Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN

SAKARATUL MAUT
Manajemen Sakaratul Maut
•Pendampingan Masa Kritis
•Langkah Sakaratul maut
PENDAMPINGAN
MASA KRITIS
Latar Belakang
“Bimbinglah orang yang hendak mati mengucapkan (kalimat/perkataan): “Tiada Tuhan Selain Allah” (HR.Muslim).

Kita tak tahu kapan kematian akan menjemput kita. Kematian seakan menjadi ketakutan yang sangat besar di hati kita.

Proses terjadinya kematian diawali dengan munculnya tanda-tanda yaitu sakaratul maut atau dalam istilah disebut dying.
Oleh karena itu perlunya pendampingan pada seseorang yang menghadapi sakaratul maut (Dying).

Sebagai mahasiswa calon perawat wajib menegetahui tentang bagaimana cara menangani pasien yang menghadapi
sakaratul maut. Inti dari penanganan pasien yang menghadapi sakaratul maut adalah dengan memberikan perawatan yang
tepat, seperti memberikan perhatian yang lebih kepada pasien sehingga pasien merasa lebih sabar dan ikhlas dalam
menghadapi kondisi sakaratul maut.

Islam menganjurkan ummatnya agar selalu ingat akan mati, Islam juga menganjurkan ummatnya untuk mengunjungi
orang yang sedang sakit menghibur dan mendo’akannya. Apabila seseorang telah meninggal dunia, hendaklah seorang dari
mahramnya yang paling dekat dan sama jenis kelaminnya melakukan kewajiban yang mesti dilakukan terhadap jenazah,
yaitu memandikan, mengkafani, menyembahyangkan dan menguburkannya.. Kewajiban melaksanakan perintah itu berarti
sudah terbayar. Kewajiban yang demikian sifatnya dalam istilah agama dinamakan fardhu kifayah.
Pengertian
Sakaratul Maut Kematian
• Sakaratul maut (dying) merupakan • Kematian (death) merupakan kondisi
terhentinya pernapasan, nadi, dan
kondisi pasien yang sedang tekanan darah serta hilangnya respons
menghadapi kematian, yang memiliki terhadap stimulus eksternal, ditandai
berbagai hal dan harapan tertentu dengan terhentinya aktivitas otak atau
terhentinya fungsi jantung dan paru
untuk meninggal. secara menetap. Selain itu, dr. H. Ahmadi
NH, Sp KJ juga mendefinisikan Death
sebagai:
• (a) Hilangnya fase sirkulasi dan respirasi
yang irreversibel
• (b) Hilangnya fase keseluruhan otak,
termasuk batang otak

Dying dan death merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan suatu
fenomena tersendiri. Dying lebih ke arah suatu proses, sedangkan death merupakan akhir dari
hidup. (Eny Retna Ambarwati, 2010)
1. Penginderaan dan gerakan menghilang secara
berangsur-angsur yang dimulai pada anggota gerak Ciri Pasien
paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung
hidung yang terasa dingin dan lembab Sakaratul
2. Kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat
Maut
3. Nadi mulai tak teratur, lemah dan pucat
4. Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene
stokes
5. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer
menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi
hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi
tiap individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah
pasien yang tadinya kelihatan cemas nampak lebih
pasrah menerima
• Tujuannya yaitu, : PENDAMPIN
a. Memberi rasa tenang dan puas jasmaniah dan rohaniah pada GAN PASIEN
pasien dan keluarganya
b. Memberi ketenangan dan kesan yang baik pada pasien
SAKARATUL
disekitarnya. MAUT
c. Untuk mengetahui tanda-tanda pasien yang akan meninggal
1. Pendampingan
secara medis bisa dilihat dari keadaan umum, vital sighn dan jasamaniah
beberapa tahap-tahap kematian
2. Pendampingan
Rohaniah
• Memberitahu pada keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
PROSEDUR
• Mendekatkan alat
SECARA
• Memisahkan pasien dengan pasien yang lain
MEDIS
• Mengijinkan keluarga untuk mendampingi, pasien tidak
Bagian ini sebagai
boleh ditinggalkan sendiri
pengantar untuk masuk
• Membersihkan pasien dari keringat dalam materi
Manajemen Saratul Maut
• Membasahi bibir pasien dengan kassa lembab, bila tampak secara rohani
kering menggunakan pinset
• Membantu melayani dalam upacara keagamaan
• Mengobservasi tanda-tanda kehidupan (vital sign) terus
menerus
• Mencuci tangan
• Melakukan dokumentasi tindakan
• Bimbingan rohani pasien merupakan bagian integral dari bentuk
pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan bio-Psyco- PENDAMPING
Socio-Spritual ( APA, 1992 ) yang komprehensif, karena pada dasarnya
setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritual
AN DENGAN
needs, Dadang Hawari, 1999 ). BIMBINGAN
• Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ROHANI
ketetapan WHO yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual)
merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehataan seutuhnya
(WHO, 1984).
• Perawat memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis,
psikologis, dan spiritual pasien. Akan tetapi, kebutuhan spiritual seringkali
dianggap tidak penting oleh perawat. Padahal aspek spiritual sangat
penting terutama untuk pasien yang didiagnosa harapan sembuhnya
sangat tipis dan mendekati sakaratul maut dan seharusnya perawat bisa
menjadi seperti apa yang dikemukakan oleh Henderson, “The unique
function of the nurse is to assist the individual, sick or well in the
performance of those activities contributing to health or its recovery (or
to a peaceful death) that he would perform unaided if he had the
necessary strength will or knowledge”,maksudnya perawat akan
membimbing pasien saat sakaratul maut hingga meninggal dengan
damai.
• fase sakaratul maut adalah fase yang sangat berat dan SAKARATUL
menyakitkan seperti yang disebutkan Rasulullah tetapi akan MAUT
sangat berbeda bagi orang yang mengerjakan amal sholeh
yang bisa menghadapinya dengan tenang dan senang MENURUT
hati. ISALAM
• Petikan Al-Quran tentang sakaratul maut:
• ” Datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya.”(QS.50:19).
• “ Alangkah dahsyatnya ketika orang-orang yang zalim (berada)
dalam tekanan-tekanan sakaratul maut.” (QS. 6:93).

• Dalam Al-hadits tentang sakaratul maut.


• Al-Hasan berkata bahwa Rasulullah SAW pernah mengingatkan
mengenai rasa sakit dan duka akibat kematian. Beliau bertutur,
“Rasanya sebanding dengan tiga ratus kali tebasan pedang.” (HR.Ibn
Abi ad-Dunya)
1. Menalqin (menuntun) dengan syahadat. Sesuai sabda PENDAMPIN
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salla GAN
2. Hendaklah mendo’akannya dan janganlah SAKARATUL
mengucapkan dihadapannya kecuali kata-kata yang
baik.
MAUT
3. Berbaik Sangka kepada Allah
4. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul
maut
5. Menghadapkan orang yang sakaratul maut ke arah kiblat
Menalqin(m
• Sesuai sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, enuntun)
• “Talqinilah orang yang akan wafat di antara kalian dengan, “Laa illaaha
illallah”. Barangsiapa yang pada akhir ucapannya, ketika hendak wafat,
dengan
‘Laa illaaha illallaah’, maka ia akan masuk surga suatu masa kelak,
kendatipun akan mengalami sebelum itu musibah yang akan
syahadat
menimpanya.” Perawat muslim dalam mentalkinkan kalimah laaillallah
dapat dilakukan pada pasien muslim menjelang ajalnya terutama saat
pasien akan melepaskan nafasnya yang terakhir sehingga diupayakan
pasien meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

• Para ulama berpendapat,” Apabila telah membimbing orang yang


akan meninggal dengan satu bacaan talqin, maka jangan diulangi lagi.
Kecuali apabila ia berbicara dengan bacaan-bacaan atau materi
pembicaraan lain. Setelah itu barulah diulang kembali, agar bacaan La
Ilaha Illallha menjadi ucapan terakhir ketika menghadapi kematian.
Para ulama mengarahkan pada pentingnya menjenguk orang sakaratul
maut, untuk mengingatkan, mengasihi, menutup kedua matanya dan
memberikan hak-haknya." (Syarhu An-nawawi Ala Shahih Muslim : 6/458)

“APABILA KALIAN MENDATANGI ORANG YANG SEDANG SAKIT ATAU ORANG YANG
HAMPIR MATI, MAKA HENDAKLAH KALIAN MENGUCAPKAN PERKATAAN YANG BAIK-BAIK
KARENA PARA MALAIKAT MENGAMINI APA YANG KALIAN UCAPKAN.”

Berdasarkan hadits yang diberitakan oleh Ummu Salamah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam
BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH SWT, SEPERTI
DI DALAM HADITS BUKHARI“ TIDAK AKAN MATI
MASING-MASING KECUALI DALAM KEADAAN
BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH SWT.”
• Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi
kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut tersebut Membasahi
dengan air atau minuman.
kerongkong
• Kemudian disunnahkan juga untuk membasahi bibirnya
dengan kapas yg telah diberi air.
an orang
• Karena bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit
yang
yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan sedang
berkata-kata. sakaratul
• Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat meredam maut
rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul
maut, sehingga hal itu dapat mempermudah dirinya dalam
mengucapkan dua kalimat syahadat. (Al-Mughni : 2/450
milik Ibnu Qudamah)
"TIAP-TIAP YANG BERJIWA AKAN MERASAKAN MATI. DAN SESUNGGUHNYA
PADA HARI KIAMAT SAJALAH DISEMPURNAKAN PAHALAMU. BARANGSIAPA
DIJAUHKAN DARI NERAKA DAN DIMASUKKAN KE DALAM SURGA, MAKA
SUNGGUH IA TELAH BERUNTUNG. KEHIDUPAN DUNIA ITU TIDAK LAIN HANYALAH
KESENANGAN YANG MEMPERDAYAKAN."

(Ali Imran ayat 185)


"DAN TAKUTLAH KEPADAKU, JIKA KALIAN BENAR-
BENAR ORANG-ORANG YANG BERIMAN.

surat Ali Imran ayat 175

Anda mungkin juga menyukai