHAK untuk diumumkan.
5

Bagian Ketiga
Tempat dan waktu Kegiatan
Pasal 5

a. Tempat pelaksanaan kegiatan penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol,


Bintara dan Tamtama) di lingkungan Polda Papua Barat ditentukan oleh PIHAK
PERTAMA;
b. Waktu Pelaksanaan kegiatan penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol,
Bintara dan Tamtama) mengacu pada jadwal yang telah ditetapkan oleh panitia
pusat (Panpus).

BAB IV
PEMBIAYAAN
Pasal 6

Dalam hal pembiayaan kegiatan penerimaan terpadu anggota Polri (SIPSS, Akpol,
Bintara dan Tamtama) bersumber dari Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA)
Polda Papua Barat T.A. 2017.

BAB V
KETENTUAN LAIN
Bagian Kesatu
Jangka Waktu
Pasal 7

a. Nota Kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, terhitung
sejak tanggal ditandatanganinya dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan
berdasarkan evaluasi PARA PIHAK;
b. Apabila Nota Kesepahaman ini diperpanjang maka atas persetujuan PARA
PIHAK dilakukan koordinasi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum
berakhirnya masa berlaku Nota Kesepahaman ini;
c. Kesepakatan Bersama ini dapat diakhiri sebelum jangka waktu sebagaimana
pada ayat a, dengan ketentuan pihak yang mengakhiri memberitahukan maksud
tersebut secara tertulis kepada pihak lainnya paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum berakhirnya Nota Kesepahaman ini.
6

Bagian Kedua
Kewajiban dan Larangan
Pasal 8

a. PARA PIHAK saling menghormati dan membantu dalam melaksanakan


tugasnya dengan mentaati peraturan yang telah disepakati bersama serta saling
menciptakan situasi yang aman dan kondusif;
b. Apabila terjadi perbedaan pendapat dan permasalahan yang timbul antara
PARA PIHAK maka akan ditempuh melalui musyawarah untuk mufakat yang
diselesaikan secara bersama dan diputuskan oleh PIHAK PERTAMA.

Bagian Ketiga
Pasal 9
Perubahan (addendum)

Setiap perubahan dan Hal–hal lain yang belum diatur dan dianggap perlu dalam Nota
Kesepahaman ini, akan diatur kemudian dalam Kesepahaman Tambahan
(addendum) dengan musyawarah untuk mufakat oleh PARA PIHAK yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10

Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditanda tangani pada hari ini, tanggal bulan dan
tahun sebagaimana disebutkan pada awal Nota Kesepahaman ini, dalam rangkap 2
(dua) asli, masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang
sama setelah ditanda tangani PARA PIHAK.
7

Demikian Nota Kesepahaman ini dibuat dengan semangat kerja sama yang baik,
untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh PARA PIHAK.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


KARO SDM POLDA PAPUA BARAT a.n KETUA LP3BH MANOKWARI
DIREKTUR EKSEKUTIF
PEREMPUAN DAN ANAK

YOHANES RAGIL HS, Sik, M.Hum YAN CHRISTIAN WARINUSSY, SH


KOMBES POL NRP 70012117

MENGETAHUI
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH PAPUA BARAT

Drs. MARTUANI SORMIN, M.Si


BRIGADIR JENDERAL POLISI

Anda mungkin juga menyukai