Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

TAHUN AJARAN 2022/2023

SMP TAMAN DEWASA NGEMPLAK


Alamat : Banjarharjo, Bimomartani, Ngemplak, Sleman,
D.I Yogyakarta 55584
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi, kini sudah menjadi permasalahan serius di negeri ini.Kasus korupsi sudah tidak
terhitung lagi jumlahnya.Berkembang dengan pesat, meluas di mana-mana dan terjadi secara
sistematis dengan rekayasa yang canggih dan memanfaatkan teknologi modern.Kasus
terjadinya korupsi dari hari ke hari kian marak.Hampir setiap hari berita tentang korupsi
menghiasi berbagai media.Korupsi dianggap biasa dan dimaklumi banyak orang sehingga
masyarakat sulit membedakan mana perbuatan korup dan mana perbuatan yang tidak
korup.Meskipun sudah ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan beberapa Instansi Anti
Korupsi lainnya, namun faktanya masih banyak terjadi Tindakan korupsi di negeri ini.
Tindakan korupsi yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab tentu membuat
situasi reformasi menjadi tidak baik serta mengganggu sendi-sendi demokrasi dan proses
pembangunan. Kondisi seperti ini perlu disikapi dengan melakukan berbagai upaya untuk
menanggulangi masalah korupsi yang sudah mengakar, meluas, dan menggejala di
Indonesia.Satu hal yang yang menarik untuk diingat adalah adanya sinyalemen yang
mengatakan bahwa korupsi sekarang ini sudah membudaya dan merusak karakter bagsa (di
Indonesia).
Terjadinya tindakan korupsi disebabkan oleh adanya penyalahgunaan kekuasaan,
kewenangan, atau abuse of power dalam skala besar.Hal itu bisa dilihat di DPR/DPRD, kepala
daerah, dan pegawai departemen.Ada yang mengatakan bahwa sistem sekarang ini
memberikan kemungkinan adanya perbuatan korupsi.Penindakan korupsi sekarang ini belum
cukup dan belum mencapai sasaran upaya pemberantasan korupsi perlu ditambah dengan
berbagai upaya di bidang pencegahan dan pendidikan.
Pendidikan Anti Korupsi sesungguhnya sangat penting guna mencegah tindak pidana
korupsi.Jika KPK dan beberapa instansi Anti Korupsi lainnya menangkapi para koruptor, maka
Pendidikan Anti Korupsi juga penting guna mencegah adanya koruptor.Seperti pentingnya
pelajaran akhlak, moral dan sebagainya.Pelajaran akhlak penting guna mencegah terjadinya
kriminalitas.Begitu halnya pendidikan Anti Korupsi itu penting guna mencegah tindakan korupsi.
Pendidikan Anti Korupsi harus diberikan sejak dini dan dimasukkan dalam proses
pembelajaran mulia dari tingkat pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Hal ini
sebagai upaya membentuk prilaku peserta didik yang Anti Korupsi. Pendidikan Anti Korupsi ini
tidak diberikan melalui suatu mata pelajaran tersendiri, melainkan dengan cara
mengintegrasikan melalui beberapa mata pelajaran. Inti dari materi pendidikana Anti Korupsi ini
adalah penanaman nilai-nilai luhur yang terdiri dari Sembilan nilai yang disebut dengan
Sembilan Nilai Anti Korupsi. Sembilan tersebut adalah: tanggung jawab, disiplin, jujur,
sederhana, mandiri, kerja keras, adil, berani, dan peduli. Berdasarkan pemikiran di atas, maka
perlu ada pedoman penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi di satuan pendidikan yang dapat
dijadikan pedoman untuk memberikan muatan pendidikan Anti Korupsi dalam proses
pembelajaran.
B. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan Anti Korupsi di sekolah adalah untuk :
1. Menanamkan nilai dan sikap hidup Anti Korupsi kepada warga sekolah.
2. Menumbuhkan kebiasaan perilaku Anti Korupsi kepada warga sekolah.
3. Mengembangkan kreativitas warga sekolah dalam memasyarakatkan dan membudayakan
perilaku Anti Korupsi

C. Dasar Hukum
1. Undang Undang No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
2. Ketatapan MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
KORUPSI;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851)
4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor
20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4150);
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
6. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 155);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 107, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5661);
9. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6409);
10. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2013
Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 112, Tambahan Lembaran NegaraRepublik
Indonesia Nomor 5157);

D. Hasil yang Diharapkan


Hasil yang ingin dicapai dari Pendidikan Anti Korupsi di sekolah adalah:
1. Tertanamnya nilai dan sikap hidup Anti Korupsi di kalangan warga sekolah.
2. Tumbuhnya kebiasaan perilaku Anti Korupsi di kalangan warga sekolah.
3. Berkembangnya kreativitas warga sekolah dalam memasyarakatkan dan membudayakan
perilaku Anti Korupsi.
BAB II
PELAKSANAAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Keberhasilan penanaman nilai-nilai Anti Korupsi dipengaruhi cara penyampaian dan


pendekatan pembelajaran yang dipergunakan. Untuk tidak menambah beban siswa yang sudah
cukup berat, perlu dipikirkan secara matang bagaimana model dan pendekatan yang akan dipilih.
Ada tiga model penyelenggaraan pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai Anti Korupsi yang dapat
dilakukan di sekolah, yaitu:

A. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pendidikan Anti Korupsi terintegrasi melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pramuka
Disain Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam konteksKurikulum 2013, pada
dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaianpembelajaran Kurikulum 2013,
ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranahketerampilan dalam KI-4, sepanjang yang
bersifat konsisten dan koheren dengansikap dan kecakapan Kepramukaan.
Dengan demikian terjadi proses saling interaktif dan saling menguatkan(mutually interactive
and reinforcing). Secara programatik, Ektrakurikuler WajibPendidikan Kepramukaan
diorganisasikan dalam model blok, model aktualisasi,dan model regular di gugus depan.
Apapun model yang dilaksanakan, PendidikanAnti Korupsi sangat strategis ditanamkan dalam
berbagai kegiatan kepramukaan.Halini sesuai dengan prinsip kepramukaan yang menggunakan
trisatya dan dasadarmasebagai ruhnya.
Identifikasi sikap Anti Korupsi dapat ditanamkan melalui
No Kegiatan Prioritas Sikap yang ditanamkan

1 Berbaris Disiplin
2 Memimpin Bertanggung jawab
3 Berdoa Disiplin
4 Janji Tanggung jawab
5 Memberi hormat Tanggung jawab
6 Pengarahan Berani
7 Refleksi Jujur
8 Dinamika kelompok Peduli
9 Permainan Disiplin
10 Menghargai teman Peduli
11 Berkomunikasi Berani
12 Menolong Peduli
13 Berempati Peduli
14 Bersikap adil Adil
15 Cakap berbicara Berani
16 Cakap motoric Mandiri
17 Kepemimpinan Disiplin
18 Konsentrasi Mandiri
19 Sportivitas Tanggung jawab
20 Simpul dan ikatan Kerja keras
21 Tanda jejak Disiplin
22 Sandi dan isyarat Tanggung jawab
23 Jelajah Kerja keras
24 Kompas Tangung jawab
25 Memasak Sederhana
26 Tenda Kerja keras
27 Peta Disiplin
28 Halang rintang Berani
29 Hastakarya mandiri
2. PendidikanAnti Korupsi terintegrasi melalui Kegiatan OSIS
Pengembangan Pendidikan Anti Korupsi dalam kegiatan OSIS dimaksudkan untuk
mendorong terjadinya internasilasi nilai dan tumbuhnya sikap dan perilaku Anti Korupsi melalui
aktivitas dan pengalaman nyata siswa.
a. Identifikasi Nilai dan Perilaku Anti Korupsi
Nilai dan perilaku Anti Korupsi yang ditanamkan melalui pengembangan kegiatan OSIS
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Menunjukkan sikap objektif, berorientasi pada kualitas kepribadian dankemampuan
profesional dalam memilih calon pengurus atau pemimpin.
2. Melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan fungsi dan tanggungjawab penuh
keikhlasan dan rasa pengabdian.
3. Menunjukkan sikap terbuka dalam merencanakan dan melaksanakankegiatan bersama.
4. Menunjukkan sikap terbuka dalam mengelola anggaran keuangan kegiatan.
5. Memiliki motivasi dan kreatifitas yang tinggi dalam mengemukakangagasan Anti Korupsi.
6. Memiliki keberanian yang kuat untuk ikut serta melakukan pemberantasantindak korupsi.
7. Memiliki wawasan dan pola pikir yang mantap dan luas mengenai perilakuAnti Korupsi.
8. Menunjukkan penghayatan dan apresiasi yang mendalam mengenaiperilaku Anti Korupsi.
9. Memiliki berbagai sikap terpuji yang dapat menghindarkan diri perilakukorupsi.
10. Memiliki perasaan dan kesan yang kuat untuk menghindar dari perilakukorupsi.
b. Strategi Pengembangan
Pengembangan pendidikan Anti Korupsi melalui kegiatan kesiswaan dilakukan denganstrategi
sebagai berikut:
1) Pemilihan pengurus organisasi
Melaksanaan pemilihan kepengurusan organisasi kesiswaan (OSIS) dan panitia
kegiatan dilaksanakan secara demokratis dan obyektifsesuai dengan ketentuan peraturan
dengan mengutamakan kemampuan dankualitas siswa tanpa dipengaruhi oleh unsur-unsur
subyektif yang mengarahkepada korupsi.Untuk itu perlu ditetapkan dan diumumkan secara
terbuka syaratsyarat yang menonjolkan kualitas kepribadian dan kemampun profesional
daricalon. Perlu dikembangkan pula sistem dan tata cara pemilihan secara terbukadisertai
dengan penyampaian alasan yang objektif dan rasional.
2) Kredibilitas pengurus organisasi
Memastikan bahwa setiap anggota pengurus organisasi kesiswaan (OSIS) dan
kepanitiaan kegiatan melaksanakan tugas pekerjaan masingmasing sesuai dengan fungsi
dan tanggung jawab masing-masing dengan penuhdedikasi keikhlasan dan rasa
pengabdian.Untuk itu setiap pengurus ataukepanitiaan perlu menuliskan setiap jenis
pekerjaan yang telah dilakukan dalamjurnal kegiatan individual pengurus atau panitia yang
sewaktu-waktu dapat dicekoleh siapa pun.
3) Keterbukaan organisasi
Semua hasil keputusan rapat, setiap rencana, proses pelaksanaan, dan hasilkegiatan
kesiswaan diumumkan secara tertulis di dalam Papan InformasiKegiatan Siswa secara
terbuka. Untuk itu setiap proses dan hasil keputusan rapatditulis dalam berita acara yang
ditandatangani dan disahkan oleh pengurus ataupanitia kegiatan.
4) Akuntabilitas organisasi
Setiap kegiatan kesiswaan harus disertai dengan rencana anggaran kegiatan
secararinci, dan setiap selesai pelaksanaan kegiatan sesegera mungkin atau
secepatnyaditulis laporan keuangan sesuai dengan apa adanya memuat rincian segala
jenispenerimaan dan pengeluaran secara lengkap disertai dengan bukti-bukti yang sah.
Rencana dan realisasi anggaran sebagaimana tertuang dalam laporan keuangankegiatan
tersebut diumumkan di Papan Informasi Kegiatan Siswa disertai denganfoto copy semua
bukti penerimaan dan pengeluarannya.
5) Pemanfaatan media sekolah
Menyediakan rubrik Anti Korupsi sebagai rubrik tetap di samping rubrik-rubriklainnya
dalam Majalah Dinding Siswa. Rubrik ini diisi secara bergiliran olehsetiap kelas.Pengisian
rubrik Anti Korupsi ini bisa dilombakan dan diberikanpenghargaan dan/atau hadiah yang
menarik bagi para pemenangnya.Penilaiandalam lomba dilakukan secara objektif dan
transparan. Hasil penilaian secara rincidimumkan dalam rubrik itu pula.Lomba bisa
dilakukan dalam kurun waktutertentu untuk beberapa edisi secara bersambung.Rubrik Anti
Korupsi bisa diisidengan kisah nyata, karikatur, puisi, sajak, cerpen, cerita bergambar, opini
atau ulasan dan sebagainya.Jika sekolah juga menerbitkan Majalah Siswa rubrik Anti
Korupsi ini juga harus dijadikan rubrik tetap.
6) Kegiatan lomba dalam peringatan hari besar
Pada peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan bisa dilakukan berbagai
lomba yang mengandung muatan Anti Korupsi. Seperti lomba pidato Anti Korupsi,
pembuatan dan pembacaan Puisi Anti Korupsi, menulis cerpen Anti Korupsi, membuat
poster Anti Korupsi, membuat cergam Anti Korupsi, membuat karikatur Anti Korupsi, lomba
cipta lagu Anti Korupsi, dan sebagainya. Hasil berbagai lomba tersebut, terutama poster,
puisi, karitakur, cergam, sajak atau yang lainnya dapatdipasang secara permanen di sudut-
sudut sekolah, sehingga dapat menumbuhkan rasa kebanggaan melestarikan memori Anti
Korupsi pada diri siswa.

B. Pendidikan Anti Korupsi melalui Insersi dalam Mata Pelajaran


Wujud dari pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana, maka setiap tahapanproses
pembelajaran merupakan langkah-langkah berkesinambungan dan konsistenuntuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Proses tersebut, dapat dilakukan melaluilangkah insersi. Makna insersi
di sini adalah melekatkan pendidikan Anti Korupsi dalammateri yang ada, khususnya di mata
pelajaran PPKn. Jadi tidak menambah materi baru. Adapun tahapan insersi dilakukan dalam
tiga tahap yakni inisiatif merancang, sertakanpeserta didik, dan siapkan jejaring. Tiga langkah ini
menjadi kendali untuk efektifnyaproses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah

1. Inisiatif Merancang.
Buatlah perencanaan yang matang atas inisiatif pendidik.Rancangan bisa dibuatsesuai
kebutuhan, dengan format yang sesuai kebutuhan.
2. Sertakan Peserta Didik.
Lakukan kegiatan belajar yang melibatkan semua indera peserta didik.Buataktivitas yang
menarik dan menyenangkan.
3. Siapkan Jejaring.
Jangan berhenti dengan pembelajaran di kelas, luaskan ke sekolah, keluarga, danmasyarakat,
dengan melibatkan semua pihak.
Lebih lanjut terjabar dalam table berikut.
Langkah 1: Inisiatif merancang
Kegiatan Rincian kegiatan

Analisis Kompetensi Dasar Mata 1) Tetapkan tujuan pembelajaran beserta


Pelajaran yang relevan dengan indikator pencapai kompetensinya;
tindakan Anti Korupsi
2) Tetapkan substansi (pengetahuan
keterampilan-sikap) yang akan dibelajarkan;
Susun Pengalaman Belajaruntuk 1) Tentukan aktivitas yang dilakukan untuk
mencapai kompetensi yang menjadi membuat peserta didik tahu, paham, sadar;
tujuan
2) Tentukan aktivitas yang dilakukan untuk
membuat peserta didik bisa mempraktekkan;
3) Tentukan aktivitas yang dilakukan untuk
membuat peserta didik konsisten dan terbiasa
mengamalkan di kelas, sekolah,keluarga dan
masyarakat
Pilih media yang sesuai untuk Media (referensi, permainan, film, pengalaman
mendukung aktivitas. nyata dalam kehidupan) yang relevan untuk
menguatkan pengalaman belajar, dan
membiasakan pengamalan.
Susun alat penilaian yang sesuai 1) Buat alat penilaian yang mengacu pada
dengan tujuan/kompetensi yang akan indikator untuk mengendalikan proses
dicapai pembelajaran; Buat alat penilaian yang
mengacu pada indikator untuk mengukur
keterca paian kompetensi peserta didik secara
periodik;
2) Libatkan pihak lain untuk memvalidasi hasil
penilaian pencapaian kompetensi.
3) Buat sistem aplikasi yang menjadi
pangkalan data yang menggambarkan
perkembangan pencapaian hasil belajar.

Langkah 2: Sertakan Peserta Didik

Belajar berkelompok Membentuk kelompok (kelompok diskusi/


debat/permainan) secara terarah untuk
menyusun resolusi perbaikan diri, serta
mencari solusi yang lebih menyeluruh, dimulai
dengan mengungkapkan pengakuan
kesalahan dan komitmen untuk memperbaiki
diri.
Kegiatan di luar kelas Membuat kegiatan liputan tentang perilaku
koruptif atau perilaku Anti Korupsi yang
dilakukan di sekolah atau di lingkungan
(seperti video Citizen journalism/film pendek,
documenter /dokumentasi foto)
Memanfaatkan bahan ajarAnti Korupsi Contoh bahan ajar terbitan KPK yang
yang tersedia (Disesuaikan dengan sesuaidengan usia dan tingkatan pendidikan
tingkatan). sebagaibahan referensi untuk mempraktekkan
nilai-nilaiAnti Korupsi.

Pembiasaan sikap Fokus: Contoh: Membuat gerakan ekspresi terhadap


Pembiasaan dan pembentukan ketidaknyamanan atas perilaku penyimpangan
budaya. aturan (misalnya ekspresi suara “Ehm”,
“Ssstt”, atau simbol lainnya). Gerakan yang
sejenis untuk mengapresiasi perilaku yang
positif (misal nya, mengucapkan “keren”
sambil mengacungkan jempol)

Langkah 3: Siapkan Jejaring


1. Satukan pemahaman dan langkah insersi dalam MGMPS di tingkat sekolah(Jika guru mapel
lebih dari satu)
2. Membangun sinergi untuk mengefektifkan penguatan karakter Anti Korupsi ditingkat sekolah
antara Guru mata pelajaran dengan guru lain di satu sekolah.
3. Membangun sinergi dan sharing praktek baik pendidikan Anti Korupsi antar gurumata
pelajaran dalam forum MGMP;
4. Membangun sinergi antara sekolah dengan orang tua;
5. Membangun sinergi antara sekolah dan orang tua di lingkungan sekolah;
6. Membangun sinergi antara guru mata pelajaran dengan kelompok professional lainnya.
Nilai dan perilaku Anti Korupsi yang diinersikan dalam mata pelajaran dapatdiidentifikasi sebagai
berikut:

No Nilai danPerilaku Ciri-ciri


AntiKorupsi

Mengenal perilaku a. Mengenal ciri-ciri perilaku Korupsi yang perlu


Korupsi yang harus dihindari.
dihindari b. Terbiasa melakukan tugas secara tepat waktu
c. Menunjukkan contoh kasusperilaku Korupsi yang
diketahui di rumah, di madrasah, dan di
masyarakat.
d. Menunjukkan contoh kasusperilaku yang tidak
mengandung unsur Korupsi yang pernah
dilakukan siswa.
Berlaku jujur, disiplin, a. Berani mengemukakan seuatu sesuai dengan
bertanggung jawab, keadaan yang sebenarnya.
dan adil dalam b. Terbiasa melakukan sesuatu secara tepat waktu.
kehidupan sehari hari c. Terbiasa melaksanakan tugas secara tepat
waktu.
d. Terbiasa berlaku tidak memihak kepada siapa
pun dalam melakukan suatu tindakan.
Hanya menerima a. Menolak sesuatu pemberian yang tidak sesuai
sesuatu pemberian dengan haknya.
sesuai dengan yang b. Tidak mau mengambil sesuatu yang bukan
menjadi haknya. haknya.
Menghormati dan a. Memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai
memenuhi hak orang dengan haknya.
lain b. Tidak pernah memberikan kepada orang lain
sesuatu yang bukan menjadi haknya.
Mampu menganalisis a. Mampu mengidentifikasi sebab-sebab yang
sebab dan akibat dari mendorong timbulnya perilaku Korupsi dalam
perilaku Korupsi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
dalam kehidupan b. Mampu mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan
bermasyarakat dan dari perilaku Korupsi dalam kehidupan
bernegara. bermasyarakat dan bernegara.
c. Mampu mengemukakan alasan perlunya
menghindari perilaku Korupsi dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Memiliki kebanggaan a. Bangga terhadap perilaku Anti Korupsi.
berperilaku Anti b. Anti terhadap perilaku Korupsi
KORUPSI
Membudayakan a. Menyebarluaskan gagasan dan keinginan untuk
prilaku anti korupsi menghindari perilaku Korupsi.
dilingkungan keluarga b. Menunjukkan komitmen untuk menolak perilaku
dan masyarakat Korupsi.
c. Menjadi teladan perilaku Anti Korupsi.

C. Pembudayaan, Pembiasaan Nilai Pendidikan Anti Korupsi dalam Seluruh Aktivitas dan
Suasana Sekolah
Penanaman nilai-nilai Anti Korupsi dapat juga ditanamkan melalui pembudayaandalam
seluruh aktivitas dan suasana sekolah.Untuk menumbuhkan budaya Anti Korupsisekolah perlu
merencanakan suatu budaya dan kegiatan pembiasaan. Pembiasaan yangbaik akan
membentuk sosok manusia yang berkepribadian yang baik pula. Sebaliknya,pembiasaan yang
buruk akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian yangburuk pula.
Berdasarkan pembiasaan itulah siswa terbiasa menurut dan taat kepada
peraturanperaturan yang beralaku di sekolah dan masyarakat, setelah mendapatkan
pendidikanpembiasaan yang baik di sekolah pengaruhnya juga terbawa dalam kehidupan
seharihari di rumah dan sampai dewasa nanti.
Pengembangan pendidikan Anti Korupsi melalui pembiasaan perilaku di
sekolahdimaksudkan untuk menciptakan atmosfir dan menumbuhkan budaya Anti Korupsi
dilingkungan sekolah. Melalui pembiasaan perilaku akan terjadi pengulangan perilakusecara
terus menerus dalam kurun waktu yang lama, sehingga perilaku yang dilakukansecara
berulang-ulang tersebut lambat laun secara pasti akan memibiasa danmembudaya dalam
kehidupan sehari-hari.

1. Identifikasi Nilai dan Perilaku Anti Korupsi


Nilai dan perilaku Anti Korupsi yang ditanamkan melalui pembiasaan perilaku dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
a. Memiliki semangat dan komitmen Anti Korupsi yang kuat.
b. Berperilaku terbuka, tanggung jawab dan menjunjung tinggi kepentingan umum.
c. Berperilaku jujur pada diri sendiri dan orang lain dalam melakukan transaksi.
d. Berperilaku hanya mau menerima sesuatu yang memang menjadi hak atau miliknyaatau
tidak mau mengambil sesuatu yang bukan miliknya.

2. Strategi Pembiasaan Perilaku Anti Korupsi di Sekolah


a. Penyampaian Komitmen Anti Korupsi dalam Upacara
Proses pembiasaan perilaku Anti Korupsi memerlukan adanya komitmen yang
kuatdan tahan lama. Hal ini berarti perlu membangun komitmen secara terus
menerusdengan berkelanjutan. Upaya membangun komitmen ini bisa dilakukan dengan
caramembacakan naskah “Komitmen Anti Korupsi” pada setiap kegiatan upacara,
baikupacara setiap hari Senin, upacara setiap tanggal 17, maupun upacara pada hari-
haribesar nasional.Pembacaan naskah “Komitmen Anti Korupsi” bisa dilakukan oleh salah
satu siswauntuk kemudian ditirukan oleh semua peserta upacara.
b. Pengadaan Kas Sosial Kelas
Pembiasaan perilaku Anti Korupsi juga dapat dilakukan melalui pengadaan
KasSosial Kelas. Kebiasaan mengelola keuangan Kas Sosial Kelas secara
jujur,transparan, dan penuh tanggung jawab akan dapat membentuk pembiasan
terhadapperilaku tersebut. Lebih dari itu dengan Kas Sosial Kelas dapat membiasakan
siswauntuk menjunjmung tinggi dan lebih mengutamakan kepentingan umum
daripadakepentingan pribadi.
c. Pengadaan Pos Kehilangan dan Benda Tak Bertuan
Salah satu perwujudan sikap jujur adalah tidak mau memiliki sesuatu benda apa
punyang bukan miliknya, meskipun benda itu hasil temuan dan ternyata tidak ada
yangmemiliki. Pembiasaan sikap ini sangat efektif dan relevan untuk dapat
menghindariperilaku korupsi.Salah satu upaya untuk membiasakan sikap tersebut
adalahdengan mengadakan Pos Kehilangan dan Benda Tak Bertuan.Pos ini
berfungsisebagai tempat penampungan benda-benda yang ditemukan oleh setiap
wargasekolah, baik yang ada pemiliknya maupun tidak ada pemiliknya.
Warga sekolah yang merasa kehilangan sesuatu setiap saat bisa datang ke
Postersebut untuk mencari barang miliknya yang hilang ada ditemukan orang lain
dandiserahkan ke Pos tersebut. Tata cara dan mekanisme kerja pada Pos Kehilangandan
Barang Tak Bertuan ini bisa dirancang dengan semangat prasangka baik,namun harus
disertai dengan mekanisme klarifikasi dengan mencatat identitas diridan barang yang
miliknya yang diambil, bagi seseorang yang mengaku kehilanganbarang harus
menyebutkan ciri-ciri, warna, atau bentuk barang yang dimaksud.
d. Salam dan Yel-yel Anti Korupsi
Pembiasaan perilaku Anti Korupsi harus disertai dengan penciptaan atmosfir
yangmendukung.Atmosfir Anti Korupsi bisa diciptakan melalui pembiasaan “Salam”dan
“Yel-yel” yang secara ekstrim dan eksplisit menolak perilaku korupsi. SalamAnti Korupsi
bisa dikembangkan melalui pembiasaan pemberian salam seperti“korupsi... No!”, “Anti
Korupsi... Yes!”
Setiap warga sekolah yang berjumpa di jalan atau tempat-tempat lain, atau
dalampertemuan-pertemuan warga sekolah, atau bahkan pada saat akan memulai
danmengakhiri pembelajaran di kelas, setelah pemberian salam secara
keagamaandengan “Assalamu’alaikum – Wa’alaikum Salam” atau setelah ucapan
salam“Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam” dilanjutkan dengan pemberian salam
denganucapan: “korupsi....” yang dijawab dengan “No...” sambil menaikkan kepalantangan
ke atas; “Anti Korupsi...” yang dijawab dengan “Yes....”. sambil menurunkankepalan
tangan ke bawah. Pemberian salam dan jawabannya dilakukan dengansuara tegas penuh
semangat.
e. Pemasangan Poster atau Karikatur
Penciptaan atmosfir Anti Korupsi di sekolah juga dapat dilakukan denganpemasangan
poster atau karikatur yang mengandung nilai dan perilaku Anti Korupsi.Poster memuat
slogan yang berupa kata-kata hikmat yang bermakna danmenimbulkan kesan
mendalam.Poster hendaknya merupakanhasil karya siswa dan dipasang secara cantik di
sudut-sudut ruang atau gedungsekolah sehingga juga dapat menambah keindahan.Begitu
pula karikatur.
Pengadaan karikatur Anti Korupsi bisa dilakukan dengan mengadakan lomba
diantara para siswa. Jika poster dan karikatur Anti Korupsi karya siswa tersebut dipasang
di sudut-sudut ruang atau geduang sekolah akan menumbuhkan rasa banggapada diri
siswa yang selanjutnya dapat memperkuat komitmen Anti Korupsi padadirinya.
f. Penyelenggaraan kantin kejujuran
Penyelenggaraan kantin kejujuran dapat dilakukan di sekolah.Sebelum
kantinkejujuran disiapkan, sekolah menyosialisasikan keberadaan kantin tersebut
danmenyampaikan prosedur pembeliannya.Keberadaan kantin harus di tempatterbuka,
makdusnya kantin tersebut mudah di jangkau dan dapat diawasi dariberbagai sisi. Secara
berkala sekolah membuka kas dan mengevaluasi persediaan barang danuang yang
diterima.Pembukuan kantin diumumkan setelah diadakan evaluasisecara berkala.

D. Kemitraan Tripusat Pendidikan


Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi dapat dilakukan melalui pengoptimalanfungsi
kemitraan tripusat pendidikan yang meliputi: sekolah, keluarga, dan masyarakat.Keterlibatan
tripusat Pendidikan dalam penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi dapatdilaksanakan
sebagai berikut.
1). Sekolah
Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi di sekolah dilaksanakan melalui tiga jalur,yaitu
kegiatan ekstrakurikuler, insersi dalam mata pelajaran yang relevan, dankegiatan pendidikan
lain yang terkait dengan pengembangan karakter.
2). Keluarga
Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi di sekolah harus diimbaskan dalamkeluarga
semua warga sekolah. Pengimbasan ini dapat dilakukan dengan cara:
a) Sekolah menyosialisasikan kegiatan pendidikan Anti Korupsi kepada orang tuasiswa
b) Laporan kegiatan siswa sehubungan dengan Pendidikan Anti Korupsi diketahuidan
ditandatangani oleh orang tua siswa.
3). Masyarakat
Pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi dapatdilakukan
melalui:
a) Masyarakat sebagai narasumber. Dalam hal ini sekolah dapat mengundangtim dari
kepolisian, kejaksaan, komisi pemberantasan korupsi, dan instansilain yang berwenang
dalam hal pemberantasan korupsi.
b) Masayarakat sebagai objek pengamatan bagi peserta didik dalam kegiatanPendidikan Anti
Korupsi.
BAB III
PENUTUP

Pendidikan Anti Korupsi adalah suatu hal penting dalam upaya pemberantasan
korupsi.Pemberantasan korupsi bukan hanya menyangkut bagaimana menangkap
danmemidanakan pelaku tindak pidana korupsi, tapi lebih jauh adalah bagaimanamencegah tindak
pidana korupsi agar tidak terulang pada masa yang akan datang melalui pendidikan Anti Korupsi.
Pendidikan Anti Korupsi yang diberikan di sekolah diharapkan dapat
menyelamatkangenerasi muda agar tidak menjadi penerus tindakan-tindakan korup
generasisebelumnya.Tapi hanya saja memberikan pendidikan Anti Korupsi bukan hal mudah.
Pendidikan Anti Korupsi harus ditekankan pada nilai Moralitas. Moralitas menjadibidikan
utama langkah preventif pemberantasan korupsi karena moralitas akanmenentukan tingkah laku.
Karena itu, wajar jika moralitas perlu diperbaiki denganberbagai cara, misalnya melalui pendidikan
dan penyehatan mental masyarakat.Kesehatan mental (mental health higine) masyarakat juga
terus ditingkatkan melalui pendidikan formal, informal dan nonformal, termasuk melalui pendidikan
budipekerti, wawasan kebangsanaan, dan pendidikan agama. Siswa-siswa juga perlu ditingkatkan
kesadaran moralnya, termasuk meningkatkan kesejahteraannya

Anda mungkin juga menyukai