Anda di halaman 1dari 51

KEMENTERIAN

KESEHATAN

IMPLEMENTASI PERDA NO.6 TAHUN 2015


KABUPATEN DHARMASRAYA

TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK (KTR)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN DHARMASRAYA


Pulau Punjung, 4 November 2020
KEMENTERIAN
KESEHATAN

Untuk melaksanakan ketentuan pasal 52 Peraturan


Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang
Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif
berupa produk tembakau bagi kesehatan perlu
membentuk PERATURAN DAERAH tentang
KAWASAN TANPA ROKOK
OLEH SEBAB ITU............

PEMERINTAH DAERAH MENERAPKAN


PERATURAN
Melalui
KAWASAN TANPA ROKOK (KTR)
KAWASAN TANPA ROKOK

RUANGAN ATAU AREA YANG


DINYATAKAN DILARANG UNTUK
KEGIATAN MEROKOK ATAU KEGIATAN,
MEMPRODUKSI,MENJUAL,
MENGIKLANKAN, DAN/ ATAU
MEMPROMOSIKAN PRODUK
TEMBAKAU
4
TUJUAN PENERAPAN KTR
1. Menurunkan angka kesakitan dan/ atau angka kematian
dengan cara mengubah perilaku masyarakat untuk hidup
sehat.
2. Meningkatkan produktivitas kerja yang optimal.
3. Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih, bebas
dari asap rokok.
4. Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula.
5. Mewujudkan generasi muda yang sehat
LANDASAN HUKUM PERDA NO 6 TAHUN 2015
TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK
1. Pasal 18 ayat ( 6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
2. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan, dan Kabupaten Pasaman Barat di
Provinsi Sumatera Barat
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan bahan
yang mengandung zat adiktif berupa tembakau bagi kesehatan
6. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor
188 / Menkes / PB / 2011, Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Kawasan
Tanpa Rokok
KEMENTERIAN
KESEHATAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang di maksud dengan :
1. Daerah adalah daerah Kabupaten Dharmasraya
2.Pemerintaahan Daerah adalah Pemerintahan Kabupaten Dharmasraya
3.Bupati adalah Bupati Dharmasraya
4.Tim Pemantauan Kawasan Tanpa Rokok adalah tim yang terdiri dari pejabat Pega
Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintahan Daerah dan / atau individu yang di tu
oleh Bupati
5.Pimpinan atau Penanggungjawab Kawasan Tanpa Rokok adalah orang yang kar
abatan nya memimpin dan atau bertanggung jawab atas kegiatan dan atau usah
kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok
6. Kesehatan adalah suatu kondisi yang memungkinkan setiap orang un
melaksanakan aktifitas dengan baik
KEMENTERIAN
KESEHATAN

PASAL 1
9. Iklan Rokok
10. Promosi Rokok
11. Sponsor Rokok
12. Kawasan Tanpa Rokok
13. Kawasan Tertib Rokok
14. Tempat umum
15. Tempat Kerja
16. Angkutan Umum
17. Tempat Ibadah
18. Arena Kegiatan ANAK-anak
Pasal 2
Pengaturan KTR untuk melindungi individu
dan masyarakat dari bahaya buruk rokok

Pasal 3
1.Memberikan perlindungan kepada individu dan
masyarakat dari bahaya akibat merokok
2.Membudayakan hidup sehat
3.Menekan angka pertumbuhan perokok pemula
4.Memberikan ruang dan lingkungan yang bersih
dari bahaya asap rokok
KAWASAN TANPA ROKOK
PASAL 4
BUPATI MENETAPKAN TEMPAT-TEMPAT KTR
Menetapkan tempat –tempat tertentu di
daerah sbg KTR meliputi :

Pelayanan Arena
Kesehatan Tempat kegiatan
(pusk,RS,dll) Tempat PBM
ibadah anak
(Sekolah,
dll) (ex.mesjid)

1
TEMPAT-TEMPAT KTR
Menetapkan tempat –tempat tertentu di
daerah sbg KTR meliputi :

Angkutan Tempat
Umum Tempat umum
kerja lainnya

1
PASAL 5
Tempat khusus untuk merokok sesuai
dengan pasal 4 harus memenuhi syarat:
1. Merupakan ruangan terbuka atau ruangan yang
lansung berhubungan dengan udara luar
2. Trepisah dari gedung/tempat/ ruangan yang
digunakan untuk beraktifitas
3. Jauhi dari pintu masuk dan keluar
4. Jauhi dari tempat orang berlalu lalang
5. Tersedia asbak dan atau tempat pembuangan
puntung rokok
LARANGAN
Pasal 6
1. Setiap orang dan/atau badan
yang berada pada KTR dilarang
melakukan kegiatan :
Memproduksi atau membuat rokok

Menjual rokok

Menyelenggarakan iklan rokok

Mempromosikan rokok

Merokok
Larangan
Pasal 6

2. Setiap orang dan/atau badan yang berada pada KTR


dilarang mengiklankan,mempromosikan dan menjual
rokok kepada pelajar
3. Pelajar dan / atau anak usia sekolah dilarang
merokok
BAB IV
Kewajiban Pimpinan/ Penanggung jawab KTR
Pasal 7
Kewajiban Pimpinan/ Penanggung jawab KTR
Pasal 8
Pasal 9

Bupati berwenang melakukan pembinaan


dan pengawasan untuk mewujudkan KTR

Pembinaan dapat berupa bimbingan dan


penyuluhan
Pengawasan dapat berupa pemantauan
atas ketaatan terhadap ketentuan yang
berlaku pada ktr
Bupati dapat melimpahkan tugasnya
kepada pejabat dilingkungan pemerintah
daerah
BAB VI
TIM PEMANTAU KTR
Pasal 10
BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 11

1. Memberikan sumbangan pemikiran dan pertimbangan berkenaan


dengan penentuan kebijakan yang terkait dengan KTR
2. Melakukan pengadaan dan pemberian bantuan sarana dan
prasarana yg diperlukan utk mewujudkan KTR
3. Ikut serta dlm memberikan bimbingan dan penyuluhan serta
menyebarluaskan informasi dampak rokok bagi kesehatan kpd
masyarakat
4. Melaporkan setiap orang yg terbukti melanggar ketentuan kpd
pimpinan/penanggung jawab KTR
5. Tidak menggunakan sponsor rokok dlm setiap kegiatan
kelompok/masyarakat
BAB VIII
PENYIDIKAN
Pasal 12
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 13

Setiap orang yg merokok di KTR dipidana dg pidana kurungan paling lama


3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah)

Setiap orang dengan sengaja memproduksi/membuat, menjual,


menyelenggarakan iklan, mempromosikan rokok di KTR dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak
Rp.50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah)
INI ADALAH TINDAK PIDANA PELANGGARAN
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 14
Peraturan Pelaksana tentang Kawasan Tanpa
Rokok sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini,
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Peraturan Daerah ini
PERDA NO 6 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK
DAN PERBUP NO 189.1/370/KPTS-BUPATI/2016 TENTANG PEMBENTUKAN TIM
PEMANTAU KAWASAN TANPA ROKOK
Langkah-langkah Pengembangan KTR untuk Kantor/
Nagari/ Sekolah
1. Analisi Situasi
Penentu kebijakan/pimpinan di tempat proses belajar mengajar melakukan pengkajian ulang
tentang ada tidaknya kebijakan Kawasan Tanpa Rokok dan bagaimana sikap dan perilaku
sasaran (karyawan/guru/dosen/ siswa) terhadap kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
2. Pembentukan Komite atau Kelompok Kerja Penyusunan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok.
• Menyampaikan maksud, tujuan dan manfaat Kawasan Tanpa Rokok.
• Membahas rencana kebijakan tentang pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok.
• Meminta masukan tentang penerapan Kawasan Tanpa Rokok, antisipasi kendala dan
sekaligus alternatif solusi.
• Menetapkan penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok dan mekanisme pengawasannya. •
• Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi karyawan/guru/dosen/ siswa.
Lanjutan...
3. Membuat Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
4. Penyiapan Infrastruktur
•Membuat surat keputusan dari pimpinan tentang penanggung jawab dan pengawas Kawasan
Tanpa Rokok di tempat proses belajar mengajar.
•instrumen pengawasan.
•Materi sosialisasi penerapan Kawasan Tanpa Rokok.
•Pembuatan dan penempatan tanda larangan merokok.
5. Sosialisasi Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
6. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
7. Pengawasan dan Penegakan Hukum
8. Pemantauan dan Evaluasi
SURAT EDARAN DINAS KESEHATAN
Pengertian rokok
• Rokok adalah silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm 
(bervariasi tergantung negara) dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-
daun tembakau yang telah dicacah
• menurut data dari Riskesdas, kecenderungan peningkatan
prevalensi merokok terlihat lebih besar pada kelompok
anak-anak dan remaja. Riskesdas 2018 menunjukan bahwa
terjadi peningkatan prevalensi merokok penduduk usia 18
Sumber: SKRT (1995), SURKESNAS (2001, 2004), RISKESDAS(2007, 2010, 2013)- Balitbangkes

PENINGKATAN JUMLAH
PEROKOK ANAK AKAN
MENJADIKAN BENCANA
DEMOGRAFI
Fakta di Dunia
GENERASI MUDA &
IKLAN ROKOK
Keterpaparan Pengaruh

• 46,3% remaja: iklan memberi pengaruh


• 89,3 % mel. Billboard besar untuk mulai merokok
• 62,7 % mel. Media elektronik dan cetak • 41.5% remaja : kegiatan disponsori industri
• 9 % mel. barang/benda dengan logo rokok memiliki pengaruh untuk mulai
rokok yang dimiliki merokok
• 29% remaja perokok: menyalakan
• 7,9 % karena ditawari rokok gratis oleh
rokoknya ketika melihat iklan rokok
perwakilan perusahaan rokok
• 8% remaja perokok: kembali merokok
karena mengikuti kegiatan yang disponsori
rokok

Sumber: GYTS Indonesia 2009 dan 2014, FKM UHAMKA 2007


Rokok dan Anak Sekolah

36.2% pelajar laki-laki


4.3% pelajar perempuan
20,3% dari total pelajar mengkonsumsi
produk tembakau, 18.3% merokok
88,2% ingin berhenti merokok
24% di antaranya pernah mendapatkan
pertolongan / nasihat dari tenaga
profesional untuk berhenti merokok
69% pelajar pernah melihat seseorang
merokok di dalam gedung sekolah, ataupun
di luar gedung tetapi masih di halaman
sekolah
Sumber: The Global Youth Tobacco Survey Indonesia tahun 2014
(GYTS 2014)
Sumber : Riskesdas 2018
Terdapat
250 jenis
zat
beracun
dan 70
jenis zat
yang
diketahui
bersifat 
karsinogen
DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN

PEROKOK PASIF
LEBIH BERBAHAYA
DARI PADA
PEROKOK AKTIF
MANFAAT BERHENTI MEROKOK
KENDALA BERHENTI MEROKOK
Kendala Upaya Berhenti Merokok
• Psikologis dan Perilaku • Lingkungan Sosial
Berhenti merokok bagi perokok Tidak adanya dukungan orang
merupakan pengalaman yang tidak
menyenangkan / menyengsarakan
terdekat seperti teman atau
secara psikologis. keluarga dapat menurunkan
Paling sulit dari berhenti merokok motivasi seseorang untuk
adalah kemampuan untuk berhenti merokok.
menahan diri dari kebiasaan yang Lingkungan yang tidak
dilakukan, seperti merokok setelah mendukung untuk berhenti
bangun pagi, sebelum sarapan dan
selama mereka istirahat di tempat
merokok akan memberikan
kerja dan lain-lain. stimulasi untuk tetap merokok
CARA BERHENTI MEROKOK
Cara 1:

BERHENTI SEKETIKA
• Hari ini anda masih merokok, besok anda berhenti
sama sekali. Untuk kebanyakan orang, cara ini yang
paling berhasil. Untuk perokok berat, mungkin
dibutuhkan bantuan medis untuk mengatasi efek
Cara 2
PENUNDAAN
• Menunda saat mengisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari hari
sebelumnya. Jumlah rokok yang dihisap tidak dihitung. Misalnya
kebiasaan menghisap rokok pertama rata-rata 07.00 pagi, berhenti
merokok direncanakan dalam 7 hari. Maka rokok pertama ditunda
waktunya, yaitu :
Hari 1 : jam 09.00
Hari 2 : jam 11.00
Hari 3 : jam 13.00
Hari 4 : jam 15.00
Hari 5 : jam 17.00
Hari 6 : jam 19.00
Cara 3
PENGURANGAN
• Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-
angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari yang
ditetapkan. Misalnya rata-rata menghisap 28 batang rokok per hari.
Berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari.
Hari 1 : 24 batang
Hari 2 : 20 batang
Hari 3 : 16 batang
Hari 4 : 12 batang
Hari 5 : 8 batang
Pengukuran kadar
Carbon-Monoxide (CO) pernapasan
• Kadar CO saat ekspirasi
• Nilai :
– Perokok 10-20 ppm (2-5%
COHb), bisa lebih
– Bukan perokok : < 4 ppm
• Manfaatnya:
a. Meningkatkan motivasi perokok
saat konseling Upaya Berhenti
Merokok (UBM)
b. Menilai kemajuan progress Upaya
Berhenti Merokok (UBM)
POLA GAYA HIDUP
Jarang Aktivitas
Fisik
Merokok
merokok AKIBATNYA. .
Jarang mengonsumsi M GANGGUAN
Buah dan Sayur E PENCERNAAN
OBESITAS
N
Mengonsumsi
makanan gorengan Y
KANKER
dan berlemak E STROKE
PARU
B
A
B KERUSAKAN
KERUSAKAN
Minum minuman K JANTUNG ORGAN
ORGAN
bersoda A
N
KEMATIAN DAN LAIN-
LAIN
Malas Minum Alkohol
4
Cont...
KEMENTERIAN
KESEHATAN

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai