KESEHATAN LANSIA
PUSKESMAS LABUHA
KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Labuha Kabupaten
Halmahera Selataan pada Tahun 2023 ini mendapat kesempatan untuk
melaksanakan reakreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas Labuha Kabupaten Haamahera Selatan
sangatlah penting untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien
serta masyarakat. Untuk menunjang pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Labuha
Kabupaten Hamahera Selatan maka diperlukan pedoman pelayanan di Puskesmas
Labuha.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini dapat member
manfaat dan bagi Puskesmas Labuha, sehingga akreditasi di Puskesmas Labuha
Kabupaten Hamahera Selatan berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih
baik.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja. Puskesmas Labuha adalah salah satu dari UPTD Dinas
Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan dengan wilayah kerja yang mencakup
14 Desa yang ada di Kecamatan Bacan
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
Ponorogo Utara adalah “…………………………………………………”
Berdasarkan visi Puskesmas Labuha, maka misi Puskesmas Labuha
antara lain :
1. Menyediakan upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan
berkeadilan;
2. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan
masalah kesehatan;
3. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan;
4. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat;
5. Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan.
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Puskesmas Labuha
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, salah satunya adalah pelayanan pemeriksaan umum.
Dalam melaksanakan pelayanan pemeriksaan umum di Puskesmas, agar
dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka
Puskesmas Ponorogo Utara menyusun “PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN
LANSIA PUSKESMAS LABUHA.”
B. TUJUAN PEDOMAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan kesehatan lansia yang bermutu di Puskesmas
Labuha.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan lansia di Puskesmas Labuha.
C. SASARAN PEDOMAN
3
Sasaran Pedoman Pelayanan Kesehatan Lansia adalah Petugas
Pelayanan di unit pelayanan kesehatan lansia Puskesmas Labuha.
E. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional dalam Pedoman Pelayanan Kesehatan Lansia adalah
proses pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan
kesehatan lansia, mulai pengkajian, perencanaan layanan, pemberian layanan
dan evaluasi pemberian layanan.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Kesehatan Lansia Puskesmas Labuha buka setiap hari kerja sesuai
jam pelayanan sebagai berikut :
- Senin s/d Kamis : ………………….
- Jumat : …………………..
- Sabtu : ………………….
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
Sarana adalah suatu tempat, fasilitas dan peralatan yang langsung terkait
dengan Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat, fasilitas dan
peralatan yang secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam
upaya mendukung Pelayanan Puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai.
BED
PASIEN
M M
EJ EJ
A A
PE PE
LA LA
YA YA
NA NA
KETERANGAN :
a. Luas ruangan ………………….. m²
b. Ruangan kering dan tidak lembab
c. Memiliki ventilasi yang cukup
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna cerah
B. STANDAR FASILITAS
Standar Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lansia mengacu pada Standar Fasilitas
Pemeriksaan Umum menurut Permenkes Nomer ……… Tahun ……tentang
Puskesmas yaitu sebagai berikut :
JUMLAH MINIMUM
NO JENIS PERALATAN
PERALATAN
I. SET PEMERIKSAAN UMUM
1. Anuskop 3 buah
2. Baki logam tempat alat steril bertutup 2 buah
3. Bingkai uji-coba untuk pemeriksaan refraksi 1 buah
4. Buku Ishihara Tes 1 buah
5. Corong telinga/Speculum telinga ukuran kecil, besar, sedang 1 set
6
6. Emesis basin /Nierbeken besar 1 buah
7. Garputala 512 Hz, 1024 Hz, 2084 Hz 1 set
8. Handle kaca laring 1 buah
9. Handle kaca nasopharing 1 buah
10. Kaca laring ukuran 2,4,5,6 1 set
11. Kaca nasopharing ukuran 2,4,5,6 1 set
12. Kaca pembesar untuk diagnostik 1 buah
13. Lampu kepala/Head Lamp + Adaptor AC/DC 1 buah
14. Lampu senter untuk periksa/pen light 1 buah
15. Lensa uji-coba untuk pemeriksaan refraksi 1 set
16. Lup binokuler (lensa pembesar) 3-5 Dioptri 1 buah
17. Metline ( pengukur lingkar pinggang ) 1 buah
18. Opthalmoscope 1 buah
19. Otoscope 1 buah
20. Palu reflex 1 buah
21. Pelilit kapas/Cotton applicator Sesuai kebutuhan
22. Skinfold calliper 1 buah
23. Snellen Chart 2 jenis (E Chart + Alphabet Chart) 1 buah
24. Spekulum vagina (cocor bebek) sedang 3 buah
25. Spekulum hidung dewasa 1 buah
26. Sphygmomanometer untuk dewasa 1 buah
27. Stetoskop untuk dewasa 1 buah
28. Sudip lidah logam/spatula lidah logam panjang 12 cm 4 buah
29. Sudip lidah logam/spatula lidah logam panjang 16,5 cm 4 buah
30. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya 1 buah
31. Termometer untuk dewasa 1 buah
32. Timbangan dewasa 1 buah
33. Tonometer Schiotz 1 buah
II. BAHAN HABIS PAKAI
1. Alkohol Sesuai Kebutuhan
2. Povidone Iodine Sesuai Kebutuhan
3. Podofilin Tinctura 25% Sesuai Kebutuhan
4. Kapas Sesuai Kebutuhan
5. Kasa non steril Sesuai Kebutuhan
6. Kasa steril Sesuai Kebutuhan
7. Masker wajah Sesuai Kebutuhan
8. Sabun tangan atau antiseptic Sesuai Kebutuhan
9. Sarung tangan steril Sesuai Kebutuhan
10. Sarung tangan non steril Sesuai Kebutuhan
III. PERLENGKAPAN
1. Bantal 1 buah
2. Baskom cuci tangan 1 buah
3. Kasur 1 buah
4. Lampu spiritus 1 buah
5. Lemari alat 1 buah
6. Meja instrumen 1 buah
7. Meteran tinggi badan 1 buah
8. Perlak 2 buah
9. Pispot 1 buah
10. Sarung bantal 2 buah
11. Seprei 2 buah
12. Sikat untuk membersihkan peralatan 1 buah
7
13. Stop Watch 1 buah
Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan
14.
pembuka penutup 2 buah
IV. MEUBELAIR
1. Kursi Kerja 3
2. Lemari arsip 1
3. Meja tulis ½ biro 1
V. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Buku Register Pasien Rawat Jalan Sesuai Kebutuhan
2. Kertas HVS Sesuai Kebutuhan
3. Buku Register Tindakan Sesuai Kebutuhan
4. Buku Register Surat Keterangan Sehat Sesuai Kebutuhan
5. Buku Register Surat Keterangan Sakit Sesuai Kebutuhan
6. Form Rujukan Sesuai Kebutuhan
7. Form Rujukan Internal Sesuai Kebutuhan
8. Form resep Sesuai Kebutuhan
9. Form Surat Keterangan Sehat Sesuai Kebutuhan
10. Form Surat Keterangan Sakit Sesuai Kebutuhan
11. Kwitansi bukti pelayanan Sesuai Kebutuhan
8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Pelayanan Kesehatan Lansia di Puskesmas Labuha Utara merupakan
pelayanan “one stop service”, dimana pelayanan terpadu dan terpusat di unit
pelayanan lansia mulai dari pengkajian, pemeriksaan penunjang hingga
pemberian obat. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan citra puskesmas yang
santun lansia dengan memprioritaskan pelayanan pada lansia.
Lingkup kegiatan di Unit Pelayanan Kesehatan Lansia adalah :
1. Pengkajian Awal
2. Perencanaan Layanan Klinis
3. Persetujuan Tindakan Medis (informed consent)
4. Penyuluhan / edukasi pasien dan/atau keluarga
5. Perencanaan Rujukan
6. Tata laksana tindak lanjut pasien rujuk balik
7. Pengelolaan dan Pemberian Obat
B. LANGKAH KEGIATAN
1. Pengkajian Awal
Ketika pasien diterima di Puskesmas untuk memperoleh pelayanan perlu
dilakukan kajian awal yang lengkap dalam menetapkan alasan kenapa pasien
perlu mendapat pelayanan klinis di Puskesmas. Pada tahap ini, Puskesmas
membutuhkan informasi khusus dan prosedur untuk mendapat informasi,
tergantung pada kebutuhan pasien dan jenis pelayanan yang harus diberikan.
Kajian dilaksanakan oleh setiap disiplin dalam lingkup praktik, profesi,
perizinan, undang-undang dan peraturan terkait atau sertifikasi. Dalam hal ini,
di unit pelayanan kesehatan lansia, kajian awal dilakukan oleh perawat dan
dokter, dalam bentuk pengkajian awal keperawatan dan pengkajian awal
medis.
Pengkajian awal dilakukan dengan prinsip SOAP, yaitu :
- Subyektif
Data subyektif pasien didapatkan dari anamnesa pasien / keluarganya.
Data subyektif antara lain memuat keluhan utama, keluhan tambahan,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit
keluarga, riwayat alergi, informasi lainnya yang dibutuhkan untuk
membantu menegakkan diagnosa.
- Obyektif
9
Data obyektif pasien didapatkan dari pemeriksaan yang dilakukan oleh
petugas terhadap pasien, baik pemeriksaan fisik maupun penunjang.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain : keadaan umum,
kesadaran, tanda – tanda vital, status generalis, status lokalis, dan
pemeriksaan fisik lain yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa.
Pemeriksaan penunjang dilakukan apabila dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosa, misalnya pemeriksaan laboratorium, ECG dan
sebagainya. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan tetapi tidak
dapat dilakukan di Puskesmas Ponorogo Utara, maka dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan lain yang bekerja sama dengan
Puskesmas Ponorogo Utara.
- Assesment
Temuan pada kajian awal dapat digunakan untuk menegakkan
diagnosis dan menetapkan pelayanan/tindakan sesuai kebutuhan
serta rencana tindak lanjut dan evaluasinya.
Temuan dan kajian awal juga dapat digunakan untuk membuat
keputusan perlunya review/kajian ulang pada situasi yang meragukan.
- Planning (Perencanaan Layanan)
Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan
dalam bentuk diagnosis. Dalam menyusun rencana layanan perlu
dipandu oleh standar pelayanan medis dan standar asuhan
keperawatan.
Hasil dari pengkajian awal ditulis di lembar pengkajian awal pasien rawat
jalan, dan disimpan dalam berkas rekam medik pasien.
2. Perencanaan Layanan Klinis
Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam
bentuk diagnosis. Dalam menyusun rencana layanan perlu dipandu oleh
standar pelayanan medis dan standar asuhan keperawatan.
Pasien mempunyai hak untuk mengambil keputusan terhadap layanan yang
akan diperoleh. Pasien/keluarga diberi peluang untuk bekerjasama dalam
menyusun rencana layanan klinis yang akan dilakukan. Dalam menyusun
rencana layanan tersebut harus memperhatikan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan nilai-nilai budaya yang dimiliki
oleh pasien.
Pada kondisi tertentu pasien membutuhkan layanan terpadu yang melibatkan
tim kesehatan. Rencana layanan terpadu meliputi: tujuan layanan yang akan
diberikan, pendidikan kesehatan pada pasien dan/atau keluarga pasien,
jadwal kegiatan, sumber daya yang akan digunakan, dan kejelasan tanggung
10
jawab tiap anggota tim kesehatan dalam melaksanakan layanan.
Pelaksanaan layanan terpadu / antar profesi dilaksanakan dengan rujukan
internal Puskesmas.
3. Persetujuan Tindakan Medis (informed consent)
Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang
pelayanan yang diterimanya adalah dengan cara memberikan informed
consent/informed choice. Untuk menyetujui/memilih tindakan, pasien harus
diberi penjelasan/konseling tentang hal yang berhubungan dengan pelayanan
yang direncanakan, karena diperlukan untuk suatu keputusan persetujuan.
lnformed consent dilakukan sebelum suatu tindakan atau pengobatan tertentu
yang berisiko. Pasien dan keluarga dijelaskan tentang tes/tindakan, prosedur,
dan pengobatan mana yang memerlukan persetujuan dan bagaimana
mereka dapat memberikan persetujuan secara tertulis pada lembar inform
consent.
4. Penyuluhan / edukasi pasien dan/atau keluarga
Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu ada kerjasama antara
petugas kesehatan dan pasien/keluarga. Pasien/keluarga perlu mendapatkan
penyuluhan kesehatan dan edukasi yang terkait dengan penyakit dan
kebutuhan klinis pasien, oleh karena itu penyuluhan dan pendidikan
pasien/keluarga perlu dipadukan dalam pelayanan klinis.
Setiap kali selesai melakukan edukasi kepada pasien / keluarga maka
dilakukan penilaian terhadap efektivitas penyampaian informasi kepada
pasien/keluarga pasien agar mereka dapat berperan aktif dalam proses
layanan dan memahami konsekuensi layanan yang diberikan. Hasil
pelaksanaan edukasi ditulis di dalam lembar catatan penyampaian edukasi
dan disimpan di dalam berkas rekam medis.
5. Perencanaan Rujukan
Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, maka pasien
harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu menyediakan pelayanan
yang dibutuhkan oleh pasien. Pasien/keluarga pasien mempunyai hak untuk
memperoleh informasi tentang rencana rujukan. Informasi tentang rencana
rujukan harus disampaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh
pasien/keluarga pasien. Informasi tentang rencana rujukan diberikan kepada
pasien/keluarga pasien untuk menjamin kesinambungan pelayanan.
Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien meliputi: alasan rujukan,
fasilitas kesehatan yang dituju, termasuk pilihan fasilitas kesehatan lainnya,
jika ada, sehingga pasien/keluarga dapat memutuskan fasilitas yang mana
yang dipilih, serta kapan rujukan harus dilakukan. Untuk memastikan
11
kontinuitas pelayanan, informasi mengenai kondisi pasien dikirim bersama
pasien. Salinan resume pasien tersebut diberikan kepada fasilitas kesehatan
penerima rujukan bersama dengan pasien. Resume tersebut memuat kondisi
klinis pasien, prosedur dan pemeriksaan yang telah dilakukan dan kebutuhan
pasien lebih lanjut.
6. Tata laksana tindak lanjut pasien rujuk balik
Jika puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien dari fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi atau fasilitas kesehatan lain, maka perlu
dilakukan tindak lanjut terhadap pasien melalui proses kajian, dan sesuai
prosedur yang berlaku, dengan emperhatikan rekomendasi tindak lanjut dari
sarana kesehatan yang memberikan umpan balik rujukan.
7. Pengelolaan dan Pemberian Obat
Sebagai pelaksana pelayanan “one stop service” unit pelayanan kesehatan
lansia juga memberikan pelayanan pemberian obat kepada pasien. Stok obat
disediakan di unit pelayanan kesehatan lansia dengan mengajukan
permintaan di gudang obat. Petugas pelayanan kesehatan lansia melakukan
pengelolaan obat sebagaimana dilakukan di kamar obat sesuai dengan
standard an prosedur yang telah ditetapkan. Setiap bulan petugas unit
pelayanan kesehatan lansia melakukan pelaporan ke bagian gudang obat.
Dalam hal pemberian obat kepada pasien, petugas harus memperhatikan
prinsip “12 tepat” yaitu :
1) Tepat pasien
2) Tepat obat
3) Tepat dosis obat
4) Tepat waktu pemberian
5) Tepat cara pemberian (rute)
6) Tepat dokumentasi
7) Tepat edukasi kesehatan perihal medikasi pasien
8) Tepat memperhatikan Hak pasien untuk menolak
9) Tepat pengkajian
10) Tepat evaluasi.
11) Tepat reaksi terhadap makanan
12) Tepat reaksi dengan obat lain
12
BAB V
LOGISTIK
13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
14
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi
jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.
15
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
16
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
17
BAB IX
PENUTUP
18
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2013. Standar Puskesmas. Jawa Timur :
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
19