Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

MAKALAH GAMBARAN INDONESIA TANPA KORUPSI

Disusun Oleh :

1. Imtiyaz Firdausi I’zazz (P27824419013)


2. Millaty Hanifa Tazkiyatun Nufus (P27824419030)
3. Rizki Wulansari (P27824419039)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KELAS REGULER
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Gambaran Indonesia Tanpa
Korupsi yang merupakan tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi bagi
mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Surabaya Semester V.
Kami sebagai tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada para pembimbing
yang telah membimbing dalam menyelesaikan malakah ini. Dalam menyusun makalah ini
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Astuti Setyani, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya
2. Dwi Purwanti, S,Kp, SST., M.Kes selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
3. Dr. Mamik, SKM, M.Kes selaku pembimbing mata kuliah Pendidikan Budaya Anti
Korupsi Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
4. Dan seluruh pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap kepada Allah SWT membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata dalam penulisan. Kami memohon kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini.

Surabaya, 22 Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................2

1.3. Tujuan...............................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................................................................3

2.1 Gambaran kondisi Indonesia jika tanpa korupsi...............................................................................3

2.2 Informasi IPK dan peringkat IPK dalam 5 tahun terakhir.................................................................7

2.3 Negara-negara yang relatif bersih dari korupsi.................................................................................9

2.4 Potensi Indonesia untuk mewujudkan impian tanpa korupsi..........................................................10

2.5 Peran mahasiswa dalam pemberantasan korupsi.............................................................................11

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................14

3.2 Saran...............................................................................................................................................15

SOAL-SOAL.............................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................22

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korupsi telah menjadi perhatian semua pihak pada saat ini. Bentukbentuk dan
perwujudan korupsi jauh lebih banyak daripada kemampuan untuk
melukiskannya. Iklim yang diciptakan oleh korupsi menguntungkan bagi
tumbuh suburnya berbagai kejahatan.
Korupsi pun menjadi permasalahan yang sungguh serius dinegeri ini.
Kasus korupsi sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Berkembang dengan
pesat, meluas dimana–mana, dan terjadi secara sistematis dengan rekayasa
yang canggih dan memanfaatkan teknologi modern. Kasus terjadinya korupsi
dari hari kehari kian marak. Hampir setiap hari berita tentang korupsi
menghiasi berbagai media. Bahkan Korupsi dianggap biasa dan dimaklumi
banyak orang sehingga masyarakat sulit membedakan nama perbuatan korup
dan mana perbuatan yang tidak korup. Meskipun sudah ada komisi
pemberantasan korupsi (KPK) dan beberapa instansi antikorupsi lainnya,
faktanya negeri ini menduduki rangking teratas sebagai negara terkorup di
dunia.
Tindak korupsi di negeri ini bisa dikatakan mulai merajalela, bahkan
menjadi kebiasaan, dan yang lebih memprihatinkan adalah korupsi dianggap
biasa saja atau hal yang sepele. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk
mencegah terjadinya korupsi, namun tetap saja korupsi
menjadi hal yang sering terjadi.
Memerangi korupsi bukan cuma menangkapi koruptor. Sejarah
mencatat, dari sejumlah kejadian terdahulu, sudah banyak usaha menangkapi
dan menjebloskan koruptor ke penjara. Era orde baru, yang berlalu, kerap
membentuk lembaga pemberangus korupsi. Mulai Tim Pemberantasan
Korupsi di tahun 1967, Komisi Empat pada tahun 1970, Komisi Anti Korupsi
pada 1970, Opstib di tahun 1977, hingga Tim Pemberantas Korupsi.
Nyatanya, penangkapan para koruptor tidak membuat jera yang lain. Koruptor
junior terus bermunculan.

iv
Upaya pemberantasan korupsi semata-mata hanya lewat penuntutan
korupsi, padahal yang perlu saat sekarang ini adalah kesadaran setiap orang
untuk taat pada undang-undang korupsi.3 Bangsa Indonesia sekarang butuh
penerus bangsa yang berakhlak mulia, dalam artian mempunyai sikap dan
perilaku yang baik. Kesadaran tersebut membuat pemerintah memutar otak
untuk bagaimana menciptakan hal tersebut. Lebih khusus kepada penanaman
nilai antikorupsi pada setiap individu putra bangsa. Namun masalahnya adalah
Membentuk hal tersebut tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran kondisi Indonesia jika tanpa korupsi?
2. Bagaiman informasi Indeks Persepsi Korupsi dan peringkat IPK dalam 5 tahun
terakhir?
3. Manakah negara-negara yang relatif bersih dari korupsi?
4. Bagaimana potensi yang dimiliki Indonesia untuk mewujudkan impian tanpa korupsi?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan gambaran kondisi Indonesia jika tanpa korupsi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan Indeks Persepsi Korupsi dan peringkat IPK dalam 5
tahun terakhir
3. Mahasiswa dapat menyebutkan negara-negara yang relatif bersih dari korupsi
4. Mahasiswa dapat menjelaskan potensi yang dimiliki Indonesia untuk mewujudkan
impian tanpa korupsi

v
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Gambaran kondisi Indonesia jika tanpa korupsi


Indonesia yang bebas korupsi merupakan impian bagi semua warga Indonesia.
Bila Indonesia bebas korupsi, maka keadaan indonesia saat ini :
1. Tidak ada kemiskinan
Dengan tingkat korupsi yang rendah maka keuangan negara dapat dikelola dengan
baik oleh pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja yang besar. Lapangan kerja
ini diantaranya dengan melakukan pembangunan padat karya, seperti membangun
infrastruktur yang pada akhirnya akan dipergunakan oleh masyarakat luas dengan
harapan akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah yang selama
ini sangat sulit untuk dicapai. Pemerataan pembangunan yang tidak hanya di pulau
jawa, akan menahan laju urbanisasi, karena fasiltas infrastruktur tersedia untuk
mendukung ekonomi di daerah akan membuat masyarakat di desa untuk membangun
di daerahnya masing-masing. Dan dengan ini maka cita-cita bangsa untuk keadialan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat tercapai.
2. Anak-anak mendapat hak sekolah
Hak setiap warga negara untuk mendapat pendidikan di atur pada Undang-undang
Dasar 1945 pada pasal 31. Dengan negara yang bebas korupsi, maka pemanfaatan
anggaran pendidikan yang diprioritaskan sekurang-kurangnya 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maka diharapkan dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya, sehingga setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan wajib
dasar (9 tahun).
3. Kesehatan masyarakat yang terjamin
Alokasi APBN dalam menyiadakan pelayanan kesehatan masyarakat dapat maksimal.
Salah satu bentuk usaha pemerintahh saat ini adalah dengan diadakannya membentuk
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan.
4. Lingkungan Asri
Pemerintah dapat membangun linkungan sosial yang ramah lingkungan dan asri
sebagai sarana untuk masyarakat berkumpul dan bersosialiasiseperti taman-taman,
sarana olahraga yang dapat digunakan oleh siapa saja.
5. Kenyamanan transportasi umum

vi
Dengan dibangunnya infrastruktur maka salah satu bentuknya adalah membangun
fasilitas transportasi umum yang nyaman, yang pada akhirnya akan merubah
kebiasaan masyarakat untuk menggunakan moda transportasi umum, dan hal ini akan
menurunkan tingkat kemacetan. Dengan menurunnya tingkat kemacetan maka akan
meningkatkan efesiensi ekonomi dalam hal ini salah satunya distribusi. Biaya 
transportasi akan semakin rendah, dan diikuti dengan  harga turun maka barang-
barang semakin terjangkau.
Mengacu pada berbagai aspek yang dapat menjadi penyebab terjadinya
korupsi sebagaimana telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, dapat dikatakan bahwa
penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi
atau individu, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem. Upaya
pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menghilangkan, atau
setidaknya mengurangi, kedua faktor penyebab korupsi tersebut. Faktor internal sangat
ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi tertanam dalam diri setiap individu.
Nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lain meliputi kejujuran, kemandirian, kedisiplinan,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai anti korupsi
itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar
korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah terjadinya faktor eksternal, selain memiliki nilai-
nilai anti korupsi, setiap individu perlu memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti
korupsi yaitu akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan
dalam suatu organisasi/institusi/masyarakat.
Oleh karena itu hubungan antara prinsip-prinsip dan nilai-nilai anti korupsi
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
 Nilai-nilai anti korupsi :
Nilai-nilai anti korupsi yang akan dibahas meliputi kejujuran, kepedulian,
kemandirian, kedisiplinan, pertanggungjawaban, kerja keras, kesederhanaan,
keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai inilah yang akan mendukung prinsip-prinsip anti
korupsi untuk dapat dijalankan dengan baik.
1. Kejujuran
Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan
mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya (Sugono: 2008). Nilai kejujuran dalam kehidupan kampus yang diwarnai

vii
dengan budaya akademik sangatlah diperlukan. Nilai kejujuran ibaratnya seperti
mata uang yang berlaku dimana-mana termasuk dalam kehidupan di kampus. Jika
mahasiswa terbukti melakukan tindakan yang tidak jujur, baik pada lingkup
akademik maupun sosial, maka selamanya orang lain akan selalu merasa ragu
untuk mempercayai mahasiswa tersebut. Sebagai akibatnya mahasiswa akan selalu
mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini juga
akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang lain karena selalu merasa curiga
terhadap mahasiswa tersebut yang terlihat selalu berbuat curang atau tidak jujur.
Selain itu jika seorang mahasiswa pernah melakukan kecurangan ataupun
kebohongan, akan sulit untuk dapat memperoleh kembali kepercayaan dari
mahasiswa lainnya. Sebaliknya jika terbukti bahwa mahasiswa tersebut tidak
pernah melakukan tindakan kecurangan maupun kebohongan maka mahasiswa
tersebut tidak akan mengalami kesulitan yang disebabkan tindakan tercela tersebut.
Prinsip kejujuran harus dapat dipegang teguh oleh setiap mahasiswa sejak masa-
masa ini untuk memupuk dan membentuk karakter mulia di dalam setiap pribadi
mahasiswa.
2. Kepedulian
Menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan (Sugono : 2008). Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
mahasiswa dalam kehidupan di kampus dan di masyarakat. Sebagai calon
pemimpin masa depan, seorang mahasiswa perlu memiliki rasa kepedulian
terhadap lingkungannya, baik lingkungan di dalam kampus maupun lingkungan di
luar kampus.
3. Kemandirian
Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri
yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya. Hal ini penting untuk masa depannya dimana mahasiswa
tersebut harus mengatur kehidupannya dan orang-orang yang berada di bawah
tanggung jawabnya sebab tidak mungkin orang yang tidak dapat mandiri
(mengatur dirinya sendiri) akan mampu mengatur hidup orang lain. Dengan
karakter kemandirian tersebut mahasiswa dituntut untuk mengerjakan semua
tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain (Supardi : 2004).
4. Kedisiplinan

viii
Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan (Sugono: 2008). Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik
maupun sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin tidak berarti harus
hidup seperti pola militer di barak militier namun hidup disiplin bagi mahasiswa
adalah dapat mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan
sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun
sosial kampus.

 Adapun beberapa gambaran jika kondisi Indonesia tanpa adanya korupsi yaitu:
1. Menjadi negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik dengan memaksimalkan
pencapaian kepentingan nasional, mampu menghasilkan gagasan untuk berkontribusi
dengan regional order, mampu membentuk tatanan regional mengelola konflik di
kawasan, dan mampu mengelola public, juga memimpin dan berkontribusi dalam
berbagai forum kerjasama di kawasan.
2. Nasionalisme dan ketertiban masyarakat, pertahanan berdaya gentar tinggi, keamanan
insan yang bermartabat dengan penegakan hokum berdasarkan HAM, pengentasan
sosial dan peningkatan ketahanan individu.
3. Aparat keamanan dan penegak hokum siaga menjaga negeri dari ancaman penetrasi
asing. Mereka menjadi pagar infiltrasi yang hendak mengisap kekayaan alam negeri
dan memastikan semuanya digunakan hanya untuk kemakmuran rakyat.
4. ASN berkelas dunia, pelayanan public yang terjangkau, tepat, cepat dan berorientasi
pada kebutuhan personal.
5. Terbangun intergritas dan kompetensi Aparat Penegak Negara, warga dan
Penyelenggara Negara yang taat hukum, dan masyarakat yang berbudaya hukum.
6. Pejabat begitu aktif berdialog dengan rakyat, berpakaian sederhana, tak mau diberi
perlakuan istimewa, mencatat keluhan rakyat dan segera menindaklanjuti dengan
kerja keras. Tak ada suap menyuap yang ada mengabdi kepada masyarakat dan sudah
menerima gaji yang layak.
7. Masyarakat yang berbudaya hukun dan antikorupsi.
8. Lingkungan terawat, tanpa sampah, tanpa polusi, tanpa kemacetan, transportasi umum
yang sangat nyaman dan tepat waktu, taman-taman terawat rapi, sawah ladang subur,
hutan menghijau, dan sungai jernih.
9. Penurunan emisi, kualitas air dan udara serta tutupan hutan.

ix
10. Perilaku hidup sehat menjadi budaya, akses fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan merata.
11. Pemerataan infrastruktur perkotaan dan pedesaan serta mengantisipasi perubahan
iklim.
12. PDB (Produk Domestik Bruto) menempati ranking atas peringkat 4 dunia. Menjadi
salah satu Negara dengan PDB terbesar di dunia.
13. Porsi tenaga kerja lulusan pendidikan menengah ke atas sebesar 90%.
14. Indinesia sebagai salah satu Pusat Pengembangan Iptek di Kawasan Asia dan Dunia.
15. Meningkatkan peran kebudayaan dalam pembangunan melalui kapitalisasi nilai-nilai
budaya bangsa dan pengembangan etos kerja.
16. Penguatan 10 kota/klaster kreatif dan digital berkelas dunia.
17. Rakyat hidup makmur, tentram, rukun, damai, semangat bekerja, produktif, ramah,
peduli, gotong royong dalam hidup bermasyarakat.
18. Produktivitas petani meningkat 4,2 kali lipat disbanding 2015 (aclc kpk).

2.2 Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dan peringkat IPK dalam 5 tahun terakhir
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) merefleksikan pandangan pelaku usaha dari kota-
kota tersurvei. Indeks dibentuk dari hubungan perusahaan (pelaku usaha) dan pemerintah
daerah dalam melakukan proses bisnis. Dalam hal ini nilai yang lebih tinggi merupakan
indikator bahwa responden memberikan penilaian yang baik, sementara nilai rendah
mengindikasikan bahwa responden menilai bahwa di daerahnya praktik korupsi masih
tinggi. Dengan demikian, IPK merepresentasikan pemahaman masyarakat tentang tingkat
korupsi dan komitmen pemerintah dalam pemberantasan korupsi di daerahnya. Beberapa
konsep dan definisi terkait dengan Survei Persepsi Korupsi 2017 adalah sebagai berikut:
1. Korupsi adalah segala bentuk penyalahgunaan wewenang untuk memperoleh manfaat
pribadi. Definisi korupsi dalam Survei Persepsi Korupsi 2017 mengacu pada dimensi-
dimensi pengukuran korupsi yang ada dalam Corruption Perception Index (CPI).
2. Persepsi adalah penafsiran dan penilaian seseorang terhadap fenomena sosial tertentu.
Persepsi tidak hanya dihasilkan melalui penilaian subjektif yang cenderung personal,
namun dihasilkan melalui penilaian objektif yang bersumber dari pengalaman
langsung atau tidak langsung, dan/atau pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
3. Daya Saing Lokal adalah kemampuan daerah untuk meningkatkan kapasitas produksi
atau pun meningkatkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat di daerah. Penilaian

x
daya saing lokal ini ditujukan untuk menentukan keunggulan kompetitif suatu daerah
dibandingkan dengan daerah lain.
4. Hambatan Berusaha adalah kekuatan yang dinilai menghambat kemampuan daerah
untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan masyarakat di daerah. Penilaian
hambatan berusaha ini ditujukan untuk menilai faktor apa saja yang dinilai
problematik saat menjalankan usaha di daerah.
5. Potensi Korupsi adalah kondisi yang memungkinkan tindak pidana korupsi terjadi.
Dalam Survei Persepsi Korupsi 2017, potensi korupsi dapat terjadi akibat
6. hal: prevalensi korupsi tinggi, rendahnya akuntabilitas pendanaan publik, tingginya
motivasi korupsi, meluasnya sektor terdampak korupsi, dan efektivitas program
antikorupsi di daerah.
7. Prevalensi Korupsi adalah sebesar apa atau seberapa sering tindak pidana korupsi
dalam bentuk suap-menyuap dan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan
pribadi terjadi di tingkat nasional atau lokal; dan/atau terjadi di kalangan pegawai
nasional atau lokal.
8. Akuntabilitas Pendanaan Publik adalah mekanisme pertanggungjawaban atas
penggunaan dana-dana publik. Seberapa jelas standar prosedur alokasi sumber daya
publik, seberapa lazim alokasi non budgeter yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
secara terbuka, apakah ada mekanisme rekrutmen pejabat publik yang tidak
transparan, apakah ada lembaga pengawas internal yang mengaudit keuangan publik,
dan apakah ada independensi pengadilan yang menindak pejabat korup.
9. Motivasi Korupsi adalah dorongan seorang pejabat publik melakukan praktik tindak
pidana korupsi. Misalnya, apakah praktik pemberian perlakuan istimewa terjadi,
apakah praktik korupsi untuk memberikan donasi politik berlebih, apakah praktik
korupsi menciptakan dana off budget untuk partai politik terjadi, praktik korupsi
untuk mengamankan proyek pemerintah terjadi, praktik korupsi akibat jual beli
pengaruh.
10. Sektor Terdampak Korupsi adalah penilaian terhadap sektor publik apa saja terjerat
kasus korupsi. Sektor publik yang dinilai meliputi sektor perizinan, pelayanan dasar,
perpajakan, pengadaan, peradilan, kuota perdagangan, kepolisian, perkreditan, bea
cukai, lembaga pemeriksa, militer, eksekutif, dan legislatif.
Berikut negara-negara yang relatif bersih dari korupsi, sebagaimana dilaporkan
Indeks Persepsi Korupsi atau Corruption Perceptions Index (CPI) 2019 :
1. Denmark, skor 87

xi
2. Selandia Baru, skor 87
3. Finlandia, skor 86
4. Singapura, skor 85
5. Swedia, skor 85
6. Swiss, skor 85
2.3 Negara-negara yang relatif bersih dari korupsi
Transparency International, sebuah organisasi internasional yang bertujuan
melawan korupsi banyak mempublikasikan hasil survei terkait korupsi. Termasuk
Indeks Persepsi Korupsi (IPK). Sebuah publikasi tahunan yang mengurutkan
negara-negara di dunia berdasarkan persepsi atau anggapan publik terhadap korupsi
di jabatan publik dan politik.
Berikut ini adalah negara-negara dengan IPK yang tinggi :
1. Denmark (IPK 2016 90)
Denmark mempunyai unit pemberantasan korupsi di setiap lembaga
pemerintahan. Pemerintah Denmark menerapkan Keterbukaan Politik dengan
memodernisasikan sektor publik dan manajemen sumber daya publik melalui
peningkatan transparansi dalam pengambilan kebijakan, mekanisme akuntabel
dan antikorupsi, partisipasi warga dan dialog civil society. Pendidikan di
Denmark gratis. Para siswa dan mahasiswa juga mendapatkan biaya hidup
bulanan dari pemerintah Denmark. Biaya pengobatan di Denmark juga gratis.
WHO memasukkan Denmark sebagai Negara paling mudah berbisnis di Eropa.
Denmark memperoleh hadiah 14 Nobel.
2. Selandia Baru (IPK 2016 90)
Hukuman mati dihapuskan di Selandia Baru, namun media disana sangat pro-
aktif memberitakan kasus korupsi sehingga menjadi hukuman sosial kepada
koruptor. Pendidikan antikorupsi ditanamkan sejak dini. Transparansi
pemerintahan dan layanan publik yang berkualitas. PNS di Negara ini wajib
melaporkan setiap kegiatan dan harta kekayaannya. Negara ini sejahtera.
Selandia Baru adalah penemu jarum suntik habis pakai, pagar listrik, tutup
pengaman botol dari jangkauan anak-anak dan GPS Navman. Para ahli di Negara
ini mendunia.
3. Finlandia (IPK 2016 89)

xii
Integritas di negara ini benar-benar teraktualisasi. Bahkan Perdana Menteri rela
mengundurkan dirinya hanya karena berbohong saat kampanye. Implementasi
UU antikorupsi sangat baik. Kasus korupsi di negara ini tidak hanya melibatkan
uang negara, kasus seperti menunda pengumuman penting yang wajib diketahui
masyarakat dikategorikan sebagai tindakan-tindakan pejabat terkait dengan
korupsi. Hidup sederhana dicerminkan lewat kepemilikan mobil yang jarang di
negara ini. Transportasi umum cukup baik. Finlandia memiliki SDM yang unggul
dan kompeten. Sistem pendidikannya juga menjadi kiblat dunia. Penemuan di
bidang Teknologi Informasi bisa dikatakan pioneer. Bahkan Nokia, perusahaan
gadget asal negara ini menjadi legenda untuk bisnis gadget dunia.

2.4 Potensi yang dimiliki Indonesia untuk mewujudkan impian tanpa korupsi
Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”. Pasal ini merupakan petunjuk bagi para pendiri
bangsa bahwa Indonesia memiliki potensi kekayaan sebagai modal menjadi negara
yang makmur dan sejahtera. Adapun potensi yang dapat mewujudkan impian Indonesia
tanpa korupsi yaitu:

1. Indonesia merupakan negara kepulaua yang terdiri dari 13.4668 pulau. Luas teritorial
Indonesia adalah 5.193.250 km2.
2. Terletak diantara Asia dan Australia, serta di antara Samudera Pasifik dan Samudera
Indonesia menjadikan Indonesia sebagai persimpangan lalu lintas dunia, baik lalu
lintas darat maupun laut dan juga menjadi titik persilangan kegiatan perekonomian
dunia.
3. Indonesia memiliki sekitar 250 suku bangsa yang menghasilkan keberagaman budaya
nusantara. 746 bahasa daerah terdapat di Indonesia, membuat Indonesia memiliki
kebudayaan yang sangat beragam.
4. Indonesia memiliki penduduk dari sabang sampai merauke sebanyak 255.993.674
jiwa dan merupakan modal dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia,
mempertahankan keutuhan negara dari ancaman negara lain, peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
5. Indonesia memiliki aneka bahan tambang Minyak Bumi Indonesia berada di posisi
ke-25 dalam daftar negara dengan potensi minyak bumi terbesar di dunia. Indonesia

xiii
juga berada di peringkat ke-8 untuk gas alam dengan produksi 7,2 (tcf). Indonesia
juga berada di peringkat ke-7 dalam potensi emas terbesar di dunia dengan cadangan
berkisar 2,3% dari cadangan emas di dunia.
6. Diperkiran, sekitar 100-150 genus dari tumbuhan dengan 25.000-30.000 spesies
terdapat di Indonesia.
7. Indonesia memiliki sekitar 300 ribu atau 17% dari total jumlah satwa liar dunia.
Diantaranya adalah 1.539 jenis burung dan 515 jenis mamalia. Indonesia menjadi
habitat satwa endemic yang sangat banyak. Tercatat 259 jenis mamalia, 384 jenis
burung, dan 173 jenis amfibi hanya hisup di negeri ini.
8. Indonesia merupakan produsen ikan terbesar di dunia. Volume produksinya mencapai
sekitar 5,71 juta ton. Itu meliputi 4,4 juta ton di wilayah tangkap perairan Indonesia
dan 1,8 juta ton berada di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
9. Total potensi maritim Indonesia diperkirakan mencapai Rp 7.200 triliun atau 3,5 kali
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2015.
10. Indonesia memiliki sejarah bedar dengan memproklamirkan kemerdekaan pada 17
Agustus 1945 setelah dijajah Belanda 3,5 abad dan diduduki Jepang selama 3,5 tahun.
Majapahit pernah mempersatukan nusantara di bawah komando Majapahit Gajah
Mada. Indonesia pernah memiliki armada laut Sriwijaya yang digdaya, dan juga
Samudera Pasai yang sempat menguasai perdagangan (aclc kpk).

2.5 Peran Mahasiswa dalam pemberantasan korupsi


1. Dalam Strategi Represif
a. Melaporkan tindak pidana korupsi hampir sebagian besar kasus yang terungkap di
KPK bermula dari pengaduan masyarakat. Bahkan beberapa kasus besar bermula
dari pengaduan masyarakat. Ketika memilih strategi ini, tidak perlu takut, karena
identitas dan keamanan pelapor akan sangat dilindungi.
b. Pembahasan potensi dalam suatu rubrik berkala.
c. Lokakarya.
d. Seminar.
e. Penyelenggaraan survey.
f. Melakukan pengawasan internal aparat penegak hukum. Melalui pengawasan
internal, potensi kerawanan/kelemahan pada suatu organisasi bisa cepat terdeteksi
dan tertangani.

xiv
g. Masyarakat dapat mendorong unit organisasi aparat penegak hukum untuk mencari
solusi pemecahan masalah.

2. Dalam Strategi Perbaikan Sistem


a. Memantau layanan publik.
b. Membangun manajemen antikorupsi di lingkungan masing-masing.
c. Menyampaikan rekomendasi kepada pemerintahan.
d. Melakukan kajian dan penelitian terkait layanan publik.

3. Dalam Strategi Edukasi dan Kampanye


a. Membangun komunitas antikorupsi.
b. Membuat event antikorupsi.
c. Membuat film antikorupsi.
d. Mementaskan pertunjukan antikorupsi.
e. Membuat design grafis berupa poster.
f. Menulis atau menerbitkan karya tulis antikorupsi.
g. Menyanyi atau menciptakan lagu antikorupsi (aclc kpk).

4. Dalam Lingkungan Kampus


Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah
pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus
mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan
korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari
awal masuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa,
dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus
melakukan pressure kepada pemerintah agar undang-undang yang mengatur
pendidikan tidak memberikan peluang terjadinya korupsi. Di samping itu, mahasiswa
melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan mahasiswa baru dan melaporkan
kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan yang ada. Selain itu,
mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannya ataupun calon
mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik yang tidak sehat dalam proses
penerimaan mahasiswa.
Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu penekanan
terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang

xv
setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yang dapat
dilakukan adalah dengan jalan membentengi diri dari rasa malas belajar. Hal krusial
lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang ada di lingkungan kampus.
Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan kajian kritis terhadap
laporan-laporan pertanggungjawaban realisasi penerimaan dan pengeluarannya.
Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi dapat dilakukan melalui
media berupa seminar, diskusi, dialog. Selain itu media berupa lomba-lomba karya
ilmiah pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa seni baik lukisan, drama, dan
lain-lain juga dapat dimanfaatkan juga. Selanjutnya pada tahap akhir perkuliahan,
dimana pada masa ini mahasiswa memperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir
proses belajar secara formal. Mahasiswa harus memahami bahwa gelar kesarjanaan
yang diemban memiliki konsekuensi berupa tanggung jawab moral sehingga perlu
dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas (bpkp, 2005).

5. Dalam Masyarakat dan Penentuan Kebijakan Publik.


Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan faktor
pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam menerapkan
perilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat
digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu yang
diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Salah satu
contoh yang paling fenomenal adalah peristiwa turunnya orde baru dimana
sebelumnya di dahului oleh adanya aksi mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.
Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi
dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil
dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan
tidak berpihak pada masyarakat. Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu
dilakukan karena banyak sekali peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
hanya berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak berpihak pada kepentingan
masyarakat banyak. Kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun
dialog dengan pemerintah maupun pihak legislatif.
Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan
bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja
lapangan atau kesempatan yang lain mengenai masalah korupsi dan mendorong
masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang

xvi
berwenang. Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan
melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum
terhadap pelaku korupsi serta melakukan tekanan kepada aparat penegak hukum untuk
bertindak tegas terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Tekanan tersebut bisa berupa
demonstrasi ataupun pembentukan opini publik (Mohamad Risbiyantoro, 2005).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Bila Indonesia bebas korupsi, maka keadaan indonesia saat ini tidak ada angka
kemiskinan, anak-anak mendapatkan hak sekolah, kesehatan masyarakat terjamin,
lingkungan asri, dan transportasi umum juga aman dan nyaman.
 Penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi atau individu,
sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem.
 Nilai-nilai anti korupsi meliputi kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan,
pertanggungjawaban, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan.
 Indeks Persepsi Korupsi (IPK) merefleksikan pandangan pelaku usaha dari kota-kota
tersurvei. Indeks ini dibentuk dari hubungan perusahaan (pelaku usaha) dan
pemerintah daerah dalam melakukan proses bisnis.
 Transparency International, sebuah organisasi internasional yang bertujuan
melawan korupsi banyak mempublikasikan hasil survei terkait korupsi.
Termasuk Indeks Persepsi Korupsi (IPK). Sebuah publikasi tahunan yang
mengurutkan negara-negara di dunia berdasarkan persepsi atau anggapan publik
terhadap korupsi di jabatan publik dan politik.
 Negara-negara yang relatif bersih dari korupsi, sebagaimana dilaporkan Indeks
Persepsi Korupsi atau Corruption Perceptions Index (CPI) 2019 yaitu Denmark,
Selandia Baru, Finlandia, Singapura, Swedia, dan Swiss.
 Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”. Pasal ini merupakan petunjuk dari para pendiri bangsa

xvii
bahwa Indonesia memiliki potensi kekayaan sebagai modal menjadi negara yang
makmur dan sejahtera.
 Strategi pemberantasan korupsi terdapat 1001 aksi melawan korupsi. Seperti,
melaporkan tindak pidana korupsi. Hampir sebagian besar kasus yang terungkap
di KPK bermula dari pengaduan masyarakat. Bahkan beberapa kasus besar
bermula dari pengaduan masyarakat.

3.2 Saran
 Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,baik
dari segi bahasa maupun penulisan. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan
saran dari para dosen, mahasiswa, dan pihak lain terhadap perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
 Sebaiknya masyarakat Indonesia bisa menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik untuk mengurangi angka korupsi di negara
Indonesia karena tingginya angka korupsi ini sangat merugikan bangsa kita sendiri.

xviii
SOAL-SOAL

1. Dibawah ini yang dimaksud pengertian dari korupsi adalah


a. segala bentuk penyalahgunaan wewenang untuk memperoleh manfaat pribadi. Definisi
korupsi dalam Survei Persepsi Korupsi 2017 mengacu pada dimensidimensi
pengukuran korupsi yang ada dalam Corruption Perception Index (CPI).
b. penafsiran dan penilaian seseorang terhadap fenomena sosial tertentu. Persepsi tidak
hanya dihasilkan melalui penilaian subjektif yang cenderung personal, namun
dihasilkan melalui penilaian objektif yang bersumber dari pengalaman langsung atau
tidak langsung, dan/atau pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
c. kemampuan daerah untuk meningkatkan kapasitas produksi atau pun meningkatkan
kesejahteraan sosial bagi masyarakat di daerah.
d. kekuatan yang dinilai menghambat kemampuan daerah untuk meningkatkan produksi
dan kesejahteraan masyarakat di daerah. Penilaian hambatan berusaha ini ditujukan
untuk menilai faktor apa saja yang dinilai problematik saat menjalankan usaha di
daerah.
e. kondisi yang memungkinkan tindak pidana korupsi terjadi. Dalam Survei Persepsi
Korupsi 2017

2. Dorongan seorang pejabat publik melakukan praktik tindak pidana korupsi. Misalnya,
apakah praktik pemberian perlakuan istimewa terjadi, apakah praktik korupsi untuk
memberikan donasi politik berlebih, apakah praktik korupsi menciptakan dana off budget
untuk partai politik terjadi, praktik korupsi untuk mengamankan proyek pemerintah
terjadi, praktik korupsi akibat jual beli pengaruh. Pernyataan diatas merupakan pengertian
dari
a. Motivasi korupsi

xix
b. Daya saing korupsi
c. Presepsi korupsi
d. Hambatan korupsi
e. Akuntabilitas

3. Apa bunyi dari pasal 33 Ayat 3 UUD 1945


a. “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat"
b. “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran pejabat"
c. “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran pemerintahan"
d. “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh rakyat dan
dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat"
e. “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran pribadi"

4. penafsiran dan penilaian seseorang terhadap fenomena sosial tertentu. Persepsi tidak hanya
dihasilkan melalui penilaian subjektif yang cenderung personal, namun dihasilkan melalui
penilaian objektif yang bersumber dari pengalaman langsung atau tidak langsung, dan/atau
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.dari pernyataan diatas adalah pengertian dari
a. Daya saing korupsi
b. Presepsi
c. Akuntabilitas
d. Potensi alamiyah
e. Prevalen korupsi

5. Sebesar apa atau seberapa sering tindak pidana korupsi dalam bentuk suap-menyuap dan
penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi terjadi di tingkat nasional atau
lokal; dan/atau terjadi di kalangan pegawai nasional atau lokal. Dari pernyataan diatas
merupakan pengertian dari
a. Prevelen korupsi
b. Korupsi
c. Akuntabilitas pendanaan korupsi

xx
d. Daya saing korupsi
e. Potensi korupsi

6. Melaporkan tindak pidana korupsi hampir sebagian besar kasus yang terungkap di KPK
bermula dari pengaduan masyarakat. Bahkan beberapa kasus besar bermula dari
pengaduan masyarakat. Ketika memilih strategi ini, tidak perlu takut, karena identitas dan
keamanan pelapor akan sangat dilindungi. b. Pembahasan potensi dalam suatu rubrik
berkala. c. Lokakarya. d. Seminar. e. Penyelenggaraan survey. Dalam hal ini merupakan
jenis strategi
a. Strategi aktif korupsi
b. Strategi represif korupsi
c. Strategi non aktif
d. Strategi pasif korupsi
e. Strategi seminar korupsi

7. merupakan penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi atau individu dalam hal ini
merupakan korupsi dari sektor
a. Internal
b. Eksternal
c. Jabatan publik
d. Pemerintah
e. Sektor pribadi

8. Yang dimaksud dengan peran serta mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi adalah
?

a. Peran aktif mahasiswa dalam mengawasi wakil-wakil rakyat dalam menjalankan tugas

sebagai lembaga legislatif


b. Peran aktif lembaga peradilan dalam menjalankan tugasnya dibidang hukum

memberantas korupsi disegala bidang


c. Peran aktif lembaga peradilan dalam mengawasi tugas-tugas yang dijalankan oleh

lembaga eksekutif dan lembaga legislatif

xxi
d. Menjadi agen perubahan, mampu menyuarakan kepentingan rakyat, mampu mengkritisi
kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi watch dog lembaga-lembaga
negara dan penegak hukum

e. Menyontek pada saat ujian

9. Upaya perbaikan sistem dalam gerakan anti-korupsi adalah...

a. Menerapkan prinsip-prinsip clean and good governance

b. Menanamkan nilai-nilai yang mendukung terciptanya perilaku anti-korupsi

c. Memberikan pendidikan anti-korupsi dalam bentuk perkuliahan

d. Melakukan kegiatan sosialisasi, seminar, kampanye atau bentuk-bentuk kegiatan ekstra

kurikuler lainnya
e. Melakukan pungli

10. Yang merupakan prinsip-prinip anti korupsi yaitu..


a. Akuntabilitas, Kewajaran, Kontrol kebijakan

b. Akuntabilitas, Kejujuran, Transparasi, Kewajaran

c. Akuntabilitas, Transparasi, Kewajaran, Kesederhanaan, Kedisiplinan

d. Akuntabilitas, Transparasi, Kewajaran, Kebijakan, dan Kontrol kebijakan

e. Akuntabilitas, Kewajaran, Kemandirian, Transparasi, Kontrol kebijakan

11. Melakukan mekanisme pelaporan dan pertanggung jawaban atas semua kegiatan yang

dilakukan dan evaluasi merupakan pelaksanaan dri prinsip anti korupsi...


a. Transparansi

b. Kontrol kebijakan

c. Fairness

b. Akuntabilitas

a. Kebijakan

12. Secara praktis perang melawan korupsi terdiri dari empat elemen
xxii
a. adanya infrastruksi, kerjasama internasional, dukungan aktif dari rakyat, kemauan
politik

b. Merajalelanya korupsi di Indonesia

c. kenyataan bahwa sekarang tindak pidana

d. d.tindakan tercela

e. Tindakan sopan santun

13. Contoh perilaku mahasiswa yang mnalas, sering absen, motivasi yang kurang dalam
belajar, tidak mengerjakan tugas, melanggar tata tertib kampus. Merupakan contoh
manivestasi dari....

a. Keadilan

b. Kedisiplinan

c. Kewajaran

d. Tanggungjawab

e. Keberanian

14. Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas, yaitu...


a. Koordinasi, Supervisi, Melakukan penyelidikan, Melakukan tindakan, Melakukan
monitor

b. Mengkoordinasikan

c. Menetapkan

d. Meminta informasi

e. Meminta laporan

15. Jika Indonesia bebas dari korupsi maka kondisi indonesia bagaimana?

a. Kesehatan masyarakat tidak terjamin


b. Tidak meratanya infrastruktur di desa maupun kota
c. PDB menempati ranking bawah
d. Tidak adanya kemiskinan
e. Ketidaknyamanan transportasi umum

xxiii
16. Dibawah ini yang merupakan nilai-nilai anti korupsi adalah...
a. Kejujuran dan Kebersamaan
b. Kejujuran dan kepedulian
c. Kejujuran,kepedulian,kemandirian, dan kedisiplinan
d. Kepedulian dan kebersamaan
e. Kemandirian,kebersamaan,kepedulian, dan kedisiplinan

17. mengindahkan, memperhatikan, dan menghiraukan adalah pengertian dari...


a. Kepedulian
b. Kejujuran
c. Kemandirian
d. Kebersamaan
e. Keindahan

18.
A. Produktivitas petani meningkat
B. Porsi tenaga kerja lulusan pendidikan menengah ke atas sebesar 90%.
C. Penguatan 10 kota/klaster kreatif dan digital berkelas dunia.
D. Menjadi negara yang berpengaruh kecil bagi asia pasifik
E. ASN berkelas lokal dan nasional
Dari pernyataan diatas , manakah gambaran indonesia jika tidak ada korupsi?
a. A dan B
b. A dan D
c. A,B,C
d. B dan D
e. C dan D

19. Berikut negara yang masuk di IPK tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah...
a. Denmark dan Afrika Selatan
b. Kanada
c. Swedia
d. Denmark dan Selandia Baru
e. Swiss dan Hongkong

xxiv
20. Dibawah ini yang merupakan kelebihan Denmark sehingga Denmark termasuk ke dlam
salah satu negara rendah korupsi....
a. Biaya pengobatan berbayar murah
b. Pendidikan gratis
c. Memperoleh hadiah 10 nobel
d. Menerapkan ketertutupan modernisasi dalam sektor publik dan manajemen sumber
daya politik
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Edukasi Antikorupsi. 2016. Indeks Persepsi Korupsi.


https://aclc.kpk.go.id/materi/semangat-melawan-korupsi/infografis/corruption-perception-
index-cpi diakses pada 15 Januari 2020

Pusat Edukasi Antikorupsi. Potensi Indonesia Bisa Makmur.


https://aclc.kpk.go.id/materi/semangat-melawan-korupsi/infografis/10-potensi-indonesia-
bisa-makmur diakses pada 15 Januari 2020

Pusat Edukasi Antikorupsi. Strategi Pemberantasan Korupsi.


https://aclc.kpk.go.id/materi/berpikir-kritis-terhadap-korupsi/infografis/contoh-1001-aksi-
melawan-korupsi diakses pada 15 Januari 2020

Pusat Edukasi Antikorupsi. Kondisi Indonesia Apabila Tanpa Korupsi.


https://aclc.kpk.go.id/materi/semangat-melawan-korupsi/infografis/visi-indonesia-2045
diakses pada 15 Januari 2020

Hartiningsih, Maria. 2011. Korupsi Yang Memiskinkan. Jakarta : Buku Kompas

Risbiyantoro, Mohamad. 2005. Modul Sosialisasi Anti Korupsi BPKP.

xxv

Anda mungkin juga menyukai