Anda di halaman 1dari 8

Cerpen Abal:::

KAREL PUNYA PACAR ?

Posted By: Adm_Ocha ( Akiyama O-Chan Michaelis )

Like + Comment Semoga Ketemu MS7 Aamiin

Ketika S7 berusaha mencari tahu siapa pacar Karel... Gaje bin abal. Mengecewakan. Dan banyak hal-hal
memuakkan lainnya di Cerpen ini...

Warning :: Gaje tingkat akut, abal stadium akhir dan yang pastinya sangat sulit dihilangkan… Miss Typos

Yah, jangan salahkan Admin jika Pembaca akan mengidap penyakit gagal hidup (?) setelah membaca Cerpen
ancur ini

---CEKIDOT---

Pacar? Karel? Punya~? Karel punya pacar?

Super7 Nista Series

"Karel Punya Pacar?"

Malam minggu di sebuah Rumah yang gak kayak Rumah, hiduplah sekelompok makhluk Gaje yang Cuma
ngadem di rumah setiap malam minggu. Maklum, gak ada yang Punya Pacar. Tapi, malam ini berbeda. Ketika
Jose sibuk ngelapin KacaMata-nya, ia dikejutkan oleh penampakan Karel yang udah rapi abis. Semua Anggota
Super7 yang ngeliat dia langsung pada melongo. Ajil sama Raza malah udah ileran. Bagas yang merasa ke-
kerenan-nya sudah HAMPIR dikalahkan, hanya menyipitkan matanya envy.

Malam ini Karel kelihatan lain banget, biasanya dia Cuma pake Kaos Doank. Tapi sekarang, Karel berdiri
dengan cool-nya dibalut oleh kaos merah pucat yang dilapisi pake jumper item. Bawahannya pakai celana
jeans item dan sepatunya supra merah metalik. *Admin nyengir-nyengir Gaje waktu ngebayangin-nya*

Dengan tampang Kece yang gak pernah hilang dari mukanya, Jose berkata terbata-bata "Ka—Rel? L-lu ma-u
ke-kemanaaa?" tanya-nya. Di sudut sana, Ayu yang lagi jalan langsung kepleset kulit duren terus jatuh guling-
guling (?).

"Gue?" tanya Karel sambil nunjuk idungnya Ajil (?) "Bukan urusan lo," tambahnya cuek sambil nyelonong
pergi.

"Yaelaah… Anak itu, gak tau sopan santun banget!" teriak Raza dengan sengaja tapi Karel yang di luar pura-
pura gak denger. Raza gak nyadar kalo dia sendirinya gak sopan.

"Tapi… kok Akang Karel rapi banget ya, ? Mau kemana, sih, ?" Tanya Bagas Heran.

"Kalo dilihat-lihat, Karel keren juga ya…" gumam (Nama Kamu) kelewat jujur. Mengakibatkan envy Bagas
makin tinggi. Dan api cemburu Bd mulai membara *Ciee… Sementara. Bagas langsung mencak-mencak
sendiri.
" (NK) ! Lu kok gak pernah bilangin gue keren, sih?" tuding Bagas sambil menunjuk hidung (NK). Dia gak
meduliin tatapan mematikan dari Bd.

"Lha? Kan lu emang gak pernah keren. Gue gak mau bohong ama orang," jawab (NK) enteng namun menusuk
jantung hati Bagas yang terdalam. *hadeeh,Admin kelewat lebaii*Setelah mendengar pernyataan (NK) tadi
Bagas langsung berlari dengan tertatih-tatih ke kamarnya sambil berderai air mata. *Nyinetron banget, sih!*

Anggota yang lain cuma pandang-pandangan terus angkat bahu setinggi-tingginya. Di kamarnya, Bagas sibuk
ngelihatin mukanya di cermin pemberian Mama-nya dua puluh tahun lalu. Dia mengamati wajahnya dan
memegangi keriputnya (?).

"Apa gara-gara keriput ini ya gue kalah keren dari Karel? Tapi perasaan keriput inilah daya tarik gue…" Bagas
asyik bermonolog dan ber-narsis ria. "Kalo gitu gue akan mencoba menghilangkan keriput ini! Semangat~!"
teriak Bagas menggelegar dan menyambar-nyambar (?) sambil mengepalkan tangannya ke udara.

Besoknya, S7 sudah berkumpul ketika Karel datang ke ruang tengah dengan wajah ngantuuk banget. "Loe tadi
malam pulang jam berapa, Rel ? Kok gue udah tidur lo belum pulang?" tanya Bryant.

"Aelaa… Lo kan tidurnya emang paling awal, dasar pele." Sahur, eh, sahut (NK) yang sudah gak kepincut lagi
sama Karel. Dikarenakan Bd sudah menggandakan khasiat peletnya menjadi tiga ratus kali lipat (?) .

"Gue pulang jam 4," ujar Karel dengan tampang kuyu, kayaknya dia kecapekan banget. Dia lalu duduk di sofa
sambil dipijitin Bagas si anak baek.

"Jam empat? gak capek tu?" tanya Raza dengan watados-nya. Nyata-nya dia liat karel sudah 5L begitu kok.
Lelah, letih, lesu, lemas, dan lunglai. Walhasil, Karel gak jawab pertanyaan gak mutu dari Sahabat-nya itu.

"Lu abis ngapain aja, sih?" tanya Bagas sedikit sengit. Karel gak jawab.

"Kalo malem minggu, berarti Akang Karel ngapelin cewek ya?" tanya Ajil yang otaknya lagi muter—karena dia
sedang jungkir balik, katanya biar otaknya muter beneran.

"Walaa… lu punya cewek, Rel?" Raza meremehkan, padahal dalam hati envy banget. Mendengar itu, Bagas
langsung berjengit. 'Karel punya cewek? Kok bisa, sih? Gue yang sekeren ini aja gak punya pacar…' batinnya
nista.

"Ngapain aja lu ama cewek lu sampe pulangnya pagi?" . Tanya Jose.

"Bukan urusan lo~" sahut Karel sambil beranjak dari sofa dan kembali ke kamarnya.

"Bidi…" ucapan Ajil terpotong oleh perkataan Jose.

"Mungkin si Ayu itu…" celetuk Jose.

" Mairah mungkin? Aisyah ? Liendha? Ainy ? Eka ? Ika ? Lia? ." Cewek Satu Kampung pun disebutkan oleh
Bryant.

"Eh…"
"Tapi kok pulangnya pagi, ya? Kira-kira ngapain aja, tuh?" Bd mulai memancing-mancing ikan di empang Pak
Haji Mahmud.

"Mungkin dia pacaran sama cewek yang rumahnya jauh, makanya dia pulang pagi." Raza memberikan alasan
yang sangat masuk akal.

" Teman-Teman…"

"Hm, kita selidiki yuk.! Gue penasaran banget nih!"

"WOY~!" teriak Ajil di samping kuping Bryant. yang secara refleks mencakar wajah Bd yang berada di
sebelahnya. Parahnya lagi kakinya ikutan latah sampai nendang Jose dan jempolnya masuk ke lobang
idungnya Jose yang—kok muat dimasukin jempolnya Bryant? Jose lalu terpental dan bergabung dengan Ikan
Lele segala macam di empang Pak Haji Mahmud (?) .

"Kenapa sih, autis? Gak teriak gak bisa apa?" sewot Bryant yang disambung umpatan dan makian dari Bd dan
Jose.

"Nama Ajil itu AJIL. A-JE-L-EL. Bukan autis. Lagian Kalian semua dari tadi gak ada yang dengerin Ajil, sih~"

"Emang Ajil mau ngomong apa?" tanya Raza dengan (Sok) bijak.

"Kemaren, Ajil liat Karel dapat surat…"

"Surat dari ceweknya?" tanya Bryant antusias. Ajil menganggukkan kepalanya ke kanan dan kiri
(baca:menggeleng).

"Terus dari siapa?"

"Dari Enggak Tau siapa!" jawab Ajil semangat sementara anggota super7 pada gubrakan semua.

"Isinya apa?"

"Ajil gak tau. Ajil kan anak baek jadi gak Ajil buka," ujar Ajil dengan bangga.

"Baek lo kagak berguna tauk!" sembur Raza mengakibatkan Ajil pundung seketika di pojokan.

Malamnya, Karel udah rapi lagi. Dia lewat di antara teman-temannya itu dengan tampang (sok) keren.
Kemudian dia bertanya dengan gaya (sok) cool. Enggak deng! Beneran keren en cool, kok!

"Kalian pada mau ikut, nggak? Gue mau ke festival Kembang Api Di monas, nih."

Semuanya hanya Terdiam Lugu.

Sedetik setelah Karel melangkah keluar dari Rumah, yang lainnya langsung grasa-grusu sendiri.

Akhirnya, ketujuh pahlawan kita ( Ditambah (NK) jadi 7 ) ini pun membuntuti Karel Yang Asik Jalan sambil
siul-siul. Karel yang denger suara-suara aneh di belakangnya mulai agak merinding, mana Jalanan buat ke ini
Ke monas Sepi, Pohon samping Trotoar rimbun banget. Alamat gelap banget kalo malam gini. Tiba-tiba Karel
berhenti dan mengamati sekeliling. Ketujuh pahlawan kemalaman itu pun segera bersembunyi di balik semak-
semak.

"Jil! Geser-geser dikit dong. Gue gak dapat tempat nih!." seru Bryant dengan suara pelan (?)

"Husst! Lu bedua bisa diem kagak sih?" sergah Raza yang juga kehempet sama Jose yang segede gentong air
di samping empang Haji Mahmud itu #Plaked .

"Kok berdua sih Za? Ajil kan gak ngomong apa-apa…" kata Ajil dengan mata berkaca-kaca karena gak terima
disalahkan atas kesalahan yang gak pernah dilakukannya.

"Yaudah, diem napa?" sambar Bd sambil nyikut Raza tapi malah kena hidungnya Jose.

"Bid! Kacamata gue melorot, nih!" ujarnya sambil Melototin Bd. Bd pura-pura gak liat.

"Lagian lu juga ngapain pake kacamata, sih? Ngerepotin aja! Gak bakal tambah Kece, kok!" hardik Raza
menusuk dan tak lama kemudian muka Raza udah penuh bekas cakaran dan bogeman. Karena semua
kegaduhan itu semak tempat mereka bersembunyi agak goyang. Karel yang ngeliat itu langsung merinding
disko. Sedetik kemudian, dia langsung ngacir tanpa suara. Hebat banget… ck ck ck…

Bd yang Ngeluarin Kepala Dari semak2 itu hanya geleng-geleng kepala sambil dzikiran melihat kelakuan
abnormal teman-temannya itu (?).

"WOY! TARGET SUDAH NGIBRIT TUH! JANGAN BERANTEM MULU NAPA!" teriak Bd segenap jiwa raganya.
Mereka yang lagi gila itu pun langsung menghentikan kegiatan nista mereka. Dan berlagak ala detektif lagi.

Singkatnya, mereka semua sudah sampai di Monas dan ngeliat Karel yang baru sampe gerbang udah dihadang
sama Seorang Cewek. Ketujuh Manusia yang lagi jadi (Sok) detektif sehari itu pun kasak-kusuk dan kipuh
sendiri.

"Jadi itu, pacarnya Karel? ." Bryant Asal Bicara.

"Um… Karel…" panggil Ainy sambil menggandeng (baca:menyeret) Karel ke bawah pohon yang di atasnya ada
para detektif kita lagi nangkring. Otomatis, mereka langsung gak gerak sama sekali. Ajil malah sampe gak
nafas.

"Kenapa, Ainy?" tanya Sasori dengan (sok) cool-nya. Kali ini emang beneran sok-nya.

"Anu… aku mau ngomong sesuatu…" lanjut Ainy sambil naut-nautin jarinya .
"Ngomong apa, sih?" tanya karel.

" Gue gak sanggup dengernya!" Bryant geleng-geleng sambil nutup kuping dengan gaya yang mendramatisir.

" Jangan ribut dong!"

"Husssttt!" hardik yang lainnya serempak.

"Aku—aku boleh gak…" Ainy berkata.


" Ainy!" tiba-tiba rombongan orang aneh sudah ada di dekat mereka ber-sembilan—kalau Karel menyadari
kehadiran teman-temannya itu. Ayu, Eka, Ika, Lia,Liendha, Aisyah dan Mairah sudah memelototi mereka—Ainy
tepatnya—sambil ngacungin golok. "Ternyata kau ada di sini…" timpal Mairah

"Eh, Karel. Aku nanti kembali…Itu ada fansku," ujar Ainy sambil nunjuk orang-orang yang sudah diliputi aura
hitam seorang psikopat. Karel cengo di tempat.

Tapi Ternyata bukan fansnya Ainy tapi…

"WOY! BAYAR UTANG LOE SAMA KITAA!" teriak mereka bareng ketika liat Ainy ngibrit. Ternyata, eh,
ternyata…

"Perkiraan gue tu cewek bukan mau ngajak Karel nge-date, deh!" ujar Bd yang dari tadi gak kebagian dialog.
Semuanya langsung mengangguk-angguk keras. "Tapi mau pinjem duit buat bayar utang!" tambah Bd lagi.
Semuanya ngangguk-ngangguk lagi dengan lebih keras. Menyebabkan pohonnya itu bergoyang keras.

Tapi dasar Karelnya yang Rada, *ditimpukSwag* bukannya curiga ngeliat pohon goyang-goyang gitu, dia
malah ngacir ketakutan.

Baiklah kita tinggalkan dulu ketujuh detektif. Karna kita udah tau Kalau Cewek tadi Bukan pacarnya (?).

keesokan Malamnya (?)


Lagi2 Karel Pergi Ke Luar rumah, Kali ini hanya 5 Orang saja Yang membuntutinya.

Sementara Raza dan bagas Lebih Memilih Dirumah..

"Za, entar kalo yang laen udah balik terus gue belom pulang. Bilang gue lagi pergi."

"Mau pergi kemana lo?" tanya Raza tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV.

"Mau ke Sidoarjo."

"Haa? Ngapain lo ke sana?" Raza nanya sambil nyembur. Kali ini ia bener-bener ngadep ke Bagas, jadi muka
Bagas yang tanpa cela itu pun terkena hujan salju dari Raza.

"Gue mau facial di salonnya Eka Ika. Gue gak mau kalah keren dari si Karel," Bagas jiplak agak (baca:tanpa)
malu.

"Oh…" Raza lalu melangkah perlahan ke arah kamarnya merasakan sedikit aura gak enak.

"Za, mau kemana lo?" tanya Bagas.

"Mau ke kamar, gue ngantuk banget, niih…" kata Raza sambil pura-pura nguap dengan mengangkat kedua
tangannya dan membuka mulutnya lebar-lebar. Hasilnya, semua tanaman Bryant dan Jeje—Ikan Hias
kesayangan (NK)—mati karena polusi udara. Serangga-serangga naas yang lagi terbang di deket Raza itu pun
ikut kesedot ke dalam mulutnya.

"Gue pinjem duit, dong!"


"Gak. Gue lagi gak punya duit," Raza memalingkan muka dari tatapan puppy eyes-nya Bagas. Karena gak
mempan pake puppy eyes.

"Yaudah. Nih!" Raza nyerah dan ngulurin dua lembar uang kertas bergambar mendiang Imam Bonjol kepada
Bagas, dan Bagas menerimanya dengan senang hati.

"Okke! Makasiih ya, Za!" Bagas melangkah pergi sambil kiss goodbye gitu sama Raza, bikin yang di kiss
merinding sendiri.

Bagas pun pergi ke Sidoarjo berbekal duit 10.000 rupiah. Karena menuruti prinsip hematnya Raza, Bagas pergi
ke Sidoarjo dengan naik kaki.

Kita kembali ke 5 orang yang buntuttin Karel…

Mereka ber5 sekarang lagi mencar di festival yang rame banget ini, takut dikira norak kalo jalan
berombongan.. Bryant berdua Ajil, Bd sendirian karena (NK) milih sama Jose .

(NK), dan Jose masih menjadi stalker setia Karel. Banyak banget cewek yang ngobrol sama Karel di sepanjang
festival ini tapi kayaknya bukan mereka deh, pacarnya Karel. Akhirnya, si Jose nyerah. Dia udah kecapekan
duluan.

"Malem, jeung~" sapa Bagas

"Malaaaaammm…" balas cewek yang namanya Ika.

"Saia mau facial nih, Mbak, buat ngilangin keriput ini. Supaya saya kelihatan keren gitu loh…" terang si Bagas.

"Oh, boleh… Mau yang paket berapa? Ada yang 150.000, 250.000, 500.000 atau 1.000.000?" tanya si Mbak.

"Emm… yang 10.000-an ada gak?" tanya Bagas dengan tampang watados. Membuat si Mbak kebingungan.
Tapi, berhubung si Mbak baik, diperbolehkan lah Bagas untuk menikmati facial 10.000-annya.

"Tunggu bentar ya… Saya ambilkan krim-nya dulu," si Mbak (Woy! Dia punya nama! Bukan si Mbak doang!)
maksudnya Ika lalu masuk ke ruangan boss-nya, Eka.

"Eka… Ada persediaan krim?" tanya Ika sopan.

"Ya ada lah, masak ya ada dong… Seveners aja sekolah, bukan sekodong…" jawab Eka cucok (?). "Yang
berapaan?" tanyanya lagi.

"Emm… sepuluh ribuan…" jawab si Mbak-eh, Ika ragu-ragu. Eka lalu menengok keluar dan melihat Bagas
sedang duduk sambil mesam-mesem najong melihat mukanya di cermin.

"Oh… Si Bagas? Tunggu, biar ku ambil dulu krimnya," Eka lalu keluar dan menuju kebelakang salon dan
mengambil sebaskom lumpur Sidoarjo. 'Biarin aja tu anak menderita… Kalau nyalon di sini gak pernah bayar
mahal!' batin Eka nista. Ia lalu memberikan 'krim anti keriput' itu ke Ika.

Singkatnya, Bagas sudah selesai di-facial oleh Ika. Walau menurut Bagas krim-nya agak kasar kayak sabun
colek. Tapi ia nurut aja, yang penting jadi ganteng, begitu pikirnya. Selesai facial, muka Bagas ditutupi cadar
oleh Ika.

"Gas, cadarnya jangan dibuka sebelum sampai Rumah. Terus kalau terasa panas, biarin aja, itu tandanya
krimnya sedang bekerja."

"Oke deh, Mbak… Aku pulang, ya… Bubbye…" lambai Bagas dari kejauhan.

'Bagas yang malang…' batin Ika miris.

Di tengah jalan, Bagas merasa mukanya panas dan gatel-gatel. Tapi ia pikir kalau itu berarti krim-nya
berfungsi. Jadi dia santai aja. Dengan PD, dia ngelewatin Monas yang lagi rame-ramenya. Dia ketemu Ainy,
Mairah, Lindha, Ayu, Aisyah dan lain-lain. Dia say hello aja, sementara yang disapa bukannya jawab malah
ngibrit. 'Dasar. Pasti mereka gak tau apa arti hello yang gue omongin tadi. Memang, gak ada yang pinter
bahasa Inggris' batin Bagas sok pinter.

Di tengah jalan, dia ketemu adeknya *lupanama*. Dia pun langsung berlari dengan slow motion ke arah sang
Adik sambil teriak "My Lovely ! I miss you!" tapi pas lagi asik-asiknya lari, Bagas kesandung semut dan jatuh
dengan elit-nya karena hidungnya nyampe duluan. Dengan kata lain, nyungsep. Semua orang yang lewat
menatap Bagas dengan pandangan yang sulit diartikan. Melihat Bagas melakukan hal yang memalukan itu,
Sang adik buru-buru membuang mukanya ke tempat sampah dengan tatapan 'gue-kagak-tau,-gue-kagak-
kenal-ama-orang-yang-baru-jatoh-itu'. Dia pun buru-buru ngacir meninggalkan Bagas pulang ke Rumah-nya
dengan keadaan mengenaskan.

Tidak jatuh dari tempat Bagas jauh… eh, maksudnya tidak jauh dari tempat Bagas jatuh…

(NK), bryant, Jose , Bd dan Ajil yang sudah setia akhirnya mendapati Karel mendatangi tempat gelap di sudut
festival yang jauh dari keramaian. Di sana sudah ada satu sosok yang menunggunya.

"Ternyata… Karel kalo pacaran di gelap-gelapan…" bisik (NK) ke Ajil.

"Emang gak boleh ya,?"

"Ya iya dong, Jil."

"Oh…" Ajil Cuma manggut-manggut.

Dan ternyata sosok yang menunggu Karel tadi, yang dicurigai para detektif sebagai pacar , ternyata…
ternyata… ternyata adalah… adalah… KAK YODHI. THEA~! Mereka ngomong sesuatu yang gak bisa didengar
sama (NK) cs. Tiba-tiba, Karel berlutut sambil memegang tangan Kak yodhi sambil pasang tampang memelas.
Karena gak tahan liat adegan memualkan itu, mereka memutuskan untuk pulang.

Sesampainya, di markas, mereka ber5 udah ketemu Bagas yang lagi mewek dan Raza yang lagi makan mie
goreng. Waktu mereka datang, Raza sama sekali gak mau noleh. Dan ketika Bagas noleh, semuanya pingsan
seketika. Bukan, bukan karena muka Bagas jadi ungu, terus bentol-bentol gitu, bukan! Tapi karena mukanya
langsung berubah mirip Pak Haji Mahmud! Si juragan empang RT sebelah. Terlalu manjur tu lumpur Sidoarjo.

Gak lama, Karel datang dengan baju robek separo, sepatu ilang satu, rambut acakadul, muka layu. Tiba-tiba
dia mencak-mencak sendiri. "Sialan tu kak yodhi! Tega banget dia ngelakuin ini ke gue!" jeritnya frustrasi.
"Ngelakuin pa, rel?"

"Loe lihat sendiri, dong! Ternyata dia cuma manfaatin gue aja!"

"Kenapa sih, Rel?" tanya (NK) perhatian yang membuat Bd langsung menggeram.

"Kalau Ajil lihat, Karel pasti gak dapat perannya, ya?" tanya Ajil disambut anggukan lesu Karel.

"Ajil! Kok lo tahu sih?"

"Iya, Karel itu lagi ikutan audisi buat mewujudkan impiannya jadi bintang Film sama Om yodhi. Tapi, kayaknya
Karel gak kepilih jadi peran utama, deh!" terang Ajil.

"Kok Ajil gak kasih tau waktu kita tanya isi suratnya?"

"Ajil emang gak tau isi suratnya~ tapi Ajil dikasih tahu langsung sama Akang Karel.." jawab Ajil dengan nada
innocent dan tampang… erm… gak kelihatan, sih!

"AJIILLL~~~!"

------

*ngelirik ke atas* Haduuuh! Kenapa jadinya abal begini? Endingnya gaje, pula! Ini pasti dikarenakan adeknya
admin dan teman-temannya pada ribut di deket admin, nih! *nyari kambing hitam*

Hehe… maap ya. Kalo gajenya keterlaluan…

Special thanks to :

Pak Haji Mahmud (yang admin sendiri sebenernya gak kenal)

Yang bersedia meminjamkan empang-nya untuk latar cerita an

Ngetiknya dari magrib ampe barusan baru selesai

Maaf kalau lama


Typo jelek gak suka dll

Adm1_Ocha
Akiyama O-Chan Michaelis

Anda mungkin juga menyukai