Anda di halaman 1dari 11

MODEL STRESS ADAPTASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

JIWA

Pengertian

Perawat psikiatri dapat bekerja lebih efektif jika tindakan yang diberikan berdasarkan
suatu model yang mengenali karakteristik individu yang berinteraksi dengan
sejumlah faktor dilingkungan.

Model, adalah suatu cara mengorganisir pengetahuan yg komplek seperti konsep yg


berhubungan dengan perilaku manusia. Stuart (2007)

Komponen Model

Komponen Model Sebagai berikut :

1. Faktor Predisposisi, faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber
yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres.

2. Stresor presipitasi, stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan,


ancaman, atau tuntutan dan memerlukan energi ekstra untuk koping.

3. Penilaian terhadap stresor, suatu evaluasi tentang makna stresor bagi kesejateraan
seseorang dimana stresor mempunyai arti.

4. Sumber koping, suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang.

5. Mekanisme koping, upaya untuk mengatasi stres.


Model Praktik Keperawatan Jiwa

1. Model Psikoanalitik (S. Freud, Erikson, Klien, Horney)

a. Penyimpangan Perilaku,
Konflik perkembangan yang tidak adekuat pertahanan ego tidak adekuat
untuk mengontrol cemas.
b. Proses Terapeutik
Psikoanalisis menggunakan teknik asosiasi bebas dan analisis mimpi.
c. Peran pasien dan terapis
Pasien mengungkapkan semua pikiran dan mimpi serta
mempertimbangkan interpretasi terapis, perawat menginterpretasi pikiran
dan mimpi pasien dalam kaitannyakonflik, tranferens dan resistens.
2. Model Interpersonal (Sulivan, Peplau)
a. Penyimpangan Perilaku
- Asietas Timbul Dan Dialami Secara Interpersonal.
- Rasa Takut Terhadap Penolakan.
b. Proses Terapeutik
Hubungan antara terapis dan pasien membangun perasaan aman.
c. Peran Pasien Dan Terapis
Pasien menceritakan perasaannya dan terapis menjalin hubunhan yang
akrab dengan pasien.
3. Model Sosial ( Szasz, Caplan)
a. Penyimpangan Perilaku
- Faktor sosial dan lingkungan , menciptakan stres yang menyebabkan
ansietas.
- Perilaku yang tidak dapat diterima
b. Proses Terapeutik
- Pasien dibantu untuk mengatasi sistem sosial.
- Digunakan intervensi krisis, manipulasi lingkungan, dan dukungan
sosial.
c. Peran Pasien Dan Terapis
- Pasien secara aktif menyampaikan masalah kepada terapis.
- Terapis menggali sistem sosial pasiendan membantu pasien
menggunakan sumber yang ada.
4. Model Eksistensial ( Perls, Glasser, Ellis, Rogers, Frankl )
a. Penyimpangan Perilaku
Individu gagal dalam dalam upaya menemukan dan menerima diri.
b. Proses Terapeutik
- Terapi sering dilakuakan dalam terapi kelompok.
- Pasien dianjurkan untuk menggali dan menerima diridibantu untuk
mengendalikan perilakunya.
c. Peran Pasien Dan Terapis
- Pasien bertanggung jawab terhadap perilakunya.
- Terapis membantu pasien untuk mengenal nilai diri.
- Mengklarifikasi realitas dari suatu situasi dan mengenalkan pasien
tentang perasaannya dan memperluas kesadaran dirinya.
5. Model Suportif (Werman, Rokland)
a. Penyimpangan Perilaku
- Masalah terjadi akibat dari faktor biopsikososial.
- Penekanan pada respon koping maladaptif saat ini.
b. Proses Terapeutik
- Uji coba realitas dan peningkatan harga diri.
- Dukungan sosial.
- Identifikasi respon koping adaptif ditingkatkan
c. Peran Pasien Dan Terapis
- Pasien secara aktif terlibat dalam pengobatanya.
- Terapis menjalin hubunhan yang hangat dan penuh empati dengan
pasien.
6. Model Komuniksi (Berne, Watzlawick)
a. Penyimpangan Perilaku
- Bila pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas.
- Bahasa dapat merusak makna.
- Pesan verbal dan non verbal mungkin tidak selaras.
b. Proses Terapeutik
- Pola komunikasi dianalisis dan umpan balik diberikan untuk
klarifikasi.
- Analisis transaksional berfokus pada permainan dan belajar
berkomunikasi langsung.
c. Peran Pasien Dan Terapis
- Pasien memperhatikan pola permainan.
- Terapis menginterpretasi pola komunikasi.
- Mengajarkan prinsip komunikasi yang baik.
7. Model Perilaku (Bandura, Pavlov, Wolpe, Skiner)
a. Penyimpangan Perilaku
Manusia telah membentuk kebiasaan perilaku yang tidak diinginkan.
b. Proses Terapeutik
Terapi relaksasi dan latihan keasertifan merupakan pendekatan perilaku.
c. Peran Pasien Dan Terapis
- Pasien memperhatikan pola permainan.
- Terapis menginterpretasi pola komunikasi.
- Mengajarkan prinsip komunikasi yang baik.
8. Model Medik (Meyer, Kraeplin, Spitzer, Frances)
a. Penyimpangan Perilaku
- Disebabkan oleh penyakit biologis.
- Rasa takut terhadap penolakan.
b. Proses Terapeutik
Penentuan diagnosis
c. Peran Pasien Dan Terapis
- Pasien mempraktekkan teknik perilaku yang digunakan, penggalakan
latihan.
- Terapis mengajar pasien tentang pendekatan perilaku, membantu
mengembangkan hirarki perilaku, dan menguatkan perilaku yang
diinginkan.
PERSEPEKTIF KESEHATAN JIWA

Sejarah perkembangan Kesehatan Jiwa

Pada dahulu kala gangguan jiwa dianggap adalah ketika seseorang


kemasukan/kerasukan roh jahat. Maka dari itu terapi yang diberikan adalah
menggeluarkan roh jahat tersebut.

Pada Masa Pertengahan

Rumah sakit jiwa yang pertama kali dididirikan adalah Bethelehem Royal Hospital
Di England. Di negara Arab, perawatan gangguan jiwa dengan menggunakan tempat
pemandian, obat, wangian, musik halus dalam suasana yang santai. Dan
menggunakan Perawatan yang masih tradisional.

Pada Abad 18 & 19

- Bejamin rush, disebut bapak psikiatric amerika, dan menulis buku psikiatric
Amerika.
- Sekolah mulai didirikan.
- Metode tindakan baru non restrain

Pada Abad 20

- Ada Perubahan Besar yaitu Clifford Beers  Membentuk National Society For
Mental Hygiene  Menekankan Pada Pencegahan Dan Tindkan Yg Lebih
Manusiawi.
- Adolph Meyer : Teori Psikobiologi, Emil Kraepelin : Mengkalsifikasikan
Gangguann Jiwa, Eugen Bleuler : Menemukan Istilah Skizofrenia, Sigmund
Freud : Teori Psikoanalisis, Psikoseksual, Neurosis,Jung & Sullivan ;’ Teori
Interpersonal.
- Pendidikan perawatan psikiatri berkembang, dan rumah sakit jiwa banyak
didirikan.

FILOSOFI ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Setiap individu memiliki :

1. Harkat dan martabat


2. Tumbuh, kembang, mandiri, aktualisasi diri
3. Punya potensi untuk berubah
4. Kesatuan yang utuh (holistik), berinteraksi dengan lingkungan
5. Tingkah laku mempunyai arti

Tingkah laku terdiri dari persepsi, pikiran, perasaan dan tindakanyang bertanggung
jawab atas, tindakan dan perasaan walaupun butuh bantuan/ keterbatasan, yang
mempunyai kemampuan pertahanan diri yang berbeda dapat berpotensi sehat dan
sakit.

Pengertian kesehatan Jiwa

Orang yang jiwanya sehat adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan diri pada lingkungan, serta berintegrasi dan berinterkasi dengan baik,
tepat dan bahagia (Karl Menninger).

Orang jiwanya sehat adalah orang bebas dari gejala gangguan psikis, serta dapat
berfungsi optimal sesuai yang ada padanya. (Michail K. Patrick).

Proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan


perilaku mencapai fungsi integrasi (Stuart Sundeen).

Amercan nurses association(ana),dalam stuart 2007, keperawatan Jiwa adalah sesuai


bidang spesialisasi praktek keperawatan yang menerapkan teori perilaku sebagai
ilmunya dan meningkatkan penggunaan diri secara terapeutik sebagai kiatnya.
PENEGERTIAN JIWA SEHAT MENURUT WHO

1. Menyesuaikan diri pada kenyataan (tidak enak-enak)


2. Memperoleh kepuasan dari usahanya sendiri.
3. Lebih puas memberi daripada menerima.
4. “bebas” dari kecemasan.
5. Berhubungan saling tolong menolong memuaskan.
6. Kekecewaan sebagai pelajaran yang akan datang.
7. Permusuhan dapat diselesaikan secara kreatif-konstruktif.
8. Daya kasih sayang besar.

KRITERIA SEHAT MENTAL (M. YAHODA)

1. Sikap positif terhadap diri sendiri


2. Tumbuh, kembang dan beraktualisasi diri
3. Integrasi
4. Otonomi
5. Persepsi realistik
6. Menguasai lingk. Dalam arti positif bukan otoriter

PERAN DAN FUNGSI

Peran Perawat

1. Kompetensi Klinis (Intelektual, Teknikal, Interpersonal)

2. Advokasi Pasien

3. Tanggungjawab Fiskal (Biaya/Pengeluaran)

4. Kolaborasi

5. Tanggung jawab Sosial (Kerja, Rekreasi, Kelompok)


6. Kewajiban Legal Dan Etika

Peranan Perawat

1. Pencipta lingkungan yang terapeutik

2. Agen sosial  kegiatan sosialisasi mengembangkan potensi.

3. Konselor

4. Pendidik

5. “pengganti orang tua”

6. Therapist & teknisi perawatan

TINGKAT PENCEGAHAN

Intervensi Keperawatan Jiwa ada 3 area kegiatan; meliputi pencegahan primer,


skunder, tersier.

1. Pencegahan Primer
a. Pendidikan kesehatan
b. Upaya meningkatkan kondisi kehidupan, bebas dari kemiskinan &
meningkatkan pendidikan
c. Pendidikan tumbuh kembang normal
d. Mengadakan rujukan  terjadi gangguan mental dari stresor kehidupan
e. Bekerja sama dengan keluarga
f. Berperan serta dalam kegiatan masyarakat
2. Pencegahan Sekuder
Untuk pengurangan jumlah angka kesakitan dengan deteksi dini dan
pengobatan :
a. Kunjungan rumah persiapan perawatan dan pengobatan
b. Pengobatan gawat darurat dan psikologi di Rumah Sakit
c. Supervisi pasien yang mendapat pengobatan
d. Pelayanan pencegahan bunuh diri
e. Mengadakan konseling sederhana
f. Menyelenggarakan intervensi krisis
g. Memberikan psikoterapi kepada individu, kelompok, masyarakat
h. Berinteraksi dengan organisasi masyarakat dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan jiwa.
3. Pencegahan Tersier
Upaya mengurangi gejala sisa akibat penyakit
a. Peningkatan rehabiltasi
b. Penyelenggaraan program lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai