Anda di halaman 1dari 54

BAHASA INDONESIA

 Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini membahas masalah yang berkaitan dengan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Topik yang dibahas meliputi ragam
bahasa, kalimat, diksi, retorika bahasa, komunikasi lisan & tulis, paragraf &
teknik pengembangannya, topik, kerangka karangan, karangan semi ilmiah
serta karangan ilmiah dan teknik penulisannya.

 Kompetensi
Mahasiswa mampu dan trampil dalam berbahasa Indonesia yang baik dan
benar ( secara lisan maupun tertulis ), untuk kepentingan komunikasi serta
penulisan karangan ilmiah, sesuai bidang ilmu yang dipelajari.

 4 Aspek kompetensi berbahasa :


1. Berbicara
2. Menyimak / mendengar
3. Membaca
4. Menulis (khususnya karangan ilmiah)
 Buku Acuan
Arifin, E. Zaenal. 2004. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta :
Mediyatama Sarana Perkasa.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta : Akademika Pressindo.
Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan dan Pedoman Pembentukan Istilah.
Keraf, Gorys. 1988. Komposisi. Ende : Nusa Indah.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir dari Prodi.

 Topik Bahasan
1. Pendahuluan, Kedudukan & Fungsi 9. Paragraf
2. Ragam Bahasa Indonesia 10. Karangan Ilmiah & Semi Ilmiah
3. Bahasa Indonesia Ragam Baku 11. Bentuk dan Komponen Karangan Ilmiah
4. Kalimat (syarat dan bentuk) 12. Teknik Penulisan Karya Ilmiah
5. Kalimat Efektif 13. Komunikasi Lisan & Tulis
6. Retorika bahasa
7. Diksi / Pilihan Kata
8. Topik, Tema, Kerangka karangan

 Penilaian
Nilai Akhir = Softskill + Tugas + Ujian
Alur Perkembangan Bahasa Indonesia
1. Bahasa Melayu sebagai Dasar Pembentukan Bahasa Indonesia
2. Bahasa-bahasa yang Mempengaruhi Bahasa Melayu :
a) bahasa Sansekerta, b) bahasa Arab, c) bahasa Belanda, d) bahasa
Inggris, e) bahasa asing yang lain, f) bahasa daerah yang lain
3. Peristiwa yang menandai penyempurnaan bahasa Indonesia :
a. 1901 Ejaaan Van Ophuijsen
b. 1908 Taman Bacaan Rakyat
c. 1917 Balai Pustaka
d. 1928 Sumpah Pemuda (bahasa persatuan / nasional) (politis)
e. 1933 Pujangga Baru
f. 1938 Konggres bahasa Indonesia I
g. 1945 UUD 1945 (bahasa resmi / bahasa negara) (yuridis)
h. 1947 Ejaan Soewandi
i. 1972 Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Sekilas tentang EYD
• Tahun 1972 Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
diresmikan berdasarkan Keputusan Presiden No. 57.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (PUEYD).
• Tahun 1988 PUEYD edisi kedua diterbitkan.
• Tahun 2009 PUEYD edidi ketiga diterbitkan.
• Tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan nama diganti menjadi Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia.
Konggres Bahasa Indonesia (KBI)
KBI - 1 (Solo, 25-28 Juni 1938)
Usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan
oleh cendekiawan dan budayawan.
KBI - 2 (Medan, 28 Okt-2 Nop 1954)
Upaya untuk menyempurnakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara.
KBI - 3 (Jakarta, 28 Okt-2 Nop 1978)
Memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
KBI - 4 (Jakarta, 21-26 Nop 1983)
Warga negara Indonesia wajib menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar.
KBI - 5 (Jakarta, 28 Okt-3 Nop 1988)
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia.
Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Nasional :
- Lambang kebanggaan nasional.
- Lambang identitas bangsa.
- Alat pemersatu bangsa.
- Penghubung antar budaya dan daerah.
Bahasa Negara :
- Bahasa resmi kenegaraan.
- Pengantar resmi di semua lembaga pendidikan.
- Bahasa resmi pada tingkat nasional untuk kepentingan
pemerintah, perencanaan & pelaksanaan pembangunan.
- Bahasa resmi pemanfaatan iptek.

Apa fungsi Bahasa Indonesia ?


Kriteria Bahasa Indonesia
1. Bahasa Indonesia yang Baik
Ketepatan memilih ragam bahasa sesuai dengan
kebutuhan komunikasi
• Topik yang dibicarakan
• Maksud & tujuan pembicaraan
• Sasaran / lawan bicara
• Tempat & situasi pembicaraan
2. Bahasa Indonesia yang Benar
Sesuai kaidah bahasa Indonesia
• Tata bahasa (kata & kalimat)
• Tata bunyi (fonologi)
• Kosa kata, ejaan, makna, dll.
Kemungkinan Pemakaian Bahasa Indonesia :
1. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia baku dalam situasi
formal).
2. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik tetapi tidak benar.
(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia yang tidak sesuai
dengan kaidah tata bahasa, tetapi sesuai dengan situasi pema-
kaiannya & komunikatif).
3. Pemakaian bahasa Indonesia yang benar tetapi tidak baik.
(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan
kaidah tata bahasa, tetapi tidak komunikatif).
4. Pemakaian bahasa Indonesia yang tidak baik dan tidak benar.
(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia ragam santai yang
situasi pemakaiannya tidak cocok).
Dialek
Penutur Terpelajar
Resmi & tidak resmi

Keilmuan / Ilmiah
Ekonomi
Ragam Pokok Hukum
Bahasa Persoalan Agama
Jurnalistik
dll.

Lisan Baku
Media Tulis Tidak baku
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia (ragam tulis) yang digunakan untuk
kepentingan penulisan karangan yang sifatnya ilmiah,
dengan ketentuan :
• Menggunakan bahasa Indonesia ragam baku.
• Pemakaian kalimat efektif.
• Menghindari bentuk bahasa bermakna ganda.
• Menggunakan kata / istilah bermakna lugas.
• Adanya keselarasan dan keruntutan antarkalimat
dan antaralinea.
• Menghindari penonjolan persona untuk menjaga
obyektifitas isi karangan.
Bahasa Indonesia Ragam Baku
a) Penggunaan awalan ‘ber’ dan ‘me’ secara konsisten.
b) Penggunaan kata tugas secara eksplisit dan konsisten.
c) Penggunaan kata tugas sesuai dengan fungsinya.
d) Penggunaan struktur logika yang tidak rancu.
e) Penggunaan fungsi gramatikal secara konsisten.
f) Menghindari pemendekan bentuk-bentuk kata maupun kalimat.
g) Menghindari penggunaan kata/kalimat yang berbau dialek.
h) Penggunaan kata-kata sapaan formal.
i) Penggunaan pola urutan (aspek + pelaku + kata kerja) pada bentuk
kata kerja pasif berpelaku.
j) Penggunaan bentuk terpadu (sintetik) bukan terberai (analitik).
k) Penggunaan bentuk yang efektif.
l) Penggunaan lafal baku pada pemakaian bahasa lisan.
m) Penggunaan sistem tulis resmi pada pemakaian bahasa tulis.
Kalimat Efektif
Kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-
gagasan pada pikiran pembaca / pendengar seperti apa yang ada dalam
pikiran penulis / pembicara.
Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi agar tetap menjamin
kejelasan kalimat.
Ciri-ciri kalimat efektif :
1. Kesepadanan : Keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa.
2. Ketegasan : Suatu bentuk penekanan pada ide pokok kalimat.
3. Kecermatan : Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda.
4. Kelogisan : Ide kalimat dapat diterima oleh akal.
5. Keparalelan : Kesamaan bentuk kata dalam satu kalimat.
6. Kehematan : Penghilangan bentuk kata, frasa, atau bentuk lain.
7. Kepaduan : Pernyataan dalam kalimat informasinya utuh.
KALIMAT

• Syarat pokok pernyataan disebut sebagai kalimat atau bukan, jika


terdapat unsur Predikat.
• Susunan dua kata / lebih, yang memiliki unsur lengkap (S,P,O,Pel,
K), atau minimal terdapat unsur Subyek & Predikat, memiliki satu
makna, bila dituliskan diawali huruf kapital dan diakhiri tanda baca
yang sesuai kaidah EYD, disebut Kalimat.
• Pernyataan yang terdiri dari dua kata / lebih, di dalamnya tidak ada
unsur Predikat, satu kata sebagai inti dan kata lainnya berfungsi
sebagai penjelas atau pembatas, disebut Frasa.
• Susunan kelompok kata berpredikat, tidak terdapat unsur Subyek,
disebut Klausa.
Kalimat Frasa
S P O Inti Pembatas
Pak Dar itu mengajar bhs. Indonesia Pak Dar yang mengajar bhs. Indonesia itu
Gadis itu cantik Gadis yang cantik itu
Dul Brewok penjual rongsokan Dul Brw yang penjual rongsokan

Contoh Klausa : mengajar bahasa Indonesia, penjual rongsokan

Unsur Kelengkapan Kalimat


1. Subyek (S) :
a. Jawaban atas pertanyaan ‘siapa’ atau ‘apa’.
b. Disertai kata ‘itu’.
c. Didahului kata ‘bahwa’.
d. Mempunyai keterangan pembatas ‘yang’.
e. Tidak didahului preposisi.
f. Berupa nomina atau frasa nomina.
2. Predikat (P) :
a. Jawaban atas pertanyaan ‘mengapa’ atau ‘bagaimana’.
b. Diawali kata ‘adalah’ atau ‘ialah’.
c. Dapat diingkarkan dengan kata ‘tidak’.
d. Dapat disertai kata-kata aspek dan modalitas.
e. Unsur pengisi predikat.
f. Peran predikat (pernyataan, perintah, pertanyaan, dll.).
3. Obyek (O) :
a. Langsung mengikuti predikat.
b. Bisa menjadi subyek (S) dalam kalimat pasif.
c. Tidak didahului dengan preposisi.
4. Pelengkap (Pel) :
a. Terletak di belakang predikat (P) atau obyek (O).
b. Tidak didahului dengan preposisi.

5. Keterangan (K) :
a. Bukan merupakan unsur utama.
b. Tidak terikat pada letak posisi.
c. Jenis keterangan : waktu, tempat, cara, sebab, tujuan, tambahan, dll..
Jenis-jenis Kalimat
Banyak jenis kalimat di dalam bahasa Indonesia.
Secara umum dalam penulisan karangan kalimat yang
sering digunakan yaitu jenis kalimat berdasarkan :

1. Ada tidaknya unsur Objek


2. Struktur pembentuk kalimat
3. Bentuk
4. Hubungan antara Subyek dan Predikat
5. Gaya penyampaian / retorika bahasa
1. Kalimat berdasarkan ada tidaknya unsur Obyek
1. Pak Dar mengatakan bahwa bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa.
S P O
2. Pak Dar berkata, “bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa”.
S P O
3. Bahwa bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa dikatakan oleh pak Dar.
S (berbentuk frasa benda) P O
4. Bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa dikatakan oleh pak Dar.
S (berbentuk kalimat) P O
5. Bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa dikatakan oleh pak Dar.
S P O K
6. Pak Dar yang mengajar bahasa Indonesia itu lembut
S P

Kalimat nomor 1 - 5 memiliki obyek disebut kalimat transitif


Kalimat nomor 6 tidak berobyek disebut kalimat intransitif
2. Kalimat berdasarkan Struktur Pembentuk Kalimat
( Kalimat Tunggal & Kalimat Majemuk )
Dr. Pratiwi sudah melangkah ke teknologi canggih. Dia mewakili bangsa Indonesia umumnya,
wanita Indonesia pada khususnya. Dia memang ilmuwan wanita yang hebat, dia termasuk
cendekiawan muda.
Kalimat 1 :
Dr. Pratiwi sudah melangkah ke teknologi canggih.
S P K
Kalimat 2 :
Dia mewakili bangsa Indonesia umumnya, dia mewakili wanita Indonesia khususnya.
S1 P1 O1 S2 P2 O2
Dia mewakili bangsa Indonesia umumnya, wanita Indonesia pada khususnya.
S P O1 O2
Kalimat 3 :
Dia (memang) ilmuwan wanita yang hebat, dia (termasuk) cendekiawan muda.
S1 P1 K S2 P2

 Kalimat 1 disebut sebagai kalimat tunggal karena strukturnya hanya memiliki satu
kalimat dasar, sedangkan kalimat 2 & 3 disebut sebagai kalimat majemuk karena
strukturnya memiliki lebih dari satu kalimat.
 Kalimat dasar merupakan kalimat yang berisi informasi pokok dalam
struktur inti dan belum mengalami perubahan struktur (penambahan
unsur, perubahan bentuk, pertukaran urutan, serta peniadaan unsur
tertentu).
Kalimat Tunggal
 Kalimat yang hanya memiliki satu unsur S P O Pel & K saja. Kelima
unsur tidak harus muncul semua secara bersamaan, karena unsur
minimal kalimat yaitu S dan P.
Kalimat Majemuk
 Kalimat yang strukturnya merupakan gabungan dari dua atau lebih
kalimat tunggal.
 Berdasarkan hubungan antarkalimat, kalimat majemuk dibedakan
menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat Majemuk Setara
 Hubungan antarkalimat satu dengan kalimat lainnya masing-masing sederajat
atau dapat berdiri sendiri sebagai bentuk kalimat tunggal (koordinatif).
 Konjungsi / penghubung yang digunakan : dan, serta, sedangkan, kemudian,
baik…maupun…, lalu, melainkan, tetapi, atau.
Kalimat Majemuk Bertingkat
 Hubungan antarkalimat satu dengan lainnya tidak dapat berdiri sendiri tetapi
merupakan perluasan dari kalimat sebelumnya.
 Satu kalimat dasar sebagai inti, kalimat perluasan berfungsi sebagai pengisi
unsur kalimat inti yang ada.
 Konjungsi / penghubung yang digunakan menyatakan suatu tingkatan : sejak,
sewaktu, sementara, setelah, sambil, sebelum, ketika, hingga, seandainya,
andaikan, asalkan, kalau, apabila, manakala, agar, supaya, untuk, walaupun,
meskipun, karena, maka, oleh karena itu.
 Inti kalimat berfungsi sebagai Induk Kalimat (IK), sedangkan kalimat perluasan
yang mengisi unsur kalimat inti disebut sebagai Anak Kalimat (AK).
* Pada kenyataan penggunaan bahasa (ragam tulis), kalimat yang kita gunakan
merupakan bentuk Kalimat Majemuk Campuran.
Anak Kalimat Keterangan
ketika, setelah, tatkala, saat, sebelum,
1. Waktu
sesudah, waktu, kala
2. Sebab sebab, karena

3. Akibat sehingga, maka, akhirnya, akibatnya

4. Tujuan supaya, agar, untuk, guna, demi

5. Cara dengan, dalam

6. Syarat jika, kalau, apabila, andaikata, andaikan

7. Pembatas (diikuti kata) yang


8. Pengganti bahwa .........
nomina (KB)
3. Kalimat berdasarkan Bentuk (Kalimat Dasar &
Perubahan)
Kalimat dasar adalah kalimat yang berisi informasi
pokok dalam struktur inti dan belum mengalami
perubahan struktur.
6 Bentuk Kalimat Dasar :
1. S-P 2. S-P-O 3. S-P-Pel 4. S-P-K 5. S-P-O-Pel 6.
S-P-O-K
Prinsip kalimat dasar : mendahulukan unsur Subyek

Kalimat
Dasar
Perubahan Struktur Kalimat Dasar

6 bentuk S-P-O-Pel-K a. Penambahan unsur keterangan tertentu


Aktif Pasif b. Perubahan bentuk (aktif menjadi pasif)
S di awal S setelah P c. Pertukaran urutan (S-P menjadi P-S)
Kehematan d. Peniadaan unsur yang sama
4. Kalimat berdasarkan hubungan antara Subyek dan Predikat
( Aktif & Kalimat Pasif )
 Bentuk aktif dan pasif dalam susunan kalimat merupakan kerangka pemikiran dari
hubungan / relasi antara Subyek dan Predikat.
 Hubungan tersebut, dilihat dari segi peran yang dilakukan Subyek terhadap
perbuatan yang dinyatakan pada Predikat .

1. Kalimat Aktif
• Subyek suatu kalimat merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan pada
Predikat.
• Kalimat aktif terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa verba aktif.
2. Kalimat Pasif
• Subyek suatu kalimat merupakan sasaran perbuatan yang dinyatakan oleh
Predikat.
• Kalimat pasif merupakan perubahan dari kalimat aktif, yakni Obyek kalimat
aktif menjadi Subyek kalimat pasif.
• Fungsi verba pengisi predikat juga berubah menjadi verba pasif.
• Kalimat intransitif tidak bisa dijadikan kalimat pasif.
5. Kalimat berdasarkan Gaya Penyampaian
( RETORIKA BAHASA )
Tulisan/karangan akan lebih efektif, selain kalimat-kalimat yang
disusunnya benar, diperlukan juga gaya penyampaiannya atau
retorikanya juga menarik.
Meskipun kalimat yang disusun sudah gramatikal sesuai dengan
kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi
retorikanya tidak memikat (susunan konstruksi kalimat monoton).
Kalimat majemuk, menurut gaya penyampaian / retorikanya ada
3 macam :
a. Kalimat yang Melepas ( Induk – Anak )
b. Kalimat yang Berklimaks ( Anak – Induk )
c. Kalimat yang Berimbang ( Setara / Campuran )
Penekanan Unsur Kalimat
Masalah Kalimat :
1. Kesalahan kalimat akibat kerancuan
2. Kesalahan kalimat akibat kesalahan diksi
3. Kesalahan kalimat akibat kesalahan ejaan
Ad. 1. Kerancuan pikiran :
a. Aktif dan Pasif
Masalah yang bapak baru saja sampaikan itu, saya telah bicarakan
dengan dosen pembimbing saya (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Masalah yang baru saja bapak sampaikan itu, telah saya bicarakan
dengan dosen pembimbing saya.
- Saya telah membicarakan dengan dosen pembimbing saya, masalah
yang baru saja bapak sampaikan.
- Masalah yang baru saja bapak sampaikan itu, saya telah membicara-
kannya dengan dosen pembimbing saya.
b. Subjek dan Keterangan
Pada bab kesimpulan ini tidak memuat rangkuman pembahasan, tetapi
mengemukakan hasil analisis saja (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Pada bab kesimpulan ini tidak dimuat rangkuman pembahasan, tetapi
dikemukakan hasil analisis saja.
- Bab kesimpulan ini tidak memuat rangkuman pembahasan, tetapi
mengemukakan hasil analisis saja.

c. Pengantar Kalimat dan Predikat


Seperti telah kita ketahui bahwa kenaikan harga BBM akan mempengaruhi

kenaikan harga sembako (kalimat tidak benar).


Kalimat perbaikan :
- Telah kita ketahui bahwa kenaikan harga BBM akan mempengaruhi ….
- Seperti telah kita ketahui, kenaikan harga BBM akan mempengaruhi ….
d. Kalimat Majemuk Bertingkat dan Setara
Meskipun keringat membasahi tubuhnya, tetapi petani itu tetap bekerja
di bawah terik matahari (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Meskipun keringat membasahi tubuhnya, petani itu tetap …..
- Keringat membasahi tubuhnya, tetapi petani itu tetap …..

e. Induk Kalimat dan Anak Kalimat


Berhubung objek penelitian terlalu luas, maka pengumpulan data hanya di
batasi pada daerah kalurahan saja (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Berhubung objek penelitian terlalu luas, pengumpulan data …..
- Objek penelitian terlalu luas, maka pengumpulan data ….
Ad. 2. Kesalahan Diksi :
a. Pemakaian kata ‘dari’ dan ‘daripada’ yang tidak tepat
b. Penggunaan kata berpasangan : baik ….. maupun ……, tidak …. tetapi …..,
bukan ….. melainkan ……, antara ….. dan ……
c. Penggunaan dua kata yang tidak efisien : adalah merupakan, agar supaya, demi
untuk, seperti misalnya.
d. Penghubung antarkalimat + kata ‘maka’ tidak efektif : dengan demikian maka,
oleh karena itu maka, sehubungan dengan itu maka, dll.
e. Peniadaan preposisi : unsur preposisi yang tidak dapat ditiadakan /dihilangkan
(ungkapan idiomatik).
Ad. 3. Kesalahan Ejaan (tanda baca koma) :
a. Koma diantara Subjek dan Predikat
Mahasiswa yang ikut ujian, diharapkan membawa kartu ujian.
b. Koma diantara Keterangan dan Subjek
Dengan kemenangan yang gemilang itu, pemain andalan dapat membawa
piala Thomas ke Tanah air kembali.
c. Koma diantara Predikat dan Objek
Kami belum tahu, kapan penelitian ini akan selesai.
DIKSI / Pilihan Kata
Diksi akan sangat membantu penulis mengungkapkan dengan tepat
apa yang disampaikan.
Dalam menggunakan diksi harus sesuai dengan situasi, kondisi, dan
tempat pemakaiannya.
Pemakaian diksi meliputi :
1. Makna Denotatif & Konotatif
2. Makna Umum & Khusus
3. Makna Konkret & Abstrak
4. Sinonim
5. Pembentukan Kata ( Kesalahan & Pemilihan Kata)
6. Ungkapan Idiomatik
Konstruksi khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya
tidak dapat dihilangkan.

UNGKAPAN IDIOMATIK

sesuai dengan

berbicara tentang / berbicara mengenai

bertemu dengan

berdasarkan pada / tergantung pada

terdiri dari / terdiri atas

Terbuat dari / berasal dari / terjadi dari

disebabkan oleh

tertarik pada / tertarik oleh / tertarik akan

sehubungan dengan / berhubungan dengan


TOPIK

Langkah pertama ketika menulis karangan ilmiah harus memilih dan


menetapkan Topik.
Topik merupakan pokok pembicaraan / permasalahan yang
dikembangkan menjadi karangan.
Topik merupakan jawaban atas pertanyaan ‘masalah apa yang akan
dibahas?’ atau ‘hendak menulis tentang apa?’
Ciri khas topik terletak pada permasalahan yang bersifat umum dan
belum terurai.

TEMA

Pokok pikiran sebagai pengungkapan maksud dan tujuan.


Perumusan tema akan memudahkan dalam menyusun kerangka
(outline) karangan karena sifatnya sudah terurai.
KERANGKA (outline) KARANGAN

Rencana terstruktur dan teratur dari pembagian / penyusunan gagasan.


Fungsi utama dari kerangka (outline) karangan : mengatur hubungan antar gagasan-
gagasan yang ada.

1. Faktor Penyebab Keresahan Buruh I.


1.1. Keuangan A.
1.1.1. Gaji Pokok 1.
1.1.1.1. Buruh Terampil a.
1.1.1.2. Buruh Kasar b.
1.1.2. Perumahan 2.
1.1.2.1. Buruh yang Sudah Berkeluarga a.
1.1.2.2. Buruh yang Belum Berkeluarga b.
1.1.3. Kesehatan 3.
1.1.3.1. Buruh Lelaki a.
1.1.3.2. Buruh Perempuan b.
1.2. Politik B.
1.2.1. Pengaruh Serikat Buruh 1.
1.2.1.1. Pengaruh pada Buruh Terampil a.
1.2.1.2. Pengaruh pada Buruh Kasar b.
LANGKAH-LANGKAH PENULISAN

1. Pemilihan Topik TENTUKAN Pokok bahasan tertentu & tentukan


ruang lingkupnya.
2. Perumusan Tema TETAPKAN Sasaran & target serta rumuskan
pokok pikiran
3. Pembuatan Outline SESUAIKAN
Bentuk & jenis karangan dengan
metode penelitian
4. Pengumpulan Data LAKUKAN
Penelitian lapangan / kepustakaan

5. Penyusunan Draft KLASIFIKASIKAN Data, lalu susun menjadi wacana

6. Penyuntingan Wacana SUNTINGLAH Kaidah bahasa, diksi, alinea, dan


kalimat

7. PENULISAN AKHIR
PARAGRAF
1. Pengertian dan Persyaratan :
Bagian-bagian karangan yang berpotensi, terdiri dari beberapa
kalimat yang berkaitan secara utuh dan terpadu membentuk satu
kesatuan pikiran.

Dilihat dari segi makna, paragraf merupakan satuan informasi yang


memiliki ide pokok sebagai dasarnya. Karangan yang utuh, satuan-
satuan informasi yang ada saling terkait.
Paragraf merupakan bagian dari keseluruhan karangan, yang terdiri
dari susunan beberapa kalimat dan membentuk satu kesatuan ide.

2. Syarat Paragraf :
a. Kesatuan b. Keselarasan c. Kelengkapan
Contoh :
Sebagai anggota masyarakat, manusia membutuhkan tingkat
kehidupan yang lebih baik. Kehidupan tersebut menyangkut berbagai
aspek, seperti ekonomi, kesehatan, dan keamanan. Ketiga hal tersebut
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap manusia agar
dapat hidup sejahtera. Apabila salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi,
kesejahteraan hidup manusia akan terganggu.

Paragraf di atas terdiri dari 4 kalimat. Kalimat 1 sebagai kalimat utama


yang berisi pikiran pokok, sedangkan kalimat 2, 3, & 4 sebagai kalimat
pengembang atau penjelas.

3. Unsur Pembentuk Paragraf :


a. Kalimat topik / kalimat utama
b. Kalimat pengembang / penjelas
c. Kalimat penegas
4. Struktur Paragraf :
- abc - ab - ba - bca - acb - bac

5. Fungsi Paragraf :
- Fungsi utama adalah sebagai awal ide / gagasan baru
- Sebagai pengembangan ide sebelumnya
- Sebagai penegasan tentang gagasan yang diungkapkan

6. Jenis Paragraf :
- Berdasarkan Fungsi (pembuka, isi, penutup)
- Berdasarkan Keberadaan Pikiran Pokok (deduktif, induktif)
- Berdasarkan Bentuk (narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi,
persuasi).
Teknik Pengembangan Topik dalam Paragraf :
A. Berdasarkan Tekniknya :
1. Cara alamiah : a. urutan ruang (A.1.a)
b. urutan waktu (A.1.b)
2. Cara klimaks atau anti klimaks (A.2)
3. Cara umum ke khusus atau khusus ke umum (A.3)
B. Berdasarkan Isinya :
1. Cara perbandingan (pertentangan) (B.1)
2. Cara perbandingan (analogi) (B.2)
3. Cara contoh (B.3)
4. Cara sebab akibat (B.4)
5. Cara definisi luas (B.5)
6. Cara klasifikasi (B.6)
KARYA ILMIAH
Tulisan yang membahas permasalahan tertentu, diungkapkan dengan
menggunakan metode ilmiah. Segi keilmiahnya : berisi pengetahuan
dikemukakan secara sistematis, dilandasi pola pikir logis, didukung data
sebagai pembuktian fakta, dan dijabarkan menggunakan analisa objektif.
Ciri-ciri Karya Ilmiah :
1. Membahas masalah dalam bidang tertentu secara utuh.
2. Bersifat objektif dan rasional.
3. Pengungkapan pendapat didukung data / fakta.
4. Penjabaran secara sistematis dan logis.
Jenis Karya Ilmiah (berdasarkan tingkat akademis) meliputi :
Makalah / Paper, LTA, Skripsi, Tesis, Disertasi,
Laporan Penelitian, Jurnal Ilmiah.
Komponen Karya Ilmiah : 1. bagian awal 2. bagian isi 3. bagian akhir
Komponen Karya Ilmiah
1. Bagian Awal
Sampul depan (hard cover)
Halaman Judul ……………………………………..................
Halaman Pengesahan ……………………………................. i
Halaman Pernyataan .......................................................... ii
Halaman Motto iii
…………………………………….................. iv
Halaman Persembahan ………………................................. v
Intisari ................................................................................. vi
Abstract .............................................................................. vii
Kata Pengantar ……………………………………................. viii
Daftar Isi ………………………………………….................... ix
Daftar Tabel (jika ada) x
…………………………….................. xi
Daftar Gambar (jika ada) ………………………….................
Komponen Karya Ilmiah
2. Bagian Isi / Pokok / Utama
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Pokok Permasalahan
3. Batasan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Pustaka
2. Hasil Penelitian Terdahulu
BAB III METODOLOGI/ METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
2. Metode Pengumpulan Data
3. Metode Pengolahan & Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
3. Rekomendasi

Komponen Karya Ilmiah


3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran

Sistem tata tulis karya ilmiah :


Penulisan karangan ilmiah harus menggunakan bahasa
Indonesia ragam baku.
Teknik Penulisan Karya Ilmiah
1. Penggunaan Kertas :
Jenis : HVS putih 80 gram
Ukuran : Kuarto A4 / A4S (21,5 X 29) cm
Penulisan : Satu sisi tidak bolak-balik
Gambar / Grafik : bisa menggunakan jenis dan ukuran lain.
Sampul depan : Hard cover

2. Teknik Pengetikan :
Pengetikan naskah menggunakan huruf standart atau huruf pica
(Time New Roman 12 / Arial 11), dicetak dengan tinta hitam.

Batas Pengetikan (margin) dari tepi kertas


atas, kiri, kanan, bawah adalah 4 cm, 4 cm, 3 cm, 3 cm.
Jarak Pengetikan :
Naskah utama : Jarak antarbaris 2 spasi.
Intisari : Jarak antarbaris 1 spasi.
Kutipan : Kutipan langsung diapit tanda “ ...... “
Kutipan langsung lebih dari 4 baris diketik 1 spasi,
tepi kiri dan kanan kutipan masuk dari naskah utama.
Kutipan langsung kurang dari 4 baris diketik 2 spasi
sesuai naskah utama.
Kutipan tidak langsung (lebih maupun kurang dari 4
baris) diketik jarak 2 spasi sesuai dengan naskah
utama, tanpa “ ...... “.
Bab & Subbab : Jarak dari bab ke subbab maupun dari subbab ke
subbab 2 enter (2X2 spasi).
Daftar Pustaka : Jarak antarbaris dalam satu sumber 1 spasi, jarak
baris antarsumber 2 spasi.
Penulisan Alinea Baru
Kontinental : Dimulai 5-7 ketukan (1 tab) dari batas tepi kiri.
Amerika : Setiap pergantian alinea diberi jarak 2X jarak
spasi baris.

Penulisan Judul Bab dan Subbab


Bab : Huruf kapital semua, tanpa tanda baca titik.
Nomor bab menggunakan angka romawi.
Penempatan pada posisi tengah.
Subbab : Penulisan nomor subbab dimulai dari batas tepi
kiri diikuti tanda titik.
Judul subbab, awal kata memakai huruf kapital
kecuali kata tugas dan sambung, tanpa diakhiri
tanda titik.
Anak Subbab : sama dengan penulisan subbab.
Penulisan Judul Tabel & Gambar
Tabel : Nomor dan judul tabel ditempatkan simetris di
atas tabel.
Tabel bisa dipisah, dengan catatan kepala tabel
pada halaman baru dicantumkan lagi.
Gambar / grafik / : Nomor dan judul gambar / grafik ditempatkan
bagan simetris di bawah gambar / grafik.
Penyusunan gambar tidak boleh dipotong.
Penulisan : Judul tabel / gambar, setiap awal kata dengan
huruf kapital, kecuali kata depan, sambung
Nomor Urut : Penulisan nomor urut tabel menggunakan
angka arab, sedangkan nomor urut gambar
menggunakan angka romawi.
3. Sistematika Penomoran
Penomoran halaman baru awal bab, penulisan nomor ditaruh di
tengah bawah menggunakan angka arab (1,5 cm dari tepi bawah
kertas).
Penomoran naskah utama menggunakan angka arab ditaruh di
sudut kanan atas (2 cm dari tepi atas kertas dan 3 cm dari tepi
kanan kertas).
Penomoran bagian awal (halaman pelengkap) menggunakan
angka romawi kecil, diletakkan di bagian tengah bawah.
Daftar pustaka & lampiran, tanpa diberi nomor halaman.

4. Penulisan Sumber Referensi


Sumber bacaan yang diacu ditulis pada akhir kutipan diapit antara
tanda kurung, ditulis nama, tahun terbit, (dan nomor halaman).
Antara penulisan nama pengarang dan tahun terbit dipisahkan
koma, sedangkan antara tahun dan halaman dengan titik dua.
Contoh : Manajemen pemasaran …………. (Kotler, 2002:19).

Penulisan Nama :
Catatan tubuh : Ditulis nama pokok atau nama belakang saja.
Daftar Pustaka : Ditulis nama pokok, atau belakangnya dahulu, diikuti
nama pertama dan keduanya.
2 pengarang : Keduanya ditulis, nama pengarang kedua ditulis tetap
sesuai nama tidak dibalik.
3 pengarang / : Ditulis nama pengarang pertama saja diikuti singkatan
lebih dkk. atau et.al.
Gelar : Tidak perlu dicantumkan.
3 Cara Menuliskan Sumber Referensi :
1. Dituliskan kutipannya dahulu baru sumber referensinya :
Manajemen pemasaran adalah .................. (Kotler,
2002:19).
2. Nama pengarang disebutkan dahulu, yang dituliskan dalam tanda
kurung tahun dan halaman, baru kutipannya :
Menurut Kotler (2002:19) : “Manajemen pemasaran adalah .........
................... ”.
3. Nama pengarang disebutkan dahulu diikuti kutipan, baru disebutkan
tahun dan halaman :
Kotler mengatakan : “Manajemen pemasaran adalah ...................
............. ” (2002:19).
Penulisan sumber referensi menggunakan catatan tubuh lebih praktis dan
efisien dibandingkan dengan catatan kaki (foot note).
5. Penulisan Daftar Pustaka

Abadi, Chang Jaya. 2002. “Kumis Kucing”, (online), (http://www.chang.jaya_abadi.


com.jamu-jawa04htm/, diakses 12 Desember 2003).

Connel, David W. dan G.John Miller. 1990. Kimia dan Entoksikologi Pencemaran.
Terjemahan oleh Y. Koestoer. 1995. Jakarta : UI Press.

Griffith, Antonio.I.. 1995. “Coordinating Family and School:Mothering for Schooling”.


Education Policy Analysis Archive, (online), (http://olam.ed.asu.edu/epaa/,
diakses 12 Februari 1997).

Haryadi dan Purwiyatno. 2000. “Fortifikasi A dan B Karoten”. Jurnal Teknologi dan
Industri Pangan, nomor XI (1), halaman : 61-69.

Kompas. 18 Maret 2005. “Virgin Coconut Oil, Minyak Penakluk Berbagai Penyakit”.
halaman 15.
Pitayaningrum, Citra W.. 2004. “Efek Perebusan dengan Daun Kumis Kucing
terhadap Penurunan Kandungan Logam Berat dalam Hati dan Usus Sapi”.
Skripsi. Semarang : Fakultas Peternakan, Undip.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Pedoman Umum Ejaan


Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentu-
kan Istilah. Bandung : Yrama Widya.

Robert, Hansen R.. 1981. Food Safety. Cetakan I. Canada : A Wiley-Interscience


Publication.

Sumardjo, S.. 2005. “Metode Penelitian, Sebuah Pengantar”. Makalah disampaikan


dalam Lokakarya Metodologi Penelitian bagi Dosen Universitas Diponegoro.
Semarang, 12 Juni.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004.


Jakarta : PT. Gramedia Grup.

Wilarjo, L.. 2003. “Pasir Sebagai Sumber Energi”. Kompas, 23 Mei, hal.10.
Teknik Penulisan Daftar Pustaka

1. Urutan penulisan : nama pengarang (dibalik). Tahun. Judul.


Bentuk referensinya.
2. Antara satuan urutan dipisahkan tanda titik, kecuali antara kota
dan nama penerbit dipisahkan titik dua.
3. Judul buku dicetak miring atau tegak digaris bawah.
4. Judul selain buku ditulis di antara tanda petik dua.
5. Penulisan judul : awal kata menggunakan huruf kapital kecuali
kata sambung / depan / penghubung.
6. Pengetikan baris kedua, ketiga dst. dalam 1 sumber
penulisannya masuk ke kanan 1 tab.
7. Jarak pengetikan antarbaris dalam satu sumber 1 spasi
sedangkan antarsumber 2 spasi.
8. Penyusunan urut alfabetik.
“ Berbicara sebagai Suatu Bahasa ”
( Henry Guntur Tarigan )
1. Bagaimana cara menarik perhatian
2. Bagaimana cara memulai pembicaraan
3. Bagaimana cara menyela, menginterupsi
4. Bagaimana cara mengakhiri pembicaraan

TRAMPIL BERBICARA
~ PRESENTASI ~
A. Hal yang Perlu Diperhatikan :
1. Penguasaan bahasa yang baik.
2. Berani, tenang, dan percaya diri di hadapan pendengar.
3. Luwes dan tidak canggung.
4. Berinteraksi dan bereaksi secara cepat dan tepat pada audien.
5. Pengungkapan gagasan runtut dan lancar.
B. Langkah & Persiapan :
1. Analisis situasi (acara, lokasi) dan audien
(jumlah, usia, pendidikan, pekerjaan, dll.).
2. Memilih topik yang sesuai.
3. Melengkapi bahan referensi.
4. Membuat kerangka
5. Mengembangkan naskah.

C. Teknik Penyajian :
1. Intonasi dan artikulasi harus jelas.
2. Teknik penekanan bisa didukung dengan alat
bantu / organ tubuh.
3. Metode transisi / jeda / perpindahan.
D. Metode Penyajian
1. Metode Impromptu (serta merta) :
- Berdasarkan kebutuhan sesaat dan tanpa persiapan.
2. Metode Menghafal :
- Penyajian bukan sekedar direncanakan tetapi juga
ditulis lengkap dan dihafalkan.
3. Metode Naskah :
- Digunakan pada pidato resmi / siaran radio.
4. Metode Ekstemporan (tanpa persiapan) :
- Metode sebagai jalan tengah.
- Uraian direncanakan dengan cermat & dibuat catatan
singkat (hanya untuk mengingat urutan).

Anda mungkin juga menyukai