Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini membahas masalah yang berkaitan dengan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Topik yang dibahas meliputi ragam
bahasa, kalimat, diksi, retorika bahasa, komunikasi lisan & tulis, paragraf &
teknik pengembangannya, topik, kerangka karangan, karangan semi ilmiah
serta karangan ilmiah dan teknik penulisannya.
Kompetensi
Mahasiswa mampu dan trampil dalam berbahasa Indonesia yang baik dan
benar ( secara lisan maupun tertulis ), untuk kepentingan komunikasi serta
penulisan karangan ilmiah, sesuai bidang ilmu yang dipelajari.
Topik Bahasan
1. Pendahuluan, Kedudukan & Fungsi 9. Paragraf
2. Ragam Bahasa Indonesia 10. Karangan Ilmiah & Semi Ilmiah
3. Bahasa Indonesia Ragam Baku 11. Bentuk dan Komponen Karangan Ilmiah
4. Kalimat (syarat dan bentuk) 12. Teknik Penulisan Karya Ilmiah
5. Kalimat Efektif 13. Komunikasi Lisan & Tulis
6. Retorika bahasa
7. Diksi / Pilihan Kata
8. Topik, Tema, Kerangka karangan
Penilaian
Nilai Akhir = Softskill + Tugas + Ujian
Alur Perkembangan Bahasa Indonesia
1. Bahasa Melayu sebagai Dasar Pembentukan Bahasa Indonesia
2. Bahasa-bahasa yang Mempengaruhi Bahasa Melayu :
a) bahasa Sansekerta, b) bahasa Arab, c) bahasa Belanda, d) bahasa
Inggris, e) bahasa asing yang lain, f) bahasa daerah yang lain
3. Peristiwa yang menandai penyempurnaan bahasa Indonesia :
a. 1901 Ejaaan Van Ophuijsen
b. 1908 Taman Bacaan Rakyat
c. 1917 Balai Pustaka
d. 1928 Sumpah Pemuda (bahasa persatuan / nasional) (politis)
e. 1933 Pujangga Baru
f. 1938 Konggres bahasa Indonesia I
g. 1945 UUD 1945 (bahasa resmi / bahasa negara) (yuridis)
h. 1947 Ejaan Soewandi
i. 1972 Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Sekilas tentang EYD
• Tahun 1972 Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
diresmikan berdasarkan Keputusan Presiden No. 57.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (PUEYD).
• Tahun 1988 PUEYD edisi kedua diterbitkan.
• Tahun 2009 PUEYD edidi ketiga diterbitkan.
• Tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan nama diganti menjadi Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia.
Konggres Bahasa Indonesia (KBI)
KBI - 1 (Solo, 25-28 Juni 1938)
Usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan
oleh cendekiawan dan budayawan.
KBI - 2 (Medan, 28 Okt-2 Nop 1954)
Upaya untuk menyempurnakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara.
KBI - 3 (Jakarta, 28 Okt-2 Nop 1978)
Memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
KBI - 4 (Jakarta, 21-26 Nop 1983)
Warga negara Indonesia wajib menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar.
KBI - 5 (Jakarta, 28 Okt-3 Nop 1988)
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia.
Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Nasional :
- Lambang kebanggaan nasional.
- Lambang identitas bangsa.
- Alat pemersatu bangsa.
- Penghubung antar budaya dan daerah.
Bahasa Negara :
- Bahasa resmi kenegaraan.
- Pengantar resmi di semua lembaga pendidikan.
- Bahasa resmi pada tingkat nasional untuk kepentingan
pemerintah, perencanaan & pelaksanaan pembangunan.
- Bahasa resmi pemanfaatan iptek.
Keilmuan / Ilmiah
Ekonomi
Ragam Pokok Hukum
Bahasa Persoalan Agama
Jurnalistik
dll.
Lisan Baku
Media Tulis Tidak baku
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia (ragam tulis) yang digunakan untuk
kepentingan penulisan karangan yang sifatnya ilmiah,
dengan ketentuan :
• Menggunakan bahasa Indonesia ragam baku.
• Pemakaian kalimat efektif.
• Menghindari bentuk bahasa bermakna ganda.
• Menggunakan kata / istilah bermakna lugas.
• Adanya keselarasan dan keruntutan antarkalimat
dan antaralinea.
• Menghindari penonjolan persona untuk menjaga
obyektifitas isi karangan.
Bahasa Indonesia Ragam Baku
a) Penggunaan awalan ‘ber’ dan ‘me’ secara konsisten.
b) Penggunaan kata tugas secara eksplisit dan konsisten.
c) Penggunaan kata tugas sesuai dengan fungsinya.
d) Penggunaan struktur logika yang tidak rancu.
e) Penggunaan fungsi gramatikal secara konsisten.
f) Menghindari pemendekan bentuk-bentuk kata maupun kalimat.
g) Menghindari penggunaan kata/kalimat yang berbau dialek.
h) Penggunaan kata-kata sapaan formal.
i) Penggunaan pola urutan (aspek + pelaku + kata kerja) pada bentuk
kata kerja pasif berpelaku.
j) Penggunaan bentuk terpadu (sintetik) bukan terberai (analitik).
k) Penggunaan bentuk yang efektif.
l) Penggunaan lafal baku pada pemakaian bahasa lisan.
m) Penggunaan sistem tulis resmi pada pemakaian bahasa tulis.
Kalimat Efektif
Kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-
gagasan pada pikiran pembaca / pendengar seperti apa yang ada dalam
pikiran penulis / pembicara.
Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi agar tetap menjamin
kejelasan kalimat.
Ciri-ciri kalimat efektif :
1. Kesepadanan : Keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa.
2. Ketegasan : Suatu bentuk penekanan pada ide pokok kalimat.
3. Kecermatan : Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda.
4. Kelogisan : Ide kalimat dapat diterima oleh akal.
5. Keparalelan : Kesamaan bentuk kata dalam satu kalimat.
6. Kehematan : Penghilangan bentuk kata, frasa, atau bentuk lain.
7. Kepaduan : Pernyataan dalam kalimat informasinya utuh.
KALIMAT
5. Keterangan (K) :
a. Bukan merupakan unsur utama.
b. Tidak terikat pada letak posisi.
c. Jenis keterangan : waktu, tempat, cara, sebab, tujuan, tambahan, dll..
Jenis-jenis Kalimat
Banyak jenis kalimat di dalam bahasa Indonesia.
Secara umum dalam penulisan karangan kalimat yang
sering digunakan yaitu jenis kalimat berdasarkan :
Kalimat 1 disebut sebagai kalimat tunggal karena strukturnya hanya memiliki satu
kalimat dasar, sedangkan kalimat 2 & 3 disebut sebagai kalimat majemuk karena
strukturnya memiliki lebih dari satu kalimat.
Kalimat dasar merupakan kalimat yang berisi informasi pokok dalam
struktur inti dan belum mengalami perubahan struktur (penambahan
unsur, perubahan bentuk, pertukaran urutan, serta peniadaan unsur
tertentu).
Kalimat Tunggal
Kalimat yang hanya memiliki satu unsur S P O Pel & K saja. Kelima
unsur tidak harus muncul semua secara bersamaan, karena unsur
minimal kalimat yaitu S dan P.
Kalimat Majemuk
Kalimat yang strukturnya merupakan gabungan dari dua atau lebih
kalimat tunggal.
Berdasarkan hubungan antarkalimat, kalimat majemuk dibedakan
menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat Majemuk Setara
Hubungan antarkalimat satu dengan kalimat lainnya masing-masing sederajat
atau dapat berdiri sendiri sebagai bentuk kalimat tunggal (koordinatif).
Konjungsi / penghubung yang digunakan : dan, serta, sedangkan, kemudian,
baik…maupun…, lalu, melainkan, tetapi, atau.
Kalimat Majemuk Bertingkat
Hubungan antarkalimat satu dengan lainnya tidak dapat berdiri sendiri tetapi
merupakan perluasan dari kalimat sebelumnya.
Satu kalimat dasar sebagai inti, kalimat perluasan berfungsi sebagai pengisi
unsur kalimat inti yang ada.
Konjungsi / penghubung yang digunakan menyatakan suatu tingkatan : sejak,
sewaktu, sementara, setelah, sambil, sebelum, ketika, hingga, seandainya,
andaikan, asalkan, kalau, apabila, manakala, agar, supaya, untuk, walaupun,
meskipun, karena, maka, oleh karena itu.
Inti kalimat berfungsi sebagai Induk Kalimat (IK), sedangkan kalimat perluasan
yang mengisi unsur kalimat inti disebut sebagai Anak Kalimat (AK).
* Pada kenyataan penggunaan bahasa (ragam tulis), kalimat yang kita gunakan
merupakan bentuk Kalimat Majemuk Campuran.
Anak Kalimat Keterangan
ketika, setelah, tatkala, saat, sebelum,
1. Waktu
sesudah, waktu, kala
2. Sebab sebab, karena
Kalimat
Dasar
Perubahan Struktur Kalimat Dasar
1. Kalimat Aktif
• Subyek suatu kalimat merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan pada
Predikat.
• Kalimat aktif terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa verba aktif.
2. Kalimat Pasif
• Subyek suatu kalimat merupakan sasaran perbuatan yang dinyatakan oleh
Predikat.
• Kalimat pasif merupakan perubahan dari kalimat aktif, yakni Obyek kalimat
aktif menjadi Subyek kalimat pasif.
• Fungsi verba pengisi predikat juga berubah menjadi verba pasif.
• Kalimat intransitif tidak bisa dijadikan kalimat pasif.
5. Kalimat berdasarkan Gaya Penyampaian
( RETORIKA BAHASA )
Tulisan/karangan akan lebih efektif, selain kalimat-kalimat yang
disusunnya benar, diperlukan juga gaya penyampaiannya atau
retorikanya juga menarik.
Meskipun kalimat yang disusun sudah gramatikal sesuai dengan
kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi
retorikanya tidak memikat (susunan konstruksi kalimat monoton).
Kalimat majemuk, menurut gaya penyampaian / retorikanya ada
3 macam :
a. Kalimat yang Melepas ( Induk – Anak )
b. Kalimat yang Berklimaks ( Anak – Induk )
c. Kalimat yang Berimbang ( Setara / Campuran )
Penekanan Unsur Kalimat
Masalah Kalimat :
1. Kesalahan kalimat akibat kerancuan
2. Kesalahan kalimat akibat kesalahan diksi
3. Kesalahan kalimat akibat kesalahan ejaan
Ad. 1. Kerancuan pikiran :
a. Aktif dan Pasif
Masalah yang bapak baru saja sampaikan itu, saya telah bicarakan
dengan dosen pembimbing saya (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Masalah yang baru saja bapak sampaikan itu, telah saya bicarakan
dengan dosen pembimbing saya.
- Saya telah membicarakan dengan dosen pembimbing saya, masalah
yang baru saja bapak sampaikan.
- Masalah yang baru saja bapak sampaikan itu, saya telah membicara-
kannya dengan dosen pembimbing saya.
b. Subjek dan Keterangan
Pada bab kesimpulan ini tidak memuat rangkuman pembahasan, tetapi
mengemukakan hasil analisis saja (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Pada bab kesimpulan ini tidak dimuat rangkuman pembahasan, tetapi
dikemukakan hasil analisis saja.
- Bab kesimpulan ini tidak memuat rangkuman pembahasan, tetapi
mengemukakan hasil analisis saja.
UNGKAPAN IDIOMATIK
sesuai dengan
bertemu dengan
disebabkan oleh
TEMA
7. PENULISAN AKHIR
PARAGRAF
1. Pengertian dan Persyaratan :
Bagian-bagian karangan yang berpotensi, terdiri dari beberapa
kalimat yang berkaitan secara utuh dan terpadu membentuk satu
kesatuan pikiran.
2. Syarat Paragraf :
a. Kesatuan b. Keselarasan c. Kelengkapan
Contoh :
Sebagai anggota masyarakat, manusia membutuhkan tingkat
kehidupan yang lebih baik. Kehidupan tersebut menyangkut berbagai
aspek, seperti ekonomi, kesehatan, dan keamanan. Ketiga hal tersebut
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap manusia agar
dapat hidup sejahtera. Apabila salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi,
kesejahteraan hidup manusia akan terganggu.
5. Fungsi Paragraf :
- Fungsi utama adalah sebagai awal ide / gagasan baru
- Sebagai pengembangan ide sebelumnya
- Sebagai penegasan tentang gagasan yang diungkapkan
6. Jenis Paragraf :
- Berdasarkan Fungsi (pembuka, isi, penutup)
- Berdasarkan Keberadaan Pikiran Pokok (deduktif, induktif)
- Berdasarkan Bentuk (narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi,
persuasi).
Teknik Pengembangan Topik dalam Paragraf :
A. Berdasarkan Tekniknya :
1. Cara alamiah : a. urutan ruang (A.1.a)
b. urutan waktu (A.1.b)
2. Cara klimaks atau anti klimaks (A.2)
3. Cara umum ke khusus atau khusus ke umum (A.3)
B. Berdasarkan Isinya :
1. Cara perbandingan (pertentangan) (B.1)
2. Cara perbandingan (analogi) (B.2)
3. Cara contoh (B.3)
4. Cara sebab akibat (B.4)
5. Cara definisi luas (B.5)
6. Cara klasifikasi (B.6)
KARYA ILMIAH
Tulisan yang membahas permasalahan tertentu, diungkapkan dengan
menggunakan metode ilmiah. Segi keilmiahnya : berisi pengetahuan
dikemukakan secara sistematis, dilandasi pola pikir logis, didukung data
sebagai pembuktian fakta, dan dijabarkan menggunakan analisa objektif.
Ciri-ciri Karya Ilmiah :
1. Membahas masalah dalam bidang tertentu secara utuh.
2. Bersifat objektif dan rasional.
3. Pengungkapan pendapat didukung data / fakta.
4. Penjabaran secara sistematis dan logis.
Jenis Karya Ilmiah (berdasarkan tingkat akademis) meliputi :
Makalah / Paper, LTA, Skripsi, Tesis, Disertasi,
Laporan Penelitian, Jurnal Ilmiah.
Komponen Karya Ilmiah : 1. bagian awal 2. bagian isi 3. bagian akhir
Komponen Karya Ilmiah
1. Bagian Awal
Sampul depan (hard cover)
Halaman Judul ……………………………………..................
Halaman Pengesahan ……………………………................. i
Halaman Pernyataan .......................................................... ii
Halaman Motto iii
…………………………………….................. iv
Halaman Persembahan ………………................................. v
Intisari ................................................................................. vi
Abstract .............................................................................. vii
Kata Pengantar ……………………………………................. viii
Daftar Isi ………………………………………….................... ix
Daftar Tabel (jika ada) x
…………………………….................. xi
Daftar Gambar (jika ada) ………………………….................
Komponen Karya Ilmiah
2. Bagian Isi / Pokok / Utama
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Pokok Permasalahan
3. Batasan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Pustaka
2. Hasil Penelitian Terdahulu
BAB III METODOLOGI/ METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
2. Metode Pengumpulan Data
3. Metode Pengolahan & Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
3. Rekomendasi
2. Teknik Pengetikan :
Pengetikan naskah menggunakan huruf standart atau huruf pica
(Time New Roman 12 / Arial 11), dicetak dengan tinta hitam.
Penulisan Nama :
Catatan tubuh : Ditulis nama pokok atau nama belakang saja.
Daftar Pustaka : Ditulis nama pokok, atau belakangnya dahulu, diikuti
nama pertama dan keduanya.
2 pengarang : Keduanya ditulis, nama pengarang kedua ditulis tetap
sesuai nama tidak dibalik.
3 pengarang / : Ditulis nama pengarang pertama saja diikuti singkatan
lebih dkk. atau et.al.
Gelar : Tidak perlu dicantumkan.
3 Cara Menuliskan Sumber Referensi :
1. Dituliskan kutipannya dahulu baru sumber referensinya :
Manajemen pemasaran adalah .................. (Kotler,
2002:19).
2. Nama pengarang disebutkan dahulu, yang dituliskan dalam tanda
kurung tahun dan halaman, baru kutipannya :
Menurut Kotler (2002:19) : “Manajemen pemasaran adalah .........
................... ”.
3. Nama pengarang disebutkan dahulu diikuti kutipan, baru disebutkan
tahun dan halaman :
Kotler mengatakan : “Manajemen pemasaran adalah ...................
............. ” (2002:19).
Penulisan sumber referensi menggunakan catatan tubuh lebih praktis dan
efisien dibandingkan dengan catatan kaki (foot note).
5. Penulisan Daftar Pustaka
Connel, David W. dan G.John Miller. 1990. Kimia dan Entoksikologi Pencemaran.
Terjemahan oleh Y. Koestoer. 1995. Jakarta : UI Press.
Haryadi dan Purwiyatno. 2000. “Fortifikasi A dan B Karoten”. Jurnal Teknologi dan
Industri Pangan, nomor XI (1), halaman : 61-69.
Kompas. 18 Maret 2005. “Virgin Coconut Oil, Minyak Penakluk Berbagai Penyakit”.
halaman 15.
Pitayaningrum, Citra W.. 2004. “Efek Perebusan dengan Daun Kumis Kucing
terhadap Penurunan Kandungan Logam Berat dalam Hati dan Usus Sapi”.
Skripsi. Semarang : Fakultas Peternakan, Undip.
Wilarjo, L.. 2003. “Pasir Sebagai Sumber Energi”. Kompas, 23 Mei, hal.10.
Teknik Penulisan Daftar Pustaka
TRAMPIL BERBICARA
~ PRESENTASI ~
A. Hal yang Perlu Diperhatikan :
1. Penguasaan bahasa yang baik.
2. Berani, tenang, dan percaya diri di hadapan pendengar.
3. Luwes dan tidak canggung.
4. Berinteraksi dan bereaksi secara cepat dan tepat pada audien.
5. Pengungkapan gagasan runtut dan lancar.
B. Langkah & Persiapan :
1. Analisis situasi (acara, lokasi) dan audien
(jumlah, usia, pendidikan, pekerjaan, dll.).
2. Memilih topik yang sesuai.
3. Melengkapi bahan referensi.
4. Membuat kerangka
5. Mengembangkan naskah.
C. Teknik Penyajian :
1. Intonasi dan artikulasi harus jelas.
2. Teknik penekanan bisa didukung dengan alat
bantu / organ tubuh.
3. Metode transisi / jeda / perpindahan.
D. Metode Penyajian
1. Metode Impromptu (serta merta) :
- Berdasarkan kebutuhan sesaat dan tanpa persiapan.
2. Metode Menghafal :
- Penyajian bukan sekedar direncanakan tetapi juga
ditulis lengkap dan dihafalkan.
3. Metode Naskah :
- Digunakan pada pidato resmi / siaran radio.
4. Metode Ekstemporan (tanpa persiapan) :
- Metode sebagai jalan tengah.
- Uraian direncanakan dengan cermat & dibuat catatan
singkat (hanya untuk mengingat urutan).