Anda di halaman 1dari 14

Konsultasi Publik

KAWASAN TANPA ROKOK


Latar Belakang
 Pasal 115 ayat (2) Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan secara
tegas mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk menetapkan kawasan
tanpa rokok di wilayahnya.
 Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 116 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, maka ditetapkan PP No 109 Tahun 2012. Dalam PP No 109
Tahun 2012 disebutkan bahwa penyelenggaraan pengamanan penggunaan bahan
yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan diarahkan
agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan.
 Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan
Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan
mengamanatkan pemerintah daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di
Wilayah dengan Peraturan Daerah.
Mengapa diperlukan Perda?
Ketentuan Pasal 1 angka 16 UU RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional Bahwa Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah/ lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh
alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
(Perda mengatur program pemerintah dan penganggarannya)

Himbauan Kementerian Kesehatan Kepada Pemerintah Daerah.


MELALUI SURAT EDARAN NOMOR : HK.02.01/ MENKES/309/2022 TENTANG
PENYELENGGARAAN KAWASAN TANPA ROKOK DI DAERAH

1.Daerah yang belum menetapkan Peraturan Daerah tentang KTR, agar segera menetapkan Peraturan
Daerah tentang KTR di wilayah dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.Daerah yang telah menetapkan Peraturan Daerah tentang KTR, agar melakukan pembinaan atas
penyelenggaraan KTR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Apa Itu Kawasan Tanpa Rokok dan apa tujuannya?

 Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan
dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual,
mengiklankan, dan atau mempromosikan produk tembakau. (Menurut
Pasal 1 Angka 11 PP 109/2012.)
 Kawasan Tanpa Rokok ditetapkan sebagai upaya perlindungan untuk
masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena
lingkungan tercemar asap rokok
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok Meliputi:
1.Fasilitas Layanan Kesehatan;
2.Tempat Proses Belajar Mengajar;
3.Tempat Anak Bermain;
4.Tempat Ibadah;
5.Angkutan Umum;
6.Tempat Kerja; dan
7.Tempat Umum dan Tempat lainnya yang
ditetapkan.
(Pasal 115 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan)
Inventarisir Peraturan Terkait KTR
Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945No. 1 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1

1
2
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.

3
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

5 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.


7 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.

8 Peraturan Pemerintah
Pencemaran Udara.
Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian

10 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.

11 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak
Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa
12 Rokok di Lingkungan Sekolah.
Sistematika Rancangan Peraturan Daerah tentang KTR
Menurut UU 12/2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

No Sistematika Muatan Materi

1
Pendahuluan/ A. Pertimbangan:
konsiderans Memuat pokok pikiran yang bersifat filosofis, yuridis dan
Sosiologis.
B. Dasar hukum:
Memuat peraturan perundangan yang memerintahkan
peembuatan suatu peraturan

   
2 Batang tubuh/ Dikelompokkan menjadi
Isi peraturan A.Ketentuan umum
B.Materi pokok yang diatur
C.Ketentuan sanksi
D.Ketentuan pidana
E.Ketentuan peralihan (jika ada)
3 Penutup  
Sistematika Muatan Materi dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang KTR

BAB PENGATURAN DALAM PASAL TUJUAN


BAB I Menjelaskan pengertian-pengertian Untuk menghindari salah
KETENTUAN UMUM atau batasan-batasan suatu istilah serta ,maksud dan tujuan. pengertian terhadap istilah tersebut dan mengindari penyelenggaraan yang
tidak sesuai dengan aturan.
BAB II Menjelaskan hal-hal yang terkait Memberikan arahan mengenai penyelenggaraan
PENYELENGGARAAN KTR dengan kawasan tanpa rokok. kawasan tanpa rokok.

BAB III menjelaskan peran Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam Memberikan arahan terkait peran serta Pemerintah Daerah dan
PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT mewujudkan KTR masyarakat dalam mewujudkan KTR

BAB IV Pengaturan terkait dengan iklan dan sponsor produk rokok arahan terkait dengan iklan dan sponsor produk rokok
IKLAN DAN SPONSOR PRODUK ROKOK

BAB V Pengaturan terhadap pihak-pihak terkait dalam mewujudkan KTR Menjelaskan terhadap pihak-pihak terkait dalam
KOORDINASI,JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN mewujudkan KTR

BAB VI Penjabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah Sebagai bentuk dukungan terkait penegakkan implementasi
PEMBENTUKAN SATGAS PENEGAK KTR Kabupaten Inhu dan/atau individu yang ditunjuk oleh Bupati dan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
mempunyai tugas untuk membina dan mengawasi pelaksanaan
Kawasan Tanpa Rokok

BAB VII Menjelaskan kewajiban dan larangan dalam penyelenggaraan KTR Memberikan arahan mengenai kewajiban dan larangan setiap
KEWAJIBAN DAN LARANGAN yang terlibat

BAB VIII pembinaan dan pengawasan terhadap Memberikan penjelasan bentuk pembinaan dan pengawasan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KTR tersebut terhadap KTR

BAB IX Mengengai anggaran dalam mewujudkan KTR Sumber anggaran dalam mewujudkan KTR
PEMBIAYAAN

BAB XI Ketentuan yang memuat penyesuaian pengaturan tindakan hukum 1. Menghindari terjadinya kekosongan hukum.
KETENTUAN PIDANA atau hubungan hukum yang sudah ada berdasarkan peraturan 2. Menjamin kepastian hukum
perundang-undangan yang lama terhadap pera uu yang baru 3. Memberikan perlindungan hukum bagi masyarmasyarakat.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
TARGET PERAPAN PERDA KAWASAN TANPA ROKOK YAKNI

1.Diharapkan masyarakat dapat mengetahui kawasan mana saja yang harus


bebas terhadap penggunaan rokok.

2. Diharapkan dengan berhenti merokok dapat membuat perubahan yang


besar pada kesehatan dan gaya hidup

3. Diharapkan dengan berhentinya merokok maka akan terlihat lebih muda,


terhindar dari stress, meningkatkan kesuburan, terhindar dari penyakit
yang mematikan dan memiliki keluarga yang sehat
AMANAT PP No. 109 Tahun 2012 Tentang
Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan Kepada Peraturan Daerah

1.Ketentuan Pasal 1 angka 6-8 PP No. 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif
Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.(Perda mengatur tentang iklan, sponsor dan promosi rokok mengacu
pada pasal ini)
2.Pasal 25 PP No. 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan bahwa Setiap orang dilarang menjual Produk Tembakau:
•menggunakan mesin layan diri;
•kepada anak di bawah usia 18 (delapan belas) tahun; dan
•kepada perempuan Hamil
(Perda harus memuat pengaturan penjualan produk tembakau, identifikasi usia dan status kehamilan )
3. Pasal 38 PP No. 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan bahwa Setiap orang dilarang menjual ProdukTembakau menyebutkan bahwa Ketentuan
lebih lanjut mengenai tata cara pengendalian Sponsor Produk Tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
dan Pasal 37 diatur oleh Pemerintah Daerah (Perda mencantumkan tentang tatacara pengendalian Sponsir Produk
Tembakau Penugasan kepada Tim Pemantau Sistem Pelaporan dan pengaduan oleh masyarakat Penegak aturan
oleh Satpol PP dan ada sanksi yang di tetapkan)
Pasal 22-25 PP 19/2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan,
Indonesia telah memiliki peraturan untuk melarang orang merokok di tempat
tempat yang ditetapkan. Pelanggaran ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini dapat dikenakan tindakan administratif dan sanksi pidana
sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
yang telah di cabut dengan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Pasal 22-25 PP 19/2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, Indonesia telah
memiliki peraturan untuk melarang orang merokok di tempat tempat yang ditetapkan.
Pelanggaran ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dapat dikenakan tindakan
administratif dan sanksi pidana sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan yang telah di cabut dengan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR


188/MENKES/PB/I/2011 NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAWASAN TANPA
ROKOK
Sanksi dikenakan kepada:
a. orang perorangan berupa sanksi tindak pidana ringan; dan
b. badan hukum atau badan usaha dikenakan sanksi administratif
dan/atau denda.
SANKSI PIDANA
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 199 ayat (2) (bagi perorangan)
“Setiap orang yang dengan sengaja melanggar kawasan tanpa rokok sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 115 dipidana denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (Lima Puluh Juta
Rupiah)”
(Dari pasal ini, Raperda dapat menentukan denda sesuai dengan apabila melanggar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku)

UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


Pasal 201 (bagi Korporasi)

1.Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199, dilakukan oleh korporasi, selain
pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi
berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda.
2.Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan
berupa:
a. pencabutan izin usaha; dan/atau
b. pencabutan status badan hukum
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai