Anda di halaman 1dari 19

JOURNAL READING

Clinical and Histopathological


Evaluation of Prurigo Nodularis
Oleh:
Zenita Hendra Savitri
2030912320027

Pembimbing:
dr. Erika Dewi Essary, Sp.DV

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
Maret, 2022
ABSTRAK
• Prurigo nodularis (PN) adalah entitas kronis yang dikenali dengan baik
sebagai penyebab gatal kronis yang parah.

• Penelitian ini merupakan observasional cross sectional yang dilakukan di


Pusat Dermatologi Medical City Teaching Hospital, data yang dikumpulkan
merupakan semua kasus dengan prurigo nodularis klasik dan varian lokal.

• Terdapat 50 pasien yang terlibat, dimana 22 (44%) diantaranya adalah laki-


laki dan 28 (56%) diantaranya adalah perempuan, dengan rentang usia 20-
60 tahun,

• Diterapkan pemeriksaan biopsi pada 10 dari 50 pasien dengan prurigo


nodularis dan diwarnai dengan Hematoxylin dan Eosin.

• Penyakit terkait yang ditemukan adalah dermatitis atopik pada 36 (72%)


pasien, sedangkan riwayat penyakit keluarga terlihat pada 24 (48%) pasien,
dan adanya faktor psikologis pada 30 (60%) pasien.

• Gambaran klinisnya yang ditemukan berupa lesi nodular ekskoriasi yang


umumnya terjadi pada tungkai dengan bentuk simetris pada 40 (80%) kasus
sedangkan pola yang terlokalisasi terdeteksi pada 10 (20%) pasien.

• Evaluasi histopatologi pada sepuluh pasien menunjukkan hiperkeratosis


(100%), akantosis (60%), dan hiperplasia pseudoepithelamatous (40%).
Eosinofil terlihat pada satu pasien.
PENDAHULUAN

▪ Prurigo nodularis (PN) secara klinis didefinisikan sebagai papula


dan nodul multipel yang terdistribusi secara simetris, erosif dan
ulseratif.

▪ Kondisi ini merupakan suatu penyakit kronis yang muncul secara


khas sebagai pruritus yang dapat menyebar oleh garukan karena
adanya rasa gatal.

▪ Diketahui setengah dari kasus memiliki manifestasi klinis berupa


atopi. Faktor penyebabnya sendiri saat ini masih belum pasti.

▪ Penyakit ini umumnya terkait dengan penyakit lain seperti


dermatitis atopik.
PENDAHULUAN

▪ Prurigo nodularis dilaporkan sebagai salah satu dari 20 besar penyakit


dermatologis yang paling umum, dan prevalensinya berkisar antara 1,82%
hingga 3,8%.

▪ Penyakit ini paling sering terjadi pada pasien dengan lanjut usia (sekitar 60
tahun), tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak.

▪ Penyakit ini lebih banyak mempengaruhi wanita daripada pria dengan rasio
wanita : pria = 1,7 : 1.
PENDAHULUAN

Gambaran klinis prurigo nodularis biasanya dicirikan oleh papula


eritematosa yang tersebar bilateral, nodul, dan plak yang sangat
gatal. Lesi prurigo nodularis biasanya muncul pada permukaan
ekstremitas, namun juga dapat ditemukan sedikit pada area
punggung, yang ditandai dengan butterfly sign.

Prurigo nodularis dapat berkembang menjadi nodul atau bahkan


plak. Dalam perjalanan penyakit, nodus ini dapat mengalami
ekskoriasi secara masif, ulserasi dan krusta yang
mengakibatkan bekas luka setelah penyembuhan.
PENDAHULUAN

Gambaran umum histologis prurigo nodularis meliputi epidermis


ortohiperkeratosis yang tebal dan padat dengan akantosis, parakeratosis, dan
hipergranulosis. Sedangkan rete ridges memanjang dan tidak beraturan dengan
infiltrat dermal adense yang terdiri dari neutrofil, eosinofil, histiosit, monosit. Juga
terlihat adanya penebalan serabut saraf dan penebalan berkas kolagen yang
tersusun secara vertikal.
PENDAHULUAN
Patogenesis pasti prurigo nodularis tidak diketahui.
Peradangan kulit memainkan peran penting dalam prurigo nodularis.
Hiperplasia dermal saraf diketahui terjadi pada prurigo nodularis.
Peradangan yang disebabkan oleh pelepasan tryptase, interleukin-31
yang berasal dari limfosit (IL-31) 50 kali lipat tidak teratur dibandingkan
dengan biopsi kulit yang sehat,

Hal ini juga terjadi pada dermatitis atopik dimana kadar IL-31 serum
berkorelasi dengan keparahan penyakit. Pada bagian epidermis pasien
dengan penyakit ini, dilaporkan terdapatnya hypoplasia saraf sensorik
serta kulit intralesi.
PENDAHULUAN
Prurigo nodularis terkait dengan banyak penyakit kulit inflamasi,
salah satu yang paling umum adalah dermatitis atopik. Selain itu
kondisi lain dapat berupa dermatitis herpetiformis dan lichen
planus. Pemfigoid bulosa juga diketahui dapat memicu prurigo
nodularis.

Penyakit sistemik dan neurologis juga dapat mengakibatkan


prurigo nodularis, seperti:

▪ Gagal ginjal kronis


▪ Diabetes mellitus
PENDAHULUAN
Terapi untuk kondisi ini biasanya tergantung pada penyakit yang mendasarinya.

▪ Pengobatan lini pertama kondisi ini adalah steroid topical.


▪ Inhibitor kalsineurin topikal sebagai krim pimekrolimus dan salep tacrolimus dapat digunakan pada prurigo nodularis
yang tidak mempan terhadap steroid topical atau dapat menajdi obat untuk membatasi efek samping dari steroid.

▪ Suntikan dengan triamcinolone acetonide juga dapat digunakan terutama untuk lesi tunggal prurigo nodularis,
capsaicin topikal dapat menjadi pilihan lainnya.

▪ Terapi sistemik utama untuk kondisi ini adalah antihistamin sebagai pilihan pertama.
▪ Fototerapi ultraviolet juga dapat menjadi pilihan, walau pada umumnya terapi ini memiliki beberapa keterbatasan,
seperti memakan waktu

▪ Obat imunosupresif seperti siklosporin A atau metotreksat dapat dipertimbangkan pada orang dewasa ketika semua
tindakan di atas gagal.
PASIEN DAN METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional
yang dilakukan di Pusat Dermatologi Medical City Teaching
Hospital.Semua pasien dengan gejala dan tanda klinis prurigo
nodularis yang dibawa ke Pusat Dermatologi dilibatkan dalam
penelitian ini dengan total 50 pasien.

Biopsi kulit diperoleh dari 10 pasien dan dari area dengan


keterlibatan maksimal dari lesi aktif yang tidak diobati dan tidak
dimodifikasi dan kemudian diwarnai dengan H & E.
HASIL
Dalam penelitian ini, 50 pasien dilibatkan yang terdiri dari 22 (44%) laki-laki dan 28 (56%)
perempuan dengan rasio perempuan dan laki-laki adalah 1,3 : 1. Usia mereka berkisar antara
kurang dari 20 hingga 60 tahun.
HASIL

(penyakit ginjal, jantung, pembuluh darah


otak, diabetes mellitus,)

(insulin metformin)
HASIL
HASIL

Evaluasi histopatologi dari sepuluh pasien


menunjukkan hiperkeratosis, hipergranulosis,
dan akantosis pada 6 (60%) pasien sedangkan
hiperplasia pseudoepitel positif di antara 4
(40%) kasus. Orientasi vertikal kolagen pada Histopatologi menunjukkan hiperkeratosis,
Histopatologi menunjukkan hiperplasia
pseudoepitheliomatous, infiltrat superfisial
akantosis dan infiltrat inflamasi perivaskular
padat dan orientasi vertikal kolagen.
papila dermal dan infiltrasi limfositik superfisial (Perbesaran x 40)
(Perbesaran x 100)

perivaskular terdeteksi di semua bagian dan


ringan pada 7 (70%) dan tingkat keparahan
sedang pada 3 (30%) pasien tetapi eosinofil
terlihat pada satu (1%) pasien.

Histopatologi menunjukkan infiltrat inflamasi


sedang dengan eosinofil (Perbesaran x 400)
PEMBAHASAN
Pasien dengan prurigo nodularis diketahui jarang datang ke Lembaga klinis, dan studi
kasus epidemiologi menganai kondisi ini jarang ditemukan. Berdasarkan survei terbaru
yang melibatkaan 14 negara melaporkan terdapat kurang dari lima kasus prurigo
nodularis yang didapatkan di klinik dermatologis perbulannya.

Faktor-faktor yang memicu prurigo nodularis diantaranya:


▪ Kelainan dermatologis (28,12%)
▪ Kelainan neurologis & sistemik (18,75%)
▪ Infeksi (16%)
▪ Faktor sosial (12%)
▪ Faktor psikologis (93,75%).

Dalam literatur terbaru yang mengungkapkan hubungan yang signifikan antara prurigo
nodularis dan dermatitis atopik pada 70% kasus.
PEMBAHASAN
Gambaran klinis kondisi ini melibatkan ekstremitas atas dan bawah dengan gatal yang
terasa parah siang maupun malam hari, dimana kondisi ini terlihat pada 80% pasien.
Sementara prurigo lokal terdeteksi pada 20% pasien dan terlihat di tempat yang berbeda
seperti kulit kepala, paha kiri, tungkai bawah kanan, area gluteal kiri.

Hasil histopatologi penelitian ini terutama menunjukkan hiperkeratosis (100%)


hipergranulosis (100%), akantosis (60%), hiperplasia pseudoepitheliomatous (40%).

Jaringan eosinofil dalam penelitian ini hanya terdeteksi pada satu pasien. Oleh karena itu
sulit untuk menjelaskan gatal pada prurigo nodularis murni disebabkan oleh peningkatan
eosinophil, karena hal ini jarang terjadi. Tetapi kita dapat berspekulasi bahwa IL31 yang
berasal dari sel T bertanggung jawab atas gatal tersebut.
KESIMPULAN
Papula ekskoriasi dan nodul pada ekstremitas atas dan bawah mencirikan prurigo
nodularis. Kondisi ini umum dijumpai pada pasien wanita 50-59 tahun dengan riwayat
pribadi maupun keluarga yang berhubungan dengan dermatitis atopik. Patologi penyakit
umumnya menunjukkan akantosis dengan hiperplasia pseudoepithelamatous, infiltrat
inflamasi perivaskular superfisial, serta jaringan eosinophil.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai