Anda di halaman 1dari 4

Aktivitas Imunomodelator

Buah mengkudu mengandung beberapa senyawa yang diketahui memiliki aktivitas


imunomodelator antara lain protein, poisakarida, skopoletin, vitamin C, Beta-karoten, alkaloid,
antrakuinon dan enzim prokseroninase. Antrakuinon merupakan salah satu zat yang terkandung
dalam buah mengkudu yang dapat memberikan efek poliferasi pad sel kanker pada tingkatan
gen. Penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa komponen buah mengkudu dapat
mematikan sinyal pad sel tumor yang berpoliferasi. Ekstrak buah mengkudu juga mengandung
senyawa xeronine dan proxeronine, senyawa tersebut mempunyai fungsi menormalkan kembali
fungsi sel yang mengalami kerusakan dan kehancuran sehingga ekstrak buah mengkudu
meningkatkan aktivitas imunoglobulin M (IgM). Pada hasil uji t menunjukan bahwa pemberian
dosis buah mengkudu sebanyak 300mg/200 gBB dosis yang tepat dalam meningkatkan aktifitas
imunoglobulin M pada tikus putih bila dibandingan dengan dosis lain (Firdaus, 2016).

Ekstrak buah mengkudu mengandung polisakarida 6-D-glycopyranose pentaacetate yang


mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam menghasilkan beberapa zat kimia seperti
komplemen dan opsonin yang bertujuan untuk mempercepat penelanan sel dan mencerna
partikel pada leukosit termasuk sel polimorfonuklear. Diketahui buah mengkudu yang dibuat sari
buahnya dapat mempercepat kinerja dar sitokinin yang mempermudah komunikasi antar sel
sehingga sistem kekebaan tubh menjadu lebih bagus. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilkukan oleh (Utomo et al., 2006) yaitu kosnusmi sari buah mengkudu dengan ukuran 3,6
mililiter per 200 gram berat badan tikus yang diberikan perlakukan diet tinggi lemak babi 5%
dapat mempercepat fagositosis sel darah putih polimorfonuklear secara bermakna (P<0,05).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zumrotul (2013) menyatakan konsumsi jus
ekstrak mengkudu pada tikus memberikan sifat imunomodelator dikarenakan terjadi peningkatan
jumlah sel T CD4+, CD25+ untuk kasus yang mengalami yang terinfeksi maupun yang tidak
terinfeksi. Perlakukan pada tikus yang tidak mengalami infeksi terbukti meningkatkan jumlah
relatif sel T CD4+, CD4+IFN- ã+, dan CD4+ CD25+, sebagai zat aktif memiliki fungsi mitogen
(meningkatkan plofilirasi sel untuk sistem kekebalan tubuh pada siklus sel). Konsumis tikus
yang telah terinfeksi bakteri S. Aureus terbukti mengurangi sel T CD4+, CD4+IFN- ã+, dan CD4+
CD25+ karena mengandung senyawa yang memiliki fungsi antiinflamasi. Berdasarkan penelitian
tersebut diketahui bahwa ektrak mengkudu terbukti dapat digunakan sebagi pencegahan
apalabila terinfeksi patogen S. Aureus karean memiliki sifat zat yang aktif memiliki sifat
antiinflamasi. Penelitian yang dilakukan oleh Noor, Siti Umrah, (2008) menunjukan bahwa
ekstrak etanol buah mengkudu dapat meningkatkan titer imunoglobulin G (IgG). Berdasarkan
penelitian yang elah dilakukan oleh Eldiati Sasmito dkk menyatakan bahwa aktivitas
imunomodelator pada buah ekstrak buah mengkudu memiliki mekanisme pada ektsrak buah
mengkudu n-heksana 10% dapat meningkatkan secara signifikan jumlah sel IgM, kemudian
dapat menurunkan tingkat SGPT, serta mengembalikan fungsi sel-sel hati pada tikus yang telah
dilakukan induksi sebanyak 3 kali dengan menggunakan vaksin hepatitis B dalam waktu 42 hari
(Diah Woelansari & Khoirul Abror, 2006).

Aktivitas Anti Mikroba

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nyoman Semadi dkk secara garis besar
kandungan anti mikroba yang terdapat pada buah mengkudu yakni senyawa-senyawa non polar
yaitu etanol dan senyawa no polar yakni larut dalam PE. Ektrasi buah mengkudu menggunakan
etanol memberikan penghambatan yang lebih luas bila dibandingkan dengan ekstrasi
menggunakan larutan non polar (PE), sedangkan ektrasi dicampur dengan air tidak menghasilkan
adanya penghambatan pada bakteri yang diujikan, hasil yang didapatkan menunjukan ektrasi
menggunakan etanol dengan tidak pengenceran menunjukan adanya pengaruh hambatan pada
bakteri E.Coli, S. typhi dan B. Cereus, sedangkan pada ektrasi PE (proteleum ether) dengan tidak
menggunkan pengenceran menujukan efek penghambatan hanya pada bakteri B. Cereus. Jenis
pelarut yang digunakan, perbandingan bubuk dengan pelarut, kemudian pengenceran, kemasakan
buah serta nilai pH mempengarui dalam pengjambatan pertumbuhan bakteri E. Coli, S. typhi dan
B, Cereus (Antara & Prabanca, 2015)

Aktivitas Antioksidan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmawati dkk yang berjudul analisis aktivitas
antioksidan produk sirup buah mengkudu dengan metode DPPH menyatakan bahwa sampel pada
sirup buah mengkudu memiliki ativitas antioksidan dengan nilai IC 50 pada produk sirp
mengkudu pada sampel A sebesar 25,700 μg/mL dan pada sampel B sebesar 9,839 μg/mL, kedau
sampel memilii tingkat aktivitas yang tinggi dikarenakan memiliki nilai IC 50 < 50 μg/mL
(Rahmawati et al., 2016).
Anti Hipertensi

Buah mengkudu mengandung senyawa scopoletin yang berfungsi untuk memperlebar saluran
pembuluh darah yang sedang terjadi penyempitan sehingga memperlancar jalannya aliran darah,
melancarakan peredaran terjadinya arteoklorosis, buah mengkudu mengandung anthosianin yang
berfungsi juga sebagai antioksidan serta merelakasasi pembuluh darah sehingga mengurangi
terjadinya hipertensi, penelitian yang dilakukan oleh marvia pada tahun 2017 menunjukan
adanya pengaruh pemberian kombinasi pada jus buah mengkudu yang dicampur dengan madu
pada perubahan tekanan darah lansia yang mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Dara Nae Barat kota Bima (Marvia, 2017). Penelitian yang sama dilakukan oleh Sosilo Yobel
tahun 2017 menunjukan hasil adanya penurunan nilai tekanan darah yang sebelumnya tekanan
darah sistolik sebesar 150 mmHg menjadi 126 mmHg dan diastolik 96 mmHg menjadi 85 mmHg
berdasarkan uji paired t Test disimpulkan bahwa ada pengaruh penurunan tekanan darah setelah
pemberian jus buah mengkudu pada penderita hipertensi (Lentera, 2017).

Anti Analgesik

Penelitian yang telah dilakukan oleh sulistiyana menyatakan bahwa ekstrak etanol buah
mengkudu memiliki efek analgesik sama dengan asam mefenamat efek analgesik pada buah
mengkudu ditunjukan pada menit ke 60 dengan mengkudu dosis 2 gram/70 kg berat badan dan 4
gram/70 kg berat badan, pada menit ke 0-120 ditunjukan oleh ekstrak etanol mengkudu dosis 1
gram./70 kg berat badan, 2 gram/ kg berat badan, dan 4 gram/ 70 kg berat badan, utuk efektivitas
analgesik ekstrak etanol yang sama dengan asam mefenamat ditunjukan pada dosis 2 gram. 70
kg berat badan pada menit ke 0-60 (Sulistiyana & Brajamusti, 2016).

Anti Peradangan

Buah mengkudu mengandung xeronin yang mampu mengaktifkan enzim-enzim dan


mngarahkan penyusunan protein untuk melawan peradanga yang teradi pada tubuh. Pada
penelitian yang telah dilakukan oleh Fikri didapatkan hasil bahwa perasan buah mengkudu
diketahui dapat menurunka jumlah neutrofil lebih cepat pada radang luka gores, perasan buah
mengkudu dapat diberikan selama 3 hari untuk mendaptkan hasil yang maksimal dalam
menurunkan neutrofil terhadap menghapusan darah pada mencit (Fikri, 2015)

Novelti
Telah banyak penelitian tentang pembuatan jelly drink namun masing-masing penelitian yang
telah dilakukan memiliki karakteristik yang berbeda dari tema tersebut. Baik dalam bahan yang
digunakan, konsentrasi karagenan, jenis karagenan, fungsi dari minuman jelly drink dan
manfaatnya. Fokus dalam penelitian ini yaitu menggunakan buah mengkudu yang sebelumnya
belum pernah digunakan dalam bahan dasar pembuatan jelly drink serta manfaat jelly drink
sebagai salah satu alternatif pangan fungsional yang memiliki fungsi penambah imunitas tubuh.
Belum tedapat produk jelly drink yang berbahan dasar mengkudu, sehingga pada penelitian ini
memiliki daya tarik karena belum terdapatnya pembuatan jelly drink berbahan dasar mengkudu.
Kandungan imunomodelator dari mengkudu dan tingginya kandungan vitamin C dari buah
jambu biji merah sangat cocok bila digabungkan sehingga akan memiliki fungsi penambah
imunitas bila dikonsumsi secara rutin.

Pada penelitian tentang pembuatan jelly drink yang dilakukan oleh Ir. Fadjar Kurnia Hartanti,
MP. (2017) disimpulkan dalam penelitian ini memiliki rerata total padat terlarut berkisar
antara10,5 – 17,2° Brix rerata sineresis berikisar antara 5,11-7,16% dan daya hisap berkisar
antara 28,17-49,05 detik/50 ml Jelly drink. Pada penelitian tersebut memiliki 2 faktor yakni
konsentrasi karagenan yang terdiri dari 3 level dan faktor kedua yakni konsentrasi gula yang
terdiri dari 3 level serta dilakukannya uji kadar fenol dan kurkuminoid. Sedangkan penelitian
yang saya lakukan hanya terdiri dari 1 konsentrasi, kesamaan dalam penelitian ini yakni
menganalisis uji organoptik, analisis total padatan terlarut dan fungsi dari minuman jelly drink
sebagai pangan fungsional yang belum dijelaskan fungsi sepesifik dari panga fungsional tersebut.
Perbedaan selanjutnya penelitian pada uji vitamin C dan dilakukannya uji derajat keasaman
(pH).

Anda mungkin juga menyukai