Oleh:
NIM. 203012320027
Pembimbing:
MARET, 2022
DAFTAR ISI
Halaman
A. Definisi .................................................................................. 1
B. Epidemiologi ......................................................................... 2
C. Etiologi .................................................................................. 2
D. Klasifikasi ............................................................................. 4
E. Patofisiologi .......................................................................... 6
G. Diagnosis ............................................................................... 9
H. Tatalaksana............................................................................ 10
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan disekitarnya. Kanker
merupakan salah satu penyakit mematikan yang utama di seluruh dunia. WHO
akibat kanker. Jumlah penderita kanker di seluruh dunia terus meningkat sekitar
penderita kanker pada semua usia di tahun 2013 adalah 347.792 orang atau sekitar
Penyakit kanker dapat menyerang segala usia tidak terkecuali anak-anak. Saat
ini, kanker menjadi penyakit serius yang mengancam kesehatan anak didunia.
Ancaman kanker di seluruh dunia sangat besar, karena setiap tahun terjadi
peningkatan jumlah penderita baru penyakit kanker. Insidensi kanker pada anak
semakin meningkat dan sudah masuk menjadi sepuluh besar penyakit terbanyak
pada anak.1
Kanker anak yang paling sering adalah leukemia limfoblastik akut (ALL)
dengan insiden tahunan 3,5 per 100.000 anak di Amerika Serikat. Demikian pula di
Indonesia, ALL memiliki jumlah kasus kanker pada anak tertinggi.2 Leukemia
limfoblastik akut (ALL) adalah transformasi ganas dan proliferasi sel progenitor
1
Masalah kanker anak di Indonesia saat ini menjadi masalah yang cukup besar.
Kanker anak memberikan dampak perubahan, baik fisik maupun psikososial yang
dapat terjadi akibat perjalanan penyakit maupun efek samping pengobatan, anak
yang didiagnosis kanker juga cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.
Perubahan psikologis, fisik, sosial, dan kognitif yang timbul pada anak dengan
kanker juga dapat memengaruhi kualitas hidup anak tersebut. Sehingga anak harus
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
dan proliferasi sel progenitor limfoid di sumsum tulang, darah, dan situs ekstrameduler.
Leukemia limfoblastik akut sering kali terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, tetapi
puncak insidennya antara usia 2 dan 5 tahun. Sementara 80% dari ALL terjadi pada
anak-anak, kasus ALL yang terjadi pada orang dewasa merupakan kondisi yang sangat
mematikan. ALL, seperti kanker pada umumnya, kemungkinan besar muncul dari
interaksi antara paparan eksogen atau endogen, kerentanan pewarisan genetik, dan
B. Epidemiologi
Kanker anak telah menjadi momok kesehatan masyarakat global dengan insiden
yang meningkat secara signifikan setiap tahun. Meskipun insidennya relatif lebih
rendah dibandingkan dengan keganasan dewasa, penyakit ini tetap menjadi penyebab
utama kematian terkait penyakit pada anak-anak. Kanker anak yang paling sering
adalah leukemia limfoblastik akut (ALL) dengan insiden tahunan 3,5 per 100.000 anak
di Amerika Serikat. Demikian pula di Indonesia, ALL memiliki jumlah kasus kanker
pada anak tertinggi. Total kejadian ALL di Indonesia mencapai 2,5-4,0 per 100.000
anak dengan perkiraan 2.000-3.200 per tahun.2 Insidensi ALL turun bersamaan dengan
3
peningkatan umur, serta lebih sering mengenai laki – laki daripada perempuan.5 ALL
secara keseluruhan dicapai pada 95% pada tahun 2007, dibandingkan dengan 21% pada
tahun 1960 di negara-negara berpenghasilan tinggi. Hal ini telah dicapai melalui
kombinasi pemahaman proses penyakit yang lebih baik, identifikasi faktor risiko yang
memprediksi hasil yang buruk, dan perawatan pasien dengan stratifikasi risiko.6
C. Etiologi
Etiologi leukemia masih belum diketahui pasti. Para ahli menemukan bahwa
terdapat hubungan antara leukemia dengan beberapa faktor risiko seperti faktor-faktor
genetik, lingkungan (termasuk radiasi ionisasi), dan orang tua yang minum alkohol
atau perokok, lingkungan yang terpapar medan magnet juga perlu diperhitungkan.
Selain itu beberapa jenis virus juga berkaitan dengan insiden LLA, terutama virus
infeksi yang terjadi pada masa prenatal seperti virus influenza dan varicella. Leukemia
limfoblastik akut juga dapat terjadi pada anak dengan gangguan imnunodefisiensi
dan Ataxia-Telangiectasia.5,7
D. Klasifikasi
1. L1 limfoblas
Limfoblas L1 adalah sel kecil yang ditandai dengan rasio inti-ke-sitoplasma yang
4
tinggi. Sitoplasma biru pucat sedikit dan terbatas pada sebagian kecil dari perimeter
sel. Sel memiliki nukleolus yang tidak jelas dan membran nukleus yang bervariasi dari
Gambar 1. L1 limfoblas.8
2. L2 limfoblas
dengan rasio nukleus-sitoplasma yang lebih rendah, nukleolus yang menonjol (sering
reniform atau ireguler. Mereka mungkin tidak dapat dibedakan dari varian M1
5
Gambar 2. L2 limfoblas.8
3. L3 limfoblas
mirip Burkitt dan ditandai dengan sitoplasma yang sangat basofilik dan vakuolisasi
Gambar 3. L3 limfoblas.8
Sekitar 85% anak dengan ALL memiliki morfologi L1 yang dominan, 14%
memiliki L2, dan 1% memiliki L3, sedangkan subtipe L2 lebih sering terjadi pada
6
orang dewasa. Sementara limfoblas L3 mewakili populasi sel B dewasa yang berbeda
secara imunofenotipik, tidak ada korelasi antara berbagai tahap diferensiasi sel pra-B
E. Patofisiologi
DNA dan menyebabkan sel-sel limfoid mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali
dan menyebar ke seluruh tubuh. Splenomegali dan hepatomegali umum terjadi karena
sekuestrasi trombosit dan limfosit di limpa dan hati. Karena sel darah putih tidak khas,
ALL dihasilkan sebagai hasil dari proses transformasi ganas sel limfositik
progenitor dalam garis keturunan B dan T. Dalam ALL, sebagian besar kasus,
terutama dibedakan dari sel progenitor limfoid umum sel pro-B, sel pra-B dan sel B
matang. Proses pematangan biasanya dikelola dengan baik oleh transduksi sinyal sel,
faktor transkripsi yang diaktifkan dan seleksi positif/negatif. Namun, dalam kasus B-
ALL diketahui berkorelasi dengan serangkaian mutasi gen, yang sering dimulai pada
tahap sel induk berpotensi majemuk, diikuti oleh proses ekspansi klon, diferensiasi,
proliferasi sel dan apoptosis sel yang tidak diatur; hasil akhirnya adalah penggantian
7
sel limfoid normal dengan sel ganas. Sejumlah jalur molekuler dan ekspresi gen
diketahui terkait dengan ALL, beberapa mutasi genetik yang perperan dalam kondisi
Limfosit imatur berproliferasi dalam susunan tulang dan jaringan perifer dan
mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah dan trombosit, sedangkan jumlah
leukosit pada ALL bisa di bawah, normal atau tinggi.5,12 Leukosit pada ALL umumnya
kurang dari 50.000/uL, akan tetapi dalam beberapa kasus leukosit pada ALL dapat
diatas 50.000/uL, dan hal ini akan mempengaruhi prognosis pasien. Awalnya, mereka
akan dimasukkan dalam kelompok pasien yang menerima perawatan lebih intensif,
yang biasanya lebih beracun dan lebih mungkin untuk mengembangkan komplikasi,
dengan peningkatan risiko infiltrasi ke sistem saraf pusat dan juga dalam
harusnya dalam jumlah yang adekuat untuk mempertahankan hemostasis normal. Pada
Trombositopenia adalah istilah untuk jumlah trombosit yang kurang dari nilai normal
8
Manifestasi perdarahan akibat trombositopenia dapat berupa ptekie atau purpura,
otak. Berkurangnya jumlah trombosit pada leukemia akut biasanya akibat sumsum
tulang atau kemoterapi, selain itu dapat juga disebabkan oleh beberapa faktor lain
selalu ditemukan pada saat leukemia didiagnosis. Proses infiltrasi di sumsum tulang
mengakibatkan sumsum tulang dipenuhi oleh sel leukemik sehingga penurunan jumlah
leukemia dapat menyebabkan kerusakan langsung sumsum tulang sehingga juga akan
F. Manifestasi klinis
blast di sumsum tulang, sistem limfoid, dan situs ekstrameduler, termasuk sistem saraf
pusat (SSP).14 Manifestasi klinis ALL dapat termasuk kelelahan dan kelemahan, pucat,
infeksi dan demam yang tidak membaik dengan antibiotik, mudah berdarah atau
memar, nyeri sendi atau tulang, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan,
pembesaran kelenjar getah bening, batuk, atau kesulitan bernapas, pembesaran hati
atau limpa, pembengkakan wajah dan tangan, sakit kepala, dan muntah.7 Keterlibatan
9
G. Diagnosis
laboratorium. Manifestasi klinis pada ALL dapat ditemukan melalui anamnesis pada
pasien. Tanda-tanda awal ALL dapat diamati dari pemeriksaan darah abnormal, yaitu
dari pemeriksaan apusan darah tepi atau aspirasi sumsum tulang. Sel blas banyak
ditemukan pada apusan darah tepi. Aspirasi sumsum tulang bertindak sebagai standar
emas dalam mendiagnosis ALL. Bila hasil aspirasi sumsum tulang menunjukkan lebih
dari 5% jumlah sel blas, maka pasien dapat diduga menderita leukemia; sedangkan
untuk diagnosis pasti ALL diperlukan lebih dari 20% jumlah sel blas.15
H. Tatalaksana
kompleks dan intensif dalam terapi kanker. Meskipun rejimen pengobatan spesifik dan
pemilihan obat, jadwal dosis, dan durasi pengobatan berbeda antara pasien anak, AYA,
dan dewasa, dan di antara subtipe ALL yang berbeda, pengobatan dasar prinsipnya
konsolidasi, dan pemeliharaan.14 Berdasarkan buku Pedoman Dini Kanker Pada Anak
tahun 2011 dan Buku Ajar Hematologi Onkologi Anak 2006, tatalaksana ALL
meliputi:16,17
1. Penaganan kuratif
a. Kemoterapi
10
Klasifikasi risiko normal atau tinggi menentukan protocol kemoterapi. Saat
ini di Indonesia sudah ada 2 protokol pengobatan yang lazim digunakan untuk
pasien ALL, yaitu protokol Nasional (Jakarta) dan protokol WK-ALL 2000.
tinggi dan risiko biasa. Risiko tinggi (High Risk) bila didapatkan salah satu
kriteria sebagai berikut umur < 1 tahun atau > 10 tahun, leukosit >50.000/mm3,
massa mediastinum > 2/3 dari diameter rongga thorak, terdapat > 15/3 (5μm) sel
leukemia), dan bila didapatkan lebih dari 1000 sel blas/mm3 pada pemeriksaan
darah tepi setelah 1 minggu mulai terapi pada ALL kelompok risiko biasa. Risiko
2. Penanganan suportif
e. Pendekatan psikososial
I. Faktor Prognostik
11
Faktor prognostic ALL, meliputi:17
1. Jumlah leukosit awal pada saat diagnosis ditegakkan merupakan faktor prognosis
dibandingkan dengan pasien berumur diantara itu, terutama pada pasien dibawah
6 bulan.
‘kappa’ dan ‘lambda’ memiliki prognosis yang buruk. Sel-T leukimia juga
5. Respon terhadap terapi dapat diukur dari jumlah sel blas di darah tepi. Adanya
sel blas pada sumsum tulang pada induksi hari ke 7 atau 14 menunjukan
12
DAFTAR PUSTAKA
6. Hao TK, Hiep PN, Hoa NTK, Ha CV. Causes of Death in Childhood Leukemia
limfoblastik akut at Hue Central Hospital for 10 Years (2008-2018). Global
Pediatric Health. 2020; 7: 1-8.
7. Yenni. Rehabilitasi medik pada anak dengan leukemia limfoblastik akut. Jurnal
Biomedik . 2014; 6(1): 1-7.
13
12. Llano OG. The complete blood count in the early diagnosis of acute leukemia in
children. Medicina Universitaria. 2017; 18(73): 216-218.
13. Rofinda ZD. Kelainan Hemostasis pada Leukemia. Jurnal Kesehatan Andalas.
2012; 1(2): 68-74.
14. Brown P, Inaba H, Annesley C, Beck J, Colace S, Dallas M, et al. Pediatric Acute
LymphoblasticLeukemia, Version 2.2020. JNCCN. 2020; 18(1): 81-112.
16. Kemenkes RI. Pedoman Penemuan Dini Kanker pada Anak. Jakarta: Kemenkes
RI; 2011.
17. Permono HB, Surtoyo. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI; 2006.
18. Nguyen T, Melville A, Nath S, Story C, Howell S, Sutton R, et al. Bone Marrow
Recovery by Morphometry During Induction Chemotherapy for Leukemia
limfoblastik akut in Children. Plos One. 2015; 1: 1-10.
22. Prima K. Hubungan antara Kadar Lactat Dehidrogenase (LDH) serum dan asam
urat pada penderita leukemia berdasarkan gambaran darah tepi yang dirawat di
RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015. Jurnal Medika
Malahayati. 2015; 2(2): 59-64.
23. Ramadhan RI, Rismayanthi C. Hubungan antara status hidrasi serta konsumsi
cairan pada atlet bola basket. Medikora. 2016; 1: 53-61.
14
24. American Cancer Society Medical Team. Early Detection, Diagnosis, and
Staging of ALL [Internet]. American Cancer Society. 2022 [Cited 15 April
2022]. Available from: https://www.cancer.org/cancer/acute-lymphocytic-
leukemia/detection-diagnosis-staging/how-diagnosed.html
26. Wahidiyat PA, Adnani NB. Transfusi Rasional pada Anak. Sari Pediatri. 2016;
18(4): 325-331.
27. IDAI. Protokol Pengobatan Leukemia Limfoblastik Akut Anak. Jakarta: Unit
Koordinasi Kerja Hematologi-Onkologi IDAI; 2018.
15