Anda di halaman 1dari 8

Tujuan Bab 2

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan investigasi ilmiah, memberikan contoh


investigasi ilmiah dan non ilmiah.
Jawab :
Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah demi
langkah yang logis, teroganisasi, dan teliti untuk mengidentifikasi masalah,
mengumpulkan data dan menganalisisnya, dan menarik kesimpulan yang valid dari hal
tersebut. Dengan demikian penelitian ilmiah tidak dasarkan pada firasat, pengalaman, dan
intuisi (meskipun hal tersebut memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan
akhir), tetapi penelitian ilmiah dilakukan dengan tujuan yang jelas dan teliti, karena
dilakukan dengan teliti, penelitian ilmiah memungkinkan mereka yang tertarik untuk
meneliti dan mengetahui tentang persoalan yang sama atau serupa guna mendapatkan
temuan mereka dengan akurat dan yakin. Hal tersebut membantu berbagai organisasi lain
untuk menerapkan solusi tersebut ketika mereka menghadapi masalah serupa. Investigasi
ilmiah (scientific investigation ) cenderung lebih objektif daripada subjektif dan
membantu manajer untuk menyoroti factor yang paling penting di tempat kerja yang
memerlukan perhatian khusus untuk meghindari, memperkecil, atau menyelesaikan
masalah. Investigasi ilmiah dan pengambilan keputusan manajerial merupakan aspek-
aspek integral dari pemecahan masalah yang efektif. Istilah penelitian ilmiah diterapkan
pada penelitian dasar dan penelitian terapan.

2. Menjelaskan delapan ciri-ciri ilmiah.


Jawab:
Ciri dan karakteristik utama penelitian ilmiah sebagai berikut :
1) Tujuan yang jelas
Manajer memulai penelitian dengan sasaran atau tujuan yang jelas.
Contohnya : Fokusnya adalah meningkatkan komitmen karyawan terhadap
organisasi, Karena hal tersebut akan memiliki banyak manfaat. Peningkatan
komitmen karyawan akan terwujud dalam berkurangnya pergantian absensi dan
meningkatkan level kinerja yang semuanya tentu akan menguntungkan organisasi.
Dengan demikian, penelitian tersebut mempunyai focus tujuan yang jelas
2) Teliti
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang lengkap akan menambah ketelitian
(rigor) studi dengan tujuan yang jelas. Ketelitian mengandung arti kehati-hatian
kecermatan, dan tingkat ketepatan dalam investigasi penelitian. Penelitian yang teliti
memerlukan dasar teori yang baik dan dan metodologi yang dipikirkan dengan baik.
Factor-faktor tersebut membuat peneliti dapat mengumpulkan jenis infomasi yang
benar dan sampel yang tepat dengan tingkat bias minimum dan mempermudah
analisis yang sesuai dari data yang dikumpulkan.
3) Dapat diuji
Ciri dapat diuji adalah kualitas yang berhubungan dengan hipotesis studi. Hipotesis
adalah pernyataan sementara dan dapat diuji yang memprediksikan apa yang ingin
anda temukan dalam data empiris. Hipotesis berasal dari teori yang didasarkan pada
keyakinan logis dari peneliti dan panelitian sebelumnya
Hipotesis ilmiah harus dapat diuji, tidak semua hipotesis dapat diuji. Hipotesis yang
tidak dapat diuji sering kali adalah penyataan yang tidak jelas, atau penyataan yang
menyampaikan sesuatu yang tidak dapat diuji dengan eksperimen.
Penelitian ilmiah dianggap sebagai cara untuk menguji hipotesis yang disusun secara
logis dan melihat apakah data mendukung perkiraan yang matang atau hipotesis yang
dibuat setelah studi yang mendalam terhadap situasi masalah.

4) Dapat ditiru.
Pengulangan dapat dilakukan berdasarkan deskripsi terperinci dari rincian desain
studi, seperti metode pengambilan sampel dan metode pengumpulan data yang
digunakan. Informasi tersebut menciptakan kemungkinan pengulangan penelitian.
Sifat penelitian yang dapat diulang adalah ketika pengulangan studi dapat dilakukan
berdasarkan provisi rincian desain studi dalam laporan penelitian.

5) Tepat dan yakin


Ketepatan mengacu pada kdakatan temuan dengan “realitas” berdasarkan sampel.
Dengan kata lain, ketepatan mencerminkan tingkat keakuratan dan kebenaran hasil
berdasarkan sampel, terkait dengan apa yang benar-benar ada di alam semesta.
Keyakinan (confidence) menagcu pada probabilitas bahwa estimasi kita tepat. Karena
itu, teliti saja tidaklah cukup, tetapi juga penting bahwa kita dapat dengan yakin
menegaskan bahwa hasil kita 95% benar dan kemungkinan salah hanya 5% hal ini
disebut sebagai tigkat keyakinan.

6) Objektivitas
Semakin objektif interpretasi data semakin ilmiah investigasi penelitian. Meskipun
manajer ataupun pemilik mungkin memulai dengan beberapa keyakinan dan nilai
subjektif awal, interpretasi maka mereka terhadap data harus bebas dari nilai dan bias
pribadi. Jika manajer ingin melakukn penelitian sendiri, mereka harus sangat peka
terhadap aspek tersebut.

7) Dapat digeneralisasi
Dapat digeneralisasikan (generability) mengacu pada cakupan penerapan temuan
penelitian dalam satu konteks organisasi ke konteks oganisasi lainnya. Tidak dapat
dipungkiri lagi, semakin luas jangkauan penerapan solusi ang dihasilkan oeh
penelitian, semakin berguna penelitian tersebut bagi para pengguna.
Untuk generalisasi yang lebih luas, desain pengambilan sampel penelitian harus
disusun secara logis dan sejumlah rincian lain dalam metode pengumpulan data perlu
diikuti secara cermat.

8) Hemat
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang muncul, dan dalam
menghasilkan solusi untuk permasalahan , selalu lebh dipilih untuk kerangka
penelitian yang kompleks yang meliputi sejumlah factor yang tidak dapat
dikendalikan. Misalnya, bbila dua atau tiga variable tertentu dalam situasi kerja
teridentifikasi bahwa jika diubah akan mengkatkan 45% komitmen organisasi
karyawan, hal tersebut akan lebi berguna dan berharga bagi manajer dibandingkan
dengan rekomendasibahwa ia harus mengubah 1 variabel yang berbeda untuk
meningkatkan 48% komitmen organisasi. Jumlah variabelyang tidak dapat
dikendalikan semacam itu mungkin seluruhnya akan berada diluar kendali manajer
untuk diubah. Oleh karena itu, alih-alih model yang panjang lebar dan tidak praktis,
berhasil mendapatkan model solusi masalah yang berarti dan hemat menjadi
persoalan penting dalam penelitian.

3. Menjelaskan hambatan penelitian ilmiah.


Jawab:
Dalam bidang manajemen dan perilaku, tidak selalu memungkinkan untuk melukukan
investigasi yang 100% ilmiah karena hasil yang diperoleh tidak akan eksak (pasti) dan
bebas kesalahan. Hambatan meliputi:
1) Kesulitan pengumpulan data dan pengukuran data subyektif seperti perasaan, emosi,
sikap, dan persepsi
2) Kesulitan cara mendapatkan sampel yang mewakili, yang membatasi generalisasi
temuan.
4. Menguraikan tujuh langkah metode hipotesis-deduktif menggunakan contoh anda sendiri.
Jawab:
1) Mengidentifikasi bidang masalah yang luas
Penurunan penjualan, gangguan produksi yan sering terjadi, hasil akuntansi yang
salah, investasi dengan sedikit hasil, ketidakterkatikan karyawan terhadap pekerjaan
mereka, costumer switching (beralihnya konsumen) dan semacamnya, dapat dengan
mudah menarik perhatian manajer dan menyebabkan proyek penelitian
2) Menentukan rumusan masalah
Penelitian ilmiah dimulai dengan maksud dan tujuan yang jelas. Untuk menemukan
solusi masalah yang teridentifikasi, rumusan masalah yan meliputi tujuan umum dan
pertanyaan penelitian harus dibuat. Mengumpulkan informasi awal terkait faktor-
faktor yang mungkin berhubungan dengan masalah akan membantu kita untuk
mempersempit bidang masalah yang luas dan menentukan rumusan masalah.
3) Membuat hipotesis
Hipotesis ilmiah harus memenuhi dua syarat. Kriteria pertama adalah bahwa hipotesis
harus dapat duji. Kedua adalah menjadi salah satu prinsip utama dari metode
hipotesis-deduktif bahwa hipotesis harus dapat dibuktikan
4) Menentukan ukuran
Kecuali variable dalam kerangka teoritis diukur dengan cara tertentu. Kita tidak akan
pernah dapat menguji hipotesis. Untuk menguji hipotesis bahwa karyawan yang tidak
tanggap memengaruhi costumer switching ,kita perlu membuktikan ketanggapan dan
costumer switching
5) Pengumpulan data
Setelah menentukan cara untuk mengukur variabel , kita perlu mendapatkan data
yang berkaitan dengan setiap variable dalam hipotesis. Data tersebut kemudian
membentuk dasar untuk analisis data. Pengumpulan data secara luas.
6) Analisis data
Dalam tahap analisis, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistic untuk melihat
apakah hipotesis yang dibuat mendukung. Sebagai contoh, untuk melihat apakah
ketidatanggapan karyawan meemngaruhi costumer switching, kita dapat melakukan
analisis korelasional untuk menentukan hubungan antara variabel-variabel tersebut.
7) Interpretasi data
Menentukan apakah hipotesis mendukung atau tidak dengan menginterpretasikan arti
dari analisis data hipotesis yang tidak terbukti membuat kita dapat memperbaiki teori
dengan memikirkan, mengapahi potesis tersebut tidak terbukti. Kemudian kita dapat
menguji teori yang sudah diperbaiki tersebut pada penelitian di masa mendatang.

5. Menjelaskan proses induksi dan deduksi.


Metode hipotesis-deduksi meliputi tujuh langkah mengidentifikasi bidang masalah yang
luas, menentukan rumusan masalah, menyusun hipotesis, menentuka ukuran,
pengumpulan data, analisis dta dan menginterpretasika hasilnya. Penalaran deduktif
adalah elemen penting dalam metode hipotesis-deduktif. Dalm penalaran deduktif kita
mulai dengan teori umum, kemudian menggunakan teori tersebut untuk kasus spesifik
Pengujian hipotesis bersifat induktif karena kita menguji apakah ada teori umum
(misalnya, teori bahwa “ kepuasan pelanggan didasarkan pada dimensi kualitas pelayanan
dari tanggapan karyawan, reliabilitas, kepastian, nyata, empati) yang mampu menjelaskan
masalah tertentu masalah yang menyebabkan proyek penelitian (misalnya keluhan terkait
kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kita). Sehingga, teori kualitas
pelayanan digunakan untuk membuat prediksi terkait hubungan antara variable tertentu
dalam kondisi spesifik kita (misalnya, terdapat hubungan positif antara karyawan yang
tanggap dan kepuasan pelanggan kita).
6. Menjelaskan secara singkat mengapa penelitian dalam bidang perilaku organisasi dan
manajemen tidak selalu bersifat ilmiah.
Dalam bidang manajemen dan perilaku, tidak selalu memungkinkan untuk melakukan
investigasi yang 100% ilmiah, dalam arti bahwa, tidak seperti dalam ilmu pasti, hasil yag
diperoleh tidak akan eksak (pasti) dan bebas-kesalahan. Hal ini terutama karena kesulitan
yang dihadapi dalam pengukuran dan pengumpulan data pada area subjektif seperti
perasaan. Emosi, sikap, dan persepsi. Persoalan- persoalan tersebut muncul kapanpun kita
berusaha untuk mengukur situasi yang abstrak dan subjektif. Kesulitan yang juga
mungkin dihadapi dalam mendapatkan sampel yang mewakili, yang membatasi
generalisasi temuan. Dengan demikian, tidak selalu memungkinkan untuk sepenuhnya
memenuhi semua ciri ilmiah. Sifat dapat diperbandingkan, konsistensi, dan generalisasi
yang luas sering kali sulit dicapai dalam penelitian. Tetap saja, pada tingkat bahwa
penelitian didesain untuk memastikan kejelasn tujuan ketelitian, dan kemungkinan dapat
diuji secara maksimal, dapat diulang, dapat digeneralisasi, objektivitas, hemat dan
ketepatan dan keyakinan kita harus berusaha keras untuk melibatkan investigasi ilmiah.

7. Menguraikan perspekif alternative pada apa yang membuat penelitian bagus.


Perspektif yang paling penting untuk penelitian sementara dalam bisnis:
1) Positivisme (positivism)
2) Constructionism
3) Realism kritis (critical realism)
4) Pragmatism (pragmation)

8. Menjelaskan paham positif konstruksi realisme kritis dan pragmatism


1) Positivisme (positivism)
Dalam pandangan positivisme dunia berjalan dengan hukum sebab-akibat yang dapat
kita pahami jika kita menggunakan pendekatan ilmiah untuk penelitian. Para
positivisme memerhatikan ketelitian dan sifat dapat diulang dari penelitian mereka.
Mereka menggunakan penalaran deduktif untuk menyatakan teori yang dapat mereka
uji dengan metode desain penelitian tetap yag ditentukan sebelumnya dan ukuran
yang objektif
2) Constructionism
Constructionism menekankan bagaimana orang-orang membangun pengetahuan;
constructionism mempelajari alas an orang-orang berikan untuk permasalahan dan
topic, serta bagaimana orang-oran mendapatkan alas an tersebut. Constructionism
secara khusus tertarik pada bagaimana pandangan dunia dari orang –orang yang
berasal dari interaksi dengan orang lain dan konteks yang terjadi. Metode penelitian
dari peneliti constructionism sering kali bersifat kualitatif . kelompok focus dan
wawancara tidak terstruktur membuat mereka mengumpulkan banyak data,
berorientasi pada keunikan duia kontekstual yang sedang diteliti. Constructionism
sering kali lebih memperhatikan pemahaman kasus tertentu dibandingkan generalisasi
temuan mereka. Hal ini dapat dipahami dari sudut pandang constructionism, tidak ada
realitas objektif untuk digeneralisasi.
3) Realism kritis (critical realism)
Realism kritis adalah kombinasi keyakinan terhadap realitas eksternal (kebenaran
objektif) deng penolakan terhadap klaim bahwa realitas eksternal tersebut dapat
diukur secara objektif, observatif (terutama bervasi terhadap fenomena yang dapat
kita amati dan ukur secara langsung seperti; kepuasan, motivasi dan budaya)akan
selalu menjadi subjek interpretasi
Penganut realism kritis percaya bahwa tujuan penelitian adalah untuk
meningkatkantujuan tersebut, meekipun hal tersebut tidak mungkin untuk dicapai.
Menurut penganut paham realism kritis, ukuran fenomena seperti emosi, perasaan,
dan sikap seringkali bersifat subjektifdan pada umumnya mengatakan bahwa
pengumpulan data bersifat tidak sempurna serta memiliki kesalahan. Penganut
realism kritis juga percaya bahwa penelit tidak terlepas dari bias. Dengan demikian,
mereka berpendapat bahwa kita perlu menggunakan triagulasi untuk berbagai meted
yang tidak sempurna dan memiliki kesalahan, observasi, serta penelitiuntuk
mendapatkan ide yang lebih baik terkait apa yang sedang terjadi disekitar kita
4) Pragmatism (pragmation)
Pragmatism berfokus pada penelitian terapan praktis dimana sudut pandang ang
berbeda pada penelitian dan subjek pada studi tersebut berguna dalam penyelesaian
masalah (bisnis). Pragmatism menjelaskan penelitian sebagai proses dimana konsep
dan arti (teori) merupakan generalisasi dari tindakan dan pengalaman kita di masa
lalu, dan interaksi yang kita miliki dengan lingkungan kita. Dengan demikian,
penganut paham pragmatism menekankan pada sifat penelitian yang dibangun secara
social; peneliti yang berbeda dapat memiliki ide yang dan penjelasan yang bebeda
tentang apa yang sedang terjadi disekitar kita. Bagi mereka, perspektif, ide, dan teori
yang berbeda tersebut membantu kita mendapatkan pemahaman dunia sehingga
pragmatismemendukung eklektisisme pluralism. Ciri penting lain dari pragmatism
adalah bahwa hal ini melihat kebenaran secara tentatif dan berubah sepanjang waktu.

9. Menilai keuntungan dari pengetahuan tentang perspektif yang berbeda pada apa yang
membuat penelitian bagus.
Pengetahuan epistemology dapat membantu anda menghubungkan dan memahami
penelitian orang lain dan pilihan yang buat dalam penelitian tersebut. Peneliti yang
berbeda memiliki ide yang berbeda tentang sifat penelitian atau bagaimana kita
mengetahui (tent, pendekatan ilmiah untuk penelitian hanyalah satu meskipun penting
pandangan menganai apa itu penelitian “yang bagus”). Ide-ide yang berbeda tersebut
diterjemahkan menjadi pendekatan berbedayang digunakan untuk penelitian, desain
penelitian yang berbeda, dan pilihan yang berbeda terkait metode penelitian yang
digunakan.
Dengan memilih satu perspektif penelitian membantu anda dalam memahami ide
personal anda pada penelitian dan bagaimana hal tersebut harus dilakukan membuat anda
dapat menemukan manakah pertanyaan peneliti yang penting bagi anda serta metode
pengumpulan dan analisis data apa yang akan memberikan anda jawaban yang terbaik
untuk pertayaan tersebut. Hal ini juga akan membantu anda untuk membuat keputusan
berdasarkan informasi selama proses penelitian, untuk memiliki pemahaman yang jelas
tentang apa arti temuan dari studi anda, dan digunakan untuk memahami jenis
kesimpulan yang dapat dibuat dari pendekatan penelitian anda. Hal tersebut membantu
untuk membuat penelitian dan temuan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai