Dosen Pengampu :
Ibu Arabta M Paraten PS. S.Kep.Ns,.M.Kep
Disusun Oleh :
Bela Safitri 19.156.01.11.044
Diva Pratama Ferbrianty 19.156.01.11.047
Ida Setya Ningsih 19.156.01.11.052
Novi Pengestuti 19.156.01.11.059
Viranti Amara Lestari 19.156.01.11.070
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
Makalah KMB tentang “Hipertensi”.makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan Allah SWT mungkin kami penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya
dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses pemecahan dan
pengayakan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
di susun oleh kami penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya.
Penulis
Bekasi, 22 Oktober 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................................4
BAB II : ISI
A. Definisi Hipertensi.....................................................................................................5
B. Klasifikasi Hipertensi.................................................................................................5
F. Patofisiologi Hipertensi..............................................................................................9
A. Pengkajian........................................................................................................11
B. Analisis Data....................................................................................................15
C. Diagnosa keperawatan.....................................................................................16
D. Intervensi.........................................................................................................17
E. Implementasi....................................................................................................18
F. Evaluasi............................................................................................................20
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................21
B. Saran.......................................................................................................................21
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang banyak diderita di dunia.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Solok tahun 2016, hipertensi merupakan penyakit
tertinggi di program Penyakit Tidak Menular. Pengobatan non farmakologi dapat
membantu menurunkan tekanan darah penderita. Mentimun mengandung kalium dan
banyaknya kandungan air sehingga bersifat diuretik. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pemberian jus mentimun terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Singkarak tahun 2017. Jenis penelitian yang
digunakan quasy eksperiment pre test dan post test dengan kelompok kontrol,
dilaksanakan tanggal 30 Agustus sampai dengan 7 September 2017. Populasi adalah
penderita hipertensi yang menderita hipertensi sedang, teknik sampel non random
sampling dengan jumlah 32 orang. Data diolah secara komputerisasi dengan analisis
univarian menggunakan tabel median dan nilai mainimum/ maksimum dan analisis
bivariat menggunakan uji Mann- Whitney dengan signifikan nilai p ≤ 0,05. Hasil
penelitian pada tekanan darah sistolik penderita hipertensi kelompok eksperimen dan
kontrol setelah diberikan jus mentimun terdapat perbedaan yang signifikan dengan
nilai p value = 0,000 ≤ 0,05. Terdapat perbedaan yang signifikan tekanan darah
diastole pada penderita hipertensi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dengan nilai p value = 0,000 ≤ 0,05.
Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian jus mentimun terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Singkarak.
Diharapkan agar hasil penelitian ini menjadi salah satu program Penyakit Tidak
Menular di lingkungan Puskesmas Singkarak dalam memanfaatkan jus mentimun
dalam membantu menurunkan tekanan darah penderita hipertensi, dan mampu
mengajarkan cara pengolahan dan konsumsi jus mentimun dengan benar bagi
penderita hipertensi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Hipertensi ?
2. Apa Saja Klasifikasi Hipertensi ?
3. Apa Etiologi Dan Faktor Resiko?
4. Apa Saja Manifestasi Klinik Pada Hipertensi ?
5. Apa Saja Komplikasi Yang Terjadi Pada Hipertensi ?
6. Bagaimana Patofisiologi Hipertensi ?
7. Pemeriksaan Penunjang ?
C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui definisi hipertensi.
2. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi hipertensi.
3. Agar mahasiswa mengetahui etiologi dan faktor resiko.
4. Agar mahasiswa mengetahui manifestasi klinik pada hipertensi
5. Agar mahasiswa mengetahui komplikasi yang terjadi pada hipertensi
6. Agar mahasiswa mengetahui patofisiologi hipertensi
7. Agar mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang hipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI HIPERTENSI
Suatu peningkatan tekanan darah secara abnormal pada pembulu darah arteri
secara terus-menurus lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi apabila arterioli
mengalami kontriksi. Kontriksi arterioli membuat darah sulit mengalir dan
mengakibatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja
jantung dan arteri, yang apabila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan
pembulu darah (Udjianti,2010).
Hipertensin juga dapat didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik >140
mmHg atau tekanan darah diastolik >90 mmHg (Ignatavicius,1994). Menurut WHO,
batasan tekanan yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan
tekanan darah di antara normal >160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Tekanan darah diantara normal dan hipertensi disebut borderline hypertension (garis
batas hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin.
Kaplan memberikan batasan dengan memerhatikan usia dan jenis kelamin
(Soeperman, 1999).
1. Pria berusia <45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya pada waktu
berbaring ≥130/90 mmHg
2. Pria berusia >45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya pada waktu
berbaring ≥145/95 mmHg
3. Wanita dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya ≥160/95 mmHg
B. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut The Sevent Report of The Joint National Commite on Prevention(JNCV)
tekanan darah orang dewasa 18 tahun ke atas diklasifikasikan sebagai berikut
b. Faktor Resiko
1. Faktor resiko yang bisa dirubah
a. Usia
Faktor usia merupakan salah satu faktor resiko yang berpengaruh
terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya usia maka semakin tinggi
pula resiko mendapatkan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring
dengan bertambahnya usia, hal ini disebabkan oleh perubahan alamiah
dalam tubuh yang mempengaruhi pembuluh darah, hormon serta
jantung(Triyanto, 2014)
b. Jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih
tinngi dari pada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada
wanita mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insien pada
wanita lebih tinggi.
c. Lingkungan (stres)
Faktor lingkungan seperti stress juga memiliki pengaruh terhadap
hipertensi. Hubungan antara stress dengan hipertensi melalui saraf
simpatis, dengan adanya peningkatan aktivitas saraf simpatis akan
meningkatkan tekanan darah secara intermitten (Triyanto, 2014).
d. Obesitas
Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah kegemukan atau
obesitas. Perenderita obesitas dengan hipertensi memiliki daya pompa
jantung dan sirkulasi volume darah yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan penderita yang memiliki berat badan normal (Triyanto,2014).
e. Rokok
Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulus pelepasan
katekolamin. Katekolamin yang mengalami peningkatan dapat
menyebabkan peningkatan denyut jantung, iritabilitas miokardial serta
terjadi vasokontriksi yang dapat meningkatkan tekanan darah (Ardiansyah,
2012).
f. Kopi
Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein sebagai
anti-adenosine (adenosine berperan untuk mengurangi kontraksi otot
jantung dan relaksasi pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan
darah turun dan memberikan efek rileks) menghambat reseptor untuk
berikatan dengan adenosine sehingga menstimulus sistem saraf simpatis
dan menyebabkan pembuluh darah mengalami konstriksi disusul dengan
terjadinya peningkatan tekanan darah (Blush, 2014).
2. Faktor resiko yang tidak bisa dirubah
a. Genetik
Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadapangka kejadian
hipertensi. Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadap angka
kejadian hipertensi.
b. Ras
Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita
hipertensi primer ketika predis posisi kadar renin plasma yang rendah
mengurangi kemampuan ginjal untuk mengekskresikan kadar natrium
yang berlebih (Kowalak, Weish, & Mayer, 2011).
F. PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor medulla otak. Rangsangan pusat vasomotor yang dihantarkan
dalam bentuk impuls bergerak menuju ganglia simpatis melalui saraf simpatis. Saraf
simpatis bergerak melanjutkan ke neuron preganglion untuk melepaskan asetilkolin
sehingga merangsang saraf pascaganglion bergerak ke pembuluh darah untuk
melepaskan norepineprin yang mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Mekanisme
hormonal sama halnya dengan mekanisme saraf yang juga ikut bekerja mengatur
tekanan pembuluh darah (Smeltzer &Bare, 2008).
a. Mekanisme vasokonstriktor norepineprin-epineprin
Perangsangan susunan saraf simpatis selain menyebabkan eksitasi pembuluh
darah juga menyebabkan pelepasan norepineprin danepineprin oleh medulla
adrenal ke dalam darah. Hormon norepineprin dan epineprin yang berada di dalam
sirkulasi darah akan merangsang pembuluh darah untuk vasokonstriksi.
Faktorseperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriktor (Saferi &Mariza, 2013).
b. Mekanisme vasokonstriktor renin-angiotensin
Renin yang dilepaskan oleh ginjal akan memecah plasma menjadi substrat
renin untuk melepaskan angiotensin I, kemudian dirubah menjadi angiotensin II
yang merupakan vasokonstriktor kuat. Peningkatan tekanan darah dapat terjadi
selama hormon ini masih menetap didalam darah (Guyton, 2012).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin / hematokrit
Bukan diagnostic tetapi, mengkaji hubungan dari sel –sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
2. Glukosa
Hiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
3. Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk adanya pembentukan
plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
4. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes
5. Asam Urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai factor resiko terjadinya hipertensi
6. CT Scan
Mengkaji tumor serebral, ensefalopi
7. Foto dada / thoraks
Dapat menunjukan obstruksi klasifikasi pada area katup
8. EKG
Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi
( Doengoes, 2009)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
2. BAB
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB normal 1x sehari setiap pagi
dengan konsistensi lembek kecoklatan dan bau khas feses.
- Saat sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB normal 1x sehari setiap pagi
dengan konsistensi lembek kecoklatan dan bau khas feses.
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Keterangan :
0 : mandiri
1 : Memerlukan alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan memerlukan alat bantu
4 : Membutuhkan bantuan total
2. Latihan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan aktivitas sehari-
hari dengan normal seperti bekerja,dll.
- Saat sakit
Pasien mengatakan sedikit kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
karena merasa lelah dan lemas
e. Pola persepsi-konsep diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa tidak nyaman karena penyakit
tersebut.
V. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 140/85 mmHg
Nadi : 84 x/m
Suhu : 370C Respirasi: 20 x/m
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
b. Keadaan fisik
Kepala : simetris, berrambut bersih berwarna putih, muka tidak pucat.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih terdapat gambaran tipis
pembuluh darah.
Hidung : lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikuler.
Mulut : bibir tidak kering, tidak ada stomatitis
Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis.
Dada : simetris, tidak ada tarikan intercostae vokal feminus dada
kanan dan kiri sama, terdengar suara sonor pada semua lapanag paru, suara
jantung pekak, suara nafas vesikuler
Perut : simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar suara
tympani, tidak ada nyeri tekan.
Extremitas : tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif
1. Analisa Data
2. Diagnosis Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi.
a. Diagnosis Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga
dengan hipertensi.
b. Prioritas Masalah
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga
dengan hipertensi.
Skoring data :
3. Intervensi
4. Implementasi
B. SARAN
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan.
Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.
DAFTAR ISI
Referensi :
Bambang Sadewo, ( 2004 ). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Suyono Slamet, ( 2001 ). 100 Question & Answer Hipertensi. Jakarta : Elex Media
Komputindo
Asmilawati & dkk . 2009. Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian Epidemiologinya.
Jakarta
Muttaqin, Arif. 2012. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika
Wiwit Widiana dkk. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Sawahan Porong Sidoarjo.
Website :
http://repository.unimus.ac.id/911/3/12.BAB%20II.pdf
http://www.jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory/article/view/445
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2130/1/KTI%20NI%20NYOMAN%20PARWATI.pdf
file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/299551-asuhan-keperawatan-dengan-
diagnosa-medis-bb58439a.pdf