6. Pengelolaan Prasarana RS
2. K3 di RS
dari Aspek K3
?
Bahaya dan Risiko
Kenali Bahaya dan Risiko!
Bahaya dan Risiko dalam Proses Kerja
Lingkungan
Kerja Mesin
Peralatan
KERUGIAN/ DAMPAK
Definisi
BAHAYA:
Sumber atau situasi yang dapat menyebabkan
penyakit atau cedera pada manusia, dan
kerusakan properti, atau kombinasi dari ini (AS
4801)
Jenis:
1. Tindakan (Unsafe Action)
2. Kondisi(Unsafe Condition)
88%
Kecelakaan disebabkan oleh
UNSAFE ACTION
(W.H Heinrich, 1931)
• Getaran
• iklim kerja
Bahan kimia dengan berbagai
• tekanan udara
bentuk:
• Konflik FISIK • radiasi • Partikel/debu
• Stres kerja • Cairan
• Kekerasan • Mekanik
• Uap/Vapour
• Karir • Elektrik • Mist
• dll • dll
• Kebisingan
Dapat menimbulkan
PSIKOSOSIAL KIMIA kecelakaan dan/atau sakit
ERGONOMI BIOLOGI
Potensi Bahaya Menurut Area Kerja: Penunjang Medis
ICON
AREA PAJANAN
Farmasi Absorbsi obat-obatan, ergonomi,
kecelakaan, Lateks
Sentral Sterilisasi Gas anestesi, Compressed gases, Bahan
sterilisasi, pembersih, Ergonomi, kecelkn
Laundry Bahan cucian terkontaminasi, Bising,
Panas, Kecelakaan, kebakaran,
mengangkat beban
Urusan Rumah Cairan pembersih, bahan terkontaminasi,
Tangga lateks, beban mengangkat
Dapur Panas, kebakaran/listrik,
Pembuangan Bahan terkontaminasi, radiasi, benda
Limbah tajam
ICON
Potensi Bahaya Menurut Area Kerja: Pelayanan Pasien
AREA PAJANAN
Klinik Biologis: Blood- & Airborne pathogen
Ergonomic, Lateks
Kecelakaan: terpeleset, Benda tajam
Ruang Bedah S.D.A.Gas anestesi, Laser
Proses yang
bertahap dan berkesinambungan
untuk mencegah terjadinya
kecelakaan (KAK) dan penyakit akibat
kerja (PAK) secara komperhensif di
lingkungan Rumah Sakit
Tujuan Manajemen Risiko
1) Menghilangkan atau meminimalkan potensi bahaya di tempat kerja agar
terhindar dari gangguan kesehatan, penyakit akibat kerja dan kece-
lakaan kerja
2) Meminimalkan meluasnya efek yang tidak diinginkan
3) Memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi dengan meminimalkan
kerugian
4) Melaksanakan program manajemen secara efisien
5) Menjadi dasar untuk penyusunan program yang tepat
6) Menciptakan manajemen proaktif
7) Menyelesaikan masalah lebih awal karena deteksi dini terhadap
risiko akan lebih murah
Langkah Manajemen Risiko K3 di RS
1. Persiapan/penentuan konteks
kegiatan yang akan dikelola
risikonya;
2. Identifikasi bahaya potensial;
3. Analisis risiko;
4. Evaluasi risiko;
5. Pengendalian risiko;
Review dokumen
Observasi
Wawancara pekerja
Walkthrough survey
Identifikasi Bahaya
Proses kerja paling tidak terdiri atas 5 komponen yang saling berinteraksi
Sumber bahaya berasal dari setiap komponen proses
Metode/
Lingkungan Mesin Material/
Manusia Prosedur/
Kerja Peralatan Bahan
Cara Kerja
Bahaya/Hazard
Biologi :
bakteri, virus, serangga, jamur, tikus,
kecoa, mikroorganisme lainnya
Bahaya Ergonomi
Ergonomi :
posisi statis, manual handling, mengangkat
beban, gerakan berulang
Bahaya Psikososial
Psikososial :
beban kerja, hubungan atasan dan bawahan,
hubungan antar pekerja yang tidak harmonis,
stress kerja
Bahaya Mekanikal
Mekanikal :
terjepit mesin, tergulung, terpotong,
tersayat, tertusuk
Bahaya Elektrikal
Elektrikal :
tersengat listrik, listrik statis, hubungan
arus pendek, kebakaran akibat listrik
3. Analisis Risiko
Adalah risiko terkait dengan Adalah risiko terkait Adalah risiko terkait menjaga
tujuan organisasi rencana pengembangan asset (termasuk gedung,
untuk mencapai tujuan SDM,dst)
organisasi
36
Kategori risiko beserta contohnya
Kategori Akar Masalah Definisi Operasional dan Contoh
Terlaksananya Rencana • Penilaian risiko tidak ditindaklanjuti
Strategis* • Rencana pengembangan tidak sinergis
Penyusunan dan Pelaksanaan • Sulitnya koordinasi tim karena tugas yang multiple
Rencana Pengembangan* • Kerjasama internal dan eksternal
• Pembagian tugas tidak jelas tidak ada yang
Penyusunan dan Pelaksanaan mengerjakan
Program Kerja (pelayanan)* • Perubahan regulasi dan standar (pemerintah, akreditasi,
Operational* tuntutan internasional)
Penyusunan dan Pelaksanaan • Kinerja staf yang rendah
Program Mutu* • Banyaknya staf yang pensiun dan belum ada perekrutan
baru, sedikit yang berminat, kualifikasi terlalu tinggi
Penurunan atau Pencegahan • Efektivitas kerja belum terukur
Insiden Keselamatan terhadap • Masyarakat semakin teredukasi, memiliki pilihan
Pasien dan Staf terbaik
• Pembuangan limbah meningkat – vendor terbatas
TABEL RISK REGISTER
(Evaluasi Tingkat Risiko)
38
Likelihood/Peluang/ Frekuensi kejadian (1-5)
Skor dampak (keparahan) (1-5)
Controllability (1-4)
Level Controllability Keterangan
44
RISK REGISTER
45
Mengenal Sikap Kita…(Penanganan Risiko)
47
4. Evaluasi Risiko
• Membandingkan tingkat risiko
yang telah dihitung dengan kriteria
standar
• Memutuskan jenis upaya
pengendalian yang akan dilakukan
• Menilai efektifitas upaya
pengendalian yang telah dilakukan
• Bila masih ada sisa risiko, maka
perlu upaya pengendalian
lebih lanjut.
4. Evaluasi Risiko
Hasil Evaluasi Risiko :
• Gambaran tentang seberapa
penting risiko yang ada
• Gambaran prioritas risiko yang
perlu ditanggulangi
• Gambaran kerugian yang mungkin
terjadi
• Masukan informasi untuk
pertimbangan upaya pengendalian
5. Pengendalian Risiko
Pertimbangan:
1. Biaya
2. Manfaat
3. Efektivitas
Hirarki Pengendalian Risiko
1. ELIMINATION/ ELIMINASI
• Menghilangkan sumber bahaya
• Menyingkirkan pekerjaan, proses, peralatan, mesin
atau zat berbahaya
Hirarki Pengendalian Risiko
2. SUBTITUTION/ SUBTITUSI
• Melakukan pekerjaan yang sama dengan risiko
yang lebih rendah
• Mengganti alat, proses, mesin atau zat dengan yang
lebih rendah risiko
Hirarki Pengendalian Risiko
3. EGINEERING/ PERANCANGAN
• Melakukan modifikasi alat/ mesin
• Mengganti disain ruang/ lokasi
• Menginstall sistem ventilasi
Hirarki Pengendalian Risiko
4. ADMINISTRATIVE/ ADMINISTRASI
• Implementasi kebijakan, SOP, dan regulasi
• Pelatihan karyawan
• Supervisi, inspeksi, dan observasi
• Tanda/ label bahaya
Hirarki Pengendalian Risiko
5. PPE/ APD
• Menyediakan alat pelindung diri yang tepat dan
sesuai
• Menggunakan alat pelindung diri secara baik dan
benar
Contoh Kasus
Pengendalian Bahaya
Komunikasi dan Konsultasi
• Merupakan pertimbangan penting pada setiap
tahapan dalam proses manajemen risiko.
• Merupakan dialog dua arah diantara pihak yang
berperan didalam proses pengelolaan risiko.
• Komunikasi internal dan eksternal yang efektif
penting untuk meyakinkan pihak pengelolaan
sebagai dasar pengambilan keputusan.
• Persepsi risiko dapat bervariasi karena ada nya
perbedaan dalam asumsi dan konsep, isu-isu,
dan fokus perhatian kontributor dalam hal
hubungan risiko dan isu yang dibicarakan.
Pemantauan dan Telaah Ulang
Pemantauan selama pengendalian risiko
berlangsung perlu dilakukan untuk
mengetahui perubahan-perubahan yang
bisa terjadi.