Anda di halaman 1dari 3

Tugas.

3 Audit SDM EKMA4476

Nama : Winda Suci Marini

NIM : 030954991

1. Jelaskan bagaimana menilai tingkat lowongan kerja, perputaran karyawan, serta absensi
pekerja?

Terkait dengan perhitungan lowongan pekerjaan,auditor dalam melakukan audit harus


mencermati beberapa hal berikut yaitu :

 Tingkat lowongan pekerjaan dalam sebuah perusahaan bisa saja tinggi yang artinya
banyak posisi yang kosong. Auditor perlu mencermati sejauh mana hal ini dapat
mempengaruhi operasi perusahaan. Di beberapa organisasi, bnyak sekali banyak posisi
kosong namun tidak mengganggu aktivitas. Untuk kasusu seperti ini perlu diperhatikan
apakah metode yabg digunakan sudah tepat atau belum.
 Tingkat lowongan yang rendah belum berarti bagus. Auditor perlu mencermati lebih
lanjut pada posisi apa sajakah posisi yang kososng tersebut. Apabila jabatan yang kosong
tersebut adalah jabatan yang penting, maka tentu saja akan menggaggu operasi
perusahaan. Dan hal ini membuat perusahaan harus mengisi posisi-posisi yang dianggap
penting aatau kritis ( key jobs )

Terkait menilai tingkat perputaran karyawan, perusahaan harus lebih mencermati tingkat
pengunduran diri karyawan karena hal ini dapat dijadikan indicator pengukuran iklim
pengelolaan SDM. Pengunduran diri karyawan yang tinggi mengindikasikan ada sistem
pengelolaan SDM yang tidak berjalan dengan baik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain :

 Tingkat turnover bervariasi untuk setiap industry. Beberapa industry menghadapi tingkat
turnover yang tinggi, dalam hal ini perusahaan harus melakukan benchmarking pada
perusahaan lain yang sejenis untuk mengukur tinggi rendahnya tingkat turnover pada
perusahaannya.
 Tingkat turnover yabg tinggi tidak berarti jelek, begitu juga sebaliknya. Perusahaan yang
sedang menjalankan pengurangan pegawai misalnya pasti akan mengalami tingkat
turnover yabg tinggi. Tingkat turn over yabg tinggi ini akan berdampak positif bagi
perusahann karena perusahaan mengurangi pegawai yang kurang produktif dan
digantikan dengan karyawan yang lebih produktif.

Dalam hal penilaian absensi pekerja, perusahaan dapat menghitung tingkat frekwensi dan tingkat
absensi per departemen atau divisi. Dalam melakukan audit tingkat absensi, auditor harus
memperhatikan beberapa hal berikut :

 Berhati-hati dalam mencari dan menggunakan data pembanding. Seperti yang telah
disampaikan bahwa setiap industry memiliki karakteristiknya masing-masing. Jika
mengaudit perusahaan manufaktur, yang dijadikan benchmark tentu juga harus
perusahaan manufaktur.dan perlu diperhatikan apakah proses bisnisnya serupa. Dan
auditor dapat memperhatikan absensi di departemen mana saja yang perlu mendapat
perhatia karena frekuensi atau tingkat absensinya cukup tinggi.
 Tidak berhrnti hanya sekedar menghitung tingkat absensi. Auditor hrndaknya tidak
sekedar menghitung frekuensi dan tingkat absensi kemudian melakukan penilaian apakah
angka tersebut tinggi atau rendah. Auditor harus melaksanakan analisa lebih lanjut apa
yang menjadi penyebab dari frekuensi dan tingkat absensi yang tinggi.

2. Jelaskan tentang Audit biaya jabatan, gaji dan upah, serta kondisi lingkungan kerja?

 Audit biaya jabatan / pekerjaan mengacu pada jenis, jenjang, dan fungsi jabatan /
pekerjaan serta merupakan pondasi bagi pemberian gaji dasar/ pokok. Dalam hal ini
auditor perlu memahami prinsip dan komponen yang merupakan cakupan gaji dan upah
agar mampu memeriksa dan menilai biaya gaji dan upah secara tepat dan benar. Baik
audit biaya jabatan / pekerjaan maupu audit gaji dan upah akan mempengaruhi biaya
pengelolaan SDM yang pada akhirnya memberikan dampak berarti pada pengeluaran
perusahaan secarakeseluruhan karena merukan beban terbesar perusahaan. Dengan
demikian perusahaan perlu menilai ROI bidang SDM agar investasi dan biaya praktek
MSDM tidak merugikan tetapi justru member manfaat ekonomik bagi perusahaan.
 Terkait audit kondisi lingkungan kerja, perusahaan perlu melakukan audit terhadap
penerapan program K3 sebagai cermin kepedulian perusahaan terhadap produktifitas dan
kualitas kerja SDM nya. Hasil audit yang menunjukkan praktek K3 yang buruk sama
artinya dengan kurangnya kepedulian perusahaan terhadap tanggung jawab etika, hukum
dan social. Kondisi ini juga menunjukkan kurangnya kesadaran manajemen dalam
memelihara keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja bagi pegawainya. Temuan hasil
audit dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi, komitmen dan sikap pegawai,
memperbaiki sistem manajemen K3 serta meningkatkan efektifitas organisasi departemen
/ unit kerja SDM.

Sumber : BMP Modul 4 dan 5

Anda mungkin juga menyukai