Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUTORIAL

MODUL BLURRY VISION

Kelompok V :
Agam Permana (09401811004)
Nabilla Suratman (09401811012)
Abdika Gammara Azyzy Muhtar (09401811013)
Putri Ratu Amelia (09401811015)
Anggi Siti Komariyah (09401811029)
Kalsum Gailea (09401811034)
M. Dzakir Dzakwan Yunus (09401811039)
Muhammad Sultan Firmansyah (09401811041)
Dwi Nuraini Koimake (09401811047)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TAHUN 2020
Skenario
Seorang perempuan berumur 38 tahun dirujuk oleh BPS ke UGD dengan keluhan sakit kepala
dan pandangan yang kabur. Pada anamnesis diketahui kehamilan 32 minggu dan memiliki 5
orang anak dengan riwayat persalinan normal. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 6 tahun
yang lalu. Karena keadaan ekonomi, pasien mengaku selama hamil hanya makan yang
mampu dibeli. Pasien juga merasa letih karena mengurus kelima anaknya. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TB 150 cm, BB 80 Kg, TD 175/110 mmHg, nadi 94x/m, frekuensi napas
22x/m, suhu afebris. Pada pemeriksaan obstetri didapatkan bagian yang keras teraba di perut
ibu bagian atas dengan DJJ 152x/m. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan HB 9,8 g/dl dan
proteinuria +3.
Kata kunci
 Seorang perempuan berumur 38 tahun dengan keluhan sakit kepala dan pandangan kabur.
 Pada anamnesis diketahui kehamilan 32 minggu.
 Memiliki 5 orang anak dengan riwayat persalinan normal.
 Riwayat hipertensi sejak 6 tahun yang lalu.
 Karena keadaan ekonomi, pasien mengaku selama hamil hanya makan yang mampu di
beli.
 Pasien juga merasa letih karena mengurus ke lima anaknya.
 Pemeriksaan fisik di dapatkan TB150 cm, BB 80 KG, TD 175/110 mmHg, nadi 94x/m,
frekuensi napas 22x/m, suhu afebris.
 pemeriksaan obstetri didapatkan bagian yang keras teraba di perut ibu bagian atas dengan
DJJ 125x/m.
 pemeriksaan lab didapatkan Hb 9,8 gr/dl dan proteinuria +3.
Kata sulit : -
Pertanyaan
1. Jelaskan Analisis Kritis dari scenario !
2. Jelaskan klasifikasi hipertensi pada kehamilan !
3. Jelaskan langkah-langkah diagnosis dari skenario !
4. Jelaskan Differential Diagnosis dari Skenario !
Analisis kasus
• Seorang perempuan berumur 38 tahun.
• Keluhan sakit kepala dan pandangan yang kabur.
• Diketahui kehamilan 32 minggu dan memiliki 5 orang anak dengan riwayat persalinan
normal. (G6P5A0 UK 32 Mgg).
• Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 6 tahun yang lalu. (Hipertensi kronik).
• Karena keadaan ekonomi, pasien mengaku selama hamil hanya makan yang mampu
dibeli.
• Pasien juga merasa letih karena mengurus kelima anaknya.
Pemeriksaan
• TB 150 cm, BB 80 Kg
• TD 175/110 mmHg
• nadi 94x/m
• frekuensi napas 22x/m
• suhu afebris.
• Pada pemeriksaan obstetri : bagian yang keras teraba di perut ibu bagian
atas.Kemungkinan posisi tersebut ditempati oleh kepala atau punggung.
• DJJ 152x/m. Termaksud normal 120-160x/menit.
• Pem.lab: HB 9,8 g/dl. Normalnya pada ibu hamil > 11 gr/dl.
• Proteinuria +3. Proteinuria merupakan tanda cardinal dari pre-eklampsia, +3 menandakan
pasien diduga preeklampsia berat
G6P5A0 + UK 32 minggu + Anemia dalam kehamilan + Presentase bokong + Suspek
Preeklamsia

Klasifikasi kehamilan
Berdasarkan Klasifikasi menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, yaitu:
1. Hipertensi gestaional, bila tekanan darah > 140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20
minggu tanpa riwayat hipertensi sebelumnya dan tanpa disertai dengan proteinuria.
2. Preeklampsia, bila disertai keadaan sebagai berikut:
 Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi setelah
umur kehamilan diatas 20 minggu tanpa riwayat hipertensi sebelumnya
 Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+. Bila
proteinuria negatif:
 Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam/kurang dari 0,5
cc/kgBB/jam.
 Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di epigastrium.
 Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen
 Terdapat edema paru dan sianosis
 Hemolisis mikroangiopatik
 Trombositopeni (< 100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat)
 Gangguan fungsi hati.: peningkatan kadar alanin dan aspartate aminotransferase.
 Pertumbuhan janin terhambat Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai
berikut:
 Tanda – tanda preeklampsia disertai tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau
diastolik ≥ 110 mmHg pada 2 x pemeriksaan 6 jam setelah pasien dalam keadaan
istirahat.
3. Superimposed preeclampsia ( ≥1 kriteria dibawah ini)
 Proteinuria onset baru pada wanita dengan hipertensi kurang dari 20 minggu
 Jika hipertensi dan proteinuria timbul < 20 minggu
- Proteinuria meningkat tiba – tiba jika hipertensi dan proteinuria timbul < 20
minggu
- Hipertensi meningkat tiba – tiba pada wanita dengan rewayat hipertensi terkontrol
- Trombositopenia ( trombosit < 100.000 /mm3)
- Peningkatan SGOT dan SGPT
Gejala dengan hipertensi kronis dengan nyeri kepala persisten, skotoma atau nyeri ulu
hati juga dapat disebut dengan superimposed preeclampsia.
4. HELLP syndrome (ada 2 kriteria)
 Menurut Sibai et al (salah satu kriteria dibawah ini)
1. Hemolisis, lactate dehydrogenase > 600 U/L, atau total bilirubin > 1.2 mg/dL
2. SGOT > 70 U/L
3. Trombosit < 100.000/mm3
 Menurut Martin et al
1. Lactat dehydrogenase > 600 UL
2. SGOT / SGPT >40 IU/L
3. Trombosit < 150.000 /mm3

Langkah diagnosis
Anamnesis
• Riwayat kehamilan sungsang?
• Riwayat preeklampsia sebelumnya?
• Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan?
• Riwayat penyakit?
• Frekuensi kencing?
• Nyeri epigastrik?
• Mual Muntah?
• Tensi Terakhir?
• Jarak kehamilan masing-masing anak?

Pemeriksaan fisik
• Inspeksi : edema
• Pengukuran TFU
• Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium

Diferential diagnosis
Preklamsia
Definisi
Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas
yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema. Dimana tekanan darah meningkat
selama masa kehamilan. Bila tekanan darah meningkat, tubuh menahan air, dan protein bisa
ditemukan dalam urin. Hal seperti ini juga disebut sebagai toxemia atau pregnancy induced
hypertension (PIH).Preeklampsia cenderung terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau bisa
juga muncul pada trimester kedua (di atas 20 minggu).
Epidemiologi
Insidens preeklampsia sebesar 4–5 kasus per 10.000 kelahiran hidup pada negara maju. Di
negara berkembang insidensnya bervariasi antara 6–10 kasus per 10.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian terbanyak wanita hamil akibat preeklampsia adalah perdarahan intraserebral
dan edema paru. Efek preeklampsia pada kematian perinatal berkisar antara 10-28%. Penyebab
terbanyak kematian perinatal disebabkan prematuritas, pertumbuhan janin terhambat, dan solutio
plasenta. Sekitar 75% eklampsia terjadi antepartum dan sisanya terjadi pada postpartum. Hampir
semua kasus (95%) eklampsia antepartum terjadi pada trimester ketiga. Pada primigravida
frekuensi preeklampsia/eklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama
primigravida muda. Hasil penelitian tersebut menunjukkan insidensi preeklampsia pada
primigravida 11,03%.
Etiologi
Sebab preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah banyak teori yang
mencoba menerangkan sebab-musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang memberikan
jawaban yang memuaskan. Teori yang diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut :
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilanganda, hidramnion dan
mola hidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
3. Sebab terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya dan
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
Salah satu teori yang dikemukakan ialah bahwa eklampsia disebabkan ischaemia rahim
dan plascenta (ischemaemia uteroplacentae).Selamakehamilan uterus memerlukan darah lebih
banyak. Pada molahidatidosa,hydramnion, kehamilan ganda, multipara, pada akhir kehamilan,
pada persalinan, juga pada penyakit pembuluh darah ibu, diabetes , peredaran darahdalam
dinding rahim kurang, maka keluarlah zat-zat dari placenta atau decidua yang menyebabkan
vasospasmus dan hipertensi , tetapi dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang
berkaitan dengan penyakit tersebut. Rupanya tidak hanya satu faktor yang menyebabkan pre-
eklampsia dan eklampsia.
Teori iskemia daerah implantasi plasenta, didukung kenyataan sebagai berikut:
1. Pre-eklampsia dan eklampsia lebih banyak terjadi pada primigravida,hamil ganda,
dan mola hidatidosa.
2. Kejadiannya makin meningkat dengan makin tuanya umur kehamilan
3. Gejala penyakitnya berkurang bila terjadi kamatian janin
Patofisiologi
Perubahan pokok yang didapatkan pada preeklampsia adalah adanya spasme pembuluh
darah disertai dengan retensi garam dan air. Bila spasme arteriolar juga ditemukan di seluruh
tubuh, maka dapat dipahami bahwa tekanan darah yang meningkat merupakan kompensasi
mengatasi kenaikan tahanan perifer agar oksigenasi jaringan tetap tercukupi. Sedangkan
peningkatan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam
ruang interstitial belum diketahui penyebabnya. Beberapa literatur menyebutkan bahwa pada
preeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan kadar prolaktin yang tinggi
dibandingkan pada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume
plasma dan mengatur retensi air serta natrium. Pada preeklampsia permeabilitas pembuluh darah
terhadap protein meningkat
Turunnya tekanan darah pada kehamilan normal ialah karena vasodilatasi perifer yang
diakibatkan turunnya tonus otot polos arteriol. Hal ini kemungkinan akibat meningkatnya kadar
progesteron di sirkulasi, dan atau menurunnya kadar vasokonstriktor seperti angiotensin II,
adrenalin, dan noradrenalin, dan atau menurunnya respon terhadap zat-zat vasokonstriktor.
Semua hal tersebut akan meningkatkan produksi vasodilator atau prostanoid seperti PGE2 atau
PGI2. Pada trimester ketiga akan terjadi peningkatan tekanan darah yang normal seperti tekanan
darah sebelum hamil.
1. Regulasi volume darah Pengendalian garam dan homeostasis meningkat pada
preeklampsia. Kemampuan untuk mengeluarkan natrium juga terganggu, tetapi pada
derajat mana hal ini terjadi sangat bervariasi dan pada keadaan berat mungkin tidak
dijumpai adanya edema. Bahkan jika dijumpai edema interstitial, volume plasma adalah
lebih rendah dibandingkan pada wanita hamil normal dan akan terjadi hemokonsentrasi.
Terlebih lagi suatu penurunan atau suatu peningkatan ringan volume plasma dapat
menjadi tanda awal hipertensi.
2. Volume darah, hematokrit, dan viskositas darah Rata-rata volume plasma menurun 500
ml pada preeklampsia dibandingkan hamil normal, penurunan ini lebih erat hubungannya
dengan wanita yang melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR).
3. Aliran Darah di Organ-Organ
a. Aliran darah di otak Pada preeklampsia arus darah dan konsumsi oksigen berkurang
20%. Hal ini berhubungan dengan spasme pembuluh darah otak yang mungkin
merupakan suatu faktor penting dalam terjadinya kejang pada preeklampsia maupun
perdarahan otak.
b. Aliran darah ginjal dan fungsi ginjal Terjadi perubahan arus darah ginjal dan fungsi
ginjal yang sering menjadi penanda pada kehamilan muda. Pada preeklampsia arus
darah efektif ginjal rata-rata berkurang 20%, dari 750 ml menjadi 600ml/menit, dan
filtrasi glomerulus berkurang rata-rata 30%, dari 170 menjadi 120ml/menit, sehingga
terjadi penurunan filtrasi. Pada kasus berat akan terjadi oligouria, uremia dan pada
sedikit kasus dapat terjadi nekrosis tubular dan kortikal.
c. Aliran darah uterus dan choriodesidua Perubahan arus darah di uterus dan
choriodesidua adalah perubahan patofisiologi terpenting pada preeklampsia, dan
mungkin merupakan faktor penentu hasil kehamilan. Namun yang disayangkan
adalah belum ada satu pun metode pengukuran arus darah yang memuaskan baik di
uterus maupun di desidua.
d. Aliran darah di paru-paru Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya
karena edema paru yang menimbulkan dekompensasi cordis.
e. Aliran darah di mata Dapat dijumpai adanya edema dan spasme pembuluh darah
orbital. Bila terjadi hal- hal tersebut, maka harus dicurigai terjadinya preeklampsia
berat. Gejala lain yang mengarah ke eklampsia adalah skotoma, diplopia, dan
ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.
f. Keseimbangan air dan elektrolit Terjadi peningkatan kadar gula darah yang
meningkat untuk sementara, asam laktat dan asam organik lainnya, sehingga konvulsi
selesai, zat-zat organik dioksidasi dan dilepaskan natrium yang lalu bereaksi dengan
karbonik dengan terbentuknya natrium bikarbonat. Dengan demikian cadangan alkali
dapat pulih kembali.

Manifestasi Klinis
Gejala yang biasanya muncul pada ibu yang mengalami preeklamsia meliputi : Kenaikan tekanan
darah, proteinuria dan edema.
Pre-eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Tanda /gejala preeklampsia ringan
adalah:
1. Tekanan darah sistol 140 mmHg atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6
jam dan Tekanan darah diastol 90 mmHg atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
2. Berat badan meningkat 1 kilo atau lebih dalam seminggu.
3. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada urin kateter
atau urin aliran pertengahan.
Sedangkan penyakit preeklampsia digolongkan berat apabila satu ataulebih tanda / gejala
dibawah ini ditemukan:
1. tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastole 110 mmHg atau lebih,
proteinuria 5 gram atau lebih dalam 24 jam, 3+ atau 4+ pada pemeriksaan
semikuantitatif.
2. Terjadi gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium
3. edema paru-paru atau sianosis.
Disamping terdapat preeklampsia ringan dan berat/eklampsia, dapat pula ditemukan hipertensi
cronis yaitu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang menetap. Kebanyakan
wanita dengan hipertensi kronik (hipertensi esensial) telah didiognose sebelum kehamilan;
kebanyakan wanita didapat menderita hipertensi pada kunjungan antenatal pertama yang
dideteksi sebelum kehamilan minggu ke 20, diagnosis hipertensi esensial dapat ditegakkan
Faktor resiko
Beberapa faktor resiko ibu terjadinya preeklamsi:
1. Paritas, Kira-kira 85% preeklamsi terjadi pada kehamilan pertama. Paritas 2-3 merupakan
paritas paling aman ditinjau dari kejadian preeklamsi dan risiko meningkat lagi pada
grandemultigravida. Selain itu primitua, lama perkawinan ≥4 tahun juga dapat berisiko
tinggi timbul preeklamsi
2. Usia, Usia 20 – 35 tahun adalah periode paling aman untuk hamil / melahirkan, akan
tetapi di negara berkembang sekitar 10% - 20% bayi dilahirkan dari ibu remaja yang
sedikit lebih besar dari anak-anak. Padahal daru suatu penelitian ditemukan bahwa dua
tahun setelah menstruasi yang pertama, seorang wanita masih mungkin mencapai
pertumbuhan panggul antara 2 – 7 % dan tinggi badan 1 %. Dampak dari usia yang
kurang, dari hasil penelitian di Nigeria, wanita usia 15 tahun mempunyai angka kematian
ibu 7 kali lebih besar dari wanita berusia 20-24 tahun
3. Riwayat hipertensi, Salah satu faktor predisposing terjadinya pre-eklampsia atau
eklampsia adalah adanya riwayat hipertensi kronis, atau penyakit vaskuler hipertensi
sebelumnya, atau hipertensi esensial. Sebagian besar kehamilan dengan hipertensi
esensial berlangsung normal sampai cukup bulan. Pada kira-kira sepertiga diantara
parawanita penderita tekanan darahnya tinggi setelah kehamilan 30 minggu tanpa disertai
gejala lain. Kirakira 20% menunjukkan kenaikan yang lebih mencolok dan dapat disertai
satu gejala preeklampsia atau lebih, seperti edema, proteinuria, nyeri kepala, nyeri
epigastrium, muntah, gangguan visus (Supperimposed preeklampsia), bahkan dapat
timbul eklampsia dan perdarahanotak
4. Sosial ekonomi, Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa wanita yang sosial
ekonominya lebih maju jarang terjangkit penyakit preeklamsi. Secara umum,
preeklamsi/eklamsi dapat dicegah dengan asuhan pranatal yang baik. Namun pada
kalangan ekonomi yang masih rendah dan pengetahuan yang kurang seperti di negara
berkembang seperti Indonesia insiden preeklamsi/eklamsi masih sering terjadi
5. Obesitas, Obesitas adalah adanya penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh.
Obesitas merupakan masalah gizi karena kelebihan kalori, biasanya disertai kelebihan
lemak dan protein hewani, kelebihan gula dan garam yang kelak bisa merupakan faktor
risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan
kesehatan lain. Hubungan antara berat badan ibu dengan risiko preeklamsia bersifat
progresif, meningkat dari 4,3% untuk wanita dengan indeks massa tubuh kurang dari 19,8
kg/m2 terjadi peningkatan menjadi 13,3 % untuk mereka yang indeksnya ≥35 kg/m2
6. Kehamilan ganda, Preeklampsia dan eklampsia 3 kali lebih sering terjadi pada kehamilan
ganda dari 105 kasus kembar dua didapat 28,6% preeklampsia dan satu kematian ibu
karena eklampsia. Dari hasil pada kehamilan tunggal dan sebagai faktor penyebabnya
ialah distensia uterus. Dari penelitian Agung Supriandono dan Sulchan Sofoewan
menyebutkan bahwa 8 (4,0%) kasus preeklampsia berat mempunyai jumlah janin lebih
dari satu, sedangkan pada kelompok kontrol, 2 (1,2%) kasus mempunyai jumlah janin
lebih dari satu
7. Riwayat preeclampsia, Hasil penelitian Agung Supriandono dan Sulchan Sofoewan
menyebutkan bahwa terdapat 83 (50,9%) kasus preeklamsia mempunyai riwayat
preeklapmsia, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 12 (7,3%) mempunyia riwayat
preeklampsia berat
8. Riwayat penderita diabetus militus Hasil penelitian Agung Supriandono dan Sulchan
sofoewan menyebutkan bahwa dalam pemeriksaan kadar gula darah sewaktu lebih dari
140 mg % terdapat 23 (14,1%) kasus preeklampsia, sedangkan pada kelompok kontrol
(bukan preeklampsia) terdapat 9 (5,3%).
9. Status gizi Status gizi adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh sebagai akibat
pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang digunakan oleh tubuh
untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsi-fungsi organ tubuh.Cara
penilaian status gizi wanita hamil meliputi, evaluasi terhadap faktor resiko, diet,
pengukuran antropometrik dan biokimiawi. Antropometri sebagai indicator status gizi
dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter dari tubuh antara lain : umur,
berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar dada, lingkar kepala, lingkar
pinggul dan tebal lemak
10. Pemeriksaan Antenatal Preeklapmsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan
berkelanjutan, oleh karena itu melalui antenatal care yang bertujuan untuk mencegah
perkembangan preeklampsia, atau setidaknya dapat mendeteksi diagnosa dini sehingga
dapat mengurangi kejadian kesakitan. Pada tingkat permulaan preeklampsia tidak
memberikan gejala-gejala yang dapat dirasakan oleh pasien sendiri, maka diagnosa dini
hanya dapat dibuat dengan antepartum care.
11. Pekerjaan Aktifitas pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi kerja otot dan peredaran
darah. Begitu juga bila terjadi pada seorang ibu hamil, dimana peredaran darah dalam
tubuh dapat terjadi perubahan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan akibat adanya
tekanan dari pembesaran rahim. Semakin bertambahnya usia kehamilan akanberdampak
pada konsekuensi kerja jantung yang semakin bertambah dalam rangka memenuhi
kebutuhan selama proses kehamilan. Oleh karenanya pekerjaan tetap dilakukan, asalkan
tidak terlalu berat dan melelahkan seperti pegawai kantor, administrasi perusahaan atau
mengajar. Semuanya untuk kelancaran peredaran darah dalam tubuh sehingga
mempunyai harapan akan terhindar dari preeklamsia
Diagnosis
Preeklampsia Eklampsia Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan dengan kriteria minimum :
a. Hipertensi yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan dengan tekanan darah sistolik ≥
140 mmHg atau tekanan diastolik ≥ 90 mmHg
b. Proteinuria dengan jumlah protein urin ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1+ dengan
menggunakan carik celup
c. Edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata.
Adapun diagnosis dari preeklampsia berat adalah preeklampsia yang disertai satu atau
lebih dari gejala berikut :
a. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHgpada
dua keadaan dengan jangka waktu paling sedikit 6 jam dengan patian dalam posisi
bedrest
b. Proteinuria lebih dari 5 gr/dl pada sampel urin tampung 24 jam atau ≥ 3+ dengan
carik celup pada dua sampel urin acak yang diambil dengan jarak waktu 4 jam atau
lebih
c. Oliguria, produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam
d. Gangguan visus dan serebral berupa penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma,
pandangan kabur
e. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen akibat regangan pada
kapsula Glisson
f. Edema paru atau sianosis
g. Hemolisis mikroangiopatik
h. Gangguan fungsi hepar ditandai adanya peningkatan serum transaminase
i. Kenaikan kadar kreatinin plasma
j. Trombositopenia (< 100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat)
k. Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat
l. Adanya sindroma HELLP (Hemolysis; Elevated liver enzymes; Low platelet)
Eklampsia dapat didiagnosis dengan adanya kejang dan/atau koma pada ibu hamil ≥ 20
minggu yang disebabkan selain karena gangguan neurologik.
Penanganan
Penanganan pre-eklampsia terdiri atas pengobatan medik dan penanganan obtetrik. Pada pre-
eklampsia ringan (tekanan darah140/90 mmHg samoai 160/100 mmHg) penanganan simtomatis
dan berobat jalan masih mungkin ditangani di puskesmas dan dibawah pengawasan
dokter,dengan tindakan yang diberikan:
1. Menganjurkan ibu untuk istirahat (bila bekerja diharuskan cuti), danmenjelaskan
kemungkinan adanya bahaya.
2. Sedativa ringan.
• Phenobarbital 3 x 30 mg
• Valium 3 x 10 mg
3. Obat penunjang
• Vitamin B kompleks
• Vitamin C atau vitamin E
• Zat besi
4. Nasehat
• Garam dalam makan dukurangi
• Lebih banyak istirahat baring ke arah punggung janin
• Segera datang memeriksakan diri, bila terdapat gejala sakit kepala,mata kabur,
edema mendadak atau berat badan naik, pernafasan semakin sesak, nyeri
epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerak janin melemah-berkurang,
pengeluaran urin berkurang
5. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat. Petunjuk untuk segera memasukkan
penderita ke rumah sakit atau merujuk penderita perlu memperhatikan hal berikut:
• Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
• Protein dalam urin 1 plus atau lebih
• Kenaikan berat badan 11/2 kg atau lebih dalam seminggu
• Edema bertambah dengan mendadak
• Terdapat gejala dan keluhan subyektif.
Komplikasi
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi lainnya adalah :
1. Berkurangnya aliran darah menuju plasenta Preeklamsia akan mempengaruhi pembuluh
arteri yang membawa darah menuju plasenta. Jika plasenta tidak mendapat cukup darah,
maka janin akan mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga pertumbuhan janin
melambat atau lahir dengan berat kurang.
2. Lepasnya plasenta Preeklamsia meningkatkan risiko lepasnya plasenta dari dinding rahim
sebelum lahir, sehingga terjadi pendarahan dan dapat mengancam bayi maupun ibunya.
3. Sindrom HELLP HELLP adalah singkatan dari Hemolyssi (perusakan sel darah merah),
Elevated liver enzym dan low platelet count (meningkatnya kadar enzim dalam hati dan
rendahnya jumlah sel darah dalam keseluruhan darah). Gejalanya, pening dan muntah,
sakit kepala serta nyeri perut atas
4. Eklamsia Jika preklamsia tidak terkontrol, maka akan terjadi eklamsia. Eklamsia dapat
mengakibatkan kerusakan permanen organ tubuh ibu, seperti otak, hati atau ginjal.
Eklamsia berat menyebabkan ibu mengalami koma, kerusakan otak bahkan berujung
pada kematian janin maupun ibunya.
5. Komplikasi lainnya
• Solusio plasenta, biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut.
• Hipofibrinogenemia.
• Hemolisis.
• Perdarahan otak, merupakan penyebab utama kematian maternal penderita
eklampsia.
• Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung
sampai seminggu dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina, hal
ini merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri. - Eedema paru-
paru. hal ini disebabkan karena payah jantung.
• Nekrosis hati. nekrosis periportal hati merupakan akibat vasospasmus arteriol
umum. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati,
terutama penentuan enzim-enzimnya.
• Kelainan ginjal. kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan
sitoplasma sel endothelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. Kelainan
lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.
• Komplikasi lain. lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat
kejangkejang pneumonia aspirasi dan DIC (disseminated intravascular
coagulation).
• Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra-uterin

Pencegahan
Kejadian pre-eklampsia dan eklampsia Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi
kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau
diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk
dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil yang teratur dengan
memperhatikan kenaikan berat badan,kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan untuk
menentukan proteinuria
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre-eklampsia,
dan dalam hal itu harus dilakukan penanganansemestinya. Walaupun timbulnya pre-eklampsia
tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian
penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil, antara lain:
1. Diet makanan. Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah
lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema.Makanan berorientasi
pada empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan protein dengan tambahan satu
butir telus setiap hari
2. Cukup istirahat Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja
seperlunya dan disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring ke
arah punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
3. Pengawasan antenatal (hamil) Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam
rahim segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian:
1. Uji kemungkinan pre-eklampsia:
a. Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri
c. Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
d. Pemeriksaan protein urin e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi
ginjal, fungsi hati,gambaran darah umum dan pemeriksaan retina mata.
2. Penilainan kondisi janin dalam rahim
a. Pemantauan tingi fundus uteri
b. Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantungjanin,
pemantauan air ketuban
c. Usulkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Walaupun pencegahan tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensi dapat dikurangi
dengan pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita
hamil. Berikan penerangan tentang :
1. Manfaat istirahat dan tidur, ketenangan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat
tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi dan dianjurkan lebih banyak duduk
dan berbaring.
2. Minum 6-8 gelas air sehari
3. Olahraga yang cukup
4. Serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein
5. Hindari makanan yang digoreng dan junkfood, minum alkohol, berkafein, juga
6. Menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
7. Mengkonsumsi multivitamin yang mengandung asm folat dan suplemen nutrisi.
8. Mengkonsumsi makanan berserat. S
Sampai saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah preeklamsia. Pemeriksaan antenatal
yang teratur dan bermutu serta teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre-eklamsia lalu
diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat dan terapi yang
tepat untuk ibu dan janinnya dan dalam waktu itu harus dilakukan penanganan semestinya.
Tujuan utama penanganan ialah mencegah terjadinya pre-eklampsia berat, mencegah terjadinya
eklampsia maupun komplikasi yang dapat terjadi, melahirkan janin hidup dengan trauma yang
sekecil-kecilnya
Prognosis
• Risiko rekurensi:
– 20% akan mengalami hipertensi, dan 16% akan mengalami preeklampsia
berulang pada kehamilan berikutnya. Wanita dengan riwayat preeklamsia tipe
dini memiliki risiko rekurensi paling besar (25–65%).
• Risiko komplikasi obsetrik:
– wanita dengan preeklampsia memiliki risiko komplikasi gangguan pertumbuhan
janin, kelahiran preterm, solusio plasenta, dan kematian janin dalam rahim.
• Efek jangka panjang:
– wanita yang pernah mengalami preeklampsia memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengalami penyakit kardiovaskular di masa mendatang (meliputi hipertensi,
penyakit jantung iskemik, stroke, dan thromboemboli vena)

REFERENSI

https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrxhSQFO9df2BgA6BH3RQx.;_ylu=Y29sbwMEcG9zAzEE
dnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1607969669/RO=10/RU=http%3a%2f%2frepo.unsrat.ac.id
%2f1590%2f1%2f18._Hipertensi_Dalam_Kehamilan.pdf/RK=2/RS=qKu2xO4radJUftR.VIx16jt
0Ycc-
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/63818/Chapter II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
https://med.unhas.ac.id/obgin/wp-content/uploads/2016/08/PENANGANAN-TERKINI-PEB-
EL-final.pdf
• Sarma N. Lumbanraja Kegawatdaruratan Obstetri: USU Press 2017. Bab 10, Hal; 155-172.
• Hidayati, Afif Nurul. Gawat Darurat Medis dan Bedah. Airlangga University Press, 2018.
Bab 15, Hal; 193-206.

Anda mungkin juga menyukai