PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
PROGRAM
TAHUN 2022
RSUD A.W SJAHRANIE SAMARINDA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prevalensi masalah HIV/AIDS saat ini bukan hanya masalah kesehatan dari penyakit
menular semata, tetapi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang sangat luas.
Penanganan berdasarkan pendekatan kesehatan melalui upaya pencegahan primer,
sekunder, dan tertier. Salah satu upaya tersebut adalah deteksi dini untuk mengetahui
status seseorang sudah terinfeksi HIV atau belum melalui konseling dan testing HIV
sukarela, bukan dipaksa atau diwajibkan. Mengetahui status HIV lebih dini
memungkinkan pemanfaatan layanan layanan terkait dengan pencegahan, perawatan,
dukungan, dan pengobatan sehingga konseling dan testing HIV secara sukarela
merupakan pintu masuk semua layanan tersebut di atas. di Kalimantan Timur tercatat
sebanyak 39.034 pengidap HIV, dengan penderita AIDS sebanyak 17.314 atau 44% dari
kasus HIV. Kasus HIV dan AIDS ditemukan disemua kab/kota. Dari jumlah itu, kelompok
usia penderita HIV/AIDS terbanyak adalah pada usia produktif yakni usia 15 sampai
dengan 24 tahun, dengan komposisi laki-laki 56% dan wanita 44% ( Sumber : Pemprov
Kaltim).
A. Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok program dalam rangka optimalisasi penanggulangan
HIV/AIDS di RS adalah melakukan
1. Pelayanan Voluntary Counseling Testing (VCT), termasuk tes
inisasi petugas (PITC) dan pelayanan PMTC
2. Pelayanan Antiretroviral (ART)
3. Pelayanan Infeksi Oppotunistik (IO) bagi ODHIV
4. Pelayanan penunjang meliputi pelayanan gizi,
Laboratorium,Radiologi, Pencatatan dan Pelaporan
5. Pelayanan dukungan Psikososial bagi ODHIV
B. Rincian Kegiatan
Tim HIV/AIDS melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pelayanan tes HIV yiatu KTS dan TIPK baik di rawat
jalan, rawat inap dan IGD
2. Melakukan pelayanan ART bagi ODHIV dewasa maupun anak kasus
baru ataupun ODHIV lama baik di rawat jalan dan rawatinap
3. Melakukan pelayanan IO (infeksi opportunistik) bagi ODHIV
dengan keluhan tanda gejala
4. Memberikan pelayanan penunjang bagi ODHIV, meliputi akses
pemeriksaan Laboratorium, Radiologi dan Gizi. Serta melakukan
kegiatan pencatatan pelaporan dengan rutin baik harian, bulanan
dan tahunan.
5. Memberikan dukungan psikososial bagi ODHIV dengan KDS
(Kelompok Dukungan Sebaya) yang sudah berkerja sama dengan
RS
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
RSUD A.Wahab Sjahranie melaksanakan kegiatan Program HIV/AIDS
bekerjasama dengan Pihak Manajemen rumah sakit berupa:
1. Ada dukungan penuh Manajemen rumah sakit baik itu berupa kolaborasi
dari Jejaring SDM RS dengan TIM HIV RS sehingga pelaksanan kegiatan tes
HIV berjalan baik dari proses pendaftaran pasien, hingga proses tes HIV dan
penerimaan hasil tes.
2. Adanya dukungan penuh dari manajemen RS terkait dengan pelayanan
ART yaitu dari Instalasi Farmasi baik di rawat jalan, rawat inap, dan IGD
dalam pengelolaan dan perencanaan yang dari instalasi Farmasi, sehingga
tidak pernah terjadi stok out obat ARV sehingga dapat berjalan lancar
pemberian ART ke ODHIV
3. Ada dukungan kerjasama yang baik untuk pelayanan IO terhadap ODHIV
terutama yang di rawat inap dan di IGD yang sigap dalam memberikan
pelayanan tata laksana IO bagi odhiv yang memiliki tanda gejala HIV
4. Adanya dukungan RS yaitu dari unit kemitraan yang menerbitkan Mou
dengan Kelompok Dukungan Sebaya bagi ODHIV, sehingga kegiatan dukungan
psikososial bagi odhiv berjalan baik.
Pelaksana
Anggota Tim yang akan melaksanakan program adalah dokter spesialis
dan dokter spesialis, dokter umum, perawat, petugas Lab , petugas
Radiologi, petugas Farmasi dan Petugas Pencatatan Pelaporan (RR)
yang sudah tersertifikasi . Pembiayaan dalam kegiatan
Penanggulangan HIV ini dibebankan pada anggaran Rumah Sakit serta
Bantuan dari Global Fund serperti reagen-reagen, obat IO dan ARV
C. Hasil Kegiatan
Berikut cakupan capaian kegiatan layanan tes dan ART Tahun 2022 yang meliputi
laporan KTS (Konseling Tes Sukarela), Laporan TIPK (Tes inisiasi Petugas Kesehatan),
Laporan IMS (Infeksi Meneluar Sexsual) dan Laporan PPIA (Pencegahan Penularan Ibu ke
Anak), untuk layanan ART ada Laporan Bulanan Perawatan HIV dan ART. Berdasarkan
sumber data dari SIHA (Sistem Informasi HIV AIDS)
1. Situasi layanan tes tahun 2022 di Klinik Anyelir RSUD AWS melalui
layanan KTS ataupun layanan TIPK
Dari grafik gambar di atas menunjukan tren layanan tes di sepanjang tahun 2022
untuk pendekatan layanan KTS (Konseling Tes Sukarela) tren yang cenderung naik,
walaupun ada di beberapa yang mengalami penurunan di bulan Maret, Mei dan September.
Pada layanan tes KTS, ini tesnya bersifat secara sukarela. Jadi menunggu datangnya pasien
yang ingin melakukan tes HIV.
Saat ini layanan tes sudah bisa di lakukan di seluruh RS atau pun puskesmas di kota
samarinda. Jadi kunjungan tes HIV lewat pedekatan KTS di RSUD AWS tidak terlalu banyak.
Kunjungan tes HV lewat KTS dari kegiatan notifikasi pasangan, enrty pint dr MCU, PMI
samarinda,Lab swasta dan dari pasien yang sukarela ingin melakukan tes.
Layanan TIPK kunjungan dari poliklinik, rawat inap dan IGD, biasaya kasus-kasus
pasien dengan tanda gejala HIV, pasien yang memerlukan tindakan medis, dan skrining
bumil, pasein TB, dan IMS
Pada Laporan tahun 2022 di Layanan KTS yang melakukan tes ada 199 pasien, untuk
bumil ada 2 orang, temuan postif ada 83 pasien. Sementara untuk layanan TIPK yang
melakukan tes ada 396 pasien,bumil yang ada 42 pasien, temuan kasus positif ada 14
pasien, dan di rujuk ke layanan PDP ada 13 pasien, 2 pasien tidak datang ke layanan
PDP.Skrining pasien TB di tes HiV masih rendah karena pasien kebanyakan menolak untuk di
lakukan tes dengan alasan sudah terlalu lama menunggu di poli TB dan memilih untuk tes di
puskesmas.
2. Penemuan Kasus HIV+ Tahun 2022
Dari grafik gambar di atas menunjukan tren penemuan kasus HIV + layanan tes di
sepanjang tahun 2022 untuk pendekatan layanan KTS (Konseling Tes Sukarela) tren yang
cenderung naik, walaupun ada di beberapa yang mengalami penurunan di bulan Maret dan
Agustus.Kasus HIV terbnayak ada di bulan Juli. Sementara di Layanan TIPK (Tes Insisasi
Petugas), tidak ada kasus HIV+ dari bulan Jan hingga Mei, muncul kasus HIV+ di bulan Juni
hingga November. Sementara di bulan Agustus dan Desember tidak ada kasus HIV+ dari
pendekatan TIPK (Tes Insisasi Petugas Kesehatan).
Dari Kaskade KT pada yang tes HIV ada 97 dengan HIV + ditahun 2022, dengan total
yang tes ada 595 pasien. Untuk capaian PPIA bumil dengan HIV + 11 pasien yang
mendapatkan ARV ada 11 juga. Sementara bayi lahir hidup di laporkan ada 1 bayi, dengan
bayi HIV+ 0 kasus. Bayi yang di tes HIV (PCR) belum masuk ke siha, masih di input di aplikasi
sitrust. Pada tahun 2022 bayi lahir dari bumil HIV+ yang di tes PCR ada 15 pasien dengan
hasil HIV terdeteksi ada 5 bayi. Dari 5 bayi dengan hasil PCR HIV+ ada 1 bayi yang sudah
menerima ARV, 2 bayi meninggal dan 1 belum mendapatkan terapi ARV.
Pada Kaskade IMS dengan jumlah yang berkunjung ada 46 pasien , kasus IMS yang
ditemukan ada 26, dengan 21 pasien yang sudah di obati.Untuk bumil dengan sifilis an
sudah di obati juga ada 2 pasien.obat yang di berikan Benzatin Penicilin
Pada kaskade ART dari jumlah kumulatif yang masuk perawatan 2458 pasien , dengan
yang memulai ARV ada 2445, dan yang ON ARV pada tahun 2022 ada 641 pasien. Dengan
dampak ART yang Rujuk Keluar dengan arv ada 877 pasien, kemudian pasien yang loss
follow up ada 411pasien dan Meninggal dengan ARV ada 516. Darii kumulatif yang pernah
ARV sebanyak 2445. Sementara bumil yang menerima ARV di tahun 2022 ada 11 pasien, dan
bayi yang menerima propilaksis ARV sebanyak 6 pasien.
Dari kaskade di atas bahwa dari yang kasus hiv+ yang menerima art sudah melebihi
target sebanyak 121 %.karena dengan strategi tes and treat sudah dilakukan dengan baik,
artinya ketika di temukan kasus langsung segera di berikan obat ARV paling lama 1 minggu
setelah di nyatakan positif. Semnetra untuk kaskade odhiv yang sedang menjalani
perawatan pada tahun 2022 ada 659 yang masuk perawatan dan yang masih dalam retensi
on ARV ada 641 pasien yaitu sebesar 97%. Sedangkan untuk monitoring keberhasilan ARV
melalui tes VL yaitu ada 573 odhiv yang memenuhi syarat utk tes VL di tahun 2022 dengan
hasil tersupresi 275 dari yang tes 324 odhiv artinya ada 49 odhiv yang hasil nya belum
tersupresi yaitu sebesar 85% keberhasilan menekan supresi Virus.
Tren capaian kegiatan layanan per bulan pada tahun 2022
BAB IV
PROGRAM KERJA TIM HIV
TAHUN 2022
BULAN
NO URAIAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
PROGRAM 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan program
kerja tim HIV
2 Kegiatan Valiadasi
data
3 Rapat internal
4 Pelayanan VCT
(PITC dan PMTC)
5 Pelayanan ART
6 Pelayanan IO
7 Pelayanan
Penunjang
8 Pelayanan dukungan
psikososial
9 Pencatatan dan
Pelaporan
10 Evaluasi
NO BULAN
URAIAN AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
PROGRAM 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan program
kerja tim HIV
2 Kegiatan Valiadasi
data
3 Rapat internal
4 Pelayanan VCT
5 Pelayanan ART
6 Pelayanan IO
7 Pelayanan
Penunjang
8 Pelayanan dukungan
psikososial
9 Pencatatan dan
Pelaporan
10 Evaluasi
BAB V
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANTAHUN 2022
B. PELAPORAN
Rencana Tindak Lanjut adalah rencana kegiatan yang harus dilakukan pada tahap
berikutnya dan dinyatakan dalam satu rangkaian kegiatan yang berkelanjutan.
Termasuk didalamnya adalah perubahan-perubahan yang perlu dilakukan. Terkait
dengan rencana tindak lanjut yang perlu dilaksanakan pada program HIV adalah :
1. Penguatan tim Layanan HIV dan PIMS, melalui kegiatan OJT atau pertemuan
refreshing capacity buliding. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas layanan sesuai
pedoman yang berlaku dan melakukan pencatatan dan pelaporan tepat waktu
2. Melakukuan rapat koordinasi dengan stakholder atau manajeman RS untuk
menyampaikan program dan hasil kerja dr program HIV di RS
3. Meningkatkan kualitas layanan TIPK di RS agar penemuana kasus bisa temukan
sebanyak-banyaknya dan dapat melakukan pencegahan penularan HIV
4. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkesinambungan, agar
mendapatkan feed back dari hasil monev tersebut.
BAB VII
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Semua kegiatan Program HIV/AIDS dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Semua
kegiatan diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan target dan waktu yang di
jadualkan serta dapat di dokumentasikan. Dokumen kegiatan ditata dan disimpan di
tempat terkunci dan bisa di akses oleh petugas yang berwenang
Mengetahui,
Ketua Tim Pelayanan HIV