Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL MANAJEMEN EFEKTIFITAS PEMBATASAN PENGUNJUNG

DAN PENERAPAN HAND HYGIENE PADA KELUARGA PASIEN DALAM


PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG MAWAR RSUD. DR. H.
ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2019

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

AMANAH TRI AMALIA


IQBAL ASEGAB
NIA SAGITA SAFITRI
NOVI TRI LESTARI
PUTRI HANDAYANI
RACHMAD SUBARKAH
RAKHMAD YUSRO RAMADHAN
RICO FERNANDO
RIDO DWI PANGESTU
RISCHA DESY PRATIWI
TITIK PURDIYANTI
YULIA MONICA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
T.A 2019/2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan organisasi dan komponen yang sangat penting dalam upaya

meningkatkan status kesehatan bagi masyarakat. Permenkes Republik Indonesia No.

659 tahun 2009 tentang rumah sakit menjelaskan bahwa rumah sakit adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. Infeksi merupakan efek yang paling sering didapatkan dari rumah sakit yang

mempengaruhi sekitar 5 sampai 10% dari pasien rawat inap. Kejadian infeksi di rumah

sakit yang paling sering terjadi salah satunya adalah infeksi nasokomial atau sering di

sebut HAIs atau Hospital-Acquired Infections (Kadi dan Salati, 2012).

Menurut WHO sekitar 5–10% di negara Amerika dan Eropa menjalani perawatan

karena penyakit akut akibat infeksi yang tidak muncul atau inkubasi pada saat masuk

rumah sakit, angka tersebut bisa menjadi dua kali lipat di negara berkembang seperti

Indonesia (Aisyah & Satyabakti, 2013). Angka kejadian infeksi nosokomial di

Indonesia yaitu 6-16% dengan rata-rata 9,8% pada tahun 2010. Infeksi nosokomial

paling umum terjadi adalah Infeksi Luka Operasi (ILO). Hasil penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa angka kejadian ILO pada rumah sakit di Indonesia bervariasi

antara 2-18% dari keseluruhan faktor pembedahan (Dharsini, 2010)

Banyaknya penyakit yang disebabkan oleh infeksi menyebabkan perlunya peranan

pelayanan kesehatan dalam melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi. Pasien

dan pekerja pelayanan kesehatan memiliki kemungkinan untuk menjadi sumber

penyebaran infeksi (National Health & Medical Research Council, 2010). Peranan

komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat penting dan sebaiknya

2
dapat merespon dengan cepat untuk menanggulangi infeksi di rumah sakit, sehingga

dapat mencegah kerugian lain yang disebabkan oleh infeksi tersebut.

Dari fenomena yang terjadi saat ini, pengetahuan keluarga pasien rawat inap yang

menunggu pasien cenderung kurang mengetahui tindakan pengendalian infeksi di

lingkungan rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dari perilaku keluarga yang tidak

memperhatikan tindakan pengendalian infeksi, seperti banyaknya pengunjung rumah

sakit, waktu jam besuk yang tidak dibatasi, seringnya keluarga membawa makanan

atau minuman dari luar untuk pasien dan juga kurangnya kesadaran keluarga tentang

pentingnya cuci tangan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi nosokomial.

Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengunjungi pasien merupakan salah satu cara

dalam mencegah Infeksi Nosokomial, karena mampu mengurangi risiko penularan

mikroorganisme kulit dari satu orang ke orang lain. Munculnya kejadian infeksi

nosokomial dapat menyebabkan turunnya kualitas mutu pelayanan medis, sehingga

perlu adanya upaya pencegahan dan pengendaliannya. Berdasarkan masalah diatas

maka masalah yang diambil adalah “Efektifitas pembatasan pengunjung dan

penerapan hand hygiene pada keluarga pasien dalam pencegahan infeksi nosokomial

di Ruang Mawar RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2019”.

3
B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kefektifan pembatasan pengunjung

dan penerapan hand hygiene pada keluarga pasien dalam pencegahan infeksi

nosokomial di Ruang Mawar RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

2019.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui evaluasi risiko infeksi dengan penerapan hand hygiene di Ruang

Mawar RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2019.

b. Mengetahui evaluasi risiko infeksi dengan pembatasan pengunjung di Ruang

Mawar RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2019.

c. Mengetahui sikap keluarga pasien dalam penerapan hand hygiene dan

pembatasan pengunjung dalam pencegahan infeksi di Ruang Mawar RSUD.

Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2019.

d. Mengetahui tindak lanjut manajemen dalam penerapan pencegahan dan

pengendalian infeksi di Ruang Mawar RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung 2019.

A. Manfaat Penelitian

a. Ruangan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi

ruangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan pencegahan dan

pengendalian infeksi nasokomial.

b. Keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru bagi keluarga

sehingga dapat di terapkan di kehidupan sehari-hari.

4
c. Peneliti

Merupakan suatu pengalaman berharga bagi peneliti dalam memperluas wawasan

keilmuan, khususnya mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal

mengatur, akan timbul masalah, problem, proses dan pertanyaan tentang apa yang

diatur, siapa yang mengatur. Manajemen merupakan proses memperoleh suatu

tindakan dari orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Aktivitas

manajerial itu dilakukan oleh para manajer sehingga dapat mendorong sumber

daya personil bekerja memanfaatkan sumber daya lainnya sehingga tujuan

organisai yang disepakati bersama dapat tercapai (Wijaya, 2016).

2. Manajemen Keperawaran

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf

keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional

(Nursalam, 2013). Fungsi manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi

manajemen secara umum yaitu pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan,

dan pengawasan (Suarli & Bahtiar, 2009).

B. Pengawasan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Dalam buku standar pelayanan minimal rumah sakit disebutkan bahwa pencegahan

dan pengendalian infeksi nosokomial merupakan pelayanan yang wajib

diselenggarakan oleh rumah sakit. Tujuan pengendalian INOS adalah untuk

melindungi pasien dari infeksi dalam bentuk pencegahan. Saat ini INOS telah

dijadikan sebagai tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit (Fauzia, 2014).

6
Infeksi dapat berasal dari masyarakat/ komunitas (Community Acquired Infection)

atau dari rumah sakit (Healthcare-Associated Infections/ HAIs). Penyakit infeksi yang

terdapat dirumah sakit disebut sebagai Infeksi Nosokomial (Hospital Acquired

Infection). Layanan Kesehatan atau “HAIs” (Healthcare-Associated Infections)

menyebutkan bahwa kejadian infeksi tidak hanya berasal dari rumah sakit, tetapi juga

berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Kemenkes mencanangkan kegiatan

untuk mencegah adanya infeksi terkait layanan kesehatan (Healthcare-Associated

Infections/ HAIs) serta menyusun strategi pencegahan dan pengendalian infeksi

dibutuhkan pengertian infeksi, infeksi terkait pelayanan kesehatan (Healthcare-

Associated Infections/ HAIs), rantai penularan infeksi. (Kemenkes 2017).

Jenis dan Faktor Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan atau “Healthcare-

Associated Infections” (HAIs) meliputi:

1. Jenis HAIs yang paling sering terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan, terutama

rumah sakit mencakup:

a) Ventilator Associated Pneumonia (VAP)

Intubasi dan pemakaian ventilator meningkatkan kejadian nosokomial

pneumonia yang merupakan infeksi saluran nafas bagian bawah yang didapat

penderita selama penderita dirawat dirumah sakit.

b) Infeksi Aliran Darah (IAD)

Infeksi yang terjadi pada kanula vena dan arteri sewaktu dilakukan tindakan

pemasangan infuse pada pasien rawat inap dirumah sakit.

c) Infeksi Saluran Kemih (ISK)

ISK adalah infeksi saluran kemih yang ada saat pasien masuk rumah sakit

belum ada atau tidak dalam masa inkubasi dan didapat sewaktu atau sesudah

7
dirawat. Faktor resiko Gangguan/Interupsibarier anatomis melalui kateter

urin meningkatkan kejadian infeksi saluran kemih (ISK).

d) Infeksi Daerah Operasi (IDO)

IDO adalah infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari atau

sampai satu tahun pasca bedah meliputi jaringan lunak yang dalam insisi.

Faktor resiko pada prosedur operasi dapat menyebabkan infeksi daerah

operasi (IDO) atau “surgical site infection” (SSI).

2. Faktor Risiko HAIs meliputi:

a) Umur: Neonatus dan orang lanjut usia lebih rentan

b) Status imun yang rendah/terganggu (immuno-compromised): Penderita

dengan penyakit kronik, penderita tumor ganas, pengguna obat-obat

imunosupresan.

c) Gangguan/ Interupsibarier anatomis:

1) Kateter urin: Meningkatkan kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK).

2) Prosedur operasi: Dapat menyebabkan Infeksi Daerah Operasi (IDO) atau

“Surgical Site Infection” (SSI).

3) Intubasi dan pemakaian ventilator: meningkatkan kejadian “Ventilator

Associated Pneumonia” (VAP).

4) Kanula vena dan arteri: Plebitis, IAD

5) Luka bakar dan trauma.

d) Implantasi benda asing :Pemakaian mesh pada operasi hernia. Pemakaian

implant pada operasi tulang, kontrasepsi, alat pacu jantung.

e) Perubahan mikroflora normal: Pemakaian antibiotika yang tidak bijak dapat

menyebabkan pertumbuhan jamur berlebihan dan timbulnya bakteri resisten

terhadap berbagai antimikroba.

8
Tingginya angka kejadian infeksi nasokomial dapat menyebabkan turunnya

kualitas mutu pelayanan medis, sehingga perlu adanya upaya pencegahan dan

pengendaliannya. Cara paling ampuh untuk mencegah infeksi nasokomial adalah

dengan menjalankan Standard Precaution yang salah satunya adalah dengan

mencuci tangan pada setiap penanganan pasien di rumah sakit. Darmadi (2013).

Komponen utama standar pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial

dalam tindakan operasional mencakup kegiatan sebagai berikut:

a) Mencuci tangan

b) Menggunakan alat pelindung diri/APD seperti: sarung tangan, masker,

pelindung wajah, kacamata dan apron pelindung

c) Praktik keselamatan kerja

d) Perawatan pasien

e) Penggunaan antiseptik, penanganan peralatan dalam perawatan pasien dan

kebersihan lingkungan (Depkes, 2007).

Perilaku hand hygiene perawat merupakan salah satu faktor yang mempunyai

pengaruh besar terhadap pencegahan terjadinya infeksi nosokomial (INOS) di

rumah sakit. Kepatuhan perawat dalam hand hygiene berdasarkan prinsip five

moment for hand hygiene sebagai berikut:

a) Sebelum kontak dengan pasien

b) Sebelum tindakan asepsis

c) Sebelum kontak dengan cairan tubuh pasien

d) Setelah kontak dengan pasien

e) Setelah kontak dengan lingkungan pasien

9
C. Batasan Pengunjung Pasien

Cimioti (2012) menyimpulkan bahwa pengurangan beban kerja perawat merupakan

strategi yang menjanjikan untuk membantu mengontrol kejadian infeksi pada

fasilitas perawatan akut. Selain itu, hasil penelitian Sang, Stone dan Larson (2015)

juga menunjukan bahwa jumlah tenaga perawat berkaitan dengan peningkatan resiko

infeksi nosokomial. Sehingga, untuk mendapatkan asuhan perawatn yang

propesional, diperlukan adanya ketenagaan personalia yang memiliki kemampuan

dan memadai juga jumlahnya.

Hambatan lain dalam pelaksanaanya, kadang kala terbentur pada budaya masyarakat

setempat yang masih mengharuskan pasien harus dijenguk secara beramai-ramai

ketika sakit. Menurut pendapat Fong Ha, Anat dan Longnecker (2010) yang

menyatakan bahwa salah satu faktor penghambat dalam pemberian informasi

khususnya dalam komunikasi adalah faktor budaya.

10
BAB III
ANALISA SITUASI

A. Analisa Lokasi

1. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek (RSUD Abdul Moeloek)

didirikan pada tahun 1914 oleh pemerintahan Hindia Belanda untuk merawat buruh

perkebunan. Mulai tahun 1942 berkembang sebagai Rumah Sakit untuk merawat

untuk merawat tentara Jepang, kemudian sebagai Rumah Sakit Umum yang dikelola

Pemerintah Pusat RI, selanjutnya dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan,

lalu dikelola oleh Kodya Tanjung Karang dan akhirnya sampai sekarang dikelola

oleh pemerintah Provinsi Lampung. Tahun 1984 nama Rumah Sakit Umum Daerah

Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan tahun 1995 dianti lagi menjadi Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kesehatan Respublik Indonesia No.

1163/MENKES/SK/XII/1993 ditetakan menjadi rumah sakit kelas B non pendidikan.

RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung melalui peraturan Daerah Provinsi

Lampung nomor : 12 tahun 2000 tanggal 8 juni 2000 (persetujuan DPD Provinsi

Lampung Nomor 13 tahun 2000 tanggal 8 juni 2000) ditetapkan menjadi rumah sakit

unit swadana daerah. Pada tahun 2008 RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung telah ditetapkan sebagai rumah sakit tipe B pendidikan dengan Surat

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesis No.HK/03.05/1/2603/2008 tentang

penetapan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung sebagai rumah sakit

pendidikan. Rumah sakit Abdul Moeloek memiliki tugas pokok melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang pelayanan rumah sakit, tugas

11
dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada

Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Perda Provinsi Lampung

No. 12 Tahun 2009 pasal 29 ayat 1). Dalam melaksanakan tugas pokoknya rumah

sakit tersebut menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan rumah sakit

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

dibidang pelayanan rumah sakit

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang rumah sakit

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur dibidang pelayanan rumah

sakit

e. Pengelolaan administratif

Rumah sakit Abdul Moeloek memiliki kapasitas tempat tidur 600 unit, yang

terdiri atas 52 tempat tidur kelas utama, 72 tempat tidur kelas satu, 130

tempat tidur kelas dua, 28 tempat tidur kelas khusus, dan 318 tempat tidur

kelas tiga.

2. Struktur Organisasi RSUD Dr.H. Abdul Moeloek

Berdasarka buku saku selayang pandang RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung yang diresmikan Juni 2013 tentang informasi serta gambaran singkat

tentang RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, yaitu:

a. Satu orang direktur utama

b. Tiga direktur bagian

c. Dua kepala bidang yang mengkepalai empat kepala sub bidang

d. Lima kepala bagian atau setara dengan kepala bidang yang mengkepalai tiga

belas kepala sub bagian

12
3. Jenis Pelayanan

Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung melaksanakan berbagai jenis pelayanan kesehatan

sesuai fungsi, kapasitas, serta kewajibannya dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat diantaranya:

a. Pelayanan medis

b. Pelayanan penunjang medis dan non medis

c. Pelayanan dan asuhan keperawatan

d. Pelayanan rujukan

e. Pendidikan dan pelatihan

f. Administrasi dan keuangan

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung memiliki enam belas

pelayanan yang sudah terakreditasi dengan status lulus TINGKAT LENGKAP

per enam maret 2012 sampai dengan enam maret 2015, pelanan tersebut meliputi

a) Administrasi manajemen

b) Pelayanan medis

c) Gawat darurat

d) Keparawatan

e) Rekam medis

f) Farmasi

g) Laboratorium

h) Radiologi

i) Kamar oprasi

j) Perinatologi

13
k) Pengendalian infeksi nosokomial

l) K3

m) Intensif

n) Gizi

o) Rehabilitative medik

4. Visi Misi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

a. Visi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Rumah sakit unggulan dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di

Sumatera

b. Misi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesionaldengan

mengutamakan keselamatan pasien.

2. Menyelenggarakan proses pendidikan dan penelitian yangmengarah pada

pengembangan ilmiah dan teknologi dibidang kedokteran dan perumah

sakitan yang menunjang pelayanan kesehatan prima berstandar nasional

dan internasional.

c. Moto RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

ASRI

A : Aktif

S : Segera

R : Ramah

I : Inovatif

14
5. Visi dan Misi Ruang Mawar
a. Visi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Unggul dalam pelayanan dan pendidikan bedah di RSUD Abdul Moeloek
b. Misi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan pre dan post operasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien
2. Menyelenggarakan proses pendidikan dan penelitian di bidang bedah berdasarkan
standar nasional dan internasional
c. Moto RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
MAWAR
M : Memberi
A : Asuhan
W : Wangi
A : Aman
R : Ramah

B. ANALISA SITUASI RUANGAN


1. Gambaran umum ruangan mawar
Ruang Mawar adalah ruang rawat inap untuk pasien dengan kasus bedah (pre

operatif dan post operatif)

Ruanga yang ada di Mawar adalah :

a. Ruang Kepala Ruangan

b. Ruang Dokter

c. Ruang coas

d. Ruang Konsultasi

e. Ruang Dapur

f. Ruang Administrasi

g. Ruang Perawat

h. Ruang Tindakan

15
C. ANALISA SWOT

1. MAN (Ketenagaan)

a. Struktur organisasi ruang mawar

Direktur Utama

Dr. Hery Djoko Subandrio, M.KM

Direktur Pelayanan

Dr. Pad Dilangga, Sp. P

Ka. Instalasi

dr. Pirma Hutauruk, Sp. B


D.
SUPERVISIOR
Kepala Ruangan
Ns. Dewi Muayana, S.Kep
Ns. Dian Novita, S.Kep, Sp. KMB

Perawat Pelaksana Ruang Mawar

Lia Agustina, Amd. Kep


Koordinator
Ns. Diah Aruniawati, S.Kep
Ns. Dewi Andiani S.Kep
Ns. Julita Sitepu, S.Kep

Sri Nora Manurung, Amd. Kep

Ns. Elida Gusti, S.Kep E.


Novianti, S.Kep F.

Fera Hikmaramayanti, Amd.Kep


G.
H.
Mirnasari, S.Kep
I.
Risdiani, Amd.Kep
J.
Emma Rahmi, S.Kep K. Prakarya
Noka Rizana, Amd.Kep L.
1. Sukiyanto
Rima Septia AR, Amd.Kep M. 2. Tira H
N. 3. Rosimah
Ayu Widya, Amd. Kep 4. Raini
5. Evi Susanti
Fitri Yanti, Amd.Kep 16
Dwi Fitri Letha, Amd.Kep
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Ruang Mawar Tahun 2019

DIREKTUR UTAMA

Dr. Hery Djoko Subandrio, M.KM

DIREKTUR PELAYANAN

Dr. Pad Dilangga, Sp.P

Ka. Bid Keperawatan Ka. Bid Pelayanan

Eli Hartati, S.Kep. MM Dr. Surya Puspa Dewi, MARS

Ka. IRNA

dr. Pirma Hutauruk, Sp. B

Kepala Ruangan
SUPERVISIOR
Ns. Dian Novita, S.Kep, Sp. KMB
Ns. Dewi Muayana, S.Kep
Koordinator

Ns. Dewi Andiani S.Kep

Ka. TIM I Ka. TIM II


Prakarya
Lia Agustina, Amd. Kep Ns. Diah Aruniawati, S.Kep
1. Sukiyanto
1. Ns. Elida Gusti, S.Kep 1. Ns. Julita Sitepu, S.Kep
2. Tira H
2. Novianti, S.Kep 2. Sri Nora Manurung, Amd.
3. Rosimah
3. Risdiani, Amd.Kep Kep
4. Raini
4. Riska Prasetyaningrum, 3. Mirnasari, S.Kep
5. Evi Susanti
Amd. Kep 4. Ayu Widya, Amd. Kep
5. Emma Rahmi, S.Kep
5. Rima Septia AR, Amd.Kep
6. Fera Hikmaramayanti,
6. Noka Rizana, Amd.Kep
Amd.Kep
7. Fitri Yanti, Amd.Kep
7. Dwi Fitri Letha

17
1) Strenght (Kekuatan)

a. Tersedianya jumlah tenaga perawat sebanyak enam belas orang dan satu

kepala ruangan diruangan Mawar

b. Pendidikan tenaga perawat yang ada diruangan

D III Keperawatan :9 :56,2%

D IV/SI Keperawatan :2 :18,8%

SI + Profesi Ners :5 :18,8%

c. Perawat diruang mawar rata-rata memiliki status kepegawaian sebagai

PNS, TKS, HONOR.

2) Weakness (Kelemahan/hambatan)

Belum semua tenaga perawat mengikuti jenjang pendidikan Sarjana

Keperawatan

3) Opportunity (Kesempatan)

a) Adanya dukungan dari kepala ruangan dan menejemen keperawatan di

rumah sakit

b) Kepala ruangan dan koodinator selalu memacu semangat perawat dan

semua pegawai ruang intensif terpadu dalam menjalankan dan manajemen

ruangan yang lebih baik lagi

c) Tenaga perawat di ruang intensif terpadu beberapa ada yang melanjutkan

studi kejenjang yang lebih tinggi untuk memajukan system asuhan

keperawatan diruangan

d) Merupakan tempat praktek dan belajar mahasiswa S1 keperawatan, D3

keperawatan dan Kedokteran

18
4) Thearth (Ancaman)

Semakin berkembangnya ilmu dan teknologi sehingga banyak tuntutan yang

terjadi di Rumah Sakit

b. Metode

a) Metode keperawatan

Metode keperawatan yang digunakan adalah metode tim, dimana di ruang

Mawar metode tim terbagi menjadi 2 tim, untuk tim 1 memegang 4 kamar

yaitu kamar II A, II B, III A, III B, dan tim 2 memegang 4 kamar yaitu kamar

III C, III D, III E, III F. untuk pembagian tenaga perawat ditentukan sesuai

dengan jumlah pasien yang ada dan perawat pelaksana bertanggung jawab

penuh terhadap pasien yang telah dibagi kepadanya.

b) Analisa

1) Streght ( kekuatan)

a. Terdapat visi dan misi diruang Mawar

b. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang mawar bahwa di ruang

Mawar sudah menggunakan metode tim dan melaksanakan pre dan

post conference

c. Terdapat standar asuhan keperawatan di ruang Mawar

d. Hasil observasi ruang perawat terdapat dalam satu ruangan, sehingga

memudahkan untuk pengkoordinasian

e. Hasil pengkajian telah tersedia format pengkajian sampai evaluasi

keperawatan

f. Hasil observasi operan selalu dilakukan saat pergantian shift

19
g. Hasil observasi adanya kerjasama yang baik antara kepala ruangan,

ketua tim, dan perawat palaksana

h. Hasil wawancara dengan kepala ruangan, mengatakan bahwa

meeting bulanan dilakuakan untuk koordinasi anatara kepala

ruangan, dan staf yang ada diruang Mawar

2) Weakness (kelemahan /hambatan)

Hasil observasi yang sudah dilakukan didapatkan masih adanya keluarga

pasien yang belum membudayakan hand hygiene

3) Opportunity (kesempatan)

Kepala ruangan dan koordinator selalu memacu semangat perawat dan semua

pegawai ruang Mawar dalam menjalankan asuhan keperawatan dan manajemen

ruangan yang lebih baik lagi

4) Thearthy (Ancaman)

Semakin kritisnya masyarakat dalam penilaian pelayanan keperawatan yang diberikan

sehingga menuntut pelayanan kesehatan agar lebih optima

c. Machine

BOR (Bed occupancy Rate)

BOR = (jumlah hari perawat RS / (jumlah tempat tidur X jumlah hari dalam 1 periode) X 100

No Uraian Jumlah
Juli Agustus September
1 B.O.R 58% 70,89% 46,3%

6. Man
Ruang Mawar adalah ruang rawat inap untuk pasien dengan kasus bedah (pre

operatif dan post operatif) yang terdiri dari ruang kelas IIA, IIB, IIIC, IIID, dan IIIE.

20
d. Rekapitulasi kunjungan rawat inap di Ruang Mawar

Tabel 3.1 Rekapitulasi Kunjungan Rawat Inap di Ruang Mawar Bulan


Juli, Agustus, dan September Tahun 2019
No Uraian Jumlah
Juli Agustus September
1. Total di rawat 150 177 147
2. Hari rawat 694 613 556
3. Pasien keluar:
Hidup 100 109 92
Mati 16 17 13

Sumber : Data sekunder

e. Efisiensi pelayanan di Ruang Mawar


1) BOR (Bed Occupancy Rate)
Tabel 3.2 Rekapitulasi B.O.R di Ruang Mawar Bulan Juli, Agustus,
dan September Tahun 2019

No Uraian Jumlah
Juli Agustus September
1 B.O.R 58% 70,89% 46,3%

Sumber : Data sekunder

Berdasarkan data yang diperoleh persentase pemakaian tempat tidur

(BOR) pada bulan September di Ruang Mawar (46,3%) berada di bawah

75%-85%. Berdasarkan data yang diperoleh terdapat penurunan angka

pemakaian tempat tidur (BOR) pada bulan Agustus yaitu bulan Juli 58%,

Agustus 70,89%, dan bulan setember sebanyak 46,3% dapat di katakana

bahwa angka pemakaian tempat tidur (BOR) di ruang mawar belum sesuai

dengan standar nasional (60%-85%)

2) LOS (Length Of Stay)

Tabel 3.3 Rekapitulasi L.O.S di Ruang Mawar Bulan Juli, Agustus,

dan September Tahun 2019

No Uraian Jumlah

21
Juli Agustus September
1 L.O.S 5 5 4

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan data yang diperoleh lama di rawat pasien dalam Tri Wulan

di Ruang Mawar antara 4 sampai dengan 5 hari. Hal ini dapat dikatakan

bahwa perawatan seorang pasien (LOS) di Ruang Mawar berada di

bawah standar nasional (6-9 hari).

3) TOI (Turn Over Interval)


Tabel 3.4 Rekapitulasi T.O.I di Ruang Mawar Bulan Juli, Agustus,
dan September Tahun 2019
No Uraian Jumlah
Juli Agustus September
1 T.O.I 2 4 5

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa tempat tidur tidak ditempati

(TOI) di Ruang Mawar adalah selama 5 hari hal ini belum sesuai dengan

standar nasional (1-3 hari).

4) TOI (Turn Over Interval)


Tabel 3.5 Rekapitulasi T.O.I di Ruang Mawar Bulan Juli, Agustus,
dan September Tahun 2019
No Uraian Jumlah
Juli Agustus September
1 T.O.I 2 4 5

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa tempat tidur tidak ditempati

(TOI) di Ruang Mawar adalah selama 5 hari hal ini belum sesuai dengan

standar nasional (1-3 hari).

22
7. Ketenagaan
a. Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan
Tabel 3.6 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan di
Ruang Mawar Tahun 2019

No Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persen


1 Perawat 16 66,6%
2 Cleaning Servis 6 25%
3 Administrasi 1 4,2%
4 Inventarisasi 1 4,2%
Jumlah 24 100

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar ketenaga kerjaan (66,6%) ketenegaan di

Ruang Mawar adalah tenaga perawat sebanyak 16 orang.

b. Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan


Tabel 3.7 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Ruang
Mawar Tahun 2019
No Pendidikan Jumlah Persen %
1 Diploma IV & Strata 1 2 7,4
2 Diploma III 9 33,4
3 Profesi ners 5 18,5
4 Prakarya 5 18,5
Jumlah 21 100

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar (33,4%) ketenagaan di Ruang mawar

berpendidikan D III perawat yaitu sebnayk 9 orang.

c. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan tingkat pendidikan


Tabel 3.8 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Ruang Mawar Tahun 2019

23
No Tingkat Pendidikan Jumlah %
1 D III Keperawatan 9 56,2
2 D IV/SI Keperawatan 2 18,8
3 S1+ Profesi Ners 5 18,8
Jumlah 16 100
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan data di atas, sebagian besar (56,2%) tenaga keperawatan di Ruang

Mawar berpendidikan Diploma III (perawat terampil) sebanyak 6 orang.

d. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan masa kerja


Tabel 3.9 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Masa Kerja di
Ruang Mawar Tahun 2019
No Masa Kerja Jumlah %
1 > 5 tahun 5 31,2
2 < 5 tahun 11 68,8
Jumlah 16 100
Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan data di atas, sebagian besar masa kerja tenaga keperawatan di

Ruang Mawar memiliki pengalaman kerja <5 tahun sebanyak 11 orang.

e. Karakteristik tenaga keperawatan


Tabel 3.10 Distribusi Berdasarkan Ketenagaan Berdasarkan di Ruang
Mawar Tahun 2019
No Masa Kerja Jumlah %
1 PNS 9 56,25
2 Honor 5 31,25
3 TKS 2 12,5
Jumlah 16 100

f. Karakteristik ketenagaan berdasarkan tenaga medis

Tabel 3.11 Distribusi Berdasarkan Tenaga Medis Berdasarkan di Ruang

Mawar Tahun 2019

24
No Tenaga Medis Jumlah %
Dokter Bedah
1 1
Knsultan Digestive
Dokter Bedah
2 2
Konsultan Onkologi
Dokter Spesialis
3 3
Bedah Syaraf
Dokter Spesialis
4 6
Ortopedi
Dokter Spesialis
5 5
Bedah Urologi
6 Dokter Bedah Umum 3
7 Dokter Umum 2
Jumlah 21 100

g. Analisis kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang Mawar

Analisa kebutuhan tenaga perawat di Ruang Mawar berdasarkan Rumus douglas

adalah sebagai berikut :

∑ perawat = E pasien x derajat ketergantungan

Tabel 3.12 Klasifikasi Pasien Pada tangga l 9-15 september 2019


Kebutuhan pasien Total
Tanggal Shift Total care Parsial care Minimal care Total perawat perawat
yang jaga
dibutuhkan
Rabu, Pagi 6 x 0,36= 2,16 7 x 0,27=1,89 - 4 9
09 Siang 6 x 0,3=1,8 7 x 0,15=1,0 - 3
oktober Malam 6 x 0,2=1,2 7 x 0,10=0,7 - 2
2019
Kamis , Pagi 6 x 0,36= 2,16 6 x 0,27= 1,62 1 x 0,17 =0,17 4 9
10 Siang 6 x 0,3= 1,8 6 x 0,15=0,9 1 x 0,14=0,14 3
oktober Malam 6 x 0,2=1,2 6 x 0,10=0,6 1 x 0,07=0,07 2
2019
Jumat, Pagi 11 x 0,36 6 x 0,27 = 1,62 - 6 13
11 =3,96
oktober Siang 11 x 0,3=3,3 6 x 0,15=0,9 - 4
2019 Malam 11 x 0,2=2,2 6 x 0,10=0,6 3
Sabtu, Pagi 7 x 0,36= 2,52 9 x 0,27=2,42 1 x 0,17 =0,17 5
12 Siang 7 x 0,3=2,1 9 x 0,15=1,35 1 x 0,14=0,14 4
oktober Malam 7 x 0,2=1,4 9 x 0,10=0,9 1 x 0,07= 0,07 2
2019
Senin, Pagi 7 x 0,36=2,52 10 x 0,27=2,7 - 5 11
14 Siang 7 x 0,3=2,1 10 x 0,15=1,5 - 4
oktober Malam 7 x 0,2=1,4 10 x 0,10=1 - 2
2019

25
Selasa, Pagi 10 x 0,36=3,6 8 x 0,27=2,16 - 6 13
15 Siang 10 x 0,3=3 8 x 0,15=1,2 - 4
Oktober Malam 10 x 0,2=2 8 x 0,10=0,8 - 3
2019

Sumber : Data sekunder pedoman ruangan Mawar

26
8. Struktur Organisasi Ruang Mawar
Gambar 3.13 Struktur Organisasi Unit Kerja Ruang Mawar Tahun 2019

Ka. Instalasi

dr. Pirma Hutauruk, Sp. B

SUPERVISIOR

Ns. Dewi Muayana, S.Kep

Kepala Ruangan Koordinator

Ns. Dian Novita, S.Kep, Sp. KMB Ns. Dewi Andiani S.Kep

Perawat Pelaksana Ruang Mawar

Lia Agustina, Amd. Kep

Ns. Diah Aruniawati, S.Kep

Ns. Julita Sitepu, S.Kep

Sri Nora Manurung, Amd. Kep

Ns. Elida Gusti, S.Kep

Novianti, S.Kep

Fera Hikmaramayanti, Amd.Kep

Mirnasari, S.Kep Prakarya

Risdiani, Amd.Kep 6. Sukiyanto


7. Tira H
Emma Rahmi, S.Kep
8. Rosimah
Noka Rizana, Amd.Kep 9. Raini
10. Evi Susanti
Rima Septia AR, Amd.Kep

Ayu Widya, Amd. Kep

Fitri Yanti, Amd.Kep

Dwi Fitri Letha, Amd.Kep

27
O. Material
1. Denah Ruang Mawar
Gambar 3.14 Denah Ruang Mawar
Ruang dapur Kepala Ruang Ruang III C III F
Nurse III E
SMF Coas tindakan
station
Orthopedi Wanita
III D

Ruan Nurse II A II B III A IIIB Gudang


g station O2
Karu

Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi lingkungan Ruang Mawar dapat

disampaikan bahwa :

a. Pencahayaan : Terang di semua ruang bisa untuk membaca, cukup sinar

matahari

b. Ventilasi : Segar, banyak udara masuk melalui lubang angin dan jendela.

c. Lantai : Lantai keramik, bersih dan kering.

d. Atap : Rapat/tidak bocor, bagian dalam bersih

e. Dinding : Kuat, tidak retak, bersih

f. Sarana air bersih : Tersedia

g. Pembuangan air limbah : Lancar

h. Tempat sampah medis dan non medis terpisah.

2. Kapasitas di Ruang Mawar

Ruang Mawar memiliki kapasitas 40 tempat tidur (4 rusak , 7 dipinjam, 23 baik, 6

disimpan dengan klasifikasi :

a. 4 tempat tidur, 4 lemari, 1 AC, 1 kamar mandi kelas 2 A

b. 4 tempat tidur, 4 lemari, 1 tiang,1 kamar mandi, 1 AC kelas 2 B

c. 5 tempat tidur, 4 lemari, 2 tiang, 1 kamar mandi, 1 AC kelas 3A

28
d. 5 tempat tidur, 4 lemari, 3 tiang, 2 AC, kelas 3B

e. 6 tempat tidur, 5 tiang, 6 lemari, 1 kamar mandi, 1 AC kelas 3 D

f. 6 tempat tidur, 4 tiang, lemari, 1kamar mandi, 1 AC kelas 3 E

3. Fasilitas Untuk Petugas

a. Ruang nurse station

b. Ruang perawat

c. Kamar mandi dan WC

d. Ruang administasi dengan komputer dan akses internet.

e. Ruang kepala ruangan

f. Ruang dokter

4. Fasilitas Alat

Tabel 3.16 Daftar Inventaris Alat Ruang Mawar Tahun 2019


No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Laken 60 Baik
2 Stik laken 10 Baik
3 Perlak 10 Baik
4 Sarung bantal 20 Baik
5 Kasur 38 Baik
6 Kain skern 2 Baik
7 Bantal - -
Sumber : Data Sekunder

5. Fasilitas Alat Medis


Tabel 3.17 Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Mawar Tahun 2019
Kondisi Kondisi
No Nama Barang Jumlah
(data ruangan) (data observasi)
Tidak ditemukan
diruangan,
dikarenakan sudah
merupakan procedure
1 Sterilisator - - dari rumah sakit,
dikarenakan adanya
bagian CSSD yang
mengani alat alat
untuk sterilisasi

29
Baik Kondisi alat dapat
digunakan dengan
2 Suction moba 1
baik dan berfungsi
dengan maksimal
3 Baik & 1 Kondisi kursi roda
kurang baik yang berjumlah 4
buah, 1 kursi roda
3 Kursi roda 4
kondisi masih baru
dan 4 lainya kondisi
baik
Baik Kondisi baik dan
dapat digunakan
4 Torniquet 1
dengan sesuai
fungsinya
Baik Kondisi bagus
Tensi meter
5 2 berfungsi sesuai
digit
dengan fungsinya
Baik Kondisi baik
6 Manometer O 2
8 berfungsi sesuai
dengan fungsinya
Baik Kondisi baik dapat
Stetoskop
7 3 digunakan sesuai
dewasa
dengan fungsinya
8 Stetoskop anak - -
Baik Kondisi baik jumlah
Tersedia
sesuai kebutuhan ,
9 Pinset anatomis sesuai
kebutuhan bentuk fisik baik tidak
ada karat
Baik Kondisi baik jumlah
Tersedia
sesuai kebutuhan ,
10 Pinset sirurgis sesuai
kebutuhan bentuk fisik baik tidak
ada karat
Baik Kondisi baik dan
11 Gunting perban 1
tajam
Baik Kondisi baik jumlah
Tersedia
sesuai kebutuhan ,
12 Nierbeken sesuai
kebutuhan bentuk fisik baik tidak
ada karat
Baik Kondisi baik jumlah
Tersedia
sesuai kebutuhan ,
13 Tong spatel Sesuai
kebutuhan bentuk fisik baik tidak
ada karat
Tersedia Baik Ketersedianan barang
14 Alcohol sweb sesuai cukup tersimpan
kebutuhan dengan baik
Baik Kondisi baik jumlah
sesuai kebutuhan ,
15 Bak instrumen 2
bentuk fisik baik tidak
ada karat
16 Kom kecil Tersedia Baik Kondisi baik jumlah
30
sesuai kebutuhan ,
Sesuai
bentuk fisik baik tidak
kebutuhan
ada karat
Baik Kondisi baik jumlah
Tersedia
sesuai kebutuhan ,
17 Kom besar Sesuai
kebutuhan bentuk fisik baik tidak
ada karat
Baik Kondisi baik jumlah
Tersedia
Gunting sesuai kebutuhan ,
18 Sesuai
jaringan bentuk fisik baik tidak
kebutuhan
ada karat
Baik Kondisi baik, bentuk
Tromol kasa
19 1 fisik baik tidak ada
besar
karat
Tromol kasa -
20 -
kecil
Baik Jumlah 20 buah, 5
buah kondisi cukup
21 Tiang infuse 34
namun dapat
berfungsi dengan baik
Baik Kondisi alat baik
22 Pispot 5 dapat digunakan
dengan baik ,
Baik Kondisi alat baik
Termometer
23 1 dapat digunakan
raksa
dengan baik
Baik Kondisi alat baik
Termometer
24 1 dapat digunakan
digital
dengan baik
Baik Kondisi alat baik
25 Timbangan 1 dapat digu8nakan
dengan baik
Baik Kondisi alat baik
26 Bak spuit kecil 1 dapat digunakan
dengan baik
Baik Kondisi alat baik
Dorongan
27 2 dapat digunakan
instumen
dengan baik
Baik Kondisi alat baik
28 Tensi duduk 1 dapat digunakan
dengan baik
Baik Kondisi alat baik
dapat digunakan
Tremos tranfusi dengan baik dapat
29 1
darah (transfer) menjaga suhu darah
dengan stabil tanpa
kebocoran
Sesuai Baik Kondisi baik jumlah
30 Ambu bag
kebutuhan sesuai kebutuhan ,
32 Gunting Sesuai Baik Kondisi baik jumlah

31
sesuai kebutuhan ,
heakting kebutuhan bentuk fisik baik tidak
ada karat
Baik Dapat berfungsi
sesuai dengan
33 Nebu 1
fungsinya, tidak ada
kebocoran
Baik Kondisi baik jumlah
Sesuai sesuai kebutuhan ,
34 Korentang
kebutuhan bentuk fisik baik tidak
ada karat
Baik Kondisi baik jumlah
Sesuai sesuai kebutuhan ,
35 Iv kateter
kebutuhan ketersedianan alat
cukup untuk pasien
Baik Kondisi baik jumlah
36 Handscrube 16 sesuai kebutuhan ,
ketersedian alat cukup
Kondisi baik jumlah
sesuai kebutuhan ,
ketersedianan alat
cukup untuk pasien,
Tempat penyimpanan
baik , tidak lembab ,
Tempat
Tercukupi untuk tertutup dan dapat di
37 penympann 51
obat jumlah pasien awasi perawat di
letakkan di runagan
AC , terdapat tempat
untuk menulis
indetitas pasien sesuai
obat yang akan di
berikan
Baik Kondisi baik, tidak
adanya retakan , dapat
38 Nampan 3 menampung beban
dengan baik sesuai
fungsinya
Baik Kondisi baik, tidak
adanya kebocoran,
Tabung O2
39 1 tersisi o2 dengan baik
kecil
dapat mengalirkan O2
dengan baik
Baik Jumlah sesuai
kebutuhan, terisi O2
Tabung O2
40 17 dengan baik, dapat
besar
berfungsi sesuai
dengan fungsinya
41 Alat ekg 2 1 baik, 1 rusak Dapat digunakan
dengan baik
Dapat memunculkan

32
hasil EKG dengan
baik dan jelas
Baik Kondisi baik dapat
menampung sampah
42 Kotak sampah 2
dengan baik, terdpat
tutup
Baik Kondisi baik dapat
Kotak sampah menampung sampah
43 1
non organic dengan baik, terdpat
tutup
baik Kondisi baik dapat
Kotak sampah menampung alat alat
44 1
infesius infeksius dengan baik,
toidak ada lubang
baik Kondisi baik dapat
Kotak sampah menampung alat alat
45 1
jarum infeksius dengan baik,
toidak ada lubang
Sesuai baik Kondisi baik jumlah
46 Selang Ngt
kebutuhan sesuai kebutuhan
Sesuai Baik Kondisi baik jumlah
47 Peralatan infuse
kebutuhan sesuai kebutuhan
Selang tranfusi Sesuai baik Kondisi baik jumlah
48
darah kebutuhan sesuai kebutuhan

6. Obat (High Alert)


NAMA GENERIK BENTUK SEDIAAN / NAMA DAGANG
KEKUATAN
ANTI-TROMBOTIK, ANTIKOAGULAN
HEPARIN NA INJEKSI 5000 IU/ML HEPARIN
INVICLOT
OBAT KEMOTRAPI
(PARENTERAL)
BEVACIZUMAB INJEKSI 100 MG/4 ML AVASTIN
BLEOMYCIN HCL INJEKSI 15 MG BLEOCIN
INJEKSI 150 MG CARBOPLATIN
CETUXIMAB INJEKSI 450 MG CARBOPLATIN
CISPLATINUM INJEKSI 100 MG ERBITUX
INJEKSI 10 MG CISPLATIN
CITARABIN INJEKSI 50 MG CISPLATIN
CYCLOPHOSPHAMIDE INJEKSI 100 MG CITARABIN
INJEKSI 200 MG CYCLOID
ENDOXAN
INJEKSI 500 MG CYCLOID
ENDOXAN
INJEKSI 1 MG CYCLOID
ENDAXAN
DACARBAZIN INJEKSI 200 MG DACARBAZIN
DAUNORUBICIN INJEKSI 20 MG DAUNOCIN
DISODIUM CLODRONATE INJEKSI 300 MG / 5 ML BONEPOS
DOCETAXEL INJEKSI 20 MG BREXEL

33
INJEKSI 80 MG BREXEL
DOXORUBICIN HCL INJEKSI 10 MG DOXOROBICIN
INJEKSI 50 MG DOXOROBICIN
EPIRUBICIN INJEKSI 50 MG EPIRUBICIN
ETOPOSIDE INJEKSI 20 MG POSYD
INJEKSI 100 MG POSYD
FILGRASTIM INJEKSI 300 MG / ML LEUCOGEN
5- FLUOROURACIL INJEKSI 500 MG CURACIL
FLUDARABINE PHOSPHATE INJEKSI 50 MG FLUDARA
GEMCITABINE INJEKSI 200 MG GEMCIKAL
GEMZAR
INJEKSI 1000 MG GEMCIKAL
GEMZAR
GOSERELINE ACETATE INJEKSI 3,6 MG ZOLADEX
INJEKSI 10,8 MG ZOLADEX
IBANDRONIC ACID INJEKSI 6 MG BONDRONAT
BONEVELL
IFOSFAMIDE INJEKSI 1000 MG HOLOXAN
IRINOTECAN INJEKSI 40 MG CAMPTO
HYDROCHLORIDA INJEKSI 100 MG CAMPTO
INJEKSI 10.000 KU LEUNASE
L-ASPARAGINASE INJEKSI 50 MG / ML LEUCOVORIN DBL
LEUCOVORIN CA INJEKSI 3,75 MG TAPROS
LEUPRORELINE ACETATE INJEKSI 11,25 MG TAPROS
INJEKSI 400 MG UROMITEXAN
MESNA INJEKSI 50 MG METHOTREXATE
METHOTREXATE INJEKSI 50 MG BELOXA
OXALIPATIN REXTA
INJEKSI 100 MG/20 ML ELOXATIN
BELOXA
INJEKSI 30 MG/ 5 ML PACLITAXEL
PACLITAXEL FANCOPAC
INJEKSI 100 MG PACLITAXEL
PANCOPAC
INJEKSI 100 MG MABTHERA
RITUXIMAB INJEKSI 500 MG MABTHERA
INJEKSI 440 MG /20 ML HERCEPTIN
TRASTUZUMAB HERZEMBAB
INJEKSI 10 MG / ML NAVELBINE
VINORELBINE TARTRATE INJEKSI 2 MG VINCRISTINE
VINCRISTINE SULPHATE INJEKSI 4 MG / 5 ML ZOMETA
ZOLEDRONIC ACID
INSULIN (SC DAN IV)
HUMAN INSULIN SHORT INJEKSI IU/ ML VIAL HUMULIN R
ACTING FLEXPEN 100 IU/ML NOVORAPID
INSULIN ASPARTAT
FLEXPEN INJ 30% + 70% NOVOMIX 30
INSULIN ASPARTAT,
PROTAMINATED INSULIN
ASPARTAT FLEXPEN 100 IU/ML LEVEMIR
INSULIN DETEMIR SOLOSTAR PEN 100 IU/ML LANTUS
INSULIN GLARGIN BASAGLAR
SOLOSTAR PEN 100 IU/ ML ASPIDRA
INSULIN GLULISNE INJ (CATRIDGE) 25% + 75% HUMALOG MIX25
INSULIN LISPRO + LISPRO

34
PROTAMIN INJ (CATRIDGE) 100 IU/ ML HUMOLOG
INSULIN LISPRO VIAL
OBAT NARKOTIKA (IV)
FENTANYL PATCH 25 MU DUROGESIC MATRIX
PATCH 50 MU DUROGESIC MATRIX
FENTANYL INJEKSI 50 MCG /ML FENTANYL
MORFIN INJEKSI 10 MG / ML MORFIN
OKSIKODON INJEKSI 10 MG / ML OXYNORM
PETHIDIN INJEKSI 100 MG / ML PHETIDIN
LARUTAN KONSENTRAT
PEKAT
GLUKOSA LARUTAN 40% OTSU – D40
KALIUM KLORIDA INJEKSI 7,46% OTSU – KCL
KALSIUM GLUKONAT INJEKSI 100 MG/ ML KALSIUM GLUKONAT
MAGNESIUM SULFAT INJEKSI 20% OTSU – MGS04
INJEKSI 40% OTSU – MGS04
NATRIUM BIKARBONAT INJEKSI 8,4% OTSU – MEYLON
NATRIUM KLORIDA INFUS 500 ML (3%) OTSU – NS

P. Methods
1. Visi dan Misi
9. Visi dan Misi Dr. H. Abdul Moeloek (RSUD Abdul Moeloek)
Visi Sesuai dengan Renstra 2009-2014 dan Renstra 2014-2019
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung (RSAM)
dan program akreditasi SNARS RSAM mempunyai visi
yang mengandung makna cita-cita yang harus di wujudkan
oleh seluruh civitas hospitalia rumah sakit dalam ranka
untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan pasar industry
perumahsakitan dalam pelayanan kesehatan. RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung mempunyai visi
“Rumah sakit unggul dalam pelayanan, pendidikan, dan
penelitian di sumatrera”
Misi 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,
professional dengan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Menyalenggarakan proses pendidikan dan penelitian yang
mengararah pada pengembangan ilmu dan teknologi di
bidang kedokteran dan perumahsakitan yang menunjang
pelayanan kesehatan prima berdasar standar nasional dan
internasional.
Motto ASRI (Aktif, Segera, Ramah, dan Inovatif).

10.Visi dan Misi Ruang Mawar

35
Visi Unggul dalam pelayanan dan pendidikan bedah di RSUD
Abdul Moeloek
Misi 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan pre dan post
operasi dengan mengutamakan keselamatan pasie
2. Menyelenggarakan proses pendidikan dan penelitian di
bidang bedah berdasarkan standar nasional dan
internasional

Motto MAWAR (Memberi, Asuhan, Wangi, Aman, Ramah)

2. Metode Asuhan Keperawatan Profesional di Ruang Mawar

Ruang Mawar melaksanakan dengan metode asuhan keperawatan tim, dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Terdapat tujuh belas orang perawat yang bertugas sesuai dengan shift

a. Shift pagi mulai pukul 08.00-14.00 WIB sebanyak 8 orang yan meliputi : 1

orang kepala ruangan, 1 orang coordinator ruangan, 1 rang penanggung jawab

alat, dan 2 orang Ka. Tim, dan 3 orang perawat pelaksana.

b. Shift sore mulai pukul 14.00-21.00 WIB sebanyak 3 orang

c. Shift malam mulai pukul 21.00-08.00 WIB sebanyak 2 orang

d. Pembagian pasien dibagi menjadi 3 kali dalm sehari yaitu pagi, siang, malam,

dengan 2 tim dengan tingkat ketergantungan dihitung dengan rumus

penghitungan Douglas. Sedangkan Pembagian pasien untuk Tim 1

bertanggung jawab untuk kamar II A dengan 4 tempat tidur , IIB dengan 4

tempat tidur , III A dengan 5 tempat tidur dan III B dengan 5 tempat tidur.

Tim 2 bertanggung jawab untuk kamar III C dengan 5 tempat tidur, III D

dengan 6 tempat tidur, IIIE dengan 6 tempat tidur. Tersedia buku laporan

pasien untuk 2 Tim yang diisi lengkap tiap shift yang berisi keadaan umum,

pemenuhan KDM, terafi tindakan yang sudah dan akan dilakukan pada shift

berikutnya.

e. Peraturan jam besuk dan lainnya

36
a. Discharge planning

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 pasien, 100% pasien menyatakan

bahwa perawat memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang

perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan setelah pasien diperbolehkan

pulang.

b. Dokumentasi

Hasil evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan terhadap 10 sampel

status pasien, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.19 Hasil Evaluasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang


Mawar Tahun 2019
No Aspek Yang Dinilai Nilai (%)
1 Pengkajian 100%
2 Diagnosa Keperawatan 100%
3 Perencanaan 100%
4 Implementasi 100%
5 Evaluasi 100%
Berdasarkan tabel di atas hasil dari 18 pasien yang dilakukan dokumentasi rata-
rata nilai sebanyak 100% hasil evaluasi dokumentasi.

Tabel 3.20 Disribusi Kejadian Nasokolmial Di Ruang Mawar Tahun 2019


No Uraian Jumlah Total
Juli Agustus September
1 Infeksi
Nasokomial

Tabel 3.21 Distribusi Perilaku Cuci Tangan di Ruang Mawar Tahun


2019
No Perilaku Cuci Tangan Jumlah %
1 Tidak perlu meskipun tahu 6 60
2 Tidak tahu 4 40
Jumlah 10 100

37
Berdasakan tabel diatas sebagian besar (60%) responden merasa tidak perlu
melakukan cuci tangan meskipun tahu bahwa cuci tangan sangat penting
dilakukan.

Q. Money
1. Penyedian barang dan bahan habis pakai di ruangan dapat langsung di peroleh
melalui amprahan permintaan.
2. Penyediaan ruang tunggu bagi keluarga pasien di ruang mawar.
3. Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui prosedur permintaan
barang yang diajukan kebagian administasi rumah sakit.

R. Marketing
1. Adanya pelanggan peserta asuransi kesehatan seperti ASKES, BPJS, dan umum.
2. Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan Rumah
Sakit untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa.

S. Analisa SWOT

Strengths Weaknesses Opportunities Threats


(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)
1. Pengendalian 1. Adanya 1. Semakin 1. Keluarga pasien
infeksi keterbatasan tingginya bila tidak
nasokomial waktu perawat kesadara keluarga mengikuti
dengan 6 dalam mengenai infeksi anjuran perawat
langkah dan 5 memberikan nasokomial dapat
momen cuci pendidikan meningkatkan
tangan : kesehatan 6 - Mahasiswa resiko terjadinya
- Adanya poster 5 langkah dan 5 praktik infeksi
momen cuci momen cuci memberikan nasokomial
tangan yang tangan. pendidikan
ditempal di - Keluarga kesehatan
dinding di pasien belum mengenai
depan Ruangan melakukan infeksi
pasien perilaku 5 nasokomial dan
- Adanya hands momen cuci 5 momen serta 6
rub di depan tangan dengan langkah cuci
Ruangan pasien tepat baik itu tangan
dengan hand
rub yang
tersedia di
depan

38
ruangan
ataupun
mencuci
tangan dengan
sabun.

2. Pengendalian 2. Ada nya 2. Semakin 2. Jika Keluarga


infeksi keterbatasan dalam tingginya pasien tidak
nasokomial enerapan kembali kesadara keluarga mengikuti
dengan peraturan diruang mengenai infeksi peraturan yan g
membatasi mawar. nasokomial telah di berikan
jumlah - Keluarga dengan ruangan dapat
penunggu pasien tidak mengurangi meningkatkan
pasien hanya 1 mau jumlah resiko terjadinya
orang saja yang meninggalka pengunjung yang infeksi
berada di dalam n pasien masuk keruangan nasokomial
kamar untuk sendiri pasien
menunggu diruang
pasien, dan perawatan
membatasi - Keluarga
jumlah selalu ingin
pengunjung tau tindakan
pasien pada jam apa saja yang
besuk. diberikan
pada pasien.

T. Perumusan dan Prioritas Masalah

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas

3 Methods
Belum optimalnya pemberian
informasi tentang jumlah
3 2 5 3 4 18 I
pengunjung pasien yang
berada di ruangan
Belum efektif nya edukasi
hand hygiene dalam
5 3 2 4 2 16 II
pengawasan dan pencegahan
infeksi di rumah sakit

Keterangan :
1. Magnitud (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
2. Severity (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan
3. Manageability (Mn) : Kemungkinan masalah bisa dipecahkan
4. Nursing Consent (Nc) : Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
5. Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya.

39
Rentang nilai yang digunakan:
5 = Sangat penting 2 = Kurang penting
4 = Penting 1 = Sangat kurang penting
3 = Cukup penting
U. Planning Of Action (POA)
Uraian
No Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu PJ
Kegiatan
1 Pemanfaata Meningkat Keluarga Pembuatan Name Mahasiswa 29 Amanah,
n kembali kan pasien di name tag tag oktober Novi,
ruang pelayanan ruang penunggu penanda 2019 Monic,
tunggu dalam mawar pasien penungg iqbal,rico,
pasien dan pencegahan u pasien barkah
peraturan dan
jumlah pengendali
penunggu an risiko
pasien di infeksi di
dalam ruangan
ruang
perawatan
pasien
2 Membuat Keluarga Keluarga Edukasi Poster Mahasiswa 29 Yusro,
poster pasien pasien di kembali cuci oktober nia,
mengenai dapat ruang penunggu tangan 2019 rischa,Put
cuci tangan menerapka mawar pasien rido, titik
n perilaku tentang
cuci tangan penting nya
cuci tangan

40
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Z & Satyabakti, P. 2013. Surveilans Infeksi Daerah Operasi (IDO) menurut

Komponen Surveilans di Rumah Sakit X Surabaya tahun 2012.

Al Kadi, A. & Salati, S.A. 2012. Hand Hygiene Practices among Medical Students.

Interdisciplinary Perspectives on Infectious Diseases.

Depkes. 2007. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan.

Fauziah, N. & Ahsan (2014). Pengaruh Faktor Individu, Organisasi dan Perilaku terhadap

Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Hand Hygiene di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Tk. II Dr. Soepraoen Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen, 12(4), 731-

739.

Fong Ha, J., N. Longnecker. 2010. Doctor-Patient Communication: A Review. The Ochsner

Journal 10:38–43.

Jeyamohan, Dharshini. 2011. Angka Prevalensi Infeksi Nosokomial pada Pasien Luka

Operasi Pasca Bedah di Bagian Bedah di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik, Medan dari Bulan April sampai September 2010. Universitas Sumatra Utara,

Medan.

National Health & Medical Research Council. 2010. Prevention and Control of Infection in

Healthcare.

Nursalam, (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika

Permenkes Republik Indonesia No. 659 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

Suarli, S & Bachtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik. Jakarta:

Erlangga

41
Wijaya, C & Rifai, M. (2016). Dasar-dasar Manajemen Mengoptimalkan pengelolaan

organisasi secara efektif dan efeisien. Medan : Perdana Mulya Sarana.

42

Anda mungkin juga menyukai