Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA/ TOR (TERM OF REFERENCE)

INOVASI “SADAR MArote “


TAHUN 2022

Kementerian Negara/Lembaga : RSUD Curup


Program : Inovasi SKPD RSUD Curup Tahu 2022
Hasil : Meningkatkan Komitmen dan Kesadaran Pasien dan
keluarga pasien terhadap penguatan system kesehatan
dari seluruh komponen RSUD Curup dalam Upaya
Meningkatkan Pembangunan Sumber Daya Kesehatan
serta Kemandirian Masyarakat untuk menerapkan Perilaku
Hidup Sehat Tampa Asap Rokok.
Kegiatan : Menerapkan Perilaku Hidup Sehat Tanpa Asap Rokok di
Lingkungan RSUD Curup
Indikator Kinerja Kegiatan : Presentase (%) Capaian Pelaksanaan Kegiatan
Jenis Keluaran : Terciptanya Perilaku Hidup Sehat Tanpa Asap Rokok di
Lingkungan RSUD Curup
Volume : Orang
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran UNIT

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 20 Tentang Tenaga kesehatan.


b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
c. Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan daerah
d. Pepres Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan masyarakat
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/Menkes/52/2015
Tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Taun 2016 tentang Pedoman
Teknis Pengorganisasian
h. Peraturan daerah Nomor 6 Tahun 2014 tentang kawasan tanpa rokok.

2. Gambaran Umum

Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk


dibakar, diisap,dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu
atau bnetuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotina, Tabacum, Nicotina
Rustica dan spsies lainnya atau sintetis yang asapnya mengandung nikotin dan
tar dengan atau tanpa bahan tamabahan. Kawasan Tanpa Rokok yang
selanjutnya disingkat KTR adalah ruangan atau daerah yang dinyatakan dilarang
untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual mengiklankan,
dan atau mempromosikan produk tembakau.
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
mengamanatkan Pemerintah Daerah untuk mengatur penetapan Kawasan Tanpa
Rokok. Pada pasal 115 ayat (2) menentukan bahwa pemerinth daerah wajib
menetapkan kawasan tanpa rokok diwilayahnya. Pengaturan ini bertujuan
untuk mencegah dan mengatasi dampak buruk dari setiap asap rokok. Kawasan
tanpa rokok mencakup fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar
mengajar, tempat anak berain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja,
tempat umum dan tempat lain yg ditetapkan.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang
baik digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif mauppun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat. Konsep dari peraturan ini
adalah melarang kegiatan merokok, iklan rokok dan penjualan rokok dikawasan
tanpa rokok yang telah diuraikan sebelumnya kecuali ditempat umum, masih
diperbolehkan transaksi jual beli rokok.
Kawasan tanpa rokok merupakan tanggung jawab seluruh komponen
bangsa, baik individu, masyarakat, lembaga-lembaga, pemerintah dan non
pemerintah untuk melindungi hak – hak generasi sekarang maupun yang akan
datang atas kesehatan diri sendiri dan lingkungan hidup yang sehat. Komitmen
bersama dan lintas sektor dan berbagai elemen akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan kawasan tanpa rokok.
B. TUJUAN
1. Bertujuan untuk mencegah dan mengatasi dampak buruk dari setiap asap
rokok
2. Tidak ada yang merokok di tempat umum
3. Pemaparan asap rokok pada orang lain melalui kegiatan merokok atau
tindakan mengijinkan dan/atau membiarkan orang merokok di KTR adalah
bertentangan dengan hokum
C. Sasaran
Pada umumnya kawasan tanpa rokok sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat
terutama ibu hamil, bayi dan balita.

D. Output, Outcome, Impact

1) Output

- Menekan angka pertumbuhan perokok pemula

2) Outcome

- Melindungi hak asasi manusia dalam mencapai derajat kesehatan

yang setingi-tingginya melalui pengendalian terhadap bahaya asap

rokok.

3) Impact

- Dengan adanya Kegiatan Inovasi “ SADAR MAT Roni “ akan

terwujudnya Kawasan bebas asap rokok di Lingkungan RSUD Curup.

- Tidak ada yang merokok ditempat umum/ tempat kerja tertutup


- Pemaparan asap rokok pada kegiatan merokok atau mengijinkan orang

merokok di KTR akan dikenai pidana penjara paling lama 3 (tiga) hari

atau denda paling banyak Rp. 50.000 (Lima Puluh Ribu Rupiah)

- Setiap orang atau badan yang mempromosikan, mengiklankan,

menjual dan/atau membeli rokok ditempat yang dinyatakan sebagai

KTR dikenai pidana penjara paling lama 7 (tujuh) hari atau denda

paling banyak Rp. 500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah)

- Setiap pengelola KTR yang tidak melakukan pengawasan internal,

membiarkan orang merokok, tidak menyingkirkan asbak atau

sejenisnya, dan tidak memasang tanda larangan merokok ditempat

atau area yang dinyatakann sebagai KTR dipidana penjara paling lama

15 (Lima Belas) hari atau denda paling banyak Rp. 5.000.000 (Lima

Juta Rupiah).

E. Penyelenggara/Pelaksana

Tim Pelaksana Sosialisasi Perda KTR meliputi :


1. Ketua
2. Sekretaris
3. Anggota Kabupaten
4. Anggota Puskesmas.

F. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dilakukan didalam ruangan dengan model ceramah satu
arah dan tanya jawab.
G. Waktu Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan :
Waktu kegiatan dilaksanakan pada bulan April 2018.
H. Pembiayaan

Biaya untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi KTR, sebagaimana terlampir dalam


Rencana Anggaran Belanja Biaya (RAB).

Penanggung Jawab Kegiatan

KARLINA RASYID HS, S.Si.,Apt


Nip. 19840514 201101 2 013
KERANGKA ACUAN KERJA/ TOR (TERM OF REFERENCE)
HARI KANKER SEDUNIA
TAHUN 2018

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga kesehatan.


b) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
c) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
d) Pepres Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
e) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/Menkes/52/2015
Tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
f) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan masyarakat
g) Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan daerah
h) Peraturan Pemerintah N0 41 tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat daerah

2. Gambaran Umum

Jumlah penderita kanker di seluruh dunia mengalami


peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data dari GLOBOCAN
2012, diperkirakan terdapat 14,1 juta kasus kanker baru yang muncul.
Pada tahun yang sama, terdapat 8,2 juta kematian karena kanker.
Angka penderita ini diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya dan
diperkirakan mencapai 23,6 juta kasus baru per tahun pada 2030.
untuk kanker pada tahun 2015 lebih dari 2 triliun rupiah.
Salah satu masalah terbesar dalam penganggulangan kanker saat ini
adalah banyaknya informasi yang kurang dapat
dipertanggungjawabkan tersebar di masyarakat. Informasi tersebut
kadang justru menyesatkan masyarakat dengan menggiring mereka
untuk melakukan terapi alternatif dan baru datang ke pusat pelayanan
kesehatan setelah terlambat.
Salah satu upaya yang penting dilakukan untuk mengatasi
permasalahan kanker di Indonesia adalah dengan menerapkan pola
hidup sehat. Sebanyak 43% dari seluruh kasus kanker dapat dicegah
dengan menerapkan pola hidup sehat. Sedangkan 30% dari kasus
dapat disembuhkan bila ditemukan dan diobati pada keadaan dini.
Kampanye nasional ini dilaksanakan dengan turut serta mengajak
organisasi profesi terkait kanker, rumah sakit pemerintah dan swasta,
serta berbagai lembaga sosial masyarakat dalam penyelenggaraan
acara dalam mendukung sasaran strategis penanggulangan kanker
nasional.
B. TUJUAN
1. Meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat luas mengenai
bahaya kanker.
2. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pola hidup sehat sebagai
upaya pencegahan kanker.
3. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pemeriksaan penyaring
kanker sebagai upaya deteksi dini kanker.

C. Sasaran
Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS)
D. Output, Outcome, Impact
1. Output

- Menekan angka penderita kanker

2. Outcome

- Melindungi masyarakat dari kanker terutama bagi wanita usia subur.

3. Impact

- Meningkatnya derajat kesehatan seoptimal mungkin

E. Penyelenggara/Pelaksana

Dinas kesehatan kabupaten buol


F. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan Hari Kanker Sedunia diselenggarakan oleh seluruh bangsa baik
Pemerintah maupun Masyarakat secara Hikmat Namun cukup meriah yang dbiingkai dalam
kesederhanaan Untuk Mengagungkan pesan-pesan kesehatan terutama dlam mempercepat
perwujudan rakyat sehat. Kegiatan diselenggarakan dengan mengikut sertakan berbagai
pihak yang peduli terahadap kesehatan termaksud sector swasta, termaksud sector LSM dan
Organisasi Kemasyarakatan dan Profesi Lainnya.

G. Waktu Pelaksana
Waktu kegiatan dilaksanakan pada bulan Februari 2018.
H. Pembiayaan

Biaya untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi KTR, sebagaimana terlampir dalam


Rencana Anggaran Belanja Biaya (RAB).

Penanggung Jawab Kegiatan

KARLINA RASYID HS, S.Si.,Apt


Nip. 19840514 201101 2 013
KERANGKA ACUAN KERJA/ TOR (TERM OF REFERENCE)
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
TAHUN 2018

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga kesehatan.


i) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
j) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
k) Pepres Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
l) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/Menkes/52/2015
Tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
m) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan masyarakat
n) Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan daerah
o) Peraturan Pemerintah N0 41 tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat daerah

2. Gambaran Umum
Kesehatan adalah keadaan sejahterah baik secara fisik,
mental, sosial maupun spiritual yang kemungkinan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat
yang optimal, sebagai investigasi bagi pembangunan sumber daya
amanusia yang produktif secara sosial ekonomi.
Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dimana upaya peningkatan
kesejahteraan lanjut usia diarahkan agar lanjut usia tetap
diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan
memperhatikan fungsi, keterampilan, usia dan kondisi fisik dari lanjut
usia tersebut.

B. TUJUAN
1. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuantenaga kesehatan dalam
melaksanakan upaya peningkatan, pencegahan dan deteksi dini kesehatan
lanjut usia di puskesmas
2. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam
melakukan pengobatan yag dibutuhkan oleh lanjut usia.
3. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam
system rujukan
C. Sasaran
Sasaran kegiatan program peningkatan pelayanan kesehatan lansia

ditujukan pada petugas kesehatan di puskesmas dan masyarakat lanjut usia

yang berumur 60 tahun atau lebih sehat maupun sakit.

D. Output, Outcome, Impact


1) Output

- Meningkatkan derajat kesehatan dan pelayanan pada lansia

2) Outcome

- Kesehatan pada lansia bisa terkontrol melalui posyandu lansia yang

dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas.

3) Impact

- Pelaksanaan posyandu lansia dapat meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan pengobatan yg

dibutuhkan oleh lanjut usia serta melakukan deteksi dini kesehatan

lanjut usia derajat kesehatan seoptimal mungkin

E. Penyelenggara/Pelaksana

Petugas kesehatan yang ada di Puskesmas meliputi :

1. Tenaga Medis

2. Tenaga Keperawatan

3. Tenaga Kefarmasian

4. Tenaga Kesehatan Masyarakat

5. Tenaga Gizi

6. Penanggung jawab Program dan tenaga kesehatan lainnya

F. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan adalah mengumpulkan para lansia di

ruang tunggu posyandu lansia kemudian mengarahkan ke 4 meja yaitu

meja petama pendaftaran, meja kedua pelayanan/ poli khusus lansia, meja

ketiga latihan fisik dan penyuluhan kesehatan, meja keempat mengambil

obat dan hasil laboratorium serta menyediakan fasilitas wc atau toilet

khusus lansia.
G. Waktu Pelaksana
Waktu kegiatan dilaksanakan pada bulan aPRIL 2018.
H. Pembiayaan

Biaya untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi KTR, sebagaimana terlampir dalam


Rencana Anggaran Belanja Biaya (RAB).

Penanggung Jawab Kegiatan

KARLINA RASYID HS, S.Si.,Apt


Nip. 19840514 201101 2 013
KERANGKA ACUAN KERJA/ TOR (TERM OF REFERENCE)
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TAHUN 2018

I. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga kesehatan.


b. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
d. Pepres Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/Menkes/52/2015
Tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan masyarakat
g. Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan daerah
h. Peraturan Pemerintah N0 41 tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat daerah

2. Gambaran Umum
Kesehatan adalah keadaan sejahterah baik secara fisik,
mental, sosial maupun spiritual yang kemungkinan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat
yang optimal, sebagai investigasi bagi pembangunan sumber daya
amanusia yang produktif secara sosial ekonomi.
Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dimana upaya peningkatan
kesejahteraan lanjut usia diarahkan agar lanjut usia tetap
diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan
memperhatikan fungsi, keterampilan, usia dan kondisi fisik dari lanjut
usia tersebut.

J. TUJUAN
1. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuantenaga kesehatan dalam
melaksanakan upaya peningkatan, pencegahan dan deteksi dini kesehatan
lanjut usia di puskesmas
2. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam
melakukan pengobatan yag dibutuhkan oleh lanjut usia.
3. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam
system rujukan
K. Sasaran
Sasaran kegiatan program peningkatan pelayanan kesehatan lansia

ditujukan pada petugas kesehatan di puskesmas dan masyarakat lanjut usia

yang berumur 60 tahun atau lebih sehat maupun sakit.

L. Output, Outcome, Impact


4) Output

- Meningkatkan derajat kesehatan dan pelayanan pada lansia

5) Outcome

- Kesehatan pada lansia bisa terkontrol melalui posyandu lansia yang

dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas.

6) Impact

- Pelaksanaan posyandu lansia dapat meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan pengobatan yg

dibutuhkan oleh lanjut usia serta melakukan deteksi dini kesehatan

lanjut usia derajat kesehatan seoptimal mungkin

M. Penyelenggara/Pelaksana

Petugas kesehatan yang ada di Puskesmas meliputi :

1. Tenaga Medis

2. Tenaga Keperawatan

3. Tenaga Kefarmasian

4. Tenaga Kesehatan Masyarakat

5. Tenaga Gizi

6. Penanggung jawab Program dan tenaga kesehatan lainnya

N. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan adalah mengumpulkan para lansia di

ruang tunggu posyandu lansia kemudian mengarahkan ke 4 meja yaitu

meja petama pendaftaran, meja kedua pelayanan/ poli khusus lansia, meja

ketiga latihan fisik dan penyuluhan kesehatan, meja keempat mengambil

obat dan hasil laboratorium serta menyediakan fasilitas wc atau toilet

khusus lansia.
O. Waktu Pelaksana
Waktu kegiatan dilaksanakan pada bulan aPRIL 2018.
P. Pembiayaan

Biaya untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi KTR, sebagaimana terlampir dalam


Rencana Anggaran Belanja Biaya (RAB).

Penanggung Jawab Kegiatan

KARLINA RASYID HS, S.Si.,Apt


Nip. 19840514 201101 2 013
KERANGKA ACUAN KERJA/ TOR (TERM OF REFERENCE)
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai