Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


HIPERTENSI

Dosen Pengampu :
Ibu Arabta M Paraten PS. S.Kep.Ns,.M.Kep

Disusun Oleh :
Bela Safitri 19.156.01.11.044
Diva Pratama Ferbrianty 19.156.01.11.047
Ida Setya Ningsih 19.156.01.11.052
Novi Pengestuti 19.156.01.11.059
Viranti Amara Lestari 19.156.01.11.070

STIKes MEDISTRA INDONESIA


S1 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/2020
Jl. Cut Mutia No.88A, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu, Kota Bks,
Jawa Barat 17113
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
Makalah KMB tentang “Hipertensi”.makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan Allah SWT mungkin kami penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya
dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses pemecahan dan
pengayakan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
di susun oleh kami penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang Makalah Keperawatan KMB Tentang “Hipertensi”


Kami penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah
banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan Makalah ini.

Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya.

Penulis
Bekasi, 22 Oktober 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR..................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4

C. Tujuan.........................................................................................................................4

BAB II : ISI

A. Definisi Hipertensi.....................................................................................................5

B. Klasifikasi Hipertensi.................................................................................................5

C. Etiologi Dan Faktor Resiko........................................................................................6

D. Manifestasi Klinik Pada Hipertensi...........................................................................8

E. Komplikasi Yang Terjadi Pada Hipertensi................................................................9

F. Patofisiologi Hipertensi..............................................................................................9

G. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi..........................................................................10

BAB III : ASKEP

A. Pengkajian........................................................................................................11
B. Analisis Data....................................................................................................15
C. Diagnosa keperawatan.....................................................................................16
D. Intervensi.........................................................................................................17
E. Implementasi....................................................................................................18
F. Evaluasi............................................................................................................20
BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................21

B. Saran.......................................................................................................................21
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang banyak diderita di dunia.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Solok tahun 2016, hipertensi merupakan penyakit
tertinggi di program Penyakit Tidak Menular. Pengobatan non farmakologi dapat
membantu menurunkan tekanan darah penderita. Mentimun mengandung kalium dan
banyaknya kandungan air sehingga bersifat diuretik. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pemberian jus mentimun terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Singkarak tahun 2017. Jenis penelitian yang
digunakan quasy eksperiment pre test dan post test dengan kelompok kontrol,
dilaksanakan tanggal 30 Agustus sampai dengan 7 September 2017. Populasi adalah
penderita hipertensi yang menderita hipertensi sedang, teknik sampel non random
sampling dengan jumlah 32 orang. Data diolah secara komputerisasi dengan analisis
univarian menggunakan tabel median dan nilai mainimum/ maksimum dan analisis
bivariat menggunakan uji Mann- Whitney dengan signifikan nilai p ≤ 0,05. Hasil
penelitian pada tekanan darah sistolik   penderita hipertensi kelompok eksperimen dan
kontrol setelah diberikan jus mentimun terdapat perbedaan yang signifikan dengan
nilai p value = 0,000 ≤ 0,05. Terdapat perbedaan yang signifikan tekanan darah
diastole pada penderita hipertensi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dengan nilai p value = 0,000 ≤ 0,05. 
Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian jus mentimun terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Singkarak.
Diharapkan agar hasil penelitian ini menjadi salah satu program Penyakit Tidak
Menular  di lingkungan Puskesmas Singkarak dalam memanfaatkan jus mentimun
dalam membantu menurunkan tekanan darah penderita hipertensi, dan mampu
mengajarkan cara pengolahan dan konsumsi jus mentimun dengan benar bagi
penderita hipertensi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Hipertensi ?
2. Apa Saja Klasifikasi Hipertensi ?
3. Apa Etiologi Dan Faktor Resiko?
4. Apa Saja Manifestasi Klinik Pada Hipertensi ?
5. Apa Saja Komplikasi Yang Terjadi Pada Hipertensi ?
6. Bagaimana Patofisiologi Hipertensi ?
7. Pemeriksaan Penunjang ?

C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui definisi hipertensi.
2. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi hipertensi.
3. Agar mahasiswa mengetahui etiologi dan faktor resiko.
4. Agar mahasiswa mengetahui manifestasi klinik pada hipertensi
5. Agar mahasiswa mengetahui komplikasi yang terjadi pada hipertensi
6. Agar mahasiswa mengetahui patofisiologi hipertensi
7. Agar mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang hipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI HIPERTENSI
Suatu peningkatan tekanan darah secara abnormal pada pembulu darah arteri
secara terus-menurus lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi apabila arterioli
mengalami kontriksi. Kontriksi arterioli membuat darah sulit mengalir dan
mengakibatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja
jantung dan arteri, yang apabila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan
pembulu darah (Udjianti,2010).
Hipertensin juga dapat didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik >140
mmHg atau tekanan darah diastolik >90 mmHg (Ignatavicius,1994). Menurut WHO,
batasan tekanan yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan
tekanan darah di antara normal >160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Tekanan darah diantara normal dan hipertensi disebut borderline hypertension (garis
batas hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin.
Kaplan memberikan batasan dengan memerhatikan usia dan jenis kelamin
(Soeperman, 1999).
1. Pria berusia <45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya pada waktu
berbaring ≥130/90 mmHg
2. Pria berusia >45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya pada waktu
berbaring ≥145/95 mmHg
3. Wanita dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya ≥160/95 mmHg

B. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut The Sevent Report of The Joint National Commite on Prevention(JNCV)
tekanan darah orang dewasa 18 tahun ke atas diklasifikasikan sebagai berikut

Kategori Sistolik Diastolik


Normal <130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89
HipertensiPerbatasan 130-139 85-89
Stadium 1 (Ringan) 140-159 90-99
Stadium 2 (Sedang) 160-179 100-109
Stadium 3 (Berat) 180-209 110-119
Stadium 4 (Sangat Berat) >210 >120

Hipertensi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah padaorang dewasa


menurut Triyanto (2014)
Kategori Sistolik Diastolik
Normal < 130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89
Stadium 1 (Ringan) 140-159 90-99
Stadium 2 (Sedang) 160-179 100-109
Stadium 3 (Berat) 180-209 110-119
Stadium 4 (Maligna) ≥210 ≥120

C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO


Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi, yaitu :
a. Etiologi
1. Hipertensi esensial atauprimer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui,
sementara penyebab sekunder dari hipertensi esensial juga tidak ditemukan.
Pada hipertensi esensial tidak ditemukan penyakit renivaskuler, gagal ginjal
maupun penyakit lainnya, genetik serta ras menjadi bagian dari penyebab
timbulnya hipertensi esensial termasuk stress, intake alkohol moderat,
merokok, lingkungan dan gaya hidup (Triyanto, 2014).
Beberapa
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal (Buss& Labus, 2013).

b. Faktor Resiko
1. Faktor resiko yang bisa dirubah
a. Usia
Faktor usia merupakan salah satu faktor resiko yang berpengaruh
terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya usia maka semakin tinggi
pula resiko mendapatkan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring
dengan bertambahnya usia, hal ini disebabkan oleh perubahan alamiah
dalam tubuh yang mempengaruhi pembuluh darah, hormon serta
jantung(Triyanto, 2014)
b. Jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih
tinngi dari pada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada
wanita mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insien pada
wanita lebih tinggi.
c. Lingkungan (stres)
Faktor lingkungan seperti stress juga memiliki pengaruh terhadap
hipertensi. Hubungan antara stress dengan hipertensi melalui saraf
simpatis, dengan adanya peningkatan aktivitas saraf simpatis akan
meningkatkan tekanan darah secara intermitten (Triyanto, 2014).
d. Obesitas
Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah kegemukan atau
obesitas. Perenderita obesitas dengan hipertensi memiliki daya pompa
jantung dan sirkulasi volume darah yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan penderita yang memiliki berat badan normal (Triyanto,2014).
e. Rokok
Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulus pelepasan
katekolamin. Katekolamin yang mengalami peningkatan dapat
menyebabkan peningkatan denyut jantung, iritabilitas miokardial serta
terjadi vasokontriksi yang dapat meningkatkan tekanan darah (Ardiansyah,
2012).
f. Kopi
Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein sebagai
anti-adenosine (adenosine berperan untuk mengurangi kontraksi otot
jantung dan relaksasi pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan
darah turun dan memberikan efek rileks) menghambat reseptor untuk
berikatan dengan adenosine sehingga menstimulus sistem saraf simpatis
dan menyebabkan pembuluh darah mengalami konstriksi disusul dengan
terjadinya peningkatan tekanan darah (Blush, 2014).
2. Faktor resiko yang tidak bisa dirubah
a. Genetik
Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadapangka kejadian
hipertensi. Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadap angka
kejadian hipertensi.
b. Ras
Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita
hipertensi primer ketika predis posisi kadar renin plasma yang rendah
mengurangi kemampuan ginjal untuk mengekskresikan kadar natrium
yang berlebih (Kowalak, Weish, & Mayer, 2011).

D. MANIFESTASI KLINIK PADA HIPERTENSI


Manisfestasi klinikmenurutArdiansyah (2012)muncul setelah penderita
mengalami hipertensi selama bertahun-tahun, gejalanya antara lain :
1. Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah tidak
mantap.
2. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena peningkatan
tekanan intrakranial yang disertai mual dan muntah.
3. Epistaksis karenakelainan vaskuler akibat hipertensi yang diderita.
4. Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi darah akibat
vasokonstriksi pembuluh darah.
5. Penglihatan kabur akibat kerusakan pad aretina sebagai dampak hipertensi.
6. Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari peningkatan aliran
darah ke ginjal dan peningkatan filtrasi oleh glomerulus.

Hipertensi sering ditemukan tanpa gejala (asimptomatik), namun tanda-tanda


klinis seperti tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua kali pengukuran
tekanan darah secara berturutan dan bruits (bising pembuluh darah yang terdengar di
daerah aorta abdominalis atau arteri karotis, arteri renalis dan femoralis disebabkan
oleh stenosis atau aneurisma) dapat terjadi. Jika terjadi hipertensi sekunder, tanda
maupun gejalanya dapat berhubungan dengan keadaan yang menyebabkannya. Salah
satu contoh penyebab adalah sindrom cushing yang menyebabkan obesitas batang
tubuh dan striae berwarna kebiruan, sedangkan pasien feokromositoma mengalami
sakit kepala, mual, muntah, palpitasi, pucat dan perspirasi yang sangat banyak
(Kowalak, Weish, &Mayer, 2011).
E. KOMPLIKASI YANG TERJADI PADA HIPERTENSI
Komplikasi pada penderita hipertensimenurut Corwin (2009)menyerang organ-
organ vital antar lain :
a. Jantung
Hipertensi kronis akan menyebabkan infark miokard, infarkmiokard
menyebabkan kebutuhan oksigen pada miokardium tidak terpenuhi kemudian
menyebabkan iskemia jantung serta terjadilah infark.
b. Ginjal
Tekanan tinggi kapiler glomerulus ginjal akan mengakibatkan kerusakan
progresif sehingga gagal ginjal. Kerusakan pada glomerulus menyebabkan aliran
darah ke unit fungsional juga ikut terganggu sehingga tekanan osmotik menurun
kemudian hilangnya kemampuan pemekatan urin yang menimbulkan nokturia.
c. Otak
Tekanan tinggi di otak disebabkan oleh embolus yang terlepas dari pembuluh
darah di otak, sehingga terjadi stroke. Stroke dapat terjadi apabila terdapat
penebalan pada arteri yang memperdarahiotak, hal ini menyebabkan aliran darah
yang diperdarahi otak berkurang.

F. PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor medulla otak. Rangsangan pusat vasomotor yang dihantarkan
dalam bentuk impuls bergerak menuju ganglia simpatis melalui saraf simpatis. Saraf
simpatis bergerak melanjutkan ke neuron preganglion untuk melepaskan asetilkolin
sehingga merangsang saraf pascaganglion bergerak ke pembuluh darah untuk
melepaskan norepineprin yang mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Mekanisme
hormonal sama halnya dengan mekanisme saraf yang juga ikut bekerja mengatur
tekanan pembuluh darah (Smeltzer &Bare, 2008).
a. Mekanisme vasokonstriktor norepineprin-epineprin
Perangsangan susunan saraf simpatis selain menyebabkan eksitasi pembuluh
darah juga menyebabkan pelepasan norepineprin danepineprin oleh medulla
adrenal ke dalam darah. Hormon norepineprin dan epineprin yang berada di dalam
sirkulasi darah akan merangsang pembuluh darah untuk vasokonstriksi.
Faktorseperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriktor (Saferi &Mariza, 2013).
b. Mekanisme vasokonstriktor renin-angiotensin
Renin yang dilepaskan oleh ginjal akan memecah plasma menjadi substrat
renin untuk melepaskan angiotensin I, kemudian dirubah menjadi angiotensin II
yang merupakan vasokonstriktor kuat. Peningkatan tekanan darah dapat terjadi
selama hormon ini masih menetap didalam darah (Guyton, 2012).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin / hematokrit
Bukan diagnostic tetapi, mengkaji hubungan dari sel –sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
2. Glukosa
Hiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
3. Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk adanya pembentukan
plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
4. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes
5. Asam Urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai factor resiko terjadinya hipertensi
6. CT Scan
Mengkaji tumor serebral, ensefalopi
7. Foto dada / thoraks
Dapat menunjukan obstruksi klasifikasi pada area katup
8. EKG
Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi
( Doengoes, 2009)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Asuhan Keperawatan Pada Tn“R“ Dengan Penyakit Hipertensi


I. DATA DEMOGRAF
1. Biodata Pasien :
Nama : Tn. R
Usia : 70 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : PNS
Alamat : Bekasi
Suku : Jawa
Status pernikahan : Sudah Kawin
Agama : Islam
Diagnosa medis : Hipertensi
No.RM : 02
Tanggal masuk : 15-07-2020
Tanggal pengkajian : 15-07-2020
2. Penanggung jawab :
Nama : Ny. M
Usia : 65 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : Istri

II. KELUHAN UTAMA


Pasien mengatakan sering merasa pusing.

III. RIWAYAT KELUARGA


1. Riwayat keluarga inti
a. Tn. R sebagai Kepala Keluarga jarang sakit mempunyai hipertensi
sejak 10 th yang lalu, rutin kontrol kepuskesmas 1 bulan sekali untuk
cek lab dan mengambil obat rutin, tidak mempunyai masalah dengan
istirahat, makan maupun kebutuhan dasar lainnya mempunyai penyakit
hipertensi pada saat pengkajian
b. Tn. J jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah kesehatan yang
serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan dasar
yang lain, tidak mempunyai keturunan hipertensi. Merokok sejak usia
20 tahun. c)
c. Ny. A jarang sakit tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan,
maupun kebuthan dasar yang lainnya.
d. An.Z jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan. Imunisasi
sudah lengkap
2. Riwayat kesehatan keluarga
Tn. R menderita hipertensi tapi keluarganya Tn.R dari pihak Bapak/ Ibu
tidak ada yang menderita hipertensi.

IV. Pola kebutuhan dasar (Bio, psiko, sosio, kultural, spitual)


a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan bahwa dia yakin dengan menggunakan pelayanan
kesehatan dia akan cepaat sembuh.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan biasa makan 1 piring nasi dengan lauk dan sayur
(3xsehari). Dan juga biasa minum air putih kurang lebih 6-8 gelas.
- Saat sakit
Pasien mengatakan bisa makan ½ piring nasi dengan lauk dan sayur
(2xsehari).
c. Pola Eliminasi
1. BAK
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan biasa BAK 5-6 x sehari warna urin kuning jernih
dan bau khas urin.
- Saat sakit
Pasien mengatakan ketika BAK warnanya berubah menjadi kuning
pekat.

2. BAB
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB normal 1x sehari setiap pagi
dengan konsistensi lembek kecoklatan dan bau khas feses.
- Saat sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB normal 1x sehari setiap pagi
dengan konsistensi lembek kecoklatan dan bau khas feses.

d. Pola aktiitas dan latihan


1. Aktivitas

Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
Keterangan :
0 : mandiri
1 : Memerlukan alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan memerlukan alat bantu
4 : Membutuhkan bantuan total
2. Latihan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan aktivitas sehari-
hari dengan normal seperti bekerja,dll.
- Saat sakit
Pasien mengatakan sedikit kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
karena merasa lelah dan lemas
e. Pola persepsi-konsep diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa tidak nyaman karena penyakit
tersebut.

f. Pola istitahat dan tidur


- Sebelum sakit
Pasien mengatakan biasa tidur 6-7 jam perhari dan tidur dengan
nyenyak.
- Saat sakit
Pasien mengatakan pasa saat tidur ia merasa gelisah.
g. Pola peran-hubungan
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga
baik dan selalu mentaati norma yang baik. Hubungan antara keluarga baik,
mendukung bila ada yang sakit langsung dibawa ke petugas kesehatan atau
rumah sakit.
h. Pola toleransi stress-koping
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada.
i. Pola nilai kepercayaan
Pasien beragama islam dan pasien mengatakan tidak mengalami gangguan
dalam beribadah.

V. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 140/85 mmHg
Nadi : 84 x/m
Suhu : 370C Respirasi: 20 x/m
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
b. Keadaan fisik
Kepala : simetris, berrambut bersih berwarna putih, muka tidak pucat.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih terdapat gambaran tipis
pembuluh darah.
Hidung : lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikuler.
Mulut : bibir tidak kering, tidak ada stomatitis
Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis.
Dada : simetris, tidak ada tarikan intercostae vokal feminus dada
kanan dan kiri sama, terdengar suara sonor pada semua lapanag paru, suara
jantung pekak, suara nafas vesikuler
Perut : simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar suara
tympani, tidak ada nyeri tekan.
Extremitas : tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif

VI. Pemeriksaan penunjang


Hasil pemeriksaan laboratorium (cholesterol) : 200 mg/dl

1. Analisa Data

No. Data Subyektif Masalah Penyebab


1. DS : Manajemen Ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan kurang kesehatan keluarga keluarga merawat
memahami cara merawat. tidak efektif dalam mengenal
- Keluarga mengatakan makanan masalah anggota
Tn”R” sama dengan keluarga keluarga dengan
yang lain - Pola tidur Tn”R” tidak hipertensi
sesuai dan kurang dari kebutuhan
- Tn “R” mengatakan khawatir
tensinya semakin tinggi dan stroke
semakin parah
- Keluarga kurang memahami cara
mengenal masalah Tn “R” yang
khawatir tensinya akan bertambah
tinggiDO : Keluarga tampak
bingung dengan penyakit yang
diderita Tn.R
TD : 140/85 mmHg
N : 84 x/mnt
RR : 20 x/mn

2. Diagnosis Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi.
a. Diagnosis Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga
dengan hipertensi.
b. Prioritas Masalah
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga
dengan hipertensi.
Skoring data :

No . Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah keadan 3 1 3/3x1=1 Rasa takut
masalah menyebabkan
peningkatan TD yang
dapat memperburuk
keadaan
2. Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Pemberian penjelasan
masalah dapat diubah yang tepat dapat
sebagian membantu
menuruinkan rasa
takut.
3. Potensial masalah 2 1 2/3x1=0 Penjelasan dapat
untuk dicegah cukup membantu
mengurangu rasa takut.
4. Menonjolnya 1 1 1/2x1=0 Keluarga menyadari
masalah-masalah dengan mematuhu diet
tidak perlu ditangani yang dianjurkan dapt
mengurangi rasa
khawatir. Tn.R
Jumlah 3.1

3. Intervensi

Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


keluarga
Manajemen kesehatan Setelah 1.Berikan 1.Asupan garam yang tinggi
keluarga tidak efektif dilakukan penjelasan pada dapat mengganggu
berhubungan dengan kunjungan keluarga tentang keseimbangan natrium alami
ketidakmampuan rumah 3x diet yang sesuai yang ada dalam tubuh. Kadar
keluarga merawat dalam diharapakan untuk penderita natrium dalam tubuh bisa
mengenal masalah keluarga hipertensi yaitu diet meningkat, sehingga
anggota keluarga dengan mampu rendah garam, menyebabkan retensi natrium,
hipertensi memberikan rendah lemak dan kemudian hal ini dapat
perawatan pada kolesterol. meningkatkan tekanan yang
Tn. R dengan diberikan oleh aliran darah
kriteria hasil : 2.Anjurkan pada terhadap dinding pembuluh
1.Adanya keluarga untuk darah.
usaha untuk mengkonsumsi 2. Pengelolaan hipertensi harus
tidur sesuai makanan sesuai dilakukan dengan komprehensif
kebutuhan dengan diet bukan hanya kuratif saja harus
2.Periksa hipertensi. didukung dengan asupan yang
secara teratur tidak mengakibatkan perburukan
ke pelayanan 3.Anjurkan pada kondisi
kesehatan keluarga untuk 3. Tekanan darah mereka secara
3.Ungkapan Tn jadwal tidur Tn. R. alami naik dan turun dalam pola
R tidak takut berputar selama sepanjang hari.
4.Wajah Tn R 4.Anjurkan kepada Cenderung naik di tengah hari
tampak relaks keluarga dan mencapai angka terendah di
memeriksakan Tn. tengah malam, saat waktunya
R secara teratur mencapai tidur dalam.
Melatih dan 4. Resiko berbahaya yang
mengajarkan mungkin ditimbulkan hipertensi,
senam hipertens alangkah baiknya mencegah
daripada mengobati dengan
melakukan pemeriksaan tekanan
darah untuk deteksi dini
hipertensi.
5. Latihan dan olah raga pada
usia lanjut dapat mencegah atau
melambatkan kehilangan
fungsional, bahkan latihan yang
teratur dapat mengurangi
morbiditas dan mortalitas yang
diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler.

4. Implementasi

No. Dx.Keperawatan implementasi Catatan Perkembangan


1. Manajemen kesehatan Jum’at, 23 Oktober 2020
keluarga tidak efektif Pukul 08.00 WIB
berhubungan dengan 1. Menganjurkan pada keluarga S : Keluarga sudah
ketidakmampuan keluarga memeriksa Tn.R setiap memahami tentang
merawat dalam mengenal minggu dan minum obat hipertensi dengan
masalah anggota keluarga secara teratur. memperhatikan diet,
dengan hipertensi. 2. Memberikan penjelasan pada pola tidur dan kontrol
keluarga tentang diet yang secara teratur.
sesuai dengan hipertensi pada O : keluarga dapat
makanan yang diberikan mengungkapkan cara
Tn.R harus benar-benar merawat keluarga
rendah garam, mengurangi hipertensi, dengan
makanan berlemak. memperhatikan diet,
3. Menganjurkan pada pola tidur dan kontrol
keluaraga untuk mengatur secara teratur.
pola tidur pada siang hari, A : Tujuan tercapai
sebaiknyan digunakan untuk sebagian
istirahat P : lanjutkan Intervensi

2. Manajemen kesehatan Sabtu, 24 Oktober 2020


keluarga tidak efektif Pukul 10.00 WIB
berhubungan dengan 1. Menganjurkan pada keluarga S : Keluarga
ketidakmampuan keluarga memeriksa Tn.R setiap mengatakan sudah
merawat dalam mengenal minggu dan minum obat menyendirikan makann
masalah anggota keluarga secara teratur Tn.R dengan anggota
dengan hipertensi. 2. Memberikan penjelasan pada keluarga.
keluarga tentang diet yang O :
sesuai dengan hipertensi pada - Tn.R mengatakan
makanan yang diberikan sudah tidak takut lagi
Tn.R harus benar-benar dengan tensinya.
rendah garam, mengurangi - Makanan yang
makanan berlemak. disajikan untuk Tn.R
3. Menganjurkan pada nasi, sayur asam, tahu,
keluaraga untuk mengatur tempe goreng.
pola tidur pada siang hari, - Makanan untuk Tn.R
sebaiknyan digunakan untuk dan anggota keluarga
istirahat yang tersendiri
- Wajah Tn.R tampak
lebih relaks.
A : Tujuan tercapai
sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
5. Evaluasi

No. Dx.Kperawatan Evaluasi


1. Manajemen kesehatan keluarga S : Keluarga sudah memahami tentang hipertensi
tidak efektif berhubungan dengan dengan memperhatikan diet, pola tidur dan kontrol
ketidakmampuan keluarga secara teratur.
merawat dalam mengenal O : keluarga dapat mengungkapkan cara merawat
masalah anggota keluarga dengan keluarga hipertensi, dengan memperhatikan diet,
hipertensi. pola tidur dan kontrol secara teratur.
A : Tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan Intervensi

2. Manajemen kesehatan keluarga S : Keluarga mengatakan sudah menyendirikan


tidak efektif berhubungan dengan makann Tn.R dengan anggota keluarga.
ketidakmampuan keluarga O :
merawat dalam mengenal - Tn.R mengatakan sudah tidak takut lagi dengan
masalah anggota keluarga dengan tensinya.
hipertensi. - Makanan yang disajikan untuk Tn.R nasi, sayur
asam, tahu, tempe goreng.
- Makanan untuk Tn.R dan anggota keluarga yang
tersendiri
- Wajah Tn.R tampak lebih relaks.
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suatu peningkatan tekanan darah secara abnormal pada pembulu darah arteri
secara terus-menurus lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi apabila arterioli
mengalami kontriksi. Kontriksi arterioli membuat darah sulit mengalir dan
mengakibatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja
jantung dan arteri, yang apabila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan
pembulu darah (Udjianti,2010).
Hipertensi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah padaorang
dewasa menurut Triyanto (2014)

Kategori Sistolik Diastolik


Normal < 130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89
Stadium 1 (Ringan) 140-159 90-99
Stadium 2 (Sedang) 160-179 100-109
Stadium 3 (Berat) 180-209 110-119
Stadium 4 (Maligna) ≥210 ≥120

B. SARAN
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan.
Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.
DAFTAR ISI

Referensi :
Bambang Sadewo, ( 2004 ). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Anindya,2009 Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Asri, Yuni. 2015. Dasar-DasarPenyakit Bidang Keahlian Kesehatan. Jakarta : EGC

Suyono Slamet, ( 2001 ). 100 Question & Answer Hipertensi. Jakarta : Elex Media
Komputindo

Asmilawati & dkk . 2009. Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian Epidemiologinya.
Jakarta

Muttaqin, Arif. 2012. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika

Wiwit Widiana dkk. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Sawahan Porong Sidoarjo.

Website :

http://repository.unimus.ac.id/911/3/12.BAB%20II.pdf

http://www.jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory/article/view/445

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2130/1/KTI%20NI%20NYOMAN%20PARWATI.pdf

file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/299551-asuhan-keperawatan-dengan-
diagnosa-medis-bb58439a.pdf

Anda mungkin juga menyukai