PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan atas hasil rilis Transparancy International (TI) menunjukkan bahwa dari
tahun 1995-2008 posisi Indonesia berada pada kisaran 6 besar negara terkorup
di dunia. Sementara itu menurut survei yang dilakukan oleh Pacific Economic and
Risk Consultancy (PERC), menunjukkan bahwa pada tahun 2004-2006 Indonesia
menempati urutan pertama, sedang pada tahun 2007 menempati urutan kedua
dan tahun 2008 menempati urutan ketiga, sebagai negara terkorup di Asia.
Selain itu pemerintah Indonesia juga telah mengesahkan instrumen internasional yakni
United Nations Convention Against Corruption dalam bentuk Undang Undang No.
7 Tahun 2006 sebagai pengesahan atas Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Anti Korupsi. Beberapa pelaku tindak pidana Korupsi kini juga sedang diperiksa dan
diadili, disamping banyak pula yang sudah dijatuhi hukuman, baik dari kalangan
pejabat negara, anggota legislatif, pengusaha, maupun dari kalangan oknum
penegak hukum sendiri. Namun hal tersebut ternyata belum dapat menjamin
penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Masih diperlukan upaya-upaya lain yang lebih mendasar dalam
rangka membentuk karakter dan kepribadian bangsa yang Anti Korupsi.
Belajar dari pengalaman negara lain yang relatif berhasil memberantas Korupsi,
selain aspek penegakan hukum, yang tidak kalah pentingnya adalah aspek pencegahan
dalam bentuk pendidikan. Korupsi, kolusi, dan nepotisme (Korupsi) adalah salah
satu patologi sosial yang dalam jangka panjang bukan saja merugikan secara
ekonomis, namun juga dapat menghancurkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara, baik dari segi sosial, budaya, politik, dan spiritual. Oleh karena itu,
untuk melakukan 2 pemberantasan Korupsi di Indonesia tidak cukup dengan
penegakan hukum semata, tetapi harus disertai dengan upaya yang lebih sistematis
dan edukatif yang berorientasi pada penanaman kembali nilai, sikap, dan perilaku
terpuji yang bisa menghindarkan diri dari perilaku Korupsi. Untuk itu perlu
dilakukan upaya yang serius dan sistemtis yang dapat menggerakkan semua elemen
pendidikan untuk menciptakan semangat dan atmosfer Pendidikan Anti Korupsi.
Pilihan strategi untuk menanamkan nilai, pola pikir, sikap, dan perilaku Anti
Korupsi melalui pendidikan didasari atas pemikiran bahwa sekolah adalah proses
pembudayaan, sebagai lingkungan kedua bagi anak yang dapat menjadi tempat
pembangunan karakter dan watak. Karena itu jika sekolah dapat memberikan semangat
dan atmosfer yang sengaja diciptakan untuk mendukung internalisasi nilai, sikap, dan
perilkau Anti Korupsi, diyakini akan dapat memberikan sumbangan yang amat berarti
bagi upaya menciptakan generasi anak bangsa yang tangguh dan berperilaku
Anti Korupsi. Hal ini seseuai dengan Undang Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa salah satu
fungsi dari pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Strategi Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 1 Rantau dilakukan dengan cara
mengintegrasikan beberapa nilai dan perilaku Anti Korupsi ke dalam: (1)
pengembangan materi, metode, media, dan sumber belajar pada setiap mata
pelajaran, terutama mata pelajaran yang relevan; (2) pengembangan berbagai
bentuk kegiatan kesiswaan; (3) pembiasaan perilaku di kalangan warga sekolah.
Melalui ketiga strategi tersebut diharapkan akan dapat menciptakan atmosifr dan
budaya sekolah yang menudukung tumbuh dan berkembangnya pola pikir, sikap, dan
perilaku Anti Korupsi di kalangan warga sekolah.
B. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 1
Rantau adalah untuk:
1. Menanamkan nilai dan sikap hidup Anti Korupsi kepada warga sekolah SMA
Negeri 1 Rantau.
2. Menumbuhkan kebiasaan perilaku Anti Korupsi kepada warga sekolah SMA Negeri 1
Rantau.
Hasil yang ingin dicapai dari Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 1 Rantau adalah:
1. Tertanamnya nilai dan sikap hidup Anti Korupsi di kalangan warga sekolah SMA
Negeri 1 Rantau.
1. Secara kuantitas jumlah warga sekolah SMA Negeri 1 Rantau yang terus
bertambah secara signifikan dari waktu ke waktu yang melaksanakan Pendidikan
Anti Korupsi. Pendidikan Anti Korupsi adalah sebuah gerakan yang diharapkan
menjangkau seluruh warga sekolah di SMA Negeri 1 Rantau. Hal ini tentu
memerlukan partisipasi yang semakin meluas secara kuantitas.
3. Adanya dukungan kebijakan yang memadai dari Pemerintah Kabupaten Tapin dan
Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan. Dukungan kebijakan ini meliputi
aspek pemberian payung hukum (regulasi) baik dalam bentuk Peraturan Daerah,
Keputusan Gubernur/Bupati, maupun dalam bentuk Program Kerja dari Dinas
Pendidikan. Dukungan kebijakan meliputi pula aspek manajemen dan pendanaan
dengan pemberian dana stimulan bagi SMA Negeri 1 Rantau yang melaksanakan
Pendidikan Anti Korupsi.
4. Adanya keterlibatan dari pihak-pihak lain di luar sekolah SMA Negeri 1 antau
BAB II
PROFIL SEKOLAH SMAN 1 RANTAU
1. Visi : Berimtaq, Unggul dalam Mutu, Disiplin, Berbudi Pekerti Luhur, Berbudaya
Lingkungan dan Mampu Bersaing di Era Global.
2. Misi Sekolah :
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Than Yang Maha Esa serta
d. Meningkatkan budi pekerti dan akhlakul karimah, sehingga berperilaku santun dalam
perbuatan dan perkataan baik terhadap orang tua, guru dan sesama teman.
B. Tujuan Sekolah:
1. Setiap siswa menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya secara
benar dalam kehidupan sehari-hari.
8. Memiliki sikap peduli dan sadar lingkungan yang bersih melalui pembiasaan
dan pembelajaran berkelanjutan, sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan indah.
C. PROFIL SEKOLAH
1. Identitas Sekolah
NIS : 13011554001
NSS : 310150407001
NPSN : 30301491
Akreditasi : A
Website : smarantau.blogspot.com.
NIP.196702221992031007
Tanah sekolah sepenuhnya milik sekolah SMAN 1 Rantau Kabupaten Tapin, Luas
sepanjang 360 m.
Pagar : 680 m
b. Gedung Sekolah
Bangunan sekolah pada umumnya dalam kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk
NAMA SARANA
PRASARANA
JUMLAH
RUANG
LUAS
KETERANGAN
Wc guru 2 6
WC SISWA 16 96 Baik
OSIS 1 20 Baik
UKS 1 15 Baik
1 15 Baik
1 Baik
Komputer 46 12 rusak
3. Anggaran Sekolah.
Anggaran sekolah berasal dari dana pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Tahun
Pelajaran
Pemerintah
(Rupiah)
Komite
Sekolah
(Rupiah)
computer ,1 laptop)
wc(bangun baru
sesuai rencana
2010/2011 100000 -
2011/2012 100000 -
TAHUN RUTIN
BOS
(DAERAH DAN
PUSAT)
intrakurikuler dan ekstrakurikuler siswa seuai dengan proposal yang disetujui. Sejak
tahun ajaran 2007/2008, dimulai bulan januari 2007, iuran komite dibebaskan karena
disubsidi oleh PEMDA Kabupaten Tapin, diluar itu untuk keperluan yang jelas dan
untuk kepentingan mutu dan kegiatan siswa masih dapat dimintakan sumbangan
4. Personil Sekolah
SMA Negeri 1 Rantau didirikan pada tanggal 1 Agustus 1965 dengan surat keputusan
1 Nopember 1965. SMAN 1 Rantau lahir dari sekolah swasta / masyarakat dibawah
yayasan Darma Bakti dan dijadikan SMA Negeri karena didorong sebagai syarat bagi
berdirinya Kabupaten Tapin yang jatuh pada tanggal 30 Nopember 1965. Pimpinan
sekolah yang pernah bertugas di SMA Negeri Rantau Kabupaten Tapin Kalimantan
Selatan adalah:
5. Kepala Sekolah
10
f. Nomor HP : 085248063092
NO NAMA JABATAN
PANGKAT/
GOL
STATUS
Kurikulum
Pembina/IVa PNS
2 Padiya,S.Pd. Wakasek
Kesiswaan
Pembina/IVa PNS
Prasrana
Pembina/IVa PNS
7. Dewan Guru
Jumlah seluruh personil sekolah ada sebanyak 52 orang, terdiri atas guru 41
orang,
NO NAMA JABATAN
PANGKAT/
GOL
STATUS
Sekolah
pembina/iva PNS
Humas
pembina/iva PNS
11
12
HONOR
NO NAMA JABATAN
PANGKAT/
GOL
STATUS
orang. Persebaran jumlah peserta didik antar kelas merata. Peserta didik di kelas X
sebanyak 7 rombongan belajar. Peserta didik pada kelas XI ada 7 rombel (IPA 3
kelas , IPS 4 kelas) di kelas XII ada 7 rombel. (IPA 2 kelas , IPS 5 kelas) dalam
kelulusan tahun pelajaran 2012/2013, Jumlah siswa 156 orang (IPA 65 orang
dan
Kelas
Jumlah
Jumlah
13
Laki-laki Wanita
X 1 8 27 35
X 2 20 15 35
X 3 15 20 35
X 4 12 23 35
X 5 19 15 34
X 6 16 17 33
X 7 17 18 35
XI IPA 1 8 25 33
XI 1PA 2 13 18 31
XIIPA 3 17 7 24
XI IPS 1 5 20 25
XI IPS 2 18 9 27
XI IPS 3 17 75 24
XI IPS 4 12 15 27
XII IPA 1 12 20 32
XII IPA 2 13 17 30
XII IPS1 13 13 26
XII IPS 2 13 10 23
XII IPS 3 21 5 26
XII IPS 4 15 12 27
XII IPS 5 6 23 29
Peserta didik yang tidak naik kelas dan angka putus sekolah DO (Droup-Out) ternyata
Tahun
Pelajaran
Jumlah
Kelas
Jumlah
SISWA
Sekolah/DO
1999/2000 15 363 - 4 (KAWIN)
2001/2002 15 393 3 -
2002/2003 15 433 5 -
2004/2005 15 432 - 3
2005/2006 15 434 - 4
2006/2007 15 434 4 5
2007/2008 16 485 - -
2008/2009 16 486 4 -
2009/2010 18 488 4 -
2010/2011 18 485 4 -
2011/2012 18 487 3 -
14
2012/2013 21 628 5 -
2013/2014 21 635 5 -
Tingginya keadaan tidak naik kelas dan putus sekolah peserta didik terutama
disebabkan masih kurangnya kesadaran orang tua dan peserta didik tentang
arti
Wilayah Kabupaten Tapin yang terdiri dari tanah dataran tinggi dan rawa, yang mata
berdagang, PNS, TNI, POLRI, jual jasa, tukang, dan potensi alamnya mempengaruhi
3 Pegawai Swasta 34 7 %
4 Pedagang 32 6,6 %
Kerja sama dengan orang tua peserta didik dilaksanakan melalui Komite Sekolah.
Ada lima peran orang tua dalam pengembangan sekolah, yaitu sebagai:
1. donatur dalam menunjang kegiatan dan sarana sekolah, namun belum berjalan
5. sumber belajar.
Kerja sama antara sekolah dengan alumni belum dapat digali secara maksimal
15
PERING
KAT
TINGKAT
TAHUN
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
PENGHAR
GAAN
2011
(PRAMUKA)
2 V
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
21 MEKA AULIA RABAN XI IPA-2 SDA 1 V
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
35 WAHYUNITA XI IPS-4
1 V
2012
1 V
2012
KEJUARAAN BASKET
BINUANG MUDA
1 V
2012
16
KEJUARAAN BASKET
BINUANG MUDA
2 V
2012
KEJUARAAN BASKET
LEAGUA KALSEL
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
58
DANCE 3 V
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
80
PRAMUKA 1 V
2012
2012
17
2012
2012
2012
86
2012
87
2012
88
2012
89
SILAT PUTRA 1 V
2012
90
BULU TANGKIS PUTRA 1 V
2012
91
PUTRI
1 V
2012
92
PUTRI
1 V
2012
93
PUTRA
1 V
2012
94
PUTRA
2 V
2012
95 M. ADARIANSYI XI IPS-2 FOTOGRAFI 3 V
2012
2012
2012
KG
1 V
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
18
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
134 HADI SUDIRMANTO X G
61 KG)
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
V
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
166 OSIS
2013
2013
19
BAB III
dilakukan ke semua mata pelajaran. Namun pada tahap awal pengintegrasian dilakukan
kepada tiga mata pelajaran yang dipandang paling relevan, yaitu mata pelajaran
penegasan mengenai nilai dan perilaku Anti Korupsi yang seperti apa yang akan
Nilai dan perilaku Anti Korupsi yang diintegrasikan dalam mata pelajaran dapat
Korupsi
Ciri-ciri
perlu dihindari.
perlu dikembangkan.
masyarakat.
dilakukan siswa.
waktu.
20
Korupsi
Ciri-ciri
haknya.
dengan haknya.
dengan haknya.
bermasyarakat dan
bernegara.
6 Memiliki kebanggaan
perilaku korupsi.
c. Menjadi teladan perilaku Anti korupsi.
dan KD yang ada dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Pendidikan
tertentu yang mengandung muatan nilai dan perilaku Anti Korupsi tertentu.
Hasilnya ada nilai dan perilaku Anti Korupsi tertentu yang terkandung dalam
sejumlah SK dan KD tertentu pada ketiga mata pelajaran tersebut dan ada
yang
hanya terkandung dalam sejumlah SK dan KD pada satu atau dua mata.
3. Strategi Integrasi
21
muatan nilai dan perilaku Anti Korupsi. Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa
belajar juga harus dilakukan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan.
nilai dan perilaku Anti Korupsi tertentu sesuai dengan tingkat perkembangan
intelektual siswa. Dengan demikian suatu nilai dan perilaku Anti Korupsi tertentu
skenario yang dapat mendorong terjadinya proses internalisasi nilai dan tumbuhnya
Integrasi melalui media dan sumber belajar dengan memilih penggunaan media dan
sumber belajar yang mengandung muatan nilai dan perilaku Anti Korupsi tertentu
muatan nilai dan perilaku Anti Korupsi dimaksud maupun tidak. Beberapa media
dan sumber belajar tersebut diantaranya adalah gambar, foto, video, berita
media
massa, puisi, sajak, cerpen, prosa, pantun, dan sejenisnya yang berkaitan
dengan
korupsi.
dimaksudkan untuk mendorong terjadinya internasilasi nilai dan tumbuhnya sikap dan
perilaku Anti Korupsi melalui aktivitas dan pengalaman nyata siswa. Pada
prinsipnya
semua kegiatan kesiswaan secara instrinsik mengandung muatan nilai dan perilaku Anti
Korupsi dengan kadar yang berbeda. Namun jika tidak dikembangkan secara
sengaja
dan terencana tidak akan dapat tumbuh dan berkembang secara efektif.
Kegiatan
kesiswaan yang dimaksud baik kegiatan kesiswaan yang selama ini sudah ada
dan
dilaksanakan maupun yang baru akan diadakan dan dilaksanakan, baik yang
22
diantaranya adalah: (a) Kepengurusan OSIS; (b) Pramuka; (c) Koperasi Siswa;
(d)
PMR; (e) Majalah Dinding atau Majalah Sekolah/Siswa; (f) Peringatan Hari-hari Besar
Nasional dan Keagamaan; (g) Pentas Seni; (h) Pertandingan Olahraga, dan
sebagainya.
Nilai dan perilaku Anti Korupsi yang ditanamkan melalui pengembangan kegiatan
bersama.
Anti Korupsi.
tindak Korupsi.
g. Memiliki wawasan dan pola pikir yang mantap dan luas mengenai perilaku Anti
Korupsi.
Anti Korupsi.
Korupsi.
j. Memiliki perasaan dan kesan yang kuat untuk menghindar dari perilaku
Korupsi.
2. Strategi Pengembangan
PMR, Koperasi Siswa, dll) dan panitia kegiatan dilaksanakan secara demokratis
23
kemampun profesional dari calon. Perlu dikembangkan pula sistem dan tata cara
pemilihan secara terbuka disertai dengan penyampaian alasan yang obyektif dan
rasional.
itu setiap pengurus atau kepanitiaan perlu menuliskan setiap jenis pekerjaan
yang telah dilakukan dalam jurnal kegiatan individual pengurus atau panitia
c. Semua hasil keputusan rapat, setiap rencana, proses pelaksanaan, dan hasil
Kegiatan Siswa secara terbuka. Untuk itu setiap proses dan hasil keputusan
rapat ditulis dalam berita acara yang ditandatangani dan disahkan oleh pengurus
secara rinci, dan setiap selesai pelaksanaan kegiatan sesegera mungkin atau
secepatnya ditulis laporan keuangan sesuai dengan apa adanya memuat rincian
segala jenis penerimaan dan pengeluaran secara lengkap disertai dengan bukti-bukti
yang sah. Rencana dan realisasi anggaran sebagaimana tertuang dalam
Siswa disertai dengan foto copy semua bukti penerimaan dan pengeluarannya.
lainnya dalam Majalah Dinding Siswa. Rubrik ini diisi secara bergiliran oleh
setiap kelas. Pengisian rubrik Anti Korupsi ini bisa dilombakan dan diberikan
dalam lomba dilakukan secara obyektif dan transparan. Hasil penilaian secara
rinci dimumkan dalam rubrik itu pula. Lomba bisa dilakukan dalam kurun
waktu tertentu untuk beberapa edisi secara bersambung. Rubrik Anti Korupsi
24
bisa diisi dengan kisah nyata, karikatur, puisi, sajak, cerpen, cerita bergambar,
f. Pada peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan bisa dilakukan berbagai
lomba yang mengandung muatan Anti Korupsi. Seperti lomba pidato Anti
Korupsi, pembuatan dan pembacaan Puisi Anti Korupsi, menulis cerpen Anti
membuat karikatur Anti Korupsi, lomba cipta lagu Anti Korupsi, dan
cergam, sajak atau yang lainnya dapat dipasang secara permanen di sudut-sudut
g. Pada saat-saat tertentu, baik pada saat peringatan hari besar nasional atau
hari
besar keagamaan maupun setiap saat bisa dilakukan dialog, ceramah, diskusi,
nara sumber yang berkompeten dari luar sekolah, seperti Kepolisian, Kejaksaan,
h. Pada akhir atau awal tahun pelajaran dilaksanakan Pentas Seni Siswa
dengan
pantomim, puisi, lagu, dan sebagainya yang mengandung nilai dan perilaku anti
korupsi. Selain itu juga bisa dilaksanakan pameran hasil karya siswa dengan
dapat dirancang dengan memberikan muatan nilai dan prilaku anti korupsi.
i. Berbagai kegiatan dan kejuaraan olah raga perlu ditekankan pada internalisasi
nilai dan penumbuhan sikap yang mendukung perilaku Anti Korupsi, seperti
kerja keras, disiplin, sportifitas, taat aturan, anti kecurangan, beroirentasi pada
siswa tentang lebih pentingnya beberapa sikap dan perilaku tersebut dibanding
dilakukan. Karena itu penilaian terhadap kegiatan dan kejuaraan olahraga siswa
yang selama ini hanya berdasarkan pada hasil kemenangan dalam pertandingan
perlu diubah dengan penilaian yang berdasarkan kriteria beberapa sikap dan
25
perilaku di atas. Dengan demikian yang meraih juara bukan lagi mesti yang
menang dalam pertandingan, tetapi bisa yang terbaik, kerja keras, yang paling
disiplin dan taat aturan, paling jujur, paling sportif, dan sebagainya.
j. Penanaman nilai dan perilaku Anti Korupsi juga bisa dilakukan melalui
mendalam.
lainnya yang dapat dikembangkan dengan desain yang bisa menjadi strategi
bagi
kesiswaan ini tergantung dari kondisi riil dan potensi yang dimiliki oleh masing-
masing sekolah.
C. Pembiasaan Perilaku
perilaku secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama, sehingga perilaku
yang
dilakukan secara berulang-ulang tersebut lambat laun secara pasti akan memibiasa dan
Nilai dan perilaku Anti Korupsi yang ditanamkan melalui pembiasaan perilaku
umum.
c. Berperilaku jujur pada diri sendiri dan orang lain dalam melakukan transaksi.
d. Berperilaku hanya mau menerima sesuatu yang memang menjadi hak atau
26
2. Strategi Pembiasaan
kuat dan tahan lama. Hal ini berarti perlu membangun komitmen secara terus
setiap kegiatan upacara, baik upacara setiap hari Senin, upacara setiap tanggal
“Komitmen Anti Korupsi” bisa dilakukan oleh salah satu siswa untuk
Kas Sosial Kelas. Kebiasaan mengelola keuangan Kas Sosial Kelas secara
jujur, transparan, dan penuh tanggung jawab akan dapat membentuk pembiasan
terhadap perilaku tersebut. Lebih dari itu dengan Kas Sosial Kelas dapat
Kejujuran adalah salah satu sikap utama yang mempunyai sumbangan besar
kejujuran ini salah satunya dapat dilakukan melalui Kantin Kejujuran yang
dikelola dengan semangat kejujuran yang tinggi. Rancangan model Kantin
27
Salah satu perwujudan sikap jujur adalah tidak mau memiliki sesuatu benda apa
pun yang bukan miliknya, meskipun benda itu hasil temuan dan ternyata tidak
ada yang memiliki. Pembiasaan sikap ini sangat efektif dan relevan untuk dapat
tersebut adalah dengan mengadakan Pos Kehilangan dan Benda Tak Bertuan.
oleh setiap warga sekolah, baik yang ada pemiliknya maupun tidak ada
pemiliknya. Warga sekolah yang merasa kehilangan sesuatu setiap saat bisa
datang ke Pos tersebut untuk mencari apakah barang miliknya yang hilang ada
ditemukan orang lain dan diserahkan ke Pos tersebut. Tata cara dan
mekanisme kerja pada Pos Kehilangan dan Barang Tak Bertuan ini bisa
mekanisme klarifikasi dengan mencatat identitas diri dan barang yang miliknya
“Salam” dan “Yel-yel” yang secara ekstrim dan eksplisit menolak perilaku
sekolah yang berjumpa di jalan atau tempat-tempat lain, atau dalam pertemuan-
pertemuan warga sekolah, atau bahkan pada saat akan memulai dan mengakhiri
pembelajaran di kelas, setelah pemberian salam secara keagamaan dengan
pemasangan poster atau karikatur yang mengandung nilai dan perilaku Anti
28
Korupsi. Poster memuat slogan yang berupa kata-kata hikmat yang bermakna
siswa dan dipasang secara cantik di sudut-sudut ruang atau gedung sekolah
para siswa. Jika poster dan karikatur Anti Korupsi karya siswa tersebut di
bangga pada diri siswa yang selanjutnya dapat memperkuat komitmen Anti
NO KEGIATAN SASARAN
HASIL YG
DIHARAPKAN
KET
Terbentuknya TIM
Pelaksana PAK
Dipahaminya
warga sekolah
KEGIATAN KREATIF
Tersusunnya POS
PAK Sekolah
Tersusunnya
Instrumen Kendali
POS PAK
3. Kegiatan Kreatif
Terciptanya
kreatifitas siswa
dalam memahami
Mading
b. Lomba Karya Tulis Ilmiah Anti Korupsi Siswa
Terciptanya
kreatifitas siswa
dalam memahami
Karya Ilmiah
Terciptanya
kreatifitas siswa
dalam memahami
Puisi
Peserta seminar
memahami tentang
PAK
Terbentuknya
website sekolah
Terbentuknya
Pengumuman untuk
PAK
c. Pembuatan Slogan, stiker, poster anti korupsi Sekolah
Terbentuknya
29
anti korupsi.
TIM Pelaksana
PAK
Tersusunyan laporan
Pelaksanaan Bansos
PAK
NO KEGIATAN
BULAN
KET
2. Sosialisasi Program
KREATIF
a. Pengembangan Website
(PAK)
Rantau
Ketua : ........................
Sekretaris :.........................
Bendahara :.......................
Seksi-seksi :
A. Kegiatan Seminar : 1............
2..............
3..............
2..............
30
3...............
2............
3............
2...............
3.............
1................
2..............
3..............
2...........
3..........
31
BAB IV
NO KEGIATAN
ANGGARAN
2. Sosialisasi Program -
d. Konsumsi -
JUMLAH A 15.000.000,00
3. Kegiatan Kreatif
32
4. Konsumsi -
5.000.000,00 5.000.000,00
Pengumuman 2,00
7.500.000,00 15.000.000,00
JUMLAH B 42.000.000,00
JUMLAH C 3.000.000,00
33
BAB V
PENUTUP
A..Kesimpulan.
Berdasarkan uraian di atas pada BAB I sampai BAB III dapat kita simpulkan
sebagai
berikut :
diperlukan kerjasama dari semua pihak baik sekolah (Kepala sekolah, guru, TU
Kami selaku kepala SMAN 1 Rantau berharap semoga program Pendidikan Anti
Korupsi (PAK) ini dapat terealisasi sesuai yang direncanakan, sehingga upaya
peningkatan
mutu pendidikan di SMAN 1 Rantau dapat tercapai dengan sukses dan lancar.
Saran-saran yang kami sampaikan adalah agar program Pendidikan Anti Korupsi
(PAK) ini mendapat dukungan dari semua pihak baik orang tua siswa, komite sekolah
dan
pemerintah.
Demikian program Pendidikan Anti Korupsi (PAK) ini kami sampaikan, semoga