Anda di halaman 1dari 16

ASKEB LEUKOREA

LANDASAN TEORI

A. Definisi Keputihan
Menurut Wiknjosastro (1999) Leukorea (whiete discharge, fluor
albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang
dikeluarkan dari alat-alat genitalia yang tidak berupa darah.
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genitalia yang bukan darah.
Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala
dari hampir semua penyakit kandungan (Manuaba, 1999). Keputihan
(leukorea atau flour albus) adalah cairan yang keluar dari vagina. Dalam
keadaan biasa, cairan ini tidak sampai keluar, namun belum tentu bersifaat
patologis. Pengertian lain dari leukorea atau flour albus, yaitu:
- Setiap cairan yang keluar dari vagina selain darah. Dapat berupa sekret,
transudasi, atau eksudat dari organ atau lesi di saluran genital.
- Cairan normal vagina yang berlebih, jadi hanya meliputi sekreasi dan
transudasi yang berlebih , tidak termasuk eksudat.
Sumber cairan ini dapat berasal dari sekreasi vulva, cairan vagina, sekresi
serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba falopii, yang dipengaruhi fungsi
ovarium (Mansjoer, dkk, 2001).

B. Jenis Keputihan (Leukorea)


Jenis dan tanda-tanda keputihan (leukorea)
Keputihan dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu :
- Keputihan normal (fisiologis)
Keputihan yang fisiologis terjadi pada saat menjelang, sesudah, atau di
tengah-tengah siklus menstruasi. Jumlahnya tidak terlalu banyak,
jernih/putih, tidak biasanya keputihan fisiologis ini disebabkan oleh
hormon yang ada di dalam tubuh kita.
- Keputihan penyakit abnormal (patologis).
Keputihan patologis ditandai dengan jumlahnya yang amat banyak,
berwarna, berbau, dan disertai keluhan-keluhan seperti gatal, nyeri,
terjadi pembengkakan, panas dan pedih ketika buang air kecil, serta dan
nyeri di perut bagian bawah.
Wiknjosastro, dkk (1999) mengatakan leukorea dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu fisiologik dan patologik. Leukorea fisiologik terdiri
atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung
banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedang pada leukorea
patologik terdapat banyak leukosit.
Manuaba (1999) mengatakan bahwa keputihan fisiologis dijumpai pada
keadaan menjelang menstruasi, pada saat keinginan seks meningkat,
dan pada waktu hamil. Keputihan bukan penyakit, tetapi gejala dari
berbagai penyakit sehingga memerlukan tindak lanjut untuk
menegakkan diagnosis.
Jenis keputihan lain yang agak jarang terjadi adalah keputihan karena
tumor terutama tumor ganas. Keputihan yang seperti nanah, berbau dan
kadang- kadang bercampur darah serta sakit waktu berhubungan badan,
selain disebabkan oleh bakteri-bakteri di atas bisa juga disebabkan
karena tumor ganas

C. Penyebab keputihan (leukorea)


Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Di sini cairan
mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan
sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina,
serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan leukorea patologik; pada
adneksitis gejala tersebut dapat pula timbul. Selanjutnya leukorea
ditemukanpada neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor itu dengan
permukaannya yang sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-
alat genital (Wiknjosastro, 1999).
Penyebab utama dari keputihan adalah suatu jenis binatang satu sel yang
disebut Trichomonas vaginalis. Keputihan karena kuman ini akan
menimbulkan cairan putih, sebagian merasa gatal dan panas. Datangnya
infeksi kuman ini bisa datang sendiri, misalnya dari tangan atau celana tanpa
sengaja, atau saling menukar pakaian. Namun menurut pene- litian, sebagian
besar Trichomonas menular melalui hubungan seks. Untungnya, keputihan
jenis ini tidak terlalu berbahaya dan mudah disembuhkan.
Penyebab lain yang sering timbul adalah sebangsa jamur. Beda keputihan
jenis ini adalah gatalnya yang luar biasa dan bisa timbul setiap saat. Akibat-
nya, si penderita menggaruk-garuk terus organ seksnya. Tetapi jenis inipun
cukup mudah disembuhkan, karena obat-obat anti jamur sangat ampuh
terhadap keputihan ini.
Penyebab lain adalah bakteri-bakteri yang banyak sekali jenisnya. Tetapi
yang terpenting adalah menular melalui hubungan seks. Ada dua bakteri
yang sangat sering menimbulkan keputihan dan tertular melalui hubungan
seks yang disebut Gonorhoe (GO) dan Chlamydia. Kedua penyakit ini
hampir sama gejalanya yakni menimbulkan keputihan yang berat dan warna
cairan umumnya putih kuning dengan bau yang cukup menyengat. Pada GO
sering disertai rasa perih waktu buang air kecil. Pada Chlamydia hal itu
tidak begitu terasa.
Keputihan lain karena bakteri mungkin saja terjadi walaupun tidak melalui
hubungan seks. Karena berbagai perubahan dalam vagina serta masuknya
kuman-kuman baru, maka timbul infeksi bakteri-bakteri tertentu. Ada
wanita yang cebok di WC umum jadi keputihan. Bisanya bakteri ini juga
menimbulkan gejala yang hampir sama dengan penyakit kelamin, yaitu
keputihan berupa keluarnya nanah dan berbau sangat menyengat.
Wanita sebaiknya tidak terlalu sering dan terlalu lama memakai celana jins
ketat dan tebal. Ditambah dengan udara yang semakin panas, maka udara di
daerah vagina pun menjadi tambah panas. Dari situlah penyakit keputihan
bisa menyerang wanita
Leukorea fisiologik ditemukan pada:
1) Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari; penyebabnya ialah
pengaruh estrogen dari placenta terhadap uterus dan vagina janin;
2) Waktu di sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen;
leukorea di sini hilang sendiri, akan tetapi dapat menimbulkan keresahan
pada orang tuanya;
3) Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina;
4) Waktu di sekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjaar serviks
uteris menjadi lebih encer;
5) Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah
pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis dan pada
wanita dengan ektropion porsionis uteri (Wiknjosastro, dkk, 1999)
Keputihan apabila tidak segera diobati dapat berakibat lebih parah dan
bukan tidak mungkin menjadi penyebab kemandulan. Penyebab keputihan
berlebihan terkait dengan cara kita merawat organ reproduksi. Misalnya,
mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan,
menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti
celana dalam, tak sering mengganti pembalut.
Keputihan patologis biasanya disebabkan oleh infeksi atau peradangan yang
terjadi karena beberapa sebab. Misalnya, gejala keganasan organ reproduksi
atau adanya benda asing dalam rahim atau saluran kemaluan
Sifat dan banyaknya keputihan dapat memberi petunjuk ke arah penyebab.
Demikian pula halnya dengan indikasi lain seperti lama keluhan, terus
menerus atau pada waktu tertentu saja, warna, bau disertai rasa gatal atau
tidak.
Beberapa penyebab keputihan yang abnormal:
1) Infeksi jamur, keluarnya keputihan yang berwarna putih atau
kekuningan, konsistensi seperti keju disertai rasa gatal, biasanya
disebabkan oleh jamur candida atau monillia
2) Infeksi kuman trichomonas, jenis ini ditandai dengan keluarnya cairan
yang berwarna kehijauan, berbusa disertai rasa gatal
3) Infeksi bakteri vaginosis, ditandai dengan keluarnya cairan berwarna
keabu-abuan dan berbau
4) Penyakit menular seksual, ditandai dengan keluarnya cairan yang
bersifat ‘cheesy’, berbau dan bercampur darah
5) Kanker leher rahim, ditandai dengan keluarnya cairan yang tidak disertai
gatal, biasanya disertai bau busuk
Beberapa penyebab keputihan lainnya:
1) Vaginitis atropik, timbul pada usia lanjut (menopause), biasanya disertai
rasa nyeri akibat kurangnya hormon estrogen
2) Obat-obatan, seperti: antibiotika, obat kontrasepsi yang mengandung
estrogen
3) Radiasi pada organ reproduksi, penyinaran pada organ reproduksi dapat
menyebab rangsangan pengeluaran cairan keputihan
4) Adanya benda asing seperti adanya benang, kasa tampon atau benda lain
yang secara sengaja/tidak sengaja ada di dalam jalan lahir (vagina)
5) Perawatan dan Hal-hal Yang Perlu di Perhatikan saat Keputihan
Bila mengalami gejala keputihan yang tidak normal, kita perlu segera pergi
ke dokter untuk dilakukan pengetesan, agar segera diketahui penyebabnya.
Sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, kita juga bisa
menggunakan vaginal toilet atau vaginal douche Keduanya untuk menguras
vagina dengan larutan antijamur dan antiseptik, sehingga lendir dapat
dibersihkan. Tindakan ini akan sangat membantu penyembuhan dan
pencegahan kambuhnya penyakit. Hanya saja, tindakan ini tidak boleh
dilakukan terlalu sering karena bisa membunuh bakteri-bakteri yang
dibutuhkan untuk menjaga keasaman daerah tersebut.
Pada masyarakat kita, keputihan paling banyak disebabkan oleh jamur dan
bakteri yang hobi bersarang di daerah lembap. Wilayah sensitif kita itu
memang semestinya selalu kering, baik dari keringat maupun air. Jadi,
disarankan apabila selesai buang air kecil kita mengeringkannya dengan tisu
atau handuk bersih dan kering.
Hal-hal yang perlu diketahui/diperhatikan :
1) Jagalah kebersihan daerah organ reproduksi untuk mencegah beberapa
penyakit / penyebab keputihan
2) Jangan menggunakan obat-obatan untuk pembilasan vagina secara rutin
dan berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya flora normal yang
ada di vagina yang bertugas melindungi terhadap kuman dari luar
3) Hindari stress yang berlebihan
4) Pada penderita diabetes usahakan kadar gula yang stabil
5) Segera ke dokter bila keputihan berlebihan
Untuk mengantisipasi munculnya keputihan, seorang wanita harus rajin
membersihkan daerah vaginanya, dan rajin mengganti celana dalam-
minimal tiga kali sehari. Kalau ada tanda-tanda keputihan, sebaiknya segera
periksakan diri ke dokter untuk menghindari akibat yang lebih parah.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.FM
DENGAN LEUKOREA DI PUSKESMAS
INOBONTO

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 03-02-2010
Jam : 16.00 Wita
Tempat :
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Ny. F. M
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Mongondow / Indonesia
Alamat : Mogolaing

Nama : Tn. DM
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Mongondow/Indonesia
Alamat : Mogolaing

2. Status Perkawinan
Perkawinan ke : 1
Umur kawin : ± 21 tahun
Lama kawin : ± 4 tahun
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan gatal pada kemaluannya, serta
mengalami keputihan yang sangat banyak sejak 2 minggu yang
lalu, konsistensinya kental, warna kekuningan dan berbau.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan merasakan gatal pada daerah kemaluanya,
mengalami keputihan yang sangat banyak (± ganti pembalut 3 x/
hari) sejak 1 minggu yang lalu, periksa 1 x ke bidan kemudian
kambuh lagi setelah obat habis.
5. Riwayat Kebidanan
a. Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : teratur (28 – 30 hari)
Banyaknya : 3x ganti pembalut / hari
Warnanya : merah
Baunya : khas
Keluhan : tidak ada
Flour Albus : ada dan gatal (warna kekuningan, konsistensi
kental dan berbau)
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
c. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah kelahiran anak yang pertama
menggunakan KB Suntik 3 bulan sampai sekarang.
d. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
seksual, kangker payudara, kanker leher rahim dan juga tidak
pernah menderita penyakit tumor kandungan.
6. Pola Kebiasaan Sehari – hari
a. Nutrisi
Makan : 3x sehari porsi sedang terdiri dari nasi,
lauk, sayur dan buah.
Minum : air putih 5-6 gelas / hari
b. Eliminasi
BAB : 1x/hr konsistensi lunak,warna kuning,
bau khas, tidak ada keluhan.
BAK : 5-6/hr warna kuning jernih, bau khas,
tidak ada keluhan.
c. Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
Gosok gigi : setiap mandi, setelah makan dan sebelum
tidur.
d. Pola aktivitas sehari-hari
Melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci,
menyetrika dan bersih-bersih.
e. Istirahat
Tidur siang ±1 jam/hr
Tidur malam ±7 jam/hr.
f. Seksual
Sebelum keputihan : melakukan hubungan seksual tidak
ada keluhan.
Selama keputihan : melakukan hubungan seksual ibu
merasa risih
7. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah di derita :
Jantung : tidak ada
Ginjal : tidak ada
Asmah : tidak ada
TBC : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
DM : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Epilepsi : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
b. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga
Jantung : tidak ada
Ginjal : tidak ada
Asmah : tidak ada
TBC : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
DM : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Epilepsi : tidak ada
c. Kebiasaan – kebiasaan
Merokok : tidak
Minum jamu-jamuan : tidak
Minum minuman keras : tidak
Makanan pantangan : tidak
Perubahan pola makan : tidak
8. Data Psikososial
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami dan seluruh anggota
keluarga baik. Ibu cemas dengan kondisinya saat ini.
B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik umum
a) Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
b) Tanda-tanda vital
- Tensi : 136/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 37 °C
- R : 16 x/menit
c) Antropometri
TB : 155 cm/54 kg
BB : 54 kg
Lila : 22 cm
2) Pemeriksaan fisik khusus.
a. Inspeksi
- Kepala : kulit kepala baik, tidak ada
kelainan, rambut tidak rontok.
- Muka : simetris, bersih, tidak ada
oedem, tidak pucat
- Mata : simetris, bersih, conjungtiva
anemis, sklera tidak ikterus.
- Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip,
tidak ada sumbatan.
- Mulut : simetris, bentuk normal, bersih,
bibir lembab, tidak ada
stomatitis, tidak ada caries,
tidak terdapat gigi berlubang
dan tidak ada pembesaran tonsi
- Leher : bersih, tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid dan juga vena
juguralis.
- Ketiak : bersih, tidak ada pembesaran
kelenjar lymfe.
- Dada : simetris, bersih, tidak ada
tarikan intercostae
- Payudara : simetris, bersih, tidak ada
hiperpigmentasi areola
mammae, puting susu
menonjol.
- Perut : bersih, tidak ada luka bekas
operasi,
- Genetalia : Terdapat sekret yang keluar dari
vagina ( fluor albus) berwarna
kekuningan,konsistensi kental
dan berbau, tidak ada
pembesaran kelenjar bartholini
dan kelenjar skene, tidak
terdapat Condyloma Acuminata
dan Condyloma matalata
- Anus : bersih, tidak ada hemoroid.
- Ekstermitas : Atas : bentuk simetris, tidak
ada oedem, pergerakan normal.
Bawah : bentuk simetris, tidak
ada oedem, pergerakan normal,
tidak ada varises
b. Palpasi
- Leher : tidak teraba pembesaran
kelenjar tyroid dan vena
juguralis.
- Ketiak : Tidak teraba pembesaran
kelenjar limphe
- Mammae : konsistensi kenyal, tidak ada
tumor, tidak ada nyeri tekan.
- Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada
pembesaran hepar dan tidak ada
nyeri tekan.
c. Auskultasi
- Dada : tidak ada ronchi, wheezing dan
tidak ada stridor, aritmia
jantung teratur.
- Abdomen : bising usus normal (18-20 x/
menit)
d. Perkusi
Perut : Tidak kembung
Reflek patella kanan/ kiri :+/+
3) Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan
4) Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN


Dx : Ny.” E” Usia 25 Tahun Dengan Leukorea
Ds : Ibu mengatakan merasakan gatal pada kemaluannya, serta
mengalami keputihan yang sangat banyak sejak 2 minggu yang
lalu, konsistensinya kental, warna kekuningan dan berbau.
Do : - Keadaan umum : baik.
- TTV :
TD : 130/80 mmHg S : 36 ° C
N : 80 x/menit R : 16x/mnit
- BB/ TB : 54 kg/ 155 cm
- Inspeksi:
Genetalia : Terdapat sekret yang keluar dari vagina ( fluor
albus) berwarna kekuningan,konsistensi
kental dan berbau , tidak ada pembesaran
kelenjar bartholini dan kelenjar skene, tidak
terdapat Condyloma Acuminata dan
Condyloma matalata
Masalah : - Gangguan rasa nyaman sehubungan
dengan keputihannya.
Kebutuhan : - Beri dukungan dan komunikasi
terapeutik
- Ajari ibu cara melakukan vulva higiene

III. MASALAH POTENSIAL


Infeksi Genetalia
IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Berikan penjelasan/ informasi tentang Leukorea.
3. Berikan suport secara psikis dan komunikasi terapeutik pada ibu.
4. Ajari ibu cara melakukan vulva hygiene.
5. Beri terapy obat pada ibu sesuai dengan dosis.
6. Anjurkan ibu untuk periksa ke Dr. SpOG.

VI. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu mengalami
keputihan yang di sebut Leukorea.
2. Memberikan penjelasan dan informasi tentang leukorea.
Leukorea (whiete discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama
gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat
genitalia yang tidak berupa darah. Sumber cairan ini dapat berasal
dari sekresi vulva, cairan vagina, sekresi serviks, sekresi uterus, atau
sekresi tuba falopii, yang dipengaruhi fungsi ovarium (Mansjoer, dkk,
2001). Keputihan apabila tidak segera diobati dapat berakibat lebih
parah dan bukan tidak mungkin menjadi penyebab kemandulan.
Penyebab keputihan berlebihan terkait dengan cara kita merawat
organ reproduksi. Misalnya, mencucinya dengan air kotor, memakai
pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak
menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering
mengganti pembalut. Keputihan patologis biasanya disebabkan oleh
infeksi atau peradangan yang terjadi karena beberapa sebab. Misalnya,
gejala keganasan organ reproduksi atau adanya benda asing dalam
rahim atau saluran kemaluan. Sifat dan banyaknya keputihan dapat
memberi petunjuk ke arah penyebab. Demikian pula halnya dengan
indikasi lain seperti lama keluhan, terus menerus atau pada waktu
tertentu saja, warna, bau disertai rasa gatal atau tidak.
3. Memberikan suport/dukungan pada ibu secara baik sehingga ibu
merasa nyaman dan tidak merasa cemas dengan keadaannya saat ini
4. Mengajarkan pada ibu cara vulva hygiene yaitu dengan cara
membersihkan vagina/kemaluan ibu dengan air dari atas kebawah
tanpa menggunakan sabun dan ganti celana dalam setiap hari minimal
3x. Sehingga kuman tidak tumbuh
5. Memberikan terapy obat antibiotik pada ibu:
- Cyprofloksasin 2 x 1 tablet
6. Menganjurkan ibu untuk periksa ke Dr. SpOG untuk mendapatkan
penangananya yang tepat.

VII. EVALUASI
S : - Ibu mengatakan sudah mengerti dan memahami penjelasan
yang diberikan oleh petugas dan rasa cemas berkurang.
- Ibu bersedia untuk periksa ke Dr. SpOG.
O : - Ibu mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan
oleh petugas
- Ibu mengerti cara minum obat yang benar
A : Ny. FM Usia 25 Tahun Dengan Leukorea.
masalah teratasi sebagian.
P : Anjurkan ibu priksa ke Dr. SpOG
Siapkan surat rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawirohadjo. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP

Sarwono Prawirohadjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP

Bagus Gde Manuaba. Prof. dr. Ida. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta: ARCAN

Mansjoer A, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Acsulapius

http://arsipketikan.blogspot.com/2010/06/daftar-isi-halaman-judul.html

Anda mungkin juga menyukai