Anda di halaman 1dari 41

MANAJEMEN RISIKO K3

DI FASYANKES
Dasar Hukum
1. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan pemerintah No 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
5. Perpres No 7 tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
6. Kepmenkes No 432 tahun 2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit;
7. Permenkes No 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
8. Permenkes No 66 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit;
9. Permenkes No 52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Manajemen Risiko
Terciptanya lingkungan kerja yang sehat,
selamat, aman dan nyaman;
MENGAPA ? Meningkatkan produktivitas kerja;
Pemenuhan standar ???

MANAJEMEN BAGAIMANA ?
Identifikasi potensi bahaya, penilaian
risiko, dan pengendalian risiko
RISIKO

Untuk meminimalkan risiko K3 yang


ada di RS & fasyankes guna mencegah
UNTUK terjadinya PAK dan KAK pada SDM
APA ? fasyankes dan insiden pada pasien,
pendamping & pengunjung.
FILOSOFI DI BALIK

MANAJEMEN RISIKO

‘plan for the best - prepare for the worst‘


‘merencanakan yang terbaik - bersiap untuk yang terburuk‘
Manajemen Risiko
• Penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan aktivitas dalam
kegiatan identifikasi BAHAYA, analisa, penilaian, penanganan dan pemantauan serta
peninjauan ulang RISIKO
• Proses yang berkesinambungan, sistematik, logik, dan terukur untuk mengelola dan
mengendalikan risiko yang ada.

This Standard specifies the elements of the risk management


process, but it is not the purpose of this Standard to enforce
uniformity of risk management systems.
AS/NZS 4360 1999/2004
APA BEDA BAHAYA & RISIKO
Nomenklatur Dalam MR
• Bahaya (hazard): Apapun (peralatan, mesin, metode kerja, material, kondisi) yang mempunyai potensi untuk
menimbulkan kerugian baik pada keselamatan maupun kesehatan.

• Bahaya K3: bahaya yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan, menurunkan derajat kesehatan,
menyebabkan sakit/cedera bahkan kematian.

• Risiko: Kemungkinan/peluang untuk terjadinya dampak pada keselamatan dan kesehatan sebagai akibat
adanya pajanan bahaya.

• Probabilitas: Kemungkinan terjadi atau tidak terjadinya sesuatu.

• Konsekuensi: Dampak yang ditimbulkan akibat pajanan bahaya seperti penyakit akibat kerja, kecelakaan
akibat kerja, bahkan kematian.

• Manajemen Risiko: Upaya yang logis dan sistematis dalam mengendalikan risiko, dan terdiri dari tahapan:
persiapan/ penetapan konteks, identifikasi, analisis, evaluasi dan pengendalian risiko, komunikasi dan
partisipasi, serta pemantauan dan telaah ulang.
• Umumnya berasal dari energi yang dilepaskan dari alat,
proses kerja, serta berasal dari lingkungan, contoh:getaran,
kebisingan, pencahayaan, iklim kerja, radiasi
• Bahaya gravitasi (seperti jatuh dari ketinggian, terpeleset,
tersandung),
• Hasil interaksi antara aspek desain kerja, • Mekanik (seperti benda bergerak, mesin potong),
organisasi dan pengelolaan pekerjaan, • Listrik, radiasi nuklir, dan gas bertekanan
kondisi sosial serta lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan pekerja melalui Bahaya
persepsi dan pengalamannya Fisik • Bahaya kimia berasal dari sifat alami/
• Bahaya ini dapat mempengaruhi kandungan yang terdapat dalam
produktivitas perusahaan, kualitas produk bahan kimia, baik berbentuk gas, uap,
dan jasa, dan iklim kerja organisasi. cairan, padatan, powder, dll.
• Contoh : gaji dan fasilitas kerja kurang, Bahaya
Bahaya • Dampak kesehatan akibat bahan kimia
hubungan kerja yang tidak baik, Kimia
Psikososial dapat sangat luas spektrumnya dari
komunikasi yang tidak baik, dll iritasi, sensitisasi, asfiksia,
Bahaya karsinogenik, hingga mutasi gen.
• Pajanan melalui: inhalasi (jalur
pernapasan), ingesti (jalur
pencernaan), injeksi, kontak mata,
dan kontak melalui kulit

Bahaya
Disebabkan karena ketidaksesuaian
interaksi antara pekerja, peralatan, Bahaya Biologi • Bersumber dari organisme dan
lingkungan dan organisasi kerja (desain Ergonomi mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, algae,
peralatan, tempat, prosedur, dan postur virus, tanaman, dan binatang (insect, lebah,
kerja). ular, dll)
• Dampak kesehatan: Gangguan Otot • Dapat menyebabkan penyakit yang dapat
Tulang Rangka Akibat Kerja (GOTRAK) menular dari satu orang ke orang yang lain
• Faktor risiko: postur statis, postur • Faktor yang mempengaruhi: sistem
janggal, penanganan beban manual, pengaturan udara (ventilasi), kelembaban,
pekerjaan repetitive, berat beban objek suhu, iluminasi alami dari cahaya matahari,
housekeeping, dan kekebalan tubuh manusia
KONSEP DASAR :
Pengendalian
Manusia
Proses/
System kerja
KECELAKAAN
Hazard/Bahaya Risiko

Lingkungan
kerja Material
DAMPAK
FASILITAS/
MANUSIA
LINGKUNGAN
Kata Kunci MANAJEMEN RISIKO
Risiko  kemungkinan dari faktor bahaya yang mengancam
pencapaian pencapaian visi dan tujuan organisasi.
Manajemen Risiko K3 metode yang logis dan sistematis dari suatu
rangkaian kegiatan untuk mengendalikan risiko, baik PAK maupun KAK.

Proses manajemen risiko meliputi:


 Persiapan/Perencanaan Terhadap:
 Proses produksi
 Identifikasi risiko  Alat/perkakas kerja
 Analisis risiko--penilaian & status risiko  Mesin
 Material/Bahan
 Evaluasi dan Pengendalian risiko  Lingkungan Kerja
 Komunikasi dan Partisipasi  Posisi kerja
 Monitoring risiko  Layout

 Perbaikan berkelanjutan

Kewajiban
Pimpinan/Manajemen wajib melakukan penilaian risiko
3 PRINSIP DLM MANAJEMEN RISIKO

• Risiko tidak dapat dihilangkan (selalu ada)

• Risiko dapat dikendalikan / dikelola

• Penilaian suatu risiko dipengaruhi oleh persepsi --- penilai harus

memiliki kompetensi pada lingkup kerja yang dinilai


AS/NZS 4360 1999/2004
A. Persiapan
• Komitmen

• SK Tim

• Tim yang bertugas

• Prosedur pelaksanaan

• Dokumen pelaksanaan

• SDM Terlatih

• Penentuan scope dan waktu

• Dll.
Siapa timnya Kapan dilakukan
(SDM) (Waktu)

Perencanaan

Bagaimana caranya
(Metode)
Dimana (unit/level…)
akan dilakukan MR
(Ruang Lingkup dan
tujuan)

16
B. Pengenalan Potensi Bahaya

Suatu upaya mengenali atau mengidentifikasi potensi

bahaya yang dapat berdampak pada SDM RS &

Fasyankes, pasien, pendamping pasien, pengunjung,

maupun masyarakat di sekitar lingkungan RS & fasilitas

pelayanan kesehatan.
Kenali Bahaya
&
Risikonya ???

Kenali Proses
Produksi dari
Awal hingga
Akhir

Kenali semua bahan/material yang digunakan Kenali semua alat/perkakas/mesin yang terlibat
IDENTIFIKASI BAHAYA
HIRADC JSA
• Hazard identification risk • Job safety analisis
assessment determination • Menganalisis bahaya yang
control mungkin terjadi di satu jenis
• Mengidentifikasi semua bahaya pekerjaan/ jabatan.
di seluruh proses kerja di tempat
kerja
C.ANALISA DAN PENILAIAN RISIKO
Untuk mengetahui kategori risiko tinggi, sedang, atau rendah

Analisa risiko dapat dilakukan dengan metode kualitatif dengan melihat

efek bahaya potensial (efek) dan kemungkinan terjadinya (probabilitas).

RISIKO = EFEK X PROBABILITAS


Menentukan tingkat kecenderungan dari setiap bahaya yang
teridentifikasi untuk bisa menyebabkan sakit / cedera

• Siapa yang terpapar risiko bahaya


• Seberapa sering (frekuensi) proses kerja yang berisiko tersebut harus
dilakukan.
• Seberapa sering (frekuensi) dampak tersebut terjadi.
• Seberapa mungkin (probabilitas) dampak itu terjadi
• Seberapa berat (dampak) risiko muncul pada proses kerja yang berisiko
tersebut jika harus dilakukan.
• Apa saja hal-hal yang bisa meningkatkan kecenderungan Yankes untuk
menderita kerugian akibat potensi bahaya tersebut.
KATEGORI DAMPAK/KONSEKUENSI
KATEGORI KEMUNGKINAN/PROBABILITAS
MATRIK RISIKO
SKALA TINGKAT RISIKO
D. EVALUASI RISIKO
Merupakan proses membandingkan antara hasil analisis risiko dengan pengendalian yang telah
diimplementasikan. Dalam tahapan ini diputuskan apakah pengendalian yang ada telah
mencukupi atau perlu dilakukan pengendalian tambahan.

Memutuskan mengenai risiko mana yang memerlukan pengendalian tambahan & prioritas
pengendaliannya.
Hasil Analisa Risiko

Lakukan pengambilan keputusan

Apakah risiko bisa diterima? Apakah risiko harus


(acceptable risk?) dikendalikan?
(risk reduction/control)?
Unacceptable risk
E. PENGENDALIAN RISIKO
Pengambilan tindakan-tindakan untuk mengeliminasi / mengurangi kecenderungan dari

paparan faktor bahaya yang dapat menyebabkan kerugian-kerugian organisasi/Yankes.

Upaya pengendalian potensi bahaya yang ditemukan


di tempat kerja. Pengendalian risiko perlu dilakukan
sesudah menentukan prioritas risiko.
Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus dilakukan upaya pengendalian risiko

agar tidak menimbulkan kerugian bagi organisasi.

Prinsip dari pengendalian risiko/risk control dalam organisasi yaitu:

 Ikuti Hierarchy of Control


Menghindari risiko --- eg:pengalihan resiko (asuransi atau pihak
ketiga), menghilangkan/memodifikasi/mengganti suatu proses kerja
tersebut
 Mengurangi risiko
 Mengurangi keseringan dan/atau kemungkinan

 Mengurangi akibat
F. Komunikasi dan Konsultasi
• Komunikasi dan konsultasi merupakan hal yang penting pada setiap langkah atau
tahapan dalam proses manejemen risiko. Ini diperlukan karena persepsi risiko dapat
bervariasi pada setiap orang, karena perbedaan asumsi, konsep, isu-isu, dan
kepentingan tiap orang dalam tim.

• Pengelola K3 fasyankes dengan pekerja yang ada di RS & RS & fasyankes

• Pekerja yang ada di fasyankes dengan pihak pengelola K3

• Komunikasi internal tim K3

• Komunikasi dan konsultasi dengan pihak eksternal.


G. Pemantauan Risiko Peninjauan ulang Risiko
• Pemantauan selama pengendalian risiko berlangsung perlu
dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang bisa
terjadi.
• Perubahan-perubahan tersebut kemudian perlu ditelaah ulang
untuk selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan.
• Pada prinsipnya pemantauan dan telaah ulang perlu untuk
dilakukan untuk menjamin terlaksananya seluruh proses
pengelolaan risiko dengan optimal
• Jika ternyata sudah tidak relevan maka perlu dilakukan proses
MR kembali sesuai siklus.
Pemantauan K3 di RS dapat dilakukan melalui:

• Inspeksi (melihat, mengenali potensi risiko) tempat kerja secara teratur.

• Inspeksi yang dilaksanakan oleh Tim K3/pengelola K3 di RS & Fasyankes.

• Masukan dari petugas yang melakukan tugas di tempat yang diperiksa.

• Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat
inspeksi.

• Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektivitasnya.

• Laporan inspeksi yang diajukan kepada pimpinan RS & Fasyankes atau penanggung
jawab RS & Fasyankes.

• Evaluasi kegiatan dapat dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam setahun


CONTOH FORM MANAJEMEN RISIKO

- KUALITATIF -

38
TERIMA KASIH
41

Anda mungkin juga menyukai