Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SURADE
Jl.RayaSurade No. 53.Telp(0266)490123Fax:--E-
mail :pkmsurade@gmail.com
Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi Kode Pos : 43179

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World health organization (WHO), yang termasuk kedalam
kelompok adalah mereka yang berusia 10-19 tahun, dan secara demografis
kelompok remaja di bagi menjadi kelompok usia 10 – 14 tahun dan
kelompok usia 15 – 19 tahun sementara undang – undang no 23 tahun
2002 tentang perlindungan anak mengelompokkan setiap orang yang
berusia sampai dengan 18 tahun sebagai anak, sehingga berdasarkan
undang – undang ini sebagian besar remaja termasuk dalam kelompok
anak. Berdasarkan data proyeksi penduduk indonesia 2000-2025, proporsi
penduduk remaja berusia 10 – 19 tahun pada ahun 2010 adalah sekitar
18,3 % dari total penduduk atau sekitar 43 juta jiwa.]

Bersarnya populasi kelompok usia remaja dapat dimaknai sebagai


aset dan potensi bangsa di masa depan. Namun demikian, untuk dapat
mewujudkan harapan tersebut, negara dan masyarakat harus dapat
menjamin agar remaja indonesia mampu tumbuh dan berkembang secara
positif dan terbebas dari berbagai permasalahan yang mengancam . upaya
untuk dapat mewujudkan cita – cita tersebut tidaklah mudah . pentingnya
remaja sebagai aset masa depan peradaban manusia ditunjukan dengan
adanya beberapa indikator yang di terapkan persatuan bangsa-bangsa
sebagai millenium development goals yang berkait lansung dengan remaja
dan orang muda. Indokator tersebut adalah tingkat melek huruf pada
penduduk usia 15-24 tahun, proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang
memiliki pengetahuan komprensif tentang HIV-AIDS dan rasio partisipasi
sekolah anak usia 10 – 14 tahun yang tidak yatim piatu dibandingkan
dengan yang yatim piatu.

Beberapa fakta berikut ini menunjukan bahwa saat ini remaja


indonesia menghadapi berbagai tantangan.

1
1. Perilaku beresiko
2. Pengetahuan
3. Akses terhadap informasi

2
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya PKPR berkualitas d puskesmas dan tempat
pelayanan remaja lainya yang mampu menghargai memenuhi hak-
hak serta kebutuhan remaja sebgai individu dalam sebagai individu
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan , pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal begi remaja sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
2. Tujuan Khusus
- Tersedianya panduan penyelenggaraan bagi fasilitas dan petugas
pelaksana PKPR
- Tersedianya instrumen pemantauan praktis pemenuhan standar
nasional PKPR dengan menggunakan beberapa kriteria terpilih
- Terselenggaranya PKPR dengan kualitas yang baik, ajeg dan merata
di seluruh wilayah republik indonesia.
C. Sasaran
1. Remaja di sekolah : sekolah umum, madrasah, pesantren, sekolah
luar biasa
2. Remaja di luar sekolah : karang taruna, saka bakti husada, palang
merah remaja, panti yatim piatu/rehabilitasi, kelompok belajar
mengajar , organisasi remaja, rumah singgah kelompok keagamaan.
3. Remaja putri sebagai calon ibu dan remaja hamil tanpa
mempermasalahkan status pernikahan
4. Remaja yang rentan terhadap penularan HIV, remaja yang sudah
terinfeksi HIV remaja yang sudah terinfeksi HIV dan AIDS, remaja
yang menjadi yatim/ piatu karena AID.
5. Remaja berkebutuhan khusus yang meliputi kelompok remaja .

D. Ruang Lingkup
1. Penyuluhan remaja (SLTP, SLTA)
2. Pembentukan dan pelatihan kader remaja
3. Monitoring kader remaja

3
E. Batasan Operasional
1. Kegiatan di Luar Gedung
Penyuluhan mengenai kesehatan pelayanan peduli remaja dengan
langkah sebagai berikut :
a. Menyampaikan pokok bahasan mengenai gambaran umum
sistem reproduksi manusia, pengertian dan fungsi organ
reproduksi manusia dengan membuat berbagai pertanyaan
situasional dan mengungkit pengalaman pribadi peserta.
b. Menjelaskan kelainan dan penyakit yang menyerang sistem
reproduksi manusia.
c. Menjelaskan tentang akibat dari pergaulan bebas seperti sex
bebas, NAFZA, IMS, HIV/AIDS.
d. Cara menghindari pergaulan bebas seperti sex bebas, NAFZA,
IMS, HIV/AIDS.
e. Dan cara menanggulangi jika sudah pernah melakukan
pergaulan bebas seperti sex bebas, NAFZA, IMS, HIV/AIDS.

F. Landasan Hukum
1. SK MENKES No 486/MENKES/SK/IV/2007 tentang rencana
strategi dan kebijakan untuk penaggulangan narkotika,
psikotropika, dan Zat adiktif.
2. Pedoman pelayanan kesehatan peduli remaja di puskesmas ,
direktorat kesehatan keluarga, departemen kesehatan RI, 2005
3. Strategi nasional kesehatan remaja, direktorat kesehatan
keluarga, departemen kesehatan RI, 2005
4. Strategi nasional penanggulangan HIV dan AIDS pada anak
remaja 2007-2010, komisi penanggulangan AIDS Nasional, 2008.
5. Pedoman perencanaan pembentukan dan pengembangan
puskesmas pelayanan kesehatan peduli remaja di kabupaten
/kota , direktorat kesehatan anak, departemen kesehatan RI,
2008

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tenaga UKGM


Berikut ini kualifikasi Tim PKPR yang ada di Puskesmas Surade:
Kualifikasi
Kegiatan Realisasi
SDM
Penyuluhan Dokter Telah dibentuk tim Puskesmas Surade
kesehatan Umum SK KEPALA PUSKESMAS SURADENomor :
peduli remaja Bidan 440 /335 / PKM /III / 2017TENTANGTIM
PELAKSANAANKEGIATAN USAHA
KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
(UKGM)PUSKESMAS SURADE

B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab Pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat :
Kegiatan Petugas Unit terkait
Penyuluhan kesehatan gigi 1. Siti Aisyah Munawaroh Kepala
dan mulut Amd.keb Puskesmas
Program HIV
UKM
KIA

C. Jadwal Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan PKPR adalah :
N Kegiatan yang dilaksanakan Waktu
o Pelaksanaan
1. Penyuluhan remaja April - oktober
2. Pembentukan dan penjaringan kader remaja Maret
3. Monitoring kader remaja Juni & desember

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Lantai 1
Poli Gudang W Gudang
IGD KIA Poli gigi
Gigi Poli umum alat C Obat
(RUA Lansia (umum)
NG Apotek
TIND
AKAN
)
laktasi Konseling Pendaftaran

B. Standar Fasilitas

Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan PKPR Puskesmas


Surade memiliki penunjang yang harus dipenuhi :

Kegiatan UKGM Sarana Prasana


Luar Gedung 1. Alat :
a. Alat tulis
b. Pantum organ reproduksi manusia
c. Poster
d. LCD

6
BAB IV

TATA LAKSANA UKGM


A. Lingkup Kegiatan
1. Kegiatan UKGM dilakukan di luar gedung, antara lain :
a. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut :
1) Persiapan
Penjadwalan kegiatan penyuluhan
2) Pelaksanaan :
Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan
langkah sebagai berikut :
- Menyampaikan pokok bahasan mengenai gambaran umum
sistem reproduksi manusia, pengertian dan fungsi organ
reproduksi manusia dengan membuat berbagai pertanyaan
situasional dan mengungkit pengalaman pribadi peserta.
- Menjelaskan kelainan dan penyakit yang menyerang sistem
reproduksi manusia.
- Menjelaskan tentang akibat dari pergaulan bebas seperti sex
bebas, NAFZA, IMS, HIV/AIDS.
- Cara menghindari pergaulan bebas seperti sex bebas,
NAFZA, IMS, HIV/AIDS.
- Dan cara menanggulangi jika sudah pernah melakukan
pergaulan bebas seperti sex bebas, NAFZA, IMS, HIV/AIDS.
-
B. Strategi / Metode
strategi pentahapan PKPR sebagai berikut:
1. Menumbuh kembangkan kemampuan dan potensi masyarakat
(empowering).
2. Menumbuh kembangkan peranserta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan.
3. Membangun semangat gotongroyong dalam pembangunan kesehatan.
4. Bekerja bersama masyarakat.
5. Menggalang kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan
Organisasi Masyarakat.
6. Penyerahan pengambilan keputusan kepada masyarakat.

C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan

7
Penjadwalan kegiatan penyuluhan
2. Pelaksanaan :
Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan langkah
sebagai berikut :
- Menyampaikan pokok bahasan mengenai gambaran umum
sistem reproduksi manusia, pengertian dan fungsi organ
reproduksi manusia dengan membuat berbagai pertanyaan
situasional dan mengungkit pengalaman pribadi peserta.
- Menjelaskan kelainan dan penyakit yang menyerang sistem
reproduksi manusia.
- Menjelaskan tentang akibat dari pergaulan bebas seperti sex
bebas, NAFZA, IMS, HIV/AIDS.
- Cara menghindari pergaulan bebas seperti sex bebas,
NAFZA, IMS, HIV/AIDS.
- Dan cara menanggulangi jika sudah pernah melakukan
pergaulan bebas seperti sex bebas, NAFZA, IMS, HIV/AIDS.

8
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing
organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan PKPR
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas
sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang
akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana yang meliputi :
a. Alat tulis
b. Pantum alat reproduksi
c. Poster
d. LCD
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh penanggung jawab PKPR
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan
Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan direncanakan oleh penanggung jawab PKPR berkoordinasi dengan
bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya
puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan (POA – Plan Of
Action).

9
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau


dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan
maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan.
Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak
hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran
banyak program kesehatan lainnya. Tahapan dalam mengelola keselamatan
sasaran antara lain :
A. Identifikasi Resiko.
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang di timbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
B. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko
atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan
diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
C. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya
adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah
terjadinya resiko ataudampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu
dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin
terjadi.
D. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
E. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan
kegiatan sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui

10
apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah
ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. Sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak
lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.

11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-


hari sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi
keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko
kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari
pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait.
Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas
terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana
dan prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan
semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang
terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan
harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi.
Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan
dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan
harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.

12
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang


dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian
mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan
pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang
dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal.
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan.
3. Ketepatan metoda yang digunakan.
4. Tercapainya indikator.
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta
permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini
tiap bulan.

13
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan PKPR ini dibuat untuk memberikan petunjuk


dalam pelaksanaan kegiatan program PKPR di Puskesmas Surade,
penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di
puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai
dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan,
kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan
yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugasdalam
melaksanakan pelayanan program PKPR di puskesmas agartidak terjadi
penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

Penanggung Jawab

Siti Aisyah Munawaroh Amd.Keb

14

Anda mungkin juga menyukai