KEPERAWATAN MATERNITAS
Pembimbing : Hermeksi Rahayu, S.Kp, M.Kes
DISUSUN OLEH:
PRE EKLAMSI
A. DEFINISI
1. Pre-Eklampsia
Pre-eklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, alergi dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada
triwulan ke tiga kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa (Sarwono, 2005).
Pre-eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan (Mansyur, 2000).
Pre-eklamsia adalah syndrome spesifik kehamilan berupa kerkurangnya
perfusi organ akibat fase spasme dan aktivitas endotel (Cunningham, 2005).
Pre-eklamsia yang juga disebut hipertensi karena kehamilan merupakan
keadaan yang khas dan keadaan ini ditandai dengan gejala edema, hipertensi
serta proteinuria, Pre-eklamsia paling sering ditemukan sesudah usia kehamilan
28 minggu (Farrer, 1999).
2. Klasifikasi
B. ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti tetapi
terdapat beberapa factor tertentu sebagai predisposisi :
1. Kekhasan pada kehamilan.
2. Terutama mengenai primigravida.
3. Overdistensi uterus (kehamilan kembar, polihidramnion, abnormalitas janin).
4. Penyulit beberapa kondisi medis (penyakit ginjal, diabetes, hipertensi).
5. Disfungsi plasenta (infark atau degenerasi).
6. Insiden lebih tinggi kalau makanan ibu mempunyai menu yang tidak baik.
Manurut Cunningham (1995), hipertensi yang ditimbulkan atau diperberat
oleh kehamilan lebih mungkin terjadi pada wanita yang :
1. Terpapar vili korialis untuk pertama kalinya.
2. Terpapar vili korialis yang terdapat dengan jumlah yang sangat rendah seperti
pada kehamilan kembar atau molahidatidosa.
3. Mempunyai riwayat penyakit vaskuler.
4. Mempunyai kecenderungan genetic untuk menderita hipertensi dalam
kehamilan.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre-eklamsia
ialah iskemia plasenta. Akan tetapi dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua
hal yang berlebihan dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu factor yang
menyebabkan pre-eklamsia. Berdasarkan teori iskemia yang dapat menimbulkan
sensifitas terhadap angiotensia II, renin dan aldesteron, spasme pembuluh darah
artenoli tertahannya garam dan air.
Teori iskemia darah implementasi plasenta didukung kenyataan sebagai :
1. Pre-eklamsia dan eklamsia lebih banyak terjadi pada primigravida, hamil ganda,
mola hidatidosa.
2. Kejadiannya makin meningkat dengan makin tuanya umur kehamilan.
3. Gejala penyakit berkurang bila terjadi kematian janin.
C. MANIFESTASI KLINIS
Pre-eklamsia ditandai dengan trias hipertensi, edema dan proteinuria. Pada
pre-eklamsia ringan tidak disertai gejala-gejala objektif, sedangkan pada pre-
eklamsia berat disertai gejala-gejala subjektif berupa salit kepala di daerahfrontal,
skotoma, diplopia pandangan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual dan muntah-
muntah. Tanda dan gejala pre-eklamsia yang disusun dengan serangan kejang
menandakan adanya eklamsia.
Serangan kejang pada eklamsia dibagi menjadi 4 tingkat :
1. Tingkat awal (aura), berlangsung kira-kira 30 detik. Mata menderita terbuka
tanda mmata bergetar, demikian pula tangannya dan kepala diputar ke kanan
atau kekiri.
2. Tingkat kejang tonik, berlangsung kurang lebih 30 detik.
Seluruh otot menjadi kaku, wajah kelihatan kaku, tangan menggenggam dan
kaki membengkok kedalam. Pernafasan berhenti, muka menjadi sinotik, lidah
dapat tergigit
3. Tingkat kejang klonik.
Spasmus tonik menghilang, otot sering berkontraksi dan berulang-ulang dalam
tempo yang cepat. Bola mata menonjol, dari mulut keluar ludah yang berbusa,
muka menunjukkan kongesti dan sianosis. Penderita menjadi tak sadar, kejang
klonik ini dapat demikian hebatnya sehingga penderita dapat terjatuh dari
tempat tidur. Akhirnya kejang terhenti dan penderita menarik nafas secara
mendengkur.
4. Tingkat koma lamanya ketidaksadaran tidak selalu sama, secara perlahan-lahan
penderita menjadi sadar lagi. Akan tetapi, dapat terjadi pula sebelumnya timbul
serangan baru yang berulang sehingga dia tetap dalam keadaan koma. Selama
serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu meningkat sampai 400.
Gambaran klinis yang muncul :
1. Peningkatan tekanan darah.
Kelainan dasar pada pre-eklamsia adalah vasospasme artenola glomerulus.
Tidak mengherankan bila tanda peringatan awal yang bias diandalkan adalah
peningkatan tekanan darah. Tekanan sistolik sebesar 90 mmHg/ lebih yang
menetap menunjukkan keadaan abnormal.
2. Kenaikan berat badan.
Tanda khas pre-eklamsia adalah peningkatan BB yang mendadak serta
berlrbihan dan bukannya peningkatan secara merata selama kehamilan.
3. Proteinuria
Pada pre-eklamsia awal proteinuria mungkin hanya minimal tidak
ditemukan. Pada kasus berat protein dapat mencapai 10 gr/l
4. Nyeri kepala
Nyeri kepala yang ditemukan pada eklamsia ringan tetapi semakin sering
terjadi pada kasus berat.
5. Nyeri epigastrium
Nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas sering ditemukan pada pre-
eklamsia berat dan dapat menunjukkan serangan kejang yang akan terjadi.
6. Gangguan penglihatan
Bermacam gangguan penglihatan mulai pandangan sedikit kabur, skotoma
hingga kebutaan sebagian atau total.
(Cunningham, 1995)
D. PATOFISIOLOGI
Perubahan pokok yang didapatkan pada pre-eklamsia adalah spasme
pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air, dengan biopsy ginjal
menemukan/ spasmus yang hebat pada arteriola glomerulus pada beberapa kasus
lumen arteriola demikian kecilnya sehingga hanya dapat dilalui satu sel darah
merah. Bila menganggap spasmus arteriola juga ditemukan diseluruh tubuh maka
mudah dimengerti bahwa tekanan darah meningkat tampaknya usaha darah
mengatasi kenaikan tahanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi.
Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang
berlebihan dalam ruang interstisial belum diketahui sebabnya. Teklah diketahui
bahwa pada pre-eklamsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi
prolaktin yang tinggi pada pre-eklamsia permeabilitas pembuluh darah terhadap
protein meningkat. Menurunnya aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan
fungsi plasenta.
Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan janin terganggu. Pada
hipertensi yang lebih pendek bias terjadi gawat janin sampai kematiannya sampai
kekurangan oksigen. Kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap perangsangan
sering didapatkan pada pre-eklamsia dan eklamsia, sehingga mudah terjadi partus
prematurus.
Biopsi ginjal pada pre-eklamsia menunjukkan kelainan berupa kelainan
glomerolus, hyperplasia sel-sel jukstaglomerolus, kelainan pada tubulus henle dan
spasmus pembuluh darah ke glomerolus tampak sedikit membengkak dengan
pertumbuhan sebagai berikut :
1. Sel-sel diantara kapiler bertambah, membrane basalis dinding glomerolus
seolah-olah terbelah akibat bertambahnya matrik mesangeal.
2. Sel-sel kapiler membengkak, lumen menyempit, penimbunan zat protein, sel-sel
jukstaglomerolus merangsang dan bertambah dengan pembengkakan sitoplasma
sel. Perubahan tersebut nampaknya yang menyebabkan proteinuria dan mungkin
sekali ada hubungannya dengan retensi garam dan air.
Perubahan pada ginjal disebabkan aliran darah ginjal menurun sehingga
menyebabkan filtrasi glomerolus mengurang. Mekanisme retensi garam dan air
disangka akibat perubahan perbandingan antara tingkat filtrasi glomerolus dan
tingkat penyerapan kembali oleh tubulus. Penurunan filtrasi menyebabkan filtrasi
natrium menurun yang mengakibatkan retensi natrium dan air. Filtrasi glomerolus
dapat turun sehingga menyebabkan diuresis turun pada keadaan lanjut terjadi
oliguria atau anuria.
Kelainan yang sering ditemukan pada retina ialah soasme pada arteriola-
arteriola terutama yang dekat discus optikus terlihat edema diktus optikus dan
retina. Ablotio retina juga dapat terjadi tetapi jarang. Keadaan ini disertai dengan
buta. Pelepasan retina disebabkan oleh edema intra okuler dan merupakan indikasi
perkiraan kehamilan segera. Skotoma, diplopia, ambliopia merupakan gejala yang
menunjukkan akan terjadi eklamsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran
darah ke pusat penglihatan di korteks serebri atau retina.
Paru-paru menunjukkan berbagai tingakt edema dan perubahan karena
bronkopneumonia akibat aspirasi. Kadang ditemukan abses paru-paru. Edema paru
biasanya disebabkan oleh dekopensasio kordis kiri.
Hemokonsentrasi yang menyertai eklamsia tidak diketahui sebabnya. Terjadi
pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke interstisial. Keadaaan ini diikuti oleh
kenaikan hemotokrit, peningkatan protein sering bertambahnya edema,
menyebabkan volume darah mengurang viskositas darah meningkat, peredaran
darah lebih lama karena aliran darah ke jaringan mengurang dengan akibat hipoksia.
Jumlah air dan natrium dalam badan lebih banyak pada penderita pre-eklamsia tidak
dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini
disebabkan oleh filtrasi menurun sedangkan penyerapan tubulus tidak berubah.
(Sarwono, 2005)
PATHWAY
Pre-eklamsia
Hipertensi
Oedema BB ↑
COP ↓
Gawat janin
Kematian janin
Protein plasma
menurun
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang meliputi :
1. Urine : Protein, reduksi, bilirubin, sediment urin.
2. Darah : Trombosit, ureum, kreatinin, SGOT, LDH dan bilirubin.
3. USG (Ultrasonografi).
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi pada ibudengan pre-eklamsia dan eklamsia adalah:
1. Solusio plasenta
Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang menderitahipertensi akut dan
sering terjadi pada pre-eklamsia. diRumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo 15,5
% solusio plasenta disertai pre-eklamsia.
2. Hipofibrinogenemia
Pada pre-eklamsia berat Zuspan (1978) menemukan 23 % hipofibrinogenemia,
mala dari itu penuilis menganjurkan pemeriksaan kadar fibrinogen secara
berkala.
3. Hemolisis
Penderita dengan pre-eklamsia berrat kadang-kadang menunjukkan gejala gejala
klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus. Nelum diketahui dengan pasti
apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah.
Nekrosis periportal hati yang sering ditemukan pada autopsy penderita eklamsia
dapat menerangkan ikterus tersebut.
4. Perdarahan otak
Komplikasi ini merupakan penyebab utamakematian maternal penderita
eklampsia.
5. Kelainan mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu,
dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina, hal ini merupakan
tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri.
6. Edema paru-paru
Zuspan (1978) menemukan hanya satu penderita dari 69 kasus eklamsia, hal ini
karena payah jantung.
7. Nekrosis hati
Nekrosis periportal hati pada per-eklamsia-eklamsia merupakan akibat
vasopasmus arteriaol umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklamsia, tetapi
ternyata ditemukan pada penyakit lain. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui
dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.
8. Sindroma HELLP
Yaitu haemolisis, elevated liver enzymes, dan low platelet.
9. Kelainan ginajl
Kelainan ini berupa endoteliosis glomerolus yaitu pembengkakan sitoplasma sel
endothelial tubulus ginjal tanpa kelainan strukrut lainnya. Kelianan lain yang
dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginajl.
10. Komplikasi lain
Lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejang-kejang, pneumonia
aspirasi, dan DIC (disseminated intravaskuler cooagulation).
11. Prematuritas
Dismaturitas dan kematian janin intra uteri.
1. PENGKAJIAN
a. Data demografi
b. Riwayat kehamilan
c. Riwayat DM, ginjal, hipertensi kronis
d. Riwayat keluarga (misalnya pernah pre-eklamsia atau eklamsia)
e. Keluhan utama (mual muntah, nyeri frontal)
f. Pemeriksaan fisik
a. Penglihatan (gangguan visual, perdarahan retina)
b. Edema (kelopak mata, tangan, kaki)
c. Pengukuran tekanan darah
d. Pemeriksaan tinggi fundus uteri
g. Pemeriksaan laboratorium
a. Urine : Protein
b. Darah : Trombosit, ureum, kreatinin, sritrosit
8. Pemeriksaan diagnostik
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko cidera pada ibu berhubungan dengan persalinan lama kala I.
b. Resiko cidera pada janin berhubungan dengan penyakit penyerta/ hipertensi.
c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (SDKI, SLKI, DAN SIKI)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No
SDKI SLKI SIKI
1. Resiko cidera pada ibu Setelah dilakukan tindakan keerawatan Perawatan kehamilan resiko tinggi (l.14560)
berhubungan dengan selama ..x.. jam maka diharapkan Observasi:
Identifikasi faktor resiko kehamilan
persalinan lama kala I. resiko cidera pada ibu berkurang Observasi riwayat obstetri
dengan kriteria hasil: Identifikasi sosial dan demografi
1. Toleransi aktivitas meningkat Monitor status fisik dan psikologi selama
kehamilan
2. Tekanan darah meningkat Terapeutik:
3. Frekuensi nadi meningkat Dampingi ibu saat merasa cemas
Diskusikan ketidaknyamanan selama
4. Frekuensi Nafas meningkat
hamil
5. Denyut jantung radialis meningkat Diskusikan persiapan persalinan dan
kelahiran
Edukasi
Anjurkan ibu untuk beraktivitas dan
beristirahat yang cukup
Ajarkan cara menghitung gerakan janin
Ajarkan aktivitas yang aman selama hamil
Kolaborasi
Kolaborasi dengan spesialis jika ditemukan
tanda dan bahaya kehamilan
2. Resiko cidera pada janin Setelah dilakukan tindakan keerawatan Pemantauan denyut jantung janin (l.02056)
berhubungan dengan penyakit selama ..x.. jam maka diharapkan Observasi:
Identifikasi status obstetrik
penyerta/ hipertensi resiko cidera pada janin berkurang Identifikasi riwayat obstetrik
dengan kriteria hasil: Identifikasi pemeriksaan kehamilan
sebelumnya
1. Ketegangan otot menurun
Periksa denyut jantung janin selama 1
2. Kejadian cedera menurun menit
3. Ekspresi kesakitan wajah menurun Monitor tanda vital ibu
Terapeutik:
4. Tekanan darah meningkat
Atur posisi pasien
5. Denyut jantung apikal meningkat Lakukan manuver leopold untuk
menentukan posisi janin
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan
DAFTAR PUSTAKA
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2020 jam 08.00WIB
I. IDENTITAS
Nama klien : Ny.D Nama Mahasiswa : Ary Eka
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Suku : Jawa Status Obstetri : G1P0A0
Agama : Islam HPHT : 22-10-20
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Tengaran
2. KELUHAN
Pasien datang ke IGD Puskesmas Tengaran kiriman bidan dengan G1P0A0 usia
kehamilan 38+4 mg dengan pre eklamsi. Pasien mengeluh perutnya terasa
kencang-kencang
3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. KEHAMILAN SEKARANG
Diagnosa: G1 P0 A0 usia kehamilan 38+4 mg. Imunisasi TT sudah lengkap
dan ANC 9 kali ke bidan. Pengobatan selama hamil mendapat Tablet Fe dan
vitamin. Tidak ada keluhan selama hamil. Pergerakan janin dirasakan sejak
usia kehamilan kurang lebih 4 bulan. Rencana perawatan bayi adalah
dirawat sendiri. Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi adalah:
- Breast care : ya - Senam nifas : tidak
- Perineal care : ya - KB : ya
- Nutrisi : ya - Menyusui : ya
B. PERSALINAN SEKARANG
1. Keluhan HIS
Mulai kontraksi pada tanggal 15 Oktober 2020 jam 05.00 WIB
Ibu mengatakan kenceng-kenceng teratur pada perut.
2. Pengeluaran pervagina :
Pada jam 05.00 keluar air, tidak keluar lendir ataupun darah, sedangkan
saat pengkajian keluar lendir dan darah sedikit.
3. Periksa dalam : jam 10.00 dilakukan oleh dokter PPDS dengan hasil :
Pemeriksaan palpasi didapatkan hasil janin tunggal, presentasi kepala,
kepala teraba 4/5 bagian, his teratur. Auskultasi DJJ 149x/menit,
pemeriksaan dalam dinding vagina licin, portio lunak, ditengah
effecement 50 %, terbuka 1 jari sempit, ada pengeluaran sekret.
4. Kala persalinan (Kala 1)
Mulai persalinan tgl 15 Oktober jam 05.00 WIB perutnya terasa kencang
teratur kemudian dibawa ke bidan. Setelah mengetahui hasil
pemeriksaan tekanan darah pasien yaitu 140/100mmHg, kemudian
pasien dirujuk ke IGD Puskesmas Tengaran pada pukul 08.00 WIB
untuk penanganan lebih lanjut dikarenakan pre eklamsi. Kemudian
pasien dipasang infus dengan cairan RL 20 tetes / mnt dan dipasang
kateter untuk pemeriksaan urine serta untuk mengukur output urine per
jam. Kemudian ibu diberi MgSo4 20 % per IV selama 5 menit sambil
dilakukan observasi terhadap efek obat tersebut. Pada jam 10.00 mulai
diberikan drip oksitosin 8 tetes/mnt kalf I dan cairan infus diganti
dengan D5% untuk menambah kekuatan /tenaga ibu, pada saat itu juga
dilakukan observasi terhadap efek dari pemberian oksitosin yaitu
lamanya HIS dan kekuatannya serta denyut jantung janin juga
pengaturan tetesan yaitu setiap 15 menit ditambahkan 4 tetes. Hal ini
dilakukan terus sampai kolf I habis dengan memperhatikan pembukaan
dan kekuatan HIS. Pada jam 12.00 dilakukan evaluasi dengan hasil :
pembukaan 5 cm, effecement 75 %, ketuban ada , presentasi kepala,
bidang hodge I, DJJ (+) : 148x/menit, kontraksi setiap 3 menit dengan
durasi 40-50 detik.Kemudian dilakukan amniotomi oleh dokter PPDS,
air ketuban berwarna kehijauan dan keruh. Hasil pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD : 140/90 mmhg, nadi: 88 x/mnt, RR: 20 x/mnt, GCS:
CM=15 (4-5-6 ) dan edema kaki +/+. Dan DJJ (+ ) : 148x/menit. Ibu
mengeluh nyeri dibagian perut dan pinggang, saat kontraksi ibu sampai
menangis menahan nyeri dan bertanya kenapa lama sekali anaknya tidak
kunjung lahir, ibu meminta kepada petugas agar tidak meninggalkannya
sendirian. Pada jam 14.30 dilakukan evaluasi lagi : pembukaan
lengkap, HIS setiap 2-3 menit dengan durasi 40 detik, DJJ ( + ): 12-12-
12, GCS : CM+15 ( 4-5-6 ), edema kaki +/+, TD: 140/90 mmHg, nadi :
89 x/mnt, RR : 20 x/mnt. Kemudian pasien dipersiapkan forcep
extraction untuk mempercepat kala II
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. HASIL LAB, tanggal 15 Oktober 2020
- Hb : 13,1 g/dl
- Lekosit : 9,70 ribu
- Trombosit : 225 ribu
- SGOT : 18 ui/L
- SGPT : 25 ui/L
- Ureum : 11 mg/dl
- Kreatin serum : 0,73 mg/dl
B. Sedimen Urine/Urine Lengkap, Tanggal 15 Oktober2020
- Eritrosit : 6.0 uL
- Lekosit : 691,6 uL
- Epitel : 65,1 uL
- Epitel : 65,1 uL
- Protein urine : 3+500 g/L
C. NST : 140/2-4/low variably
D. Rencana Perawatan/Terapi ;
1. NST
2. pasang infus RL
3. Lab : DR/UR/LFT/RFT/Albumin
4. Injeksi ampicillin 4x1 gram per IV
5. SM full dose
6. Nifedipin
7. Terminasi pro OD , Bila inpartu percepat kala II
B. ANALISA DATA
NO HARI/
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
TANGGAL
1 Selasa, 15 Data subyektif : Persalinan lama Resiko cidera
Oktober 2020, - Ibu mengatakan kala I pada ibu
jam 09.00 WIB perutnya kenceng-
kenceng mulai tadi pagi
Data obyektif :
- Kesadaran : Compos
Mentis
- GCS : 15 ( 4-5-6 )
- TD : 160/110mmHg
RR : 20x/mnt
- Nadi : 92x/mnt
Suhu : 36,8 C
HARI &
No.
TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
DP
PUKUL
15 Oktober 2020/ 1 a. Melakukan identifikasi faktor resiko kehamilan DS: Pasien nengatakan bahwa ini Arif
10.00WIB – 15.00
meruakan kehamilan anak
WIB b. Melakukan Observasi riwayat obstetri
pertama, sebelumnya tidak
c. Identifikasi sosial dan demograf mempunyai tekanan darah tinggi
namun perutnya tidak nyaman
d. Memonitor status fisik dan psikologi selama dan terasa kenceng-kenceng
kehamilan
DO :
e. Melakukan Diskusikan ketidaknyamanan selama - Pasien tampak kesakitan namun
hamil
kooperatif
- TD : 160/110 mmHg RR : 20
f. Mengajarkan cara menghitung gerakan janin
x/mnt
- Nadi : 92 x/mnt Suhu : 36,8
C
15 Oktober 2020/ 2 a. Melakukan identifikasi status obstetri DS: Pasien nengatakan bahwa Arif
10.00WIB – 15.00
perutnya tidak nyaman dan terasa
WIB
b. Melakukan identifikasi pemeriksaan kehamilan kenceng-kenceng, pasien bersedia
sebelumnya dilakukan pemeriksaan leopold
DO :
c. Memeriksa denyut jantung janin selama 1 menit
- Pasien tampak kesakitan namun
kooperatif
d. Memonitor tanda vital ibu
- Hasil NST : 140/2-4/low variably
- DJJ (+): 148x/menit
e. Mengatur posisi pasien
- LEOPOLD I : TFU : 32 cm,
berisi kepala
f. Melakukan manuver leopold untuk menentukan
- LEOPOLD II : Letak punggung
posisi janin
kanan
- LEOPOLD III : Bagian kepala
- LEOPOLD IV : Divergen
15 Oktober 2020/ 3 a. Melakukan identifikasi lokasi, karakteristik dan Data subyektif : Pasien mengatakan Arif
10.00WIB –
intensitas nyeri perutnya kenceng-kenceng dan
16 Oktober 2020/
07.00 WIB terasa nyeri padaperut bagian
b. Melakukan identifikasi faktor memperberat dan bawah dan pinggang dan
memperingan nyeri kooperatif
Data obyektif :
c. Memfasilitasi istirahat dan tidur - Ibu tampak meringis kesakitan
- Ibu sering merubah posisi tidur
d. Melakukan penjelasan penyebab, periode dan - Hasil VT : pembukaan 1 jari
pemicu nyeri sempit , effecement 50%, ketuban
ada, presentai kepala, bidang
e. Memberikan strategi meredakan nyeri hodge I, terdapat darah dan
lendir, pemeriksaan dalam
f. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk dinding vagina licin, portio lunak
mengurangi rasa nyeri - Ibu tampak mengikuti yng
diajarkan perawat dalam relaksasi
nafas dalam
15 Oktober 2020/ 4 a. Mengidentifikasi saat tingkat anxietas berubah Data subyektif : Arif
10.00WIB –
- Ibu mengatakan sudah mengetahui
16 Oktober 2020/
07.00 WIB b. Memonitor tanda-tanda anxietas sedikit tentang apa itu hipertensi
dan pre eklamsi selama kehamilan
c. Menciptakan suasana terapeutik untuk dan resiko yang bisa terjadi bila
menumbuhkan kepercayaan tidak segera ditangani di R.S
Data obyektif :
d. Memberi informasi mengenai diagnosis, - Ekspresi wajah ibu sudah tampak
pengobatan dan prognosis agak tenang
- Ibu minta untuk ditemani oleh
e. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien keluarganya
F. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI &
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN RESPON PERKEMBANGAN TTD
PUKUL
15 Oktober 2020/ Resiko cidera pada ibu berhubungan S: Pasien nengatakan bahwa sebelumnya tidak Arif
15.00 WIB
dengan persalinan lama kala I. mempunyai tekanan darah tinggi namun perutnya
tidak nyaman dan terasa kenceng-kenceng
O:
- Pasien tampak kesakitan namun kooperatif
- TD : 142/102 mmHg RR : 20x/mnt
- Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,2 C
- Tampak oedem pada ekstremitas bawah
P :Lanjutkan intervensi
a. Melakukan Observasi riwayat obstetri
b. Memonitor status fisik dan psikologi selama
kehamilan
c. Melakukan diskusikan ketidaknyamanan
selama hamil
d. Mengajarkan cara menghitung gerakan janin
15 Oktober 2020/ Resiko cidera pada janin berhubungan S : Pasien mengatakan perutnya kenceng-kenceng Arif
15.00 WIB
dengan penyakit penyerta/ hipertensi. dan terasa nyeri padaperut bagian bawah dan
pinggang dan kooperatif
O:
- Ibu tampak kesakitan berkurang
- Ibu sering merubah posisi tidur
- Oedem ekstremitas bawah
- Ibu tampak mengikuti yng diajarkan perawat
dalam relaksasi nafas dalam
P : Lanjutkan intervensi
a. Melakukan identifikasi
pemeriksaan kehamilan sebelumnya
b. Memeriksa denyut jantung janin selama 1
menit
c. Memonitor tanda vital ibu
d. Mengatur posisi pasien
16 Oktober 2020/ Nyeri persalinan berhubungan dengan S : Pasien mengatakan nyeri saat melahirkan sudah Arif
08.00 WIB berkurang
proses persalinan
P : Proses melahirkan
Q: Seperti diremas-remas
R : Jalan lahir/ vagina
S : Skala 2
T : Hilang timbul
P :Lanjutkan intervensi
a. Melakukan identifikasi lokasi, karakteristik
dan intensitas nyeri
b. Melakukan identifikasi faktor memperberat
dan memperingan nyeri
c. Memfasilitasi istirahat dan tidur
d. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
16 Oktober 2020/ Anxietas berhubungan dengan penyakit S :Pasien mengatakan sudah mengerti tentang Arif
08.00 WIB hipertensi dan pre eklamsi dalam kehamilan
pre eklamsia dan hipertensi
O :Pasien tampak mengerti
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi