Anda di halaman 1dari 10

Syarifah Am inah et. al.

: Kandungan Nut risi dan Sifat Fungsional Tanam an Kelor (M oringa oleifera )

Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor (Moringa oleifera)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta


Jl. Raya Ragunan No. 30 Pasar Minggu Jakarta Selatan
Email: mifa71@yahoo.com

ABSTRAK Kata kunci: Kelor, moringa, nutrisi, miracle


tree, kalsium, koagulans.
Manfaat dan khasiat tanaman kelor (Moringa
oleifera) terdapat pada semua bangian
tanaman baik daun, batang, akar maupun ABSTRACT
biji. Kandungan nutrisi yang cukup tinggi Moringa
menjadikan kelor memiliki sifat fungsional oleifera) be found in all parts of the plant
bagi kesehatan serta mengatasi kekurangan either leaves, stems, roots and seeds.
nutrisi. Oleh karena kelor disebut Miracle A High nutrient content make moringa
Tree dan Mothers Best Friend. Selain itu have functional properties for health and
kelor berpotensi sebagai bahan baku dalam
industri kosmetik, obat-obatan dan perbaikan called Miracle Tree and Mothers Best
lingkungan yang terkait dengan cemaran dan Friend. Moreover Moringa has potential
kualitas air bersih. Senyawa bioaktif dalam as raw materials in the cosmetics industry,
kelor memyebaban kelor memiliki sifat medicine and environmental improvements
related to contamination and water quality.
bahwa daun kelor mengandung antioksidan
Bioactive compounds in moringa have effect
tinggi dan antimikrobia. Hal ini menyebabkan
on pharmacological properties. It also has
kelor dapat berfungsi sebagai pengawet alami
dan memperpanjang masa simpan olahan
antioxidant and antimicrobial. This causes
berbahan baku daging yang disimpan pada
Moringa can serve as a natural preservative
suhu 4 0C tanpa terjadi perubahan warna
and extending the shelf life of processed meat
selama penyimpanan. Kandungan nutrisi
raw material are stored at 40C without color
mikro sebanyak 7 kali vitamin C jeruk, 4
changes during storage. The micro nutrients
kali vitamin A wortel, 4 gelas kalsium susu,
content is 7 times the vitamin C of oranges,
3 kali potassium pisang, dan protein dalam
4 times the vitamin A of carrots, 4 times
2 yoghurt. Oleh karena itu kelor berpotensi
the calcium of milk, 3 times the potassium
sebagai minuman probiotik untuk minuman
of bananas, and protein in the two yogurt.
kesehatan, atau ditambahkan dalam pangan
Therefore, Moringa has potential as probiotic
gizinya. Selain daun dan buah, biji kelor
to enrich the nutritional value of food.
juga dapat diolah menjadi tepung atau
Except the leaves and fruit, moringa seeds
minyak sebagai bahan baku pembuatan obat
dan kosmetik yang bernilai bernilai tinggi.
material for the manufacture of medicines and
Disamping itu fungsinya sebagai koagulans
cosmetics that high value. Besides, its function
dan penjernihan air permukaan (air kolam,
air sungai, air danau sampai ke air sungai).
(pond water, river water, lake water to river
Melalui fungsi dan manfaat kelor yang sangat
banyak dan sangat baik untuk pangan, obat-
of moringa that very much and good for
obatan, maupun lingkungan maka sangat
food, medicine, and the environment it is
perlu pengembangan dan pengolahan yang
need necessary development and processing
appropriate with the physical and chemical
kimia sehingga menghasilkan produk yang
characteristics to result a competitive products
kompetitif dan bernilai jual tinggi.
and high value.

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2, 2015 35


Syarifah Am inah et. al.: Kandungan Nut risi dan Sifat Fungsional Tanam an Kelor (M oringa oleifera )

Key word: Drumstick, moringa, nutritions, berfungsi untuk memperbaiki kualitas air.
miracle tree, calcium, coagulans. Hasil penelitian Tie et al (2015) menunjukkan
bahwa biji kelor dapat berperan sebagai
PENDAHULUAN koagulan alami dalam mengatasi pencemaran
air limbah oleh pewarna sintetis. Sebelumnya
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) dilaporkan bahwa biji kelor merupakan bahan
merupakan salah satu jenis tanaman tropis alami yang terbaik yang berperan penting
yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti dalam pengelolaan air untuk memperbaiki
Indonesia. Tanaman kelor merupakan kualitas air, mereduksi logam berat, bakteri
tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter E. Coli, alga serta sebagai surfaktan (Anwar
dan tumbuh subur mulai dari dataran rendah et al., 2007a; Pritcharda et al., 2010; Sharma
sampai ketinggian 700 m di atas permukaan et al., 2007; Nishi et al., 2012; Teixeira et al.,
laut. Kelor dapat tumbuh pada daerah 2012; Beltrn-Heredia et al., 2012).
tropis dan subtropis pada semua jenis tanah
dan tahan terhadap musim kering dengan
toleransi terhadap kekeringan sampai 6 bulan KARAKTERISTIK FISIK DAN
KANDUNGAN NUTRISI TANAMAN
(Mendieta-Araica at al., 2013). KELOR
Kelor dikenal di seluruh dunia
sebagai tanaman bergizi dan WHO telah
memperkenalkan kelor sebagai salah satu
Di Indonesia tanaman kelor dikenal
pangan alternatif untuk mengatasi masalah
dengan nama yang berbeda di setiap daerah,
gizi (malnutrisi) (Broin, 2010). Di Afrika dan
diantaranya kelor (Jawa, Sunda, Bali,
Asia daun kelor direkomendasikan sebagai
Lampung), maronggih (Madura), moltong
suplemen yang kaya zat gizi untuk ibu
(Flores), keloro (Bugis), ongge (Bima),
menyusui dan anak pada masa pertumbuhan.
murong atau barunggai (Sumatera) dan hau
Semua bagian dari tanaman kelor memiliki
fo (Timur). Kelor atau yang dikenal dengan
nilai gizi, berkhasiat untuk kesehatan dan
nama Drumstick yang merupakan tanaman
manfaat dibidang industri.
asli kaki gunung Himalaya bagian barat laut
Kandungan nilai gizi yang tinggi,
India, Afrika, Arab, Asia Tenggara, Amerika
khasiat dan manfaatnya menyebabkan kelor
Selatan (Duke, 2001; Vanajakshi et al., 2015;
mendapat julukan sebagai Mothers Best
Shah et al., 2015).
Saat ini kelor dikenal di 82 negara
sendiri pemanfaatan kelor masih belum
dengan 210 nama yang berbeda, diantaranya
banyak diketahui, umumnya hanya dikenal
moringa, horseradish tree, drumstick,
sebagai salah satu menu sayuran. Selain
tree West Indian Ben (Inggris), sajina
dikonsumsi langsung dalam bentuk segar,
(Bangladesh), mrum (Cambodia), Ben ail
kelor juga dapat diolah menjadi bentuk tepung
(Perancis), kelor, marunga (Indonesia),
atau powder yang dapat digunakan sebgai
ii hum (Laos), meringgai, gemunggai,
kelor (Malaysia), dandalonbin, (Myanmar),
pada berbagai produk pangan, seperti pada
malunggay (Philippines), marum, phakihum,
olahan pudding, cake, nugget, biscuit, cracker
makhonkom (Thailand) dan ch[uf]m ng[aas]y
serta olahan lainnya. Menurut Prajapati et al
(Vietnam) (Mardiana, 2013).
(2003) tepung daun kelor dapat ditambahkan
Moringa
untuk setiap jenis makanan sebagai suplemen
oleifera Lamk) adalah sebagai berikut:
gizi.
(Integrated Taxonomic Information System,
Selain itu tanaman ini juga bermanfaat
2013; Syamsu Hidayat, 1991).
dalam memperbaiki lingkungan, terutama

36 Buletin Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2, 2015


Syarifah Am inah et. al. : Kandungan Nut risi dan Sifat Fungsional Tanam an Kelor (M oringa oleifera )

Kingdom : Plantae hijau muda dan berubah menjadi hijau tua


Divisi : Spermatophyta pada daun yang sudah tua. Daun muda
Subdivisi : Angeospermae teksturnya lembut dan lemas sedangkan daun
Klas : Dicotyledoneae tua agak kaku dan keras. Daun berwarna
Ordo : Brassicales hijau tua biasanya digunakan untuk membuat
Familia : Moringaceae tepung atau powder daun kelor. Apabila
Genus : Moringa jarang dikonsumsi maka daun kelor memiliki
Spesies : Moringa oleifera Lamk rasa agak pahit tetapi tidak beracun (Hariana,
2008). Rasa pahit akan hilang jika kelor sering
Bunga Kelor dipanen secara berkala untuk dikonsumsi.
Kelor merupakan tanaman yang beru- Untuk kebutuhan konsumsi umumnya
mur panjang dan berbunga sepanjang tahun. digunakan daun yang masih muda demikian
Bunga kelor ada yang berwarna putih, putih pula buahnya.
kekuning kuningan (krem) atau merah, tergan- Daun kelor merupakan salah satu bagian
tung jenis atau spesiesnya. Tudung pelepah dari tanaman kelor yang telah banyak diteliti
bunganya berwarna hijau dan mengeluarkan kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor
aroma bau semerbak (Palupi et al., 2007). sangat kaya akan nutrisi, diantaranya kalsium,
Umumnya di Indonesia bunga kelor berwarna besi, protein, vitamin A, vitamin B dan
putih kekuning-kuningan. Kandungan kimia vitamin C (Misra & Misra, 2014; Oluduro,
bunga kelor disajikan pada Tabel 1. 2012; Ramachandran et al., 1980). Daun kelor
Tabel 1. Kandungan kimia bunga kelor mengandung zat besi lebih tinggi daripada
sayuran lainnya yaitu sebesar 17,2 mg/100 g
Komponen Nilai (g/100g)
(Yameogo et al. 2011). Kandungan nilai gizi
Kadar air (%) 93.02 daun kelor segar dan kering disajikan pada
Protein (%) 24.5
Lemak (%) 6.01 Tabel 2.
Serat (%) 5.07 Selain itu, daun kelor juga mengandung
Karbohidrat (%) 58.08 berbagai macam asam amino, antara lain
Mineral (%) 6.21 asam amino yang berbentuk asam aspartat,
Sumber: Melo et al., 2013
asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin,
histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftopan,
sistein dan methionin (Simbolan et al. 2007).
Kandungan asam amino daun kelor disajikan
pada Tabel 3.
Berdasarkan penelitian Verma et al
(2009) bahwa daun kelor mengandung fenol
dalam jumlah yang banyak yang dikenal
sebagai penangkal senyawa radikal bebas.
Kandungan fenol dalam daun kelor segar
Gambar 1. Bunga kelor (http://kliklkm.co.id, 21
Oktober 2015) sebesar 3,4% sedangkan pada daun kelor
yang telah diekstrak sebesar 1,6% (Foild et
Daun Kelor al., 2007).
Daun kelor berbentuk bulat telur Penelitian lain menyatakan bahwa
dengan tepi daun rata dan ukurannya kecil- menunjukkan bahwa daun kelor mengandung
kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai vitamin C setara vitamin C dalam 7 jeruk,
(Tilong, 2012). Daun kelor muda berwarna vitamin A setara vitamin A pada 4 wortel,

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2, 2015 37


Syarifah Am inah et. al.: Kandungan Nut risi dan Sifat Fungsional Tanam an Kelor (M oringa oleifera )

Tabel 2. Kandungan nilai gizi daun kelor segar dan kering


Komponen gizi Daun segar daun kering
Kadar air (%) 94.01 4.09
Protein (%) 22.7 28.44
Lemak (%) 4.65 2.74
Kadar abu - 7.95
Karbohidrat (%) 51.66 57.01
Serat (%) 7.92 12.63
Kalsium (mg) 350-550 1600-2200
Energi (Kcal/100g) - 307.30
Sumber: Melo et al (2013); Shiriki et al (2015); Nweze & Nwafeo (2014); Tekle at al (2015)

Tabel 3. Kandungan asam amino per 100 g daun kelor


Komponen asam amino Daun segar Daun kering
Argine 406,6 mg 1.325 mg
Histidine 149,8 mg 613 mg
Isoleusine 299,6 mg 825 mg
Leusine 492,2 mg 1.950 mg
Lysine 342,4 mg 1.325 mg
Methionine 117,7 mg 350 mg
Phenylalanine 310,3 mg 1.388 mg
Threonine 117,7 mg 1.188 mg
Tryptophan 107 mg 425 mg
Valine 374,5 mg 1.063 mg
kalsium setara dengan kalsium dalam 4 Oleh karena itu penelitian tentang
gelas susu, potassium setara dengan yang peran daun kelor sebagai pengawet alami
terkandung dalam 3 pisang, dan protein setara mulai banyak dilakukan yang bertujuan untuk
dengan protein dalam 2 yoghurt (Mahmood, memperpanjang umur simpan produk pangan
2011). segar selain berkontribusi terhadap rasa
daun kelor mengandung antioksidan tinggi dan aroma pada produk olahan. Komponen
dan antimikrobia (Das et al., 2012). Hal ini bioaktif yang cukup tinggi, seperti asam
disebabkan oleh adanya kandungan asam askorbat, carotenoid dan senyawa phenolik
sangat berperan dalam memperpanjang masa
(Anwar et al., 2007b; Makkar & Becker, 1997; simpan produk (Muthukumar et al., 2012).
Moyo et al., 2012; Dahot, 1998).
Buah/biji Kelor
Selain untuk kebutuhan konsumsi,
Buah kelor berbentuk panjang dan
pengobatan alternatif, daun kelor juga
segitiga dengan panjang sekitar 20-60 cm,
dapat berfungsi sebagai bahan pengawet
berwana hijau ketika masih muda dan berubah
alami. Hasil penelitian Shah et al,. (2015)
menjadi coklat ketika tua (Tilong, 2012). Biji
menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor atau
kelor berbentuk bulat, ketika muda berwarna
yang dikenal dengan istilah Moringa Leaf
hijau terang dan berubah berwarna cokelat
Extract (MLE) dapat mempertahankan warna
kehitaman ketika polong matang dan kering
daging segar dalam kemasaan MAP selama
dengan rata-rata berat biji berkisar 18 - 36
12 hari penyimpanan pada suhu dingin. Hal
gram/100 biji.
ini disebabkan oleh karena daun kelor sebagai
Buah kelor akan menghasilkan biji
sumber senyawa phenolik yang baik yang
yang dapat dibuat tepung atau minyak sebagai
mampu mencegah terjadinya oksidasi lemak
bahan baku pembuatan obat dan kosmetik
pada daging segar selama penyimpanan.
bernilai tinggi. Selain itu biji kelor dapat
berfungsi sebagai koagulans dan penjernihan

38 Buletin Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2, 2015


Syarifah Am inah et. al. : Kandungan Nut risi dan Sifat Fungsional Tanam an Kelor (M oringa oleifera )

air permukaan (air kolam, air sungai, air MANFAAT TANAMAN KELOR
danau sampai ke air sungai). Penelitian
tentang ini sudah diawali sejak tahun 1980- Kelor tidak hanya kaya akan nutrisi
an oleh Jurusan Teknik Lingkungan ITB. akan tetapi juga memiliki sifat fungsional
Kemampuan memperbaiki kualitas air karena tanaman ini mempunyai khasiat
disebabkan oleh kandungan protein yang dan manfaat buat kesehatan manusia. Baik
cukup tinggi pada biji sehingga mampu kandungan nutrisi maupun berbagai zat aktif
berperan sebagai koagulan terhadap partikel- yang terkandung dalam tanaman ini dapat
partikel penyebab kekeruhan air. Konsentrasi dimanfaatkan untuk kepentingan mahluk
protein dari biji kelor (biji dalam kotiledon) hidup dan lingkungan. Oleh karena itu kelor
sebesar 147.280 ppm/gram (Khasanah dan mendapat julukan sebagai miracle tree
Uswatun, 2008). Kandungan kimia buah dan (Fuglie et al., 2001). Disamping itu,. kelor
biji kelor disajikan pada Tabel 4. sangat berpotensi digunakan dalam pangan,
Selain bagian daun, biji kelor juga kosmetik dan industri (Anwar et al., 2007).
Tabel 4. Kandungan nutrisi buah dan biji kelor Di beberapa wilayah di Indonesia,
per 100g bahan (bk) utamanya Indonesia bagian timur kelor
Komponen Buah Biji dikonsumsi sebagai salah satu menu
sayuran. Di Filipina, daun kelor sangat
Kadar air (%) 90.86 3.11
Protein (g) 12.36 32.19 terkenal dikonsumsi sebagai sayuran dan
Lemak (g) 0.98 32.40 dapat berfungsi meningkatkan jumlah ASI
Serat (g) 22.57 15.87 (air susu ibu) pada ibu menyusui sehingga
Mineral (g) 13.40 5.58 mendapat julukan Mothers Best Friend
Kalori (Kcal/100g) 50.73 15.96
(Jongrungruangchok et al., 2010; Tilong,
dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Selain 2012). Hal ini disebabkan karena daun kelor
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, biji mengandung unsur zat gizi mikro yang
kelor juga dapat diekstrak sebagai minyak sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, seperti beta
nabati. Minyak dari biji kelor terdiri dari 82%
(B3), kalsium, zat besi, fosfor, magnesium,
asam lemak ini sama dengan seperti minyak seng, vitamin C, sebagai alternatif untuk
zaitun kecuali untuk asam linoleate (Tsakniset meningkatkan status gizi ibu hamil.
et al., 1998). Sebagai pangan fungsional, bagian
Saat ini belum banyak dimanfaatkan daun, kulit batang, biji hingga akar dari
minyak hasil ekstraksi dari biji kelor baik tanaman kelor tidak hanya sebagai sumber
dalam industri pengolahan dan belum banyak nutrisi tetapi juga berfungsi sebagai herbal
diperjual belikan di kalangan industri ekstraksi buat kesehatan yang sangat berkhasiat
minyak nabati. Akan tetapi sangat berpotensi (Simbolan et al., 2007). Saat ini penelitian
tidak hanya dalam bahan pangan, tetapi juga dan uji clinis tentang fungsi kelor sebagai
untuk kosmetik kebutuhan industri lainnya. obat mulai berkembang meskipun manfaat
dan khasiatnya belum banyak diketahui oleh
masyarakat.
Penemuan terbaru adalah fungsi daun
kelor sebagai farmakologis, yaitu antimikroba,
antijamur, antihipertensi, antihyperglikemik,
antitumor, antikanker, anti-inplamasi (Toma
& Deyno, 2014). Hal ini karena adanya
kandungan diantaranya asam askorbat,

Gambar 2. Buah dan biji kelor (https://inamuse. itu hasil penelitian telah menunjukkan bahwa
com/, 11 Oktober 2015)

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2, 2015 39


Syarifah Am inah et. al.: Kandungan Nut risi dan Sifat Fungsional Tanam an Kelor (M oringa oleifera )

ekstrak daun kelor dapat berfungsi sebagai gizi masyarakat setempat utamanya anak-
antidiare (antidiarraheal activity) dengan anak.
dosis oral 300 mg/kg berat badan (Misra et Di India terdapat jenis olahan tradisional
al., 2014). yang dikenal dengan nama Thalipattu dan

dengan tepung daun kelor sebanyak 7.5%


PASCAPANEN KELOR
dan masih dapat diterima konsumen secara
Pascapanen kelor meliputi penanganan organoleptik baik rasa, aroma, maupun warna
(Bhuvaneswari et al., 2014). Selain tepung
segar, pengolahan untuk bahan baku antara
(seperti daun kelor kering atau tepung daun daun kelor, tepung biji kelor juga dapat
kelor), pengolahan untuk kebutuhan farmasi
olahan, seperti pada produk Kununzaki.
(seperti moringa capsul, moringa tablets,
Kununzaki merupakan minuman tradisional
moringa tea), pengolahan untuk kosmetik
yang sering dikonsumsi oleh masyarakat
(seperti moringa oil, moringa soap, moringa
face wash, moringa cream) dan pengolahan Nigeria Utara yang dibuat melalui proses
fermentasi. Penambahan tepung biji kelor
kelor menjadi berbagai bentuk olahan siap
saji (pudding kelor, cake, biskuit, crackers, sebanyak 10% pada minuman kununzaki dapat
meningkatkan nilai proksimat dan kandungan
jus, minuman prebiotik).
nutrisinya dan masih dapat diterima secara
Sebagian masyarakat terutama
Indonesia bagian timur, mengenal daun organoleptic (Olusunde et al., 2014).
Daun kelor yang akan dijadikan tepung
kelor sebagai masakan sayuran yang dapat
dicampur dengan jenis sayuran lainnya. harus dicuci untuk menghilangkan kotoran
dan kuman dan sebaiknya tepung daun
kelor ditambahkan pada saat makanan atau
banyak diketahui termasuk manfaat dan
minuman siap disajikan karena zat gizinya
khasiatnya. Menurut Sahakitpichan (2011)
rentan terhadap panas (Doerr & Cameron
bahwa pemanfaatan kelor tidak hanya sebagai
sayuran akan tetapi dapat diolah menjadi 2005). Kandungan nutrisi tepung daun kelor
disajikan pada Tabel 5.
berbagai macam bentuk olahan, diantaranya
Tabel 5. Kandungan nutrisi tepung daun kelor
dengan kelor, serta dapat dikeringkan per 100g (bk)
kemudian diproses menjadi tepung, ekstrak, Tepung
Komponen Nutrisi
atau dalam bentuk teh herbal. Daun Kelor
Daun kelor dapat dimanfaatkan dalam Kadar air (%) 7.5
bentuk tepung agar lebih awet dan mudah Protein (g) 27.1
disimpan, demikian pula dengan biji kelor Lemak (g) 2.3
juga dapat diolah menjadi bentuk tepung. Karbohidrat (g) 38.2
Serat (g) 19.2
Fungsinya sama dengan tepung daun kelor
Calori (Kcal/100g) 205
Calsium (mg) 2003
nutrisi bahan pangan. Hasil penelitian Kalium (mg) 1324
McLellan et al., (2010) menunujukkan bahwa Vitamin C (Ascorbid acid) (mg) 17.3
tepung daun kelor sebagai suplemen makanan Vitamin A (B Caratene) (mg) 16.3
yang bergizi telah ditambahkan pada bubur Vitamin B1 (Thiamin) (mg) 2.64
jagung yang dijadikan menu buat anak-anak 20.5
untuk memenuhi kebutuhan protein dan nutrisi Vitamin E (Tocopherol) (mg) 113
mikro. Untuk itu kelor dijadikan sebagai Sumber: Lowell fuglie (1999)
sumber nutrisi lokal di Malawi Afrika yang Menurut Broin (2010), terdapat tiga cara
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan yang dapat dilakukan untuk mengeringkan

40 Buletin Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2, 2015


Syarifah Am inah et. al. : Kandungan Nut risi dan Sifat Fungsional Tanam an Kelor (M oringa oleifera )

daun kelor yaitu: 1) pengeringan di dalam mikro tidak hanya sebagai sumber nutrisi bagi
ruangan, 2) pengeringan dengan cahaya produk pangan tetapi juga memberikan efek
matahari, dan 3) menggunakan mesin farmakologi. Hal ini disebabkan oleh tingginya
pengering. Daun yang sudah kering dan dapat kandungan senyawa bioaktif pada tanaman
dijadikan tepung dicirikan dengan daunnya kelor. Potensi ini memberikan peluang bagi
rapuh dan mudah dihancurkan. Daun yang industri farmasi untuk menjadikan tanaman
sudah kering dibubukkan menggunakan kelor sebagai pengobatan alternatif berbahan
mortar ataupun penggilingan. Tepung daun baku alami.
kelor sebaiknya disimpan dalam wadah Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
kedap udara dan terhindar dari panas, yang bersumber dari kelor dapat dilakukan
kelembaban, dan cahaya untuk menghindari dengan mengkonsumsi kelor dalam berbagai
pertumbuhan mikroogranisme dan masalah sajian, diantaranya sebagai bahan sayuran,
lain yang berbahaya. Tepung yang disimpan
dalam keadaan bersih, kering, kedap udara, dan camilan), produk farmasi (capsul, tablet,
terlindung dari cahaya dan kelembaban serta minyak) dan sediaan dalam bentuk tepung.
suhu di bahwa 24 0C dapat bertahan hingga 6 Melakukan penanganan maupun proses
bulan (Doerr & Cameron 2005). pengolahan kelor memerlukan teknologi yang
Satu-satunya kelemahan dari daun tepat untuk mengurangi terjadi kerusakan
nutrisi, diantaranya pengaruh suhu, proses
dapat menyebabkan perut kembung. Hal pemanasan, perlakuan awal dan penyimpanan.
ini disebabkan oleh adanya kandungan

DAFTAR PUSTAKA
yaitu melalui proses fermentasi, diantaranya
Tekle, A., Belay, A., Kelem, K., Yohannes,
dengan Lactobacillus plantarum (Roopashri & M. W., Wodajo, B., and Tesfaye,
Varadaraj, 2014). Salah satu produk minuman
yang terbuat daun kelor melalui proses of Moringa stenopetala Species
fermentasi L. plantarum dan E. hirae dapat Samples Collected from Different
Places in Ethiopia. European
Journal of Nutrition & Food Safety,
5(5): 1100-1101
dapat memperpanjang masa simpan minuman
Anwar, F., Latif, S., Ashraf, M., Gilani, A.H.,
selama 30 hari pada penyimpanan suhu 4 oC. 2007. Moringa oleifera: a food
Selain itu dilaporkan bahwa daun kelor secara plant with multiple medicinal uses.
Phytother. Res. 21, 1725
butter (Siddhuraju & Becker, 2003) dan Anwar, F., & Rashid, U. (2007a). Physico-
ekstrak daun kelor dapat mencegah terjadinya chemical characteristics of Moringa
ketengikan pada roti daging kambing akibat oleifera seeds and seed oil from
reaksi oksidasi (Das et al., 2012). a wild provenance of Pakistan.
Pakistan Journal Botany, 39(5),
14431453.
PENUTUP Anwar, F., Latif, S., Ashraf, M., & Gilani,
A. H. (2007b). Moringa oleifera: A
Kelor (Moringa oliferia) berpotensi
food plant with multiple medicinal
besar sebagai sumber nutrisi, pengobatan uses. Phytotherapy Research, 21,
alami, industri kosmetik, dan perbaikan 1725.
linkungan. Semua bagian dari tanaman kelor Beltrn-Heredia, J., Snchez-Martn, J.,
memberikan khasiat dan manfaat dibidang Barrado-Moreno, M.M., 2012.
pangan maupun non pangan. Sebagai tanaman Long-chainanionic surfactants
yang kaya akan nutrisi baik makro maupun in aqueous solution removal by

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2, 2015 41


Syarifah Am inah et. al.: Kandungan Nut risi dan Sifat Fungsional Tanam an Kelor (M oringa oleifera )

Moringa oleifera coagulant.Chem. Tropics. Church World Service,


Eng. J. 180, 128136. Dakar. 68 pp.; revised in 2001 and
published as The Miracle Tree: The
Bhuvaneswari, G. Ganiger, V.M. Madalageri,
Multiple Attributes of Moringa, 172
M.B. (2014). Nutrient composition
and sensory evaluation of drumstick Gupta, K., Barat, G. K., Wagle, D. S., &
(Moringa oleifera Lam.) leaf Chawla, H. K. L. (1989). Nutrient
products. Proceeding SEAVEG. contents and antinutritional
Families, Farms, Food: Sustaining factors in conventional and non-
small-scale Vegetables Production conventional leafy vegetables. Food
and Marketing Systems for Food Chemistry, 31, 105-116.
and Nutrition Security. Bangkok-
Hariana A. 2008. Tumbuhan Obat dan
Thailand, 25-27 Pebruary 2014. Pp:
Khasiatnya Seri 2. Depok: Penebar
290-297
Swadaya.
Broin. 2010. Growing and processing moringa Jongrungruangchok, Suchada, Supawan
leaves. France: Imprimerie Horizon. Bunrathep, and Thanapat Songsak.
Das, A. K., Rajkumar, V., Verma, A. K., 2010. Nutrients and minerals
& Swarup, D. (2012). Moringa content of eleven different samples
oleifera leaves extract: A natural of Moringa oleifera cultivated in
antioxidant for retarding lipid Thailand. J Health Res 24 (3): 123-
peroxidation in cooked goat meat 127.
patties. International Journal of
Food Science and Technology, 47,
Kelor (Moringa Oleifera, LAMK)
585591.
sebagai Koagulan Fosfat dalam
Dahot, M.U. (1998), Vitamin contents Limbah Cair Rumah Sakit (Studi.
Kasus di RSU Dr. Saiful Anwar
oleifera. Biochemistry Pp. 2122 Malang. UIN. Malang.
2124.
Mahmood KT, Tahira Mugal, Ikram Ul
Duke, J.A., 2001. Moringa oleifera Lam. Haq. 2011. Moringa oleifera: a
(Moringaceae). In: Duke, J.A. (Ed.), natural gift-A review. Journal
Handbook of Nuts. CRC Press, of Pharmaceutical Sciences and
Boca Raton, FL, USA, pp. 214217 Research 2 (11): 775-781.
Doerr B, Cameron L. 2005. Moringa Leaf Makkar, H. P. S., and K. Becker. 1997.
Powder. ECHO Technical Note. Nutrients and antiquality factors in
USA. different morphological parts of the
Moringa oleifera tree. Journal of
Integrated Taxonomic Information System.
Agricultural Science 128: 311-322.
(2013). Moringa oleifera (Drumstick
Mardiana, L. (2013). Daun Ajaib Tumpas
and Name. Encyclopedia of Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Life Newsletter. Tanggal akses Halaman 47-71.
6 September 2014. http://hy_ McLellan, L., Mckenzie, J. and Clapham,
entrie s/46214757/overvie w/ M.E. (2010). A study to determine
moringa-oleifera. if dried moringa leaf powder is an
Foild N, Makkar HPS & Becker. 2007. The acceptable supplement to combine
Potential Of Moringa Oleifera with maize meal for Malawian
forAgricultural and Industrial Uses. children. Proceedings of the
Mesir: Dar Es Salaam. Nutrition Society, 28 June1 July
2010. Health Sciences, Queen
Fuglie, Lowell J., ed. 2001. The Miracle Tree:
Margaret University, Edinburgh
The multiple attributes of moringa.
EH21 6UU, UK.
Dakar, Senegal: Church World
Service. Melo, N. V., Vargas, T. Quirino and C. M.
C. Calvo. (2013). Moringa oleifera
Fuglie, L.J.(1999). The Miracle Tree: Moringa
L. An underutilized tree with
oleifera: Natural Nutrition for the
macronutrients for human health.

42 Buletin Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2, 2015


Syarifah Am inah et. al. : Kandungan Nut risi dan Sifat Fungsional Tanam an Kelor (M oringa oleifera )

Emir. J. Food Agric, 25 (10): 785- oleifera Lam. leaf in South-Western


789. Nigeria. Malaysian Journal of
Microbiology, 8, 59-67.
Mendieta-Araica B, Sprndly E, Reyes-
Snchez N, Salmern-Miranda Olosunde, O. O., Abiodun, O. A.,
F, Halling M (2013). Biomass Amanyunose A. A. and. Adepeju A.
production and chemical B. (2014). Sensory and Nutritional
composition of Moringa oleifera Characteristics of Kununzaki
under different planting densities Enriched with Moringa (Moringa
and levels of nitrogen fertilization. oleifera) Seed Flour. American
Agroforest. Syst. 87:81-92. Journal of Experimental Agriculture
4(9): 1027-1035
Misra, S., & Misra, M. K. (2014). Nutritional
evaluation of some leafy vegetable Palupi N, Zakaria F, Prangdimurti E. Pengaruh
used by the tribal and rural people Pengolahan Terhadap Nilai Gizi
of south Odisha, India. Journal Pangan. ENBP Me-L, editor:
of Natural Product and Plant Departemen Ilmu & Teknologi
Resources, 4, 23-28. Pangan-Fateta-IPB.; 2007.
Misra, A., Srivastava, S., & Srivastava, M. Pritcharda, M., Craven, T., Mkandawire,
(2014). Evaluation of anti diarrheal T., Edmondson, A.S., ONeill,
potential of Moringa oleifera (Lam.) J.G., 2010. Acomparison between
leaves. Journal of Pharmacognosy Moringa oleifera and chemical
and Phytochemistry, 2(5), 43-46.
drinking water-An alternative
Moyo, B. 2012. Antimicrobial activities of
sustainable solution fordeveloping
Moringa oleifera Lam leaf extracts.
countries. Phys. Chem. Earth 35,
African Journal of Biotechnology
798805.
11(11): 2797-2802.
Prajapati RD, Murdia PC, Yadav CM,
Muthukumar, M., Naveena, B. M.,
Chaudhary JL. 2003. Nutritive value
Vaithiyanathan, S., Sen, A. R., &
of drumstick (Moringa oleifera)
Sureshkumar, K. (2012). Effect of
leaves in sheep and goats. Indian
incorporation of Moringa oleifera
Journal of Small Ruminants (2):
leaves extract on quality of ground
136-137.
pork patties. Journal of Food
Science and Technology http:// Ramachandran, C., Peter, K.V.,
dx.doi.org/10.1007/ s13197-012- Gopalakrishnan, P.K., 1980.
0831-8. Drumstick (Moringa oleifera): a
Nishi, L., Salcedo Vieira, A.M., Fernandes multipurpose Indian vegetable. J.
Vieira, M., Bongiovani, M., Econ. Bot. 34, 276-283.
PereiraCamacho, F., Bergamasco, Roopashri, A. N., & Varadaraj, M. C.
R., 2012. Hybrid process of
causing oligosaccharides by
Moringa oleifera followed by a-D-galactosidase of a probiotic
Lactobacillus plantarum MTCC
sp. cellsfrom water supply. Procedia
Eng. 42, 865872. elaboration of probiotic attributes
in soybased fermented product.
Nweze, N. O., & Nwafor, F. I. (2014).
European Food Research and
Phytochemical, proximate and
Technology, 239, 99-115.
mineral composition of leaf extracts
of Moringa oleifera Lam. from Sahakitpichan, P., Mahidol, C., Disadee, W.,
Nsukka, South-Eastern Nigeria. Ruchirawat, S., Kanchanapoom,
IOSR Journal of Pharmacy and T., 2011. Unusual glycosides
Biological Sciences, 9, 99-103. of pyrrole alkaloid and
Oluduro, A. O. (2012). Evaluation of 4 - h y d r o x y p h e n y l e th a n a m i d e
antimicrobial properties and from leaves of Moringa oleifera.
nutritional potentials of Moringa Phytochemistry 72, 791795.

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2, 2015 43


Syarifah Am inah et. al.: Kandungan Nut risi dan Sifat Fungsional Tanam an Kelor (M oringa oleifera )

Sharma, P., Kumari, P., Srivastava, M.M., Tiea, J., Jianga, M., Lia, H., Zhanga, S.,
Srivastava, S., 2007. Ternary Zhangb, X. 2015. A comparison
biosorptionstudies of Cd (II), Cr between Moringa oleifera seed
(III) and Ni (II) on shelled Moringa presscake extract andpolyaluminum
oleifera seeds. Bioresour.Technol. chloride in the removal of direct
98, 474477. black 19 fromsynthetic wastewater.
J. Industrial Crops and Products.,
Shah. M. A., Bosco, S. J. D., & Mir, S. A.
74: 530534
(2015). Effect of Moringa oleifera
leaf extract on the physicochemical Tilong AD. 2012. Ternyata, Kelor Penakluk
Diabetes. Jogjakarta: DIVA Press.
packaged raw beef. Food Packaging
Toma, A., & Deyno, S. (2014). Phytochemistry
and Shelf Life, 3, 3138.
and pharmacological activities of
Shiriki, D., Igyor, M.A. and Gernah, D.I. Moringa oleifera. International
(2015). Nutritional evaluation of Journal of Pharmacognosy, 1, 222-
complementary food formulations 231.
from maize, soybean and peanut
Tsaknis, J., Lalas, S., Gergis, V., & Spiliotis,
V. (1998). A total characterization of
leaf powder. Food and Nutrition Moringa oleifera Malawi seed oil.
Sciences, 6, 494-500. La Rivista Italiana delle Sostanze
Siddhuraju, P., & Becker, K. (2003). Grasse, 75, 2127.
Antioxidant properties of various
Vanajakshi, V., Vijayendra, S.V.N., Varadaraj,
solvent extracts of total phenolic
M.C., Venkateswaran, G., Renu
constituents from three different
Agrawal. (2015). Optimization
agroclimatic origins of drumstick
of a probiotic beverage based on
tree (Moringa oleifera Lam.) leaves.
Moringa leaves and beetroot. LWT
Journal of Agriculture and Food
- Food Science and Technology, 63:
Chemistry, 51, 21442155.
1268-1273
Simbolan JM, M Simbolan, N Katharina.
Verma, A.R., Vijayakumar, M., Mathela, C.S.,
2007. Cegah Malnutrisi dengan
Rao, C.V., 2009. In vitro and in vivo
Kelor. Yogyakarta: Kanisius.
antioxidant properties of different
Syamsu Hidayat. 1991. Inventarisasi Tanaman fractions of Moringa oleifera leaves.
Obat Indonesia, edisi kedua, Food Chem. Toxicol. 47, 2196
Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 2201.
Teixeira, C.M.L.L., Kirste, F.V., Teixeira, Yameogo, W. C., Bengaly, D. M., Savadogo,
P.C.N., 2012. Evaluation of A., Nikima, P. A., Traor, S. A.
2011. Determination of Chemical
Composition and Nutritional
biodiesel producermicroalgae. J. values of Moringa oleifera Leaves.
Appl. Phycol. 24, 557563. Pakistan Journal of Nutrition 10 Vol
(3): 264-268.

44 Buletin Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2, 2015

Anda mungkin juga menyukai