No NAMA NIM
1 Nur Ainun Farkhia 202101199
2 Nur Anisya B. Baharu 202101200
3 Olivia Ningsih Aros 202101203
4 Sitti Rachma 202101210
5 Sri Auliannisa 202101211
6 Sri Irkawati 202101212
7 Winda Sasmita 202101216
8 Yasoda Febri Arini 202101217
9 Zulfiana 202101219
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Rencana Asuhan Keperawatan Paliatif pada
Anak dengan Leukemia”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dari teman-teman
sekalian. Kami berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
A. Definisi ............................................................................................................
B. Etiologi .........................................................................................................
C. Klasifikasi ....................................................................................................
D. Patofisiologis ...................................................................................................
E. Manifestasi Klinis ..........................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang ..................................................................................
G. Penatalaksanaan ..............................................................................................
BAB III.......................................................................................................................
BAB IV ......................................................................................................................
Kesimpulan ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya,
sumsum tulang tanpa diketahi dengan jelas penyebabnya tela memproduksi
sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel
darah putih memproduksi ulang bila tubuh memerlukan atau ada tempat bagi
sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara
teratur kapankah sel darah diharapkan berperoduksi kembali.
Pada kasus leukemi (kanker darah), sel darah putih tidak merespon
kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak
terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di
dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormall ini
bila bertahan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, seseorang dengan
kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti
mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.
Sebagai seorang perawat, sangat penting mengetahui tentang penyakit
leukemia ini. Melihat ruang lingkup pelaksanaan tindakan keperawatan salah
satunya adalah anak anak, dengan mengetahui lebih jauh tentang apa dan
bagaimana leukemia ini membuat seorang perawat menjadi lebih percaya diri
dalam melaksanakan asuha keperawatan dan yang paling penting dapat
menambah atau meningkatkan derajat kesehatan khususnya pada anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian leukemia ?
2. Apa penyebab leukemia ?
3. Apa klasifikasi leukemia ?
4. Bagaimana Patofisiologis leukemia ?
5. Manifestasi klinis leukemia ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang leukemia ?
7. Bagaimana penatalaksanaan leukemia ?
8. Bagaimana Pencegahan Leukimia ?
9. Bagaimana rencana asuhan keperawatan paliatif pada anak dengan
leukemia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian leukemia
2. Mengetahui penyebab leukemia
3. Mengetahui klasifikasi leukemia
4. Mengetahui patofisiologi leukemia
5. Mengetahui manifestasi klinis leukemia
6. Mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang leukemia
7. Mengetahui penatalaksaan leukemia
8. Mengetahui Pencegahan Leukimia
9. Mengetahui rencana asuhan keperawatan paliatif pada anak dengan
leukemia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih disumsum
tulang belakang, yang menyebabkan poliferasi salah satu jenis darah putih
dengan menyingkirkan jenis sel lain (corwin, 2008).
Leukemia tampak merupakan penyakit klonal, yang berarti satu sel
kanker abnormal berproliferasi tanpa terkendali, menghasilkan sekolompok
sel anak yang abnormal. Sel-sel darah ini mengahambat sel darah lain
disumsum tulang untuk berkembang secara normal, sehingga mereka
tertimbun disumsum tulang. Karena faktor-faktor ni, leukemia disebut
gangguan akumulasi sekaligus gangguan klonal. Pada akhirnya, sel-sel
leukemia mengambil alih sumsum tulang, sehingga menurunkan kadar sel-sel
nonlekemik didalam darah yang merupakan penyebab berbagai gejala umum
leukemia (corwin, 2008).
Leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih
dalam sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal, juga
terjadi proliferasi dihati limfa dan nodus limfatikus dan invaasi organ non
hematologis seperti meningen, traktus gastroinsestinal, ginjal dan kulit
(Bruner & Suddarth. 2002)
B. Etiologi
Menurut Handayani (2008) ada beberapa faktor yang terbukti dapat
menyebabkan leukemia, faktor genetik, sinar radioaktif, dan virus.
1. Faktor Genetik
Insidensi leukemia akut pada anak-anak penderita sindrom Down adalah
20 kali lebih banyak dari pada anak normal. Pada anak kembar identik
yang akan beriko tinggi bila kembaran yang lain mengalami leukemia.
2. Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat
menyebabkan leukemia pada manusia. Akhir-akhir ini dibuktikan bahwa
penderita yang diobati dengan radioaktif akan menderita leukemia pada
6% klien, dan baru terjadi sudah 5 tahun.
3. Virus
Sampai saat ini belum dapat dibuktikan bahwa penyebab leukemia pada
manusia adalah virus. Namun ada beberapa hasil penelitian yang
mendukung teori virus sebagai penyebab leukemia, yaitu enzyme reverse
transcriptase ditemukan dalam darah manusia.
C. Klasifikasi Leukemia
Menurut perpustakaan nasional (2008), Tambayong (2000), dan
Handayani (2008), klasifikasi leukemia dapat berdasarkan jenis sel (limfosik
atau mielositik) dan perjalan penyakit (akut atau kronik).
1. Leukemia Akut
Leukemia akut dapat dibagi menjadi 2 kategori umum, leukemia mieloid
akut (AML) dan leukemia limfoblastik akut (ALL). Pasien biasanya
mengalami riwayat penurunan berat badan yang cepat, memar,
perderahan, pucat, lelah, dan infeksi berulang di mulut dan tenggorokan.
Hitung darah lengkap sering kali menunjukkan anemia dan
trombositopenia. Hitung sel darah putih dapat meningkat atau sangat
rendah. Perdarahan diarea vital, akumulasi leukosit dalam organ vital.
2. Leukemia Mieloid Akut
AML jarang terjadi pada anak dan insidennya meningkat seiring
pertambahan usia. AML sekunder kadang terlihat pada orang yang diobati
dengan kemoterapi sitotoksik atau radioterapi.
3. Leukemia Limfoblastik Akut
ALL adalah bentuk keganasan hematologis yang umum terjadi pada anak.
akan tetapi, ALL terjadi pada orang dewasa, dengan peningkatan
indisidens seiring pertambahan usia. Banyak tanda dan gejala ALL yang
mirip dengan AML serta sebagian besar menyebabkan kegagalan sumsum
tulang. Pasien juga mengalami menifestasi spesifik yang meliputi
pembesaran nodus limfe (limfadenopati), ahti, dan limpa
(hepatosplenomegali), serta infiltrasi pada system saraf pusat.
4. Leukemia Mieloid Kronik
CML adalah gangguan sel benih yang disebabkan produksi tidak beraturan
dari sel darah putih myeloid. CML dapat mengenia semua kelompok usia,
namun terutama pada usia antara 40 dan 60 tahun.
5. Leukemia Limfosit Kronik
CLL adalah gangguan proliferative limfoit. Sel ini terakumulasi di darah,
sumsum tulang, nodus limfe dan limfa. CLL adalah kasus dijumpai pada
individu berusia diatas 50 tahun.
D. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinis
Leukemia akut memperlihatkan gejala klinis yang mencolok. Leukemia
kronis berkembang secara lambat dan mungkin hanya memperlihatkan sedikit
gejala sampai stadium lanjut.
1. Kepucatan dan rasa lelah akibat anemia
2. Infeksi berulang akibat penurunan sel darah putih
3. Perdarahan dan memar akibat trombositopenia dan gangguan koagulasi
4. Nyeri tulang akibat penumpukan sel di sumsum tulang, yang
menyebabkan peningkatan tekanan dan kematian sel. Tidak seperti nyeri
yang semakin meningkat, nyeri tulang berhubungan dengan leukemia
biasanya besifat progresif.
5. Penurunan berat karenaberkurangnya nafsu makan dan peningkatan
konsumsi kalori oleh sel-sel neoplastik
6. Limfadenopati, spinomegali, dan hepatomegaly akibat infiltrasi sel
leukemia ke organ-organ limfoid dapat terjadi.
7. Gejala system saraf pusat dapat terjadi. (Davey. 2005)
Gejala leukemia akut biasanya terjadi setelah beberapa minggu dan dapat
dibedakan menjadi 3 tipe :
a) Gejala kegagalan sumsum tulang merupan manifestasi keluhan yang
paling umum. Leukemia menekan fungsi sumsum tulang,
menyebabkan kombinasi dari anemia, leucopenia (jumlah sel darah
putih rendah), dan trombositopenia (jumlah trombosit rendah). Gejala
yang tipikal adalah lelah dan sesak napas (akibat anemia), infeksi
bakteri (akibat leucopenia), dan perdarahan (akibat trombositopenia),
dan terkadang akibat koagulasi intravascular diseminata (DIC). Pada
pemeriksaan fisik ditemukan kulit yang pucat, beberapa memar, dan
perdarahan. Demam menunjukkan adanya infeksi, walaupun pada
beberapa kasus, demam dapat disebabkan oleh leukemia itu sendiri.
Nsmun, cukup berbahaya apabila kita menganggap bahwa demam
yang terjadi merupakan akibat leukemia itu sendiri.
b) Gejala sistemik berupa malaise, penurunan berat badan, berkeringat,
dan anoreksia cukup sering terjadi.
c) Gejala local, terkadang pasien datang dengan gejala atau tanda
infiltrasi leukemia dikulit, gusi atau system sraf pusat. (Corwin. 2009)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap (FBC) biasanya menunjukkan gambaran anemia dan
trombositopenia. Jumlah sel darah putih yang normal biasanya berkurang
dan ju,lah sel darah putih total dapat rendah, normal, atau meningkat.
Apabila normal atau meningkat, sebagian besar selnya adalah sel darah
putih primitf (blas). (Patrick, 2005).
a) Leukemia limfoblastik akut
Pada kira-kira 50% pasien ditemukan jumlah leukosit melebihi
10.000/mm3 pada saat didiagnosis, dan pasa 20% pasien melebihi
50.000/mm3. Neutropenia (jumlah neutrophil absolut kurang dari
500/mm3 [normalnya 1500/mm3] sering dijumpai. Limfoblas dapat
ditemukan didarah perifer, tetapi pemeriksa yang tidak berpengalaman
dapat melaporkan limfoblas tersebut sebagai limfosit atipik. (William,
2004).
b) Leukemia nonlimfositik akut
Evaluasi laboratorium secara tipikal menunjukkan adanya neutropenia,
anemia, dan trombositopenia. Jumlah leukosit bervariasi, walaupun
pada saat didiagnosis kira-kira 25% anak memiliki jumlah leukosit
melebihi 100.000/mm3. Pada darah perifer dapat ditemukan sel blas.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan dilakukan pemeriksaan aspirat
sumsu tulang, yang menunjukkan adanya sel blas lebih dari 25%.
Seperti pada leukemia limfoblastik akut, cairan spinal juga harus
diperiksa untuk menemukan bukti adanya leukemia. Mencapai 15%
pasien memiliki bukti sel blas pada cairan spinal pada saat didiagnosis.
(William, 2004).
c) Leukemia mielositik kronis
Evaluasi laboratorium secara tipikal memperlihatkan leukosititosis
nyata, trombositosis, dan anemia ringan. Sumsum tulang hiperseluler
tetapi disetai maturasi myeloid yang normal. Sel blas tidak banyak
dijumpai. Pada leukemia mielositik kronis yang terlihat adala
kromosom Philadelphia. (William, 2004)
2. Pemeriksaan biokimia dapat menunjukkan adanya disfungsi ginjal,
hipokalemia, dan peningkatan kadar bilirubin. (Patrick, 2005)
3. Profil koagulasi dapat menunjukkan waktu protombin dan waktu
tromboplastin parsial teraktivitas (APPT) yang memanjang karena sering
terjadi DIC (disseminated intravascular coangulation). (Patrick, 2005)
4. Kultur darah karena adanya resiko terjadi infeksi. (Patrick, 2005)
5. Foto toraks: pasien dengan ALL (acute tymphoblastic leukaemiaa) jalur
sel T sering memiliki massa mediastinum yang dapat dilihat pada foto
toraks. (Patrick. 2005)
6. Golongan darah karena cepat atau lambat akan dibutuhkan transfuse darah
dan trombosit. (Patrick, 2005)
7. Pemeriksaan penunjang diagnosis spesifik termasuk aspirasi sumsum
tulang yang memperlihatkan limfoblas lebih dari 25%, biopsy trephine,
penanda sel, serta pemeriksaan sitogenetik untuk membedakan ALL (akut
limfoblastik leukemia) dengan AML (akut mieloblastik leukemia) secara
akurat. Auer rod di plasma sel blas merupakan tanda patognomonik pada
AML, namun hanya ditemukan pada 30% kasus. Pemeriksaan penanda sel
dapat mambantu membedakan ALL jalur sel B atau sel T dan juga
membedakan subtipe AML yang berbeda-beda. Ini berguna bagi
hematology untuk merancang terapi dan memperkirakan prognosis.
Analisis kromosom sel leukemia berguna untuk membedakan ALL dan
AML, dan yang penting adalah dapat memberikan informasi prognosis.
(Patrick, 2005).
8. Cairan spinal juga perlu diperiksa karena sistem saraf pusat merupakan
tempat persembunyian penyakit ekstremedluar. (Patrick,2005).
3. Resusitasi
Pasien yang baru didiagnosis leukemia akut biasanya berada dalam
keadaan sakit berat dan renta terhadap infeksi berat dan atau perdarahan.
Prioritas utamanya adalah resusitasi menggunakan antibiotic dosis tinggi
intravena untuk melawan infeksi, transfuse tirombosit atau plasma beku
segar (fresh frozen plasma) untuk mengatasi anemia. Penggunaan
antibiotic dalam situasi ini adalah tindakan yang tepat walaupun demam
yang terjadi ternyata merupakan akibat dari penyakit itu sendiri dan bukan
akibat infeksi. Lebih muda mengehentikan pemberian antibiotic dari pada
menyelamatkan pasien dengan syok dan septicemia yang telah diberikan
tanpa terapi antibiotic. (Patrick. 2005).
H. Pencegaan Leukimia
3. Menghindari rokok
Rokok mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat menyebabkan kanker,
termasuk leukimia. Oleh karena itu, anda perlu berhenti merokok atau
menghindari asap rokok sebagai salah satu cara untuk menghindari leukimia.
A. Kesimpulan
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih disumsum
tulang belakang, yang menyebabkan poliferasi salah satu jenis darah putih
dengan menyingkirkan jenis sel lain.
Leukemia merupakan penyakit kanker darah yang dapat menyerang
orang dewasa maupun anak anak, diaman pada anak yang paling sering adalah
leukemia limfosit akut (ALL). Leukemia ini merupakan jenis penyakit yang
tergolong sangat berbahaya dimana merupakan suatu keadaan dimana sel
darah putih yang terbentuk secara tidak normal, dan keadaan itulah yang
menyebabkan terjadi penimbunan leukosit dalam darah.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Wiwik & Hariwibowo, Andi Sulistyo, 2008. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta:
Salemba Medika.