Anda di halaman 1dari 14

Nama : Diffa Rachma Aulia

Npm : 1120600057

Kelas : 6B

Matkul : Survey Permasalahan BK

Pengertian Observasi
Secara umum, definisi observasi adalah suatu aktivitas pengamatan mengenai suatu objek
tertentu secara cermat secara langsung di lokasi penelitian tersebut berada. Selain itu, observasi
ini juga termasuk kegiatan pencatatan yang dilakukan secara sistematis tentang semua gejala
objek yang diteliti.

Terdapat juga pendapat lain yang mengatakan bahwa pengertian observasi ialah suatu tindakan
atau proses mengamati sesuatu atau seseorang dengan cermat demi mendapatkan suatu informasi
atau sekadar membuktikan kebenaran dari suatu penelitian.

Bisa dikatakan juga kalau proses observasi sebagai salah satu teknik pengumpulan data yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Kegiatan ini juga direncanakan dan dicatat seluruhnya secara
sistematis serta dapat dikendalikan secara reliabilitas dan juga validitasnya.

Pengertian Observasi Menurut Para Ahli


Selain pengertian secara umum, para ahli juga memiliki pendapatnya tersendiri tentang apa yang
dimaksud dengan kegiatan observasi. Berikut beberapa diantaranya:

1. Kartini Kartono
Menurut pendapat Kartini Kartono, observasi adalah pengujian dengan suatu tujuan tertentu
untuk mengetahui sesuatu, terutama yang bertujuan mengumpulkan fakta, data, skor, serta nilai
suatu verbalisasi. Bisa juga disebut dengan pengungkapan kata-kata mengenai segala sesuatu
yang telah diamati serta diteliti dengan lebih lanjut.

2. Nurkancana
Sementara itu, definisi observasi menurut Nurkancana ialah suatu cara mengadakan penilaian
dengan cara pengamatan secara langsung serta sistematis. Data-data yang telah diperoleh dalam
observasi tersebut ini kemudian dicatat dalam suatu catatan observasi khusus. Kegiatan
pencatatan ini juga merupakan bagian dari kegiatan pengamatan ataupun suatu objek.
3. Sevilla
Tak berbeda jauh dengan dua ahli sebelumnya, Sevilla juga berpendapat bahwa observasi atau
pengamatan dalam artian sederhana ialah suatu proses di mana peneliti melihat situasi dari suatu
penelitian yang dilakukan. Metodenya juga harus sesuai dengan yang digunakan serta berupa
pengamatan interaksi ataupun kondisi dari belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi
kelompok.

4. Gibson R.I dan Mitchell M.H


Observasi menurut Gibson R.I serta Mitchell M.H ialah teknik yang dapat digunakan sebagai
seleksi derajat. Tujuannya ialah menentukan sebuah keputusan serta konklusi terhadap objek
yang diamati. Nah, pengamatan seperti ini kemudian jelas tidak bisa dilakukan sendiri, tapi harus
dibantu dengan menggunakan berbagai metode penelitian lainnya.

5. Patton
Patton mengatakan bahwa observasi adalah suatu metode yang akurat serta spesifik. Teknik
pengumpulan data juga harus memiliki tujuan serta mampu mencari segala macam informasi
tentang seluruh kegiatan yang tengah berlangsung untuk kemudian dijadikan suatu objek kajian
dalam sebuah penelitian.

6. Arifin
Selanjutnya, definisi observasi menurut Arifin adalah suatu proses pengamatan serta pencatatan
secara sistematis, logis, objektif, dan rasional yang berbicara tentang beragam fenomena.
Fenomena yang dimaksud ialah sesuatu yang terjadi dalam situasi buatan untuk dapat mencapai
suatu tujuan tertentu atau sebenarnya.

7. Nawawi dan Martini


Terakhir, definisi observasi menurut Nawawi dan Martini. Keduanya sepakat bahwa observasi
ialah suatu pengamatan serta pencatatan secara urut. Pengamatan ini juga terdiri dari segala
unsur yang muncul dalam suatu fenomena mengenai berbagai objek penelitian tersebut.
Kemudian, hasil dari pengamatan ini juga akan dilaporkan dengan susunan secara sistematis
serta sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Ciri-Ciri Observasi
Pada dasarnya, observasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menemukan sebuah informasi
dari objek. Namun, kegiatan observasi ini memiliki ciri-ciri tersendiri. Secara umum, terdapat
tiga ciri-ciri dari observasi, diantaranya:
1. Objektif
Objektif, atau dilakukan dengan berdasarkan kepada keadaan objek tunggal nyata yang diamati
secara langsung.

2. Faktual
Faktual, atau pengamatan dilakukan sesuai fakta yang berasal dari pengamatan yang terbukti
kebenarannya tanpa berbagai dugaan yang tidak jelas.

3. Sistematik
Sistematik, kegiatan observasi ini dilakukan sesuai dengan metode yang sudah ditentukan dari
awal dan tidak asal-asalan.

Manfaat Observasi
Untuk kamu yang akan melakukan pengamatan objek, maka wajib juga melakukan perencanaan
terkait dengan metode pengamatan yang paling optimal. Hasil pengamatan ini kemudian dapat
disampaikan dalam bentuk data nyata yang akan memberikan informasi serta pembelajaran pada
pembaca.

Setelah mengetahui fungsi serta tujuannya di atas, lalu apa manfaat dari melakukan observasi?
Adapun berbagai manfaat observasi di antaranya:

 Merekam suatu kejadian atau pun suatu peristiwa cara runtut dan kronologis
 Menjelaskan tentang suatu kejadian atau peristiwa dengan tingkat keakuratan yang
tinggi
 Hasil penemuan kemudian dapat ditafsirkan dengan mudah.
 Hasil observasi juga dapat membantu menginterpretasikan suatu keadaan di dunia
nyata.
 Dapat digabungkan dengan menggunakan teknik lain untuk menghasilkan laporan.
Tujuan Observasi
Para pengamat ataupun peneliti memiliki tujuan dari observasi objek atau fenomena di
antaranya:

1. Menggambarkan Objek dan Segala yang Berhubungan dengan Pengamatan Panca Indera

Para pengamat kemudian telah melatih panca indera mereka agar dapat mengamati segala
peristiwa atau objek dengan teliti. Tentu saja kemampuan panca indera yang terlatih ini akan
berbeda dengan kemampuan orang awam. Setiap orang juga memiliki sudut pandang yang
berbeda. Pengamatan dengan panca indera juga harus didukung dengan teknik pengamatan lain
yaitu penggalian data akurat dari lapangan secara langsung.

2. Mendapatkan Kesimpulan
Objek yang telah diamati dalam waktu tertentu kemudian akan memberikan kesimpulan
pengamatan. Kesimpulan ini kemudian disajikan dalam bentuk laporan yang bisa memberikan
informasi ataupun bahan pembelajaran bagi para pembaca.

3. Mendapatkan Data atau Informasi


Tujuan melakukan pengamatan atau observasi untuk mendapatkan data atau informasi dari suatu
objek yang diamati. Data atau informasi ini kemudian akan dibagikan kepada pihak lain dalam
suatu bentuk karya ilmiah ataupun karya non ilmiah. Selain itu, karya yang telah ditampilkan ke
publik juga akan mendapatkan pujian serta kritik.

Jadi, peneliti ini juga membutuhkan waktu yang tidak singkat dalam membuat sebuah karya.
Dalam pengertian observasi, pengamat memiliki tujuan umum serta bergantung pada berbagai
objek yang tengah diamati.

Kelebihan dan Kekurangan Observasi


Pengamat kemudian melakukan observasi tentang berbagai cara seperti diantaranya tes,
kuisioner, rekaman gambar, dan suara. Lengkapi pengamatan dengan menggunakan blangko
mengenai kejadian atau tingkah laku berbagai objek yang diamati.

Kemudian, pengamat hanya perlu memberikan tanda cek terhadap isian kolom sesuai dengan
hasil observasi. Melakukan penelitian pada objek dengan menggunakan metode pengamatan juga
memiliki kelebihan dan kekurangan yang wajib kamu pahami, Berikut dibawah ini kelebihan
serta kekurangan observasi yang perlu kamu ketahui:

1. Kelebihan Observasi
Berikut ini adalah kelebihan dari observasi.

1. Mencatat perilaku pertumbuhan serta hal-hal terkait fenomena objek tatkala suatu kejadian
berlangsung.
2. Bisa memperoleh data dari subjek secara langsung baik komunikasi verbal ataupun tidak.
3. Pengamatan pada anak-anak kecil juga lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa.
Pasalnya, anak-anak dapat mengungkapkan perilaku ataupun jawaban yang jujur sementara
pada orang dewasa bisa memberikan jawaban yang tidak valid ataupun pura-pura.
2. Kekurangan Observasi
Tak hanya kelebihan, pengamatan atau observasi juga memiliki kekurangan yang perlu
diperhatikan yaitu:

1. Memerlukan waktu lama dalam melakukan pengamatan untuk kejadian ataupun peristiwa
tertentu.
2. Pengamatan ini kemudian berlangsung dengan lebih lama dan tidak dapat dilakukan secara
langsung.
3. Kegiatan pengamatan ini juga dapat terganggu untuk kejadian, peristiwa atau hal-hal yang
bersifat pribadi.
Misalnya, pada pengamatan perilaku anak yang mengalami masalah pertengkaran orangtua
ataupun konflik tertentu. Selain itu, ranah pribadi juga merupakan kelemahan dari observasi,
sehingga kegiatan ini tidak bisa diamati secara maksimal.

Jenis Observasi
Dalam buku berjudul Cermat Berbahasa Indonesia (2019) oleh Sutarno, terdapat tiga jenis
observasi yang sering digunakan dalam sebuah penelitian. Ini penjelasan jenis-jenis observasi:
1. Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif merupakan jenis pengamatan yang dilakukan dengan aktif terlibat
langsung dalam berbagai hal yang tengah diobservasi. Observer juga harus terjun langsung dan
melakukan proses yang diamatinya secara langsung. Sehingga kemudian mendapatkan gambaran
secara jelas tentang apa yang diobservasi.

2. Observasi Sistematis
Observasi sistematis merupakan suatu jenis pengamatan yang dilakukan juga dengan prosedur
yang sesuai atau ketentuan yang telah dirancang sebelumnya tanpa melanggar berbagai
ketentuan tersebut. Agar dapat melakukan observasi sistematis, observer juga harus menentukan
terlebih dahulu tentang faktor apa saja yang mendasari dirinya melakukan pengamatan.

3. Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental merupakan suatu jenis pengamatan yang dilakukan dengan cara
mengadakan suatu tindakan untuk mengendalikan situasi, dan kemudian melakukan pengamatan
ini terhadap gejala atau fenomena yang diteliti.

Pengertian wawancara Secara Umum


Wawancara adalah salah satu teknik yang sering digunakan untuk mengumpulkan informasi atau
data dari seseorang atau kelompok orang. Wawancara dapat dilakukan secara lisan atau tertulis,
dan dapat dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang yang disebut interviewer.

Wawancara banyak digunakan dalam berbagai situasi, seperti dalam proses rekrutmen kerja,
penelitian, atau studi kasus. Tujuan dari wawancara bisa bermacam-macam, misalnya untuk
mengetahui latar belakang seseorang, mengklarifikasi informasi yang telah diperoleh
sebelumnya, atau untuk mengetahui pandangan atau pendapat seseorang tentang suatu hal.

Dalam proses wawancara, interviewer bertugas untuk menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang


akan diajukan kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus disusun dengan baik agar
dapat mengungkap informasi yang diinginkan dan tidak menyinggung perasaan atau kepentingan
responden

Selain itu, interviewer juga harus mempersiapkan diri dengan baik agar dapat menjalankan
wawancara dengan lancar. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca latar belakang responden
sebelum wawancara, menyiapkan pertanyaan yang sesuai dengan tujuan wawancara, dan
mempersiapkan diri untuk menanggapi setiap jawaban yang diberikan oleh responden.

Dari segi responden, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar wawancara berjalan lancar.
Pertama, sebaiknya datang tepat waktu dan mempersiapkan diri dengan baik. Kedua, jawab
pertanyaan yang diajukan dengan jujur dan jelas. Ketiga, jangan takut untuk bertanya kepada
interviewer jika ada hal yang tidak dipahami.

Pengertian Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengumpulkan informasi atau data
dari seseorang atau kelompok orang. Namun, agar wawancara dapat berjalan dengan lancar dan
memberikan hasil yang maksimal, diperlukan persiapan yang matang dari kedua belah pihak,
yaitu interviewer dan responden.

Istilah “wawancara” berasal dari bahasa Inggris “interview”, yang secara harfiah berarti
“bertemu antara dua orang untuk bertukar informasi atau ide”.

Wawancara adalah proses di mana seseorang (yang disebut pewawancara) bertanya kepada
orang lain (yang disebut calon yang diwawancara) dengan tujuan untuk mengumpulkan
informasi dan mengevaluasi kecocokan seseorang untuk posisi pekerjaan, program studi, atau
kegiatan lainnya. Wawancara bertujuan untuk mengungkap informasi lebih lanjut tentang
seseorang melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara.

Dalam wawancara kerja, pewawancara biasanya akan menanyakan pertanyaan tentang latar
belakang pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan, sikap, dan kepribadian seseorang.
Pewawancara juga mungkin akan menanyakan pertanyaan yang lebih spesifik tentang
kemampuan yang diperlukan untuk posisi tersebut, seperti kemampuan menggunakan program
komputer tertentu atau mengelola proyek.

Wawancara juga dapat digunakan dalam konteks penelitian, di mana seorang peneliti
menanyakan pertanyaan kepada responden dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan
memahami fenomena yang sedang diteliti. Dalam hal ini, pertanyaan yang diajukan biasanya
lebih terfokus pada masalah yang sedang diteliti dan lebih bertujuan untuk mengumpulkan
informasi daripada mengevaluasi kecocokan seseorang.

Ada beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan, termasuk wawancara struktural,
wawancara tidak struktural, dan wawancara kompetensi. Wawancara struktural adalah
wawancara yang menggunakan pertanyaan yang sama untuk setiap calon, sedangkan wawancara
tidak struktural lebih fleksibel dan memungkinkan pewawancara untuk mengikuti alur
pembicaraan yang terjadi secara alami. Wawancara kompetensi adalah wawancara yang fokus
pada kemampuan seseorang dan bagaimana mereka menggunakan kemampuan tersebut dalam
situasi nyata.

Wawancara juga dapat dilakukan secara langsung, melalui telepon, atau melalui video
conference. Dalam wawancara langsung, pewawancara dan calon bertemu secara langsung di
sebuah ruangan. Dalam wawancara telepon, pewawancara dan calon tidak bertemu secara
langsung tetapi berkomunikasi melalui telepon. Dan dalam wawancara video conference, bisa
dikatakan sebagai salah satu teknik yang sering digunakan dalam proses penelitian.

Secara umum, wawancara merupakan proses dimana seseorang (yang disebut pewawancara)
bertanya kepada seseorang lain (yang disebut responden) tentang informasi atau pandangan
mereka mengenai suatu topik tertentu. Tujuan dari wawancara ini bervariasi, mulai dari
mengumpulkan informasi untuk penelitian, mengadakan seleksi calon karyawan, hingga mencari
tahu lebih dalam tentang minat dan kemampuan seseorang.

Ada beberapa jenis wawancara yang sering digunakan, seperti wawancara terstruktur,
wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur.
Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus memperhatikan beberapa hal agar proses
wawancara berjalan lancar. Pewawancara harus memperlakukan responden dengan hormat dan
tidak mengganggu privasi mereka. Pewawancara juga harus mempersiapkan pertanyaan yang
tepat agar dapat mengumpulkan informasi yang berkualitas.

Supaya kita mengetahui lebih jauh lagi tentang wawancara, maka pada pembahasan selanjutnya
kita akan membahas tentan jenis-jenis wawancara. Jadi, tetap simak artikel ini sampai akhir,
Grameds.

Jenis-Jenis Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif.
Wawancara merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada
responden tentang masalah yang sedang diteliti. Wawancara dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara, mulai dari wawancara terstruktur, wawancara tidak terstruktur hingga wawancara
semi-terstruktur. Berikut ini penjelasan lengkap tentang jenis-jenis wawancara.

1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sama
untuk semua responden. Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah disusun sebelumnya dan tidak
dapat diubah-ubah saat wawancara berlangsung. Dengan demikian, wawancara terstruktur
memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang dapat dibandingkan dengan mudah.

Namun, kekurangan dari wawancara terstruktur adalah bahwa pertanyaan-pertanyaan yang


disusun sebelumnya mungkin tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya diinginkan oleh
responden, sehingga data yang diperoleh mungkin tidak akurat.

2. Wawancara Tidak Terstruktur


Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang sama untuk semua responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat berubah-ubah sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh responden. Dengan demikian, wawancara tidak terstruktur
memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih akurat karena dapat menyesuaikan
pertanyaan sesuai dengan apa yang sebenarnya diinginkan oleh responden.

Namun, kekurangan dari wawancara tidak terstruktur adalah bahwa data yang diperoleh mungkin
sulit dibandingkan dengan data yang diperoleh dari responden lain karena pertanyaan yang
diajukan tidak sama.
3. Wawancara Semi-Terstruktur
Selain itu, ada juga wawancara semi-terstruktur yang merupakan gabungan dari wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara semi-
terstruktur telah disusun sebelumnya, namun dapat diubah-ubah sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh responden. Dengan demikian, wawancara semi-terstruktur memungkinkan
peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih akurat dan juga memudahkan dalam perbandingan
data.

Jenis Wawancara Berdasarkan Pelaksanaannya


Selain itu, wawancara juga bisa dibagi berdasarkan pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa
jenis wawancara berdasarkan pelaksanaannya:

1. Wawancara panel
Wawancara panel merupakan jenis wawancara yang dilakukan oleh sekelompok orang, biasanya
terdiri dari beberapa orang yang terlibat dalam proses rekrutmen. Tujuannya adalah untuk
memperoleh pandangan yang lebih luas dan mengevaluasi peserta wawancara dari berbagai
sudut pandang.

2. Wawancara individual
Wawancara individual merupakan jenis wawancara yang dilakukan oleh satu orang saja,
biasanya oleh HRD atau supervisor yang akan bekerja sama dengan calon karyawan. Tujuannya
adalah untuk mengevaluasi kecocokan calon karyawan dengan posisi yang dilamar.

3. Wawancara telepon
Wawancara telepon merupakan jenis wawancara yang dilakukan melalui telepon. Tujuannya
adalah untuk memperoleh informasi yang diperlukan dari calon karyawan tanpa harus bertemu
langsung. Wawancara telepon biasanya digunakan untuk mengevaluasi calon karyawan yang
tinggal di luar kota atau negara.

4. Wawancara video
Wawancara video merupakan jenis wawancara yang dilakukan melalui video call, seperti Skype
atau Zoom. Tujuannya adalah sama dengan wawancara telepon, yaitu untuk memperoleh
informasi yang diperlukan dari calon karyawan tanpa harus bertemu langsung.

Dalam artikel ini, bukan hanya dijelaskan tentang pengertian dan teknik wawancara, melainkan
akan dibahas juga teknik-teknik wawancara. Lalu, apa saja teknik-teknik wawancara secara
umum?
Teknik Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik yang sering digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian atau mengadakan seleksi calon karyawan. Wawancara memungkinkan kita untuk
mendapatkan informasi secara langsung dari sumbernya, yaitu responden atau calon karyawan.
Namun, agar wawancara dapat memberikan hasil yang baik dan bermanfaat, perlu ada beberapa
teknik yang harus diperhatikan.

1. Pemilihan responden atau calon karyawan harus tepat sasaran


Pemilihan responden atau calon karyawan yang tidak tepat sasaran dapat menyebabkan hasil
yang tidak representatif. Selain itu, pemilihan responden atau calon karyawan harus dilakukan
dengan cara yang tidak diskriminatif, sehingga tidak ada kecurangan dalam pemilihan.

2. Persiapan wawancara harus dilakukan dengan baik


Persiapan wawancara meliputi pembuatan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada
responden atau calon karyawan, serta pembuatan skenario wawancara. Daftar pertanyaan harus
disusun dengan baik agar tidak terjadi kebingungan saat wawancara berlangsung, sedangkan
skenario wawancara harus dibuat agar wawancara dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

3. Memperhatikan Beberapa Hal dalam Wawancara


Saat melakukan wawancara, perlu diperhatikan beberapa hal agar wawancara berlangsung
dengan baik. Pertama, wawancara harus dilakukan dengan cara yang santun dan tidak
menyinggung perasaan responden atau calon karyawan. Kedua, wawancara harus dilakukan
dengan cara yang membuat responden atau calon karyawan merasa nyaman dan tidak tertekan.
Ketiga, wawancara harus dilakukan dengan cara yang membuat responden atau calon karyawan
merasa terlibat secara aktif dalam proses wawancara.

Keempat, setelah wawancara selesai, perlu dilakukan analisis terhadap hasil wawancara. Analisis
hasil wawancara dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengelompokkan data yang
diperoleh dari wawancara, kemudian menarik kesimpulan dari data tersebut. Analisis hasil
wawancara harus dilakukan dengan cara yang objektif dan tidak memihak, sehingga hasilnya
dapat dipercaya.

Dengan mengikuti teknik-teknik di atas, diharapkan wawancara dapat berjalan dengan baik. Jadi,
apakah kamu pernah mengikuti beberapa teknik wawancara yang sudah dijelaskan di atas?

Fungsi dan Tujuan Wawancara


Wawancara adalah suatu proses yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
seseorang dengan cara bertanya dan mendengarkan jawabannya. Wawancara biasanya digunakan
dalam proses rekrutmen atau seleksi kerja, namun juga dapat digunakan dalam berbagai situasi
lain, seperti riset, jurnalisme, atau terapi.
Tujuan utama dari wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang berguna tentang
seseorang, seperti kemampuan, pengalaman, dan minat. Dengan menggunakan wawancara, pihak
yang melakukannya dapat menilai apakah seseorang cocok untuk posisi atau tugas yang
ditawarkan, atau apakah seseorang memiliki kualitas yang diinginkan untuk melakukan suatu
pekerjaan atau tugas.

Dalam proses rekrutmen atau seleksi kerja, wawancara biasanya dilakukan oleh perusahaan atau
instansi yang akan merekrut karyawan baru. Wawancara ini biasanya dilakukan oleh HRD
(Human Resource Development) atau oleh orang yang akan bertanggung jawab terhadap posisi
yang ditawarkan. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menentukan apakah seseorang cocok
untuk posisi yang ditawarkan atau tidak, sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan oleh
perusahaan.

Selain itu, wawancara juga dapat digunakan dalam berbagai situasi lain, seperti riset, jurnalisme,
atau terapi. Dalam riset, wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang
seseorang atau suatu kelompok orang, dengan tujuan untuk mengetahui pandangan, sikap, atau
pengalaman mereka terhadap suatu masalah atau isu. Dalam jurnalisme, wawancara dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang seseorang yang akan ditulis dalam sebuah
artikel atau laporan. Dan dalam terapi, wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan
informasi tentang masalah yang dihadapi oleh seseorang, dengan tujuan untuk membantu mereka
mengatasi masalah tersebut.

Pengertian Dokumentasi
Secara umum, dokumentasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu documentation. Dikutip
dari oxfordlearnersdictionaries, dokumentasi memiliki dua arti. Arti pertama yakni
menyuguhkan informasi atau bukti resmi yang berguna untuk menjadi sebuah catatan.
Sedangkan arti yang kedua yiatu sebagai upaya mencatat dan mengategorikan suatu informasi
dalam bentuk tulisan, foto, video, dan lainnya.
Dari sini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dokumentasi adalah bentuk kegiatan atau
proses sistematis dalam melakukan pencarian, pemakaian, penyelidikan, penghimpunan,
penyediaan dokumen untuk memperoleh pengetahuan, keterangan, serta bukti, dan
menyebarkannya kepada pihak yang berkepentingan.
Sedangkan pengertian dokumentasi dalam penelitian adalah dokumen yang menyajikan
informasi tentang hasil penelitian yang asli atau langsung dari sumbernya. Dokumentasi berbeda
dengan pengarsipan dalam perpustakaan. Bahkan beberapa ahli berpendapat bahwa pengertian
dokumentasi adalah penghimpunan dokumen atas suatu subjek tertentu.
Dokumentasi erat kaitannya dengan dunia bisnis. Salah satu contohnya adalah data yang
diperoleh dari proses dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan perusahaan
secara lengkap kepada karyawan baru.
Pengertian Dokumentasi Dari Para Ahli
Berikut pendapat dari para ahli mengenai pengertian dokumentasi;
1. Paul Marie Ghislain Otlet
Yang dikenal dengan Paul Otlet dalam International Economic Conference 1905 mengemukakan
bahwa pengertian dokumentasi adalah suatu bentuk aktivitas khusus berbentuk pengolahan,
pengumpulan, penemuan kembali, penyimpanan, dan penyebaran dokumen.
2. Tung Palan
Ia berpendapat bahwa pengertian dokumentasi adalah suatu catatan otentik yang bisa
dibuktikan dan mampu dijadikan bukti di mata hukum yang mana dokumentasi tersebut berisi
data yang lengkap dan fakta.
3. Nurhadi Magetsari dkk
Mereka berpendapat bahwa pengertian dokumentasi adalah suatu bahan yang tergolong dalam
jenis, bentuk, dan sifat apapun yang terkait dengan tempat informasi yang direkam, rekaman
tertulis, atau pahatan yang menyuguhkan informasi fakta.
4. Sulistyo Basuki (1996:11)
Ia mendefinisikan dokumentasi di Indonesia adalah suatu pekerjaan mengumpulkan, menyusun,
dan mengelola dokumen literer yang mencatat semua aktivitas manusia dan yang dianggap
berguna untuk dijadikan sebagai bahan keterangan dan penerangan mengenai berbagai soal.
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Dikutip dari KBBI, pengertian dokumentasi adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan,
pemilihan, dan juga penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan yang memberikan atau
mengumpulkan bukti terkait dengan keterangan, seperti halnya kutipan, gambar, sobekan Koran,
dan bahan referensi lainnya.
6. Ensiklopedia Britannica
Berdasarkan dari Ensiklopedia Britannica, dokumentasi adalah suatu tindakan pengawasan dan
juga penyusunan bibliografi yang memanfaatkan berbagai alat seperti intisari dan esai, indeks,
atau cara tradisional lain yang bertujuan untuk mendapatkan suatu informasi.
7. Federation Internationale de Documentation (FID)
Sedangkan FID menjelaskan bahwa dokumentasi adalah bentuk kegiatan mengumpulkan dan
juga menyebarkan berbagai jenis dokumen terkait seluruh lapangan pekerjaan manusia.
Fungsi Dokumentasi
Fungsi dokumentasi terbagi menjadi dua, yakni fungsi secara umum dan fungsi dalam suatu
perusahaan atau dalam bisnis.
1. Fungsi Dokumentasi Secara Umum
Jika dilihat secara umum, fungsi dokumentasi adalah;
 Untuk menyediakan informasi terkait isi dokumen untuk penggunanya
 Sebagai alat bukti dan data akurat terkait keterangan dokumen
 Untuk melindungi dan menyimpan fisik dari isi dokumen dan menghindari adanya
kerusakan dokumen
 Sebagai bahan penelitian para ilmuan
 Untuk meningkatkan koleksi dokumen negara
 Untuk menjamin keutuhan dan keotentikan suatu informasi dan data yang tercakup
dalam dokumen
Tugas-Tugas dan Kegiatan Dokumentasi
Beberapa tugas dan kegiatan dalam proses dokumentasi yaitu;
1. Mengumpulkan dan mencari bahan
2. Mencatat dan mengelola bahan
3. Menyusun dan menata bahan
4. Menerbitkan dan menyebarkan dokumen yang diperlukan untuk publik
5. Melakukan pengarsipan dan pemeliharaan
Jenis-jenis Dokumentasi
Dokumentasi terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut pemaparannya;
Dokumen Berdasar Kegiatan
 Dokumen Pribadi, yaitu dokumen yang berhubungan dengan kepentingan individu,
seperti Surat Izin Mengemudi (SIM), Akta Lahir, Ijazah, Kartu Tanda Penduduk (KTP).
 Dokumen Niaga, yaitu dokumen yang berhubungan dengan perniagaan atau transaksi
jual beli, seperti cek, nota, kuitansi.
 Dokumen Pemerintah, yaitu dokumen terkait informasi ketatanegaraan suatu
pemerintahan, seperti Undang-undang, Peraturan Pemerintah.
Dokumentasi Berdasar Bentuk Fisik
 Dokumentasi Literer, yaitu dokumentasi yang ada karena dicetak, ditulis, digambar,
atau direkam, seperti buku, majalah, film, dan lainnya yang pada umumnya terdapat di
perpustakaan.
 Dokumen korporil, yaitu dokumen berupa benda bersejarah, seperti patung, fosil, dan
lainnya yang umumnya terdapat di museum.
 Dokumen Private, yaitu dokumen berupa surat/arsip yang biasanya disimpan dengan
sistem kearsipan, seperti surat niaga, surat dinas, laporan, dan sebagainya.
Dokumen Berdasar Fungsinya
Berdasar pada fungsinya, dokumentasi terbagi menjadi dua, yaitu;
 Dokumentasi Dinamis, yaitu dokumen yang digunakan secara langsung dalam
penyelesaian pekerjaan (dinamis aktif, dinamis semi aktif, dan dinamis inaktif).
 Dokumentasi Statis, yaitu dokumentasi yang tidak bisa digunakan secara langsung
dalam penyelesaian pekerjaan (dokumen korporil, dokumen literal, dokumen private).
Dokumen Berdasar Sifatnya
 Dokumen Tekstual, yaitu dokumen yang berisi informasi dalam bentuk tertulis, seperti
majalah, buku, katalog, surat kabar, dan lainnya.
 Dokumen Non-tekstual, yaitu dokumen yang menyajikan informasi dalam bentuk teks
dan gambar, seperti peta, grafik, gambar, rekaman, dan lainnya.
Dokumen Berdasar Jenisnya
 Dokumen Fisik, yaitu dokumen yang berhubungan dengan materi, ukuran, berat, tata
letak, sarana prasarana, dan lainnya.
 Dokumen Intelektual, yaitu dokumen yang dibuat berdasarkan tujuan, isi subjek,
sumber, metode penyebaran, cara memperoleh, keaslian dokumen, dan lainnya.
Dokumen Berdasar Dokumentasi
 Dokumen Primer, yaitu dokumen yang menyajikan informasi tentang hasil penelitian
asli atau langsung dari sumbernya, seperti paten penelitian, laporan disertasi.
 Dokumen Sekunder, yaitu dokumen yang menyajikan informasi mengenai literatur
primer yang biasa disebut sebagai dokumen bibliografi.
 Dokumen Tersier, yaitu dokumen yang menyajikan informasi mengenai literatur
sekunder, seperti buku, teks panduan literatur

Anda mungkin juga menyukai