Anda di halaman 1dari 101

Sekilas Tentang Saya

SITI NUR ANISAH, drg.,


MPH
Widyaiswara Madya
Puslat SDMK
Badan PPSDM Kesehatan

Email: anisept_14@yahoo.com

HP: 081360411878
Untuk apa kita hadir di sini?
Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti pembelajaran ini,


peserta mampu
menerapkan Anti Korupsi dalam pelaksanaan
kegiatan di instansinya
Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat


menjelaskan:
1.Pengertian Korupsi;
2.Bentuk-bentuk korupsi
3.Nilai-nilai Anti Korupsi
4.Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Siapa saja yang bisa terlibat korupsi?

03/09/17
03/09/17 CHAIN OF CORRUPTION
9 1 7 4
Hakim

1
3
Anggota DPR
Pejabat Eselon
Duta Besar

4
11 100 ....
Kepala Lembaga/Kementrian
Conviction Rate

9 1% ? 3 5
0 396
Walikota/Bupat
i/wakil
Swasta

4 Gubernur
REFLEKSI PERISTIWA GRATIFIKASI

"Saya tidak melakukan korupsi, tetapi saya


kelihatannya masuk masalah gratifikasi,"
kata Rudi (14/8/2013)
REFLEKSI PERISTIWA GRATIFIKASI
Dugaan gratifikasi PLTS : diduga
menerima mobil Alphard

Dugaan gratifikasi perguruan


tinggi diduga menerima uang

Dugaan gratifikasi proyek


Hambalang diduga menerima
Harrier
Modus Korupsi Saat Ini : Melibatkan
Keluarga !!
Melakukan Korupsi Bersama-sama
Pencucian Uang Melibatkan Keluarga
DASAR HUKUM:
1.UU No. 3 Tahun 1971 ttg Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
2.Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme
3.UU Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme

KUM 4.UU 20/2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang

HU Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

P EK Korupsi

AS
5.UU 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
6.UU 5/2014 tentang ASN
SUBYEK HUKUM: 7.Inpres no 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
1.Penyelenggara Negara Korupsi
2.ASN 8.Inpres 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan &
Pemberantasan Korupsi Tahun 2011
OBYEK HUKUM:
1.Uang 9.Inpres 17 Tahun 2012 tentang Aksi Pencegahan &
2.Barang Pemberantasan Korupsi Tahun 2012
3.Fasilitas
Kebijakan Pemberantasan Korupsi
Diktum KESEBELAS angka 4 huruf e Inpres Nomor 5 Tahun 2004 :
Menteri Negara PAN mengkoordinasikan, memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan Inpres ini
Surat Edaran Menneg.PAN No. B/345/M.PAN/2/2005 tanggal 22 Pebruari
2005 tentang Pelaporan Pelaksanaan Inpres No. 5 Tahun 2004
Surat Edaran Menneg.PAN No.: SE/14/M.PAN/8/2005 tentang Tindak
Lanjut Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004
Keputusan Menneg.PAN No.: KEP/94/M.PAN/8/2005 dan diubah dengan
No.: KEP/120/M.PAN/4/2006 tentang Pedoman Umum Kormonev
Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004
Surat Edaran Menneg.PAN No.: SE/06/M.PAN/4/2006 tentang
Pelaksanaan Pakta Integritas
Penandatanganan Pakta Integritas oleh Men.PAN pada 9 Desember 2005
Penandatanganan Pakta Integritas oleh eselon I, II, dan Tim Pemantau Independen
pada 17 April 2006
Diluncurkan website KORMONEV www.kormonev.org pada 17 April
2006
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah.

Tugas ASN:
1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
3. mempererat persatuan dan kesatuan NKR

Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas


penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme

16
Indeks
Persepsi
Pemberantasan
IPK
Korupsi Korupsi di Indonesia
Islandia
10,0 Finlandia Finlandia Ranking 1
9,7 9,7 9,6
9,3 9,4 9,4 Singapura
8,3 8,3 Hong Kong
8,0
7,6 Jepang
7,3
6,9
TARGET kita
2016 ?
5,0 5,0 5,1 Malaysia
5,0 Korsel 5,1 Korsel
5,0 Malaysia
3,8 Thailand
3,2 China
Indonesia 2,9 India
2,6 Vietnam
2,2 2,4
1,9 1,9 2,0
IPK 1,7 1,7 1,7

1999 2000 2001 2002 2000 2004 2005 2006 2010 2016
Mengapa
kita harus
BERANTAS
KORUPSI
?
Apakah penyebabnya?
Salah satu sebabnya
GARA- GARA
KORUPSI
03/09/17
INDONESIA KU
i n y a ?
a B u kt
Ap
Bayangkan jika Anda mempunyai . . .

168 T rupiah
Berapa rumah yang dapat dibangun?
Berapa sekolah yang dapat dibangun?
Berapa rumah sakit yang dapat dibangun?
Berapa anak yang dapat dibiayai sekolah gratis?
Berapa petani yang dapat diberikan subsidi pupuk?
Berapa UKM yang dapat diberikan modal usaha?
Tahukah Anda?

168 T rupiah
Tahukah Anda?

168 T rupiah
Estimasi total biaya eksplisit akibat praktik korupsi
sepanjang 2001-2012
Tahukah Anda?

15 T rupiah
Nilai total hukuman finansial
terhadap 1842 terdakwa koruptor selama
2001 -2012
168T-15T ?
Siapa yang menanggung sisa
biaya?
Apa yang dapat
masyarakat lakukan

?
Pantang terlibat korupsi
Pengertian
KORUP
SI Setiap orang yang secara hukum
memperkaya diri sendiri atau
orang lain, atau suatu korporasi,
yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian
negara
(UU No.31 Th 99)
KORUPSI ADALAH
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara
dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)

AN tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit

T
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak

A
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

NG
R I
PE
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
03/09/17
BAHAYA BERPERILAKU KORUPSI
Bentuk-bentu
KORUP
SI
(UU 31/1999 Jo UU 20/2001)

38
POLA UMUM KORUPSI
Suap Menyuap
Memberi
atau
menjanjik
an
Suap sesuatu
menyuap kpd PNS
(Sesuatu/Janji) karena
kekuasaan
atau
kewenang
an yang
berhubun
40
Penyalahguna Pejabat/PN
an Jabatan S yang
sengaja
menggelap
kan
merusak
atau
menghilang
kan dengan
sengaja
barang,
41
Pemerasan

PNS/penyelenggara negara dg maksud


menguntungkan diri sendiri/org lain secara
melawan hukum atau dg kekuasaannya memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar atau
42
Kecurangan

Pemborong, ahli bangunan yang pada waktu


membuat bangunan, atau penjual bahan
bangunan yang pada waktu menyerahkan
bahan bangunan, melakukan perbuatan curang
yang dapat membahayakan keamanan orang 43
sebuah
pemberian
yang
diberikan
atas
diperolehnya
suatu
bantuan atau
44
APA ITU GRATIFIKASI?
Penjelasan Pasal 12B Ayat (1) UU No.31 Thn 1999 Juncto
UU No.20 Tahun 2001
Yang dimaksud dengan GRATIFIKASI dalam ayat ini
adalah pemberian dalam arti luas, yakni

Uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga


tiket perjalanan dinas, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma cuma, dan fasilitas lainnya
yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri
yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik
45
1 Penandatanganan Komitmen Bersama Menteri Kesehatan dengan Stakeholder tentang
Pengendalian Gratifikasi dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi disaksikan oleh Pimpinan
KPK (Kamis, 3 April 2014)

2 Guna mendukung implementasi komitmen tersebut, ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan


Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian
Kesehatan.

3 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014 merupakan pedoman bagi Aparatur
Kementerian Kesehatan dalam menentukan tindakan-tindakan yang berpotensi atau
mengarah pada gratifikasi.

46
PERMENKES NOMOR : 14 TAHUN 2014
mengatur tentang :

1 Kategori Gratifikasi

2 Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)

3 Mekanisme pelaporan Gratifikasi

47
KATEGORI GRATIFIKASI

48
GRATIFIKASI MENJADI SUAP

Berhubungan dg
JABATAN
dan
BERTENTANGAN
dengan TUGAS &
KEWAJIBANNYA
49
GRATIFIKASI DIANGGAP SUAP

Meliputi penerimaan namun tidak terbatas pada:


1.Marketing fee atau imbalan terkait pemasaran produk;
2.Cash back yang diterima instansi digunakan untuk
kepentingan pribadi ;
3.Gratifikasi terkait pengadaan barang/jasa, pelayanan
publik atau proses lainnya;
4.Sponsorship terkait pemasaran atau penelitian suatu
produk.

50
GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP

1. Gratifikasi Tidak dianggap suap Terkait Kedinasan:


Meliputi gratifikasi yang diperoleh namun tidak terbatas pada:
Cinderamata dalam kegiatan resmi kedinasan (rapat, seminar,
workshop, konfrensi pelatihan dll)
Kompensasi diterima terkait kegiatan kedinasan seperti honor,
transport akomodasi sesuai standar biaya yang berlaku di instansi
pemberi sepanjang tidak terdapat pembiayaan ganda, nilai wajar, tidak
terdapat konflik kepentingan dan tidak melanggar ketentuan yang
berlaku di instansi penerima.
Sponsorship diberikan pada organisasi terkait pengembangan
institusi, perayaan tertentu ysng dimanfaatkan secara transparan dan
akuntabel
Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg mendapat ijin
tertulis atasan.

51
.LANJUTAN GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP

2. Gratifikasi Yang Tidak Dianggap Suap Tidak Terkait Kedinasan :


a. Diberikan orang lain yang memiliki hubungan keluarga (kakek/nenek,
bapak/ibu/mertua, suami/isteri, anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi,
kakak/adik/ipar, sepupu, dan keponakan, sepanjang tidak mempunyai konflik
kepentingan dg penerima gratifikasi.
b. Diberikan orang lain dalam acara pernikahan, keagamaan, adat yang tidak
ada konflik kepentingan yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK
dinyatakan tidak dianggap suap.
c. Pemberian instansi berasal dari sumbangan bersama kepada Aparatur
Kemenkes selain upacara sebagaimana dimaksud pada huruf b yang
dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap
suap;
d. Pemberian dari atasan kepada bawahan sepanjang tdk menggunakan
anggaran negara;

52
.LANJUTAN GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP

e. Pemberian dari sesama aparatur terkait acara perayaan menyangkut


kedudukan/jabatannya seperti pisah sambut, promosi jabatan, pensiun yang
dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap
suap;
f. Pemberian dari sesama aparatur terkait musibah/bencana yang dialami
penerima gratifikasi atau keluarganya sepanjang tidak mempunyai konflik
kepentingan;
g. Hadiah, hasil undian, diskon/rabat, voucher, point reward atau souvenir
yang berlaku umum;
h. Hidangan, sajian yang berlaku umum;
i. Prestasi akademis/non akademis yang diikuti dengan menggunakan biaya
sendiri seperti kejuaraan, perlombaan/kompetisi.
j. Keuntungan/bunga dari penempatan dana, investasi, saham pribadi yang
berlaku umum;
k. Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg mendapat ijin
tertulis atasan langsung/pihak lain yang berwenang.

53
PENYALAHGUNAAN TUGAS
03/09/17
ALAT UKUR GRATIFIKASI
No Kriteria Penjelasan
Apakah pemberian tersebut untuk mempengaruhi
1 Motif keputusan PNS/Pejabat untuk melaksanakan/tidak
melaksanakan tupoksinya?

2 Kesetaraan Apakah pemberi dan penerima mempunyai hub yang


setara?, jika tidak = gratifikasi = laporkan
Apakah terdapat kaitan berkenaan dengan/ menyangkut
Relasi kekuasaan akses ke aset-aset dan kontrol atas aset-aset sumberdaya
3
strategis ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang Anda
jabat seperti Panitia PBJ, PPK, dll
Apakah pemberian tersebut dapat menjadi benturan
Conflick of interst
4 kepentingan di masa mendatang (ga enak karena
sudah kenal dan membantu)
5 Cara memberi Apakah pemberian dilakukan secara terbuka
Apakah pemberian tersebut dalam jumlah dan frekuensi
6 Kewajaran
yang wajar secara ukuran masyarakat umum?
55
HADIAH LEGAL VS ILLEGAL
Karakteristik LEGAL ILEGAL
Membina hub baik secara sosial Membina hub baik secara
Motif Jabatan PNS
Kesetaraan Setara Timpang
Relasi Tidak ada relasi kekuasaan Ada Relasi Kekuasaan
Conflick of interst Tidak ada konflik Ada/Potensi konflik

Cara memberi Terbuka Tertutup


Saling memberi dg jumlah, cara Searah, dari satu ke yang lain,
Resiprositas/
dan ukuran yang sama ukuran & cara berbeda
membalas
Sifat hubungan Aliansi sosial, jangka panjang Patternalistik, jangka pendek dan
dan ikatan emosional saudara transaksional
Akuntabilitas Accountable Un Accountable
Nilai pemberian Interaksi sosial , biasa, umum Lebih kepada nilai moneter
56
Bagaimana dengan ini..
Pemberian parsel dari bawahan kepada atasan
Hadiah atau sumbangan saat perkawinan anak pejabat
Pemberian paket wisata oleh rekanan kepada keluarga pejabat
Pemberian potongan harga kepada pejabat , keluarga dari
rekanan tempat kantor biasa belanja barang seperti, ATK,
komputer, dll.
Pemberian ongkos/hadiah umroh kepada PNS
Pemberian hadiah Ultah?

57
03/09/17
UANG ROKOK
GRATIFIKASI
BUKAN MELARANG SESEORANG
MEMBERI HADIAH

YANG DILARANG
JIKA PEMBERIAN SESUATU KEPADA
PNS/PEJABAT NEGARA PATUT DIDUGA
MEMPENGARUHI PEJABAT UNTUK MELAKUKAN
ATAU TIDAK MELAKUKAN TUGAS DAN FUNGSI,
SEKARANG DAN DIKEMUDIAN HARI
59
BATASAN GRATIFIKASI
(UU no.20/2001 Pasal 12 B ayat 1)

Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara


negara dianggap pemberian suap, apabila
berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dgn
kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut :
a.Yang nilainya Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah) atau
lebih, pembuktian bhw gratifikasi tsb bukan merupakan
suap dilakukan oleh penerima gratifikasi
b.Yang nilainya kurang dari Rp.10.000.000 (sepuluh juta
rupiah), pembuktian bahwa gratifkasi tersebut suap
dilakukan oleh penuntut umum.

60
03/09/17 GRATIFIKASI
SIKAP TERHADAP GRATIFIKASI
Benturan
kepentingan
dalam
pengadaan
Barang-Jasa

Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik


langsung
maupun tidak langsung dengan sengaja turut
serta dalam pemborongan, pengadaan atau
persewaan yang pada saat dilakukan perbuatan, 63
64
ETIKA PENGADAAN DAN GOOD GOVERNANCE

Tertib & Tanggung


Jawab
Tidak menerima,
Profesional,
menawarkan atau
Mandiri Dan Jujur
menjanjikan

Menghindari
Tidak Saling
Penyalah- gunaan Etika Mempengaruhi
Wewenang
Etik
Kode Etik

Good Governance
Ketentuan Kode

Mencegah Menerima dan


Pengadaan
Pengadaan

Ketentuan
Ketentuan

Pemborosan tanggung jawab


Menghindari
Conflict Of Interest
DAMPA
dari Perilaku
K
& Tindak
Pidana
Korupsi
Merugikan Keuangan
Negara Melawan
hukum
melakukan
perbuatan
memperkaya
diri sendiri
/orang lain
atau
korporasi
menyalahgun
67
ANCAMAN UNTUK PENERIMA

4 20 tahun 20 jt 1 m
68
CARA MEMBERANTAS
KORUPSI

K A S I
1.ED U
A I K AN
R B
2.PE M
S IS T E
A KA N
NI ND
3.PE
EDUKASI ANTI KORUPSI
www.kpk.go.id
Acch.kpk.go.id


Integritas
Diri

Teladan
Keluarga

Budaya
Organisas
i
70
1. Lingkungan pengendalian

Menjaga Integritas 2. Pemeliharaan kredibilitas organisasi

3. Prinsip manajemen kehati-hatian

4. Keteraturan pelaporan

5. Pemberian sanksi atas


penyalahgunaan wewenang/kekuasaan

Lingkungan pengendalian meliputi


Visi pimpinan
Integritas, nilai etika
Kompetensi personil
Budaya kerja, dan
Pengembangan personil
PERBAIKAN
SISTEM
Peraturan perundangan yang berlaku,
Memperbaiki cara kerja pemerintahan
(birokrasi) menjadi simpel dan efisien.
Reformasi birokrasi.
Memisahkan secara tegas
kepemilikan negara dan kepemilikan
pribadi,
Menegakkan etika profesi dan tata
tertib lembaga dengan pemberian
sanksi secara tegas.
Penerapan prinsip-prinsip Good
Governance.
Mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi, memperkecil terjadinya72
Maukah
kita menggunakan

KEKUATAN
yang kita miliki
untuk
memberantas
korupsi

? 73
PENGENDALIAN INDIVIDU
Berupa self assessment sederhana yang dapat
digunakan oleh masing-masing pegawai negeri dan
penyelenggara negara dalam menghadapi penerimaan
gratifikasi.

Dengan melakukan assessment AMATI diharapkan PNS


dan Penyelenggara Negara dapat mengambil sikap yang
tepat pada saat dihadapkan pada pemberian gratifikasi,
apakah harus segera menolak, atau dapat menerimanya
untuk kemudian dilaporkan kepada KPK.

74
75
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PENGADAAN BARANG/JASA

PENGENDALIAN

K/L/D/I dilarang melakukan pungutan dalam bentuk apapun


dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa

Pimpinan K/L/D/I wajib melaporkan secara berkala realisasi


Pengadaan Barang/Jasa kepada LKPP
76
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PENGADAAN BARANG/JASA

PENGAWASAN & PENGADUAN

K/L/D/I wajib melakukan pengawasan terhadap PPK dan ULP/Pejabat


Pengadaan dan menugaskan APIP melakukan audit sesuai ketentuan

Penyedia/masyarakat dapat mengajukan pengaduan atas indikasi penyimpangan prosedur,


KKN dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang ditujukan kepada APIP K/L/D/I yang
bersangkutan dan/atau LKPP disertai bukti-bukti yang kuat.
APIP K/L/D/I dan LKPP menindaklanjuti pengaduan tersebut dan hasilnya dilaporkan kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi.
Jika terdapat indikasi KKN, dengan persetujuan Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi dapat dilaporkan kepada instansi yang berwenang dengan
tembusan kepada LKPP dan BPKP.
77
HAL-HAL YANG MENJADI PEMBENARAN
Sekedar Ucapan Terimakasih
Lumrah dan wajar
Memuliakan Tamu
Membina hubungan baik
Adat ketimuran
Uang pulsa, sekedar makan
Uang rokok
Uang selimut
dll
78
Laporan

Laporan adalah pemberitahuan yg


disampaikan oleh seseorang karena hak atau
kewajiban berdasarkan UU kpd pejabat yg
berwenang tentang telah atau sedang atau
diduga akan terjadinya peristiwa pidana ( Pasal
1 angka 24 UU no 8 tahun 1981 tentang KUHAP)
Apa yg dilaporkan ?

Peristiwa yg dilaporkan belum tentu perbuatan


pidana
perlu penyelidikan oleh pejabat yg berwenang
Tindak pidana atau bukan wajib melaporkan
Dimana melapor ?
Pelaporan tindak pidana korupsi di
Kemenkes

Lapor melalui Itjen


(saat ini sudah ada mekanisme
pengaduan)
KETENTUAN PELAPORAN GRATIFIKASI
Penerimaan gratifikasi wajib dilaporkan kepada KPK
langsung atau melalui UPG
SELAMBAT-LAMBATNYA
30 HARI KERJA
terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima.

82
Mekanisme pelaporan
Penerima Proses
Penetapan
Gratifikasi
Status

Penelitian 30
Palaing lambat 30 hari Oleh KPK hr

Negara

SK Status

Penerima
83
TATA CARA PELAPORAN GRATIFIKASI
DISAMPAIKAN SECARA TERTULIS DGN MENGISI FORMULIR
SEBAGAIMANA DITETAPKAN OLEH KPK DGN MELAMPIRKAN
DOKUMEN YANG BERKAITAN DENGAN GRATIFIKASI.

FORMULIR PELAPORAN MEMUAT:


1. NAMA DAN ALAMAT LENGKAP PENERIMA DAN PEMBERI GRATIFIKASI;
2. JABATAN PEGAWAI NEGERI ATAU PENYELENGGARA NEGARA;
3. TEMPAT DAN WAKTU PENERIMA GRATIFIKASI;
4. URAIAN JENIS GRATIFIKASI YG DITERIMA;
5. NILAI GRATIFIKASI YANG DITERIMA.

84
PENGELOLAAN GRATIFIKASI
DI KEMENTERIAN KESEHATAN

Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kesehatan yang telah


dibentuk melalui SK Inspektur Jenderal No. 01.T.PS.17.04.215.10.3445
tanggal 30 Juli 2010 tentang Pembentukan Unit Pengendalian
Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Tugas:
1. Melakukan sosialisasi dan desiminasi tentang pengendalian gratifikasi.
2. Memfasilitasi pelaporan Gratifikasi PNS di lingkungan Kemkes kepada KPK.
3. Membuat pelaporan penerimaan dan pemberian gratifikasi di lingkungan instansi.

85
Pengaduan

Pengaduan adalah pemberitahuan yg


disertai permintaan oleh pihak yg
berkepentingan kpd pejabat yg berwenang
untuk menindak menurut hukum seseorang
yg telah melakukan tindak pidana aduan
yang merugikannya ( Pasal 1 angka 25 UU no 8 tahun
1981 tentang KUHAP)
PENGADUAN MASYARAKAT (DUMAS) ADALAH

Bentuk Penerapan dari Pengawasan


Masyarakat yang disampaikan oleh
Masyarakat kepada Aparatur Pemerintah
terkait, berupa sumbangan pikiran, gagasan,
atau keluhan/pengaduan yang bersifat
membangun (Konstruktif)
Pasal 2 ayat 1
Cara Penyampaian Pengaduan

Pimpinan
Kemenkes
Tindak lanjut
penanganan DUMAS
1. Tindakan administratif
2. Tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi
3. Tindakan perbuatan pidana
4. Tindakan pidana
5. Perbaikan manajemen.
WBS ITJEN KEMENKES
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Jln. HR Rasuna Said Kav C-1 Jakarta 12920
Telp: (021) 2557 8300
www. kpk.go.id
www.acch.kpk.go.id
facebook.com/KomisiPemberantasanKorupsi
twitter.com/KPK_RI
Konsekuensi Hukum dari tidak melaporkan gratifikasi
yang diterima

Adanya ancaman sanksi pidana yaitu penjara dan denda


yang menyatakan bahwa penerimaan (dan/atau
pemberian) gratifikasi merupakan hal yang sangat serius
sebagai salah satu bentuk tindak pidana yang persis sama
dengan tindak pidana suap lainnya dalam Undang-Undang
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

93
Nilai- nilai

A TI
PRINSIP-PRINSIP ANTI-KORUPSI

AKUNTABILITAS

TRANSPARANSI

KEWAJARAN

KEBIJAKAN

KONTROL KEBIJAKAN

06/11/2013 96
03/09/17
JANGAN MENYERAH MEMBERANTAS
Identifikasi
kasus kasus Korupsi dan
Gratifikasi
Yang sdr ketahui !
Bagaimana pengendaliannya !
03/09/17
KAMI INDONESIA
ke tanah abang beli celana
pulangnya naik taxi
lebih baik hidup sederhana
daripada kita harus korupsi
KEY WORDS.

SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai