DOSEN PENGAMPU :
Ns. Rahmat H. Djalil, S.Kep, M.Kes
KMB 1 Page 1
KATA PENGANTAR
KMB 1 Page 2
DAFTAR ISI
KMB 1 Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
KMB 1 Page 4
tepat agar penderita tidak terjangkit penyakit lainnya karena tranfusi yang
tidak steril.
1.3 Tujuan
1) Mengetahui Isi Tinjauan Pustaka
2) Mengetahui Asuhan Keperawatan Teori
3) Mengetahui Asuhan Keperawatan
4) Mengetahui Pembahasan Antara Kasus Dan Askep Teori
KMB 1 Page 5
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum
tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan
menyingkirkan jenis sel lain (Reeves, Charlene J et al, 2001).
2.2 Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur
gen (Tcell Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV).
Radiasi
Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.
Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani,
2001 : hal. 177)
Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.
Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.
Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya
benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya
leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma
Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
KMB 1 Page 6
2.3 Patofisiologi
Sebuah sel induk majemuk berpotensi untuk mengalami diferensiasi,
poliferasi dan maturasi untuk membentuk sel-sel darah matang yang dapat
dilihat pada sirkulasi perifer.
6. Eusinofil
Kegagalan menjaga
keseimbangan (proliferasi
Sel leukemia tunggal dan diferensiasi
KMB 1 Page 7
2.4 Manifestasi Klinis
Selain presentasi klinis, laboratorium dan evaluasi patologi diperlukan
untuk definitif diagnosis leukimia. Tes yang paling penting adalah sumsum
tulang biopsi dan aspirasinya yang disampaikan kepada hematopathology
untuk berbagai evaluasi. Noda cytochemical sangat membantu untuk
menentukan apakah leukimia akut adalah keturunan myeloid atau limfoid.
Umum:
Biasanya terjadi 1-3 bulan dengan gejala yang tidak jelas seperti kelelahan,
kurangnya toleransi latihan, nyeri dada dan perasaan yang tidak enak.
Gejala:
Pasien melaporkan penurunan berat badan, malaise, kelelahan, dan palpitasi
dan dyspnea saat beraktivitas. Gajala lain yang dapat muncul yaitu demam,
menggigil, dan kerasnya sugestif infeksi, memar (perdarahan vagina yang
berlebihan, epistaksis, ekimosis dan petechiae), nyeri tulang, kejang, sakit
kepala, dan diplopia.
2.5 Penatalaksanaan
1. Leukimia Limfoblastik Akut (ALL)
a) Pengobatan
Pengobatan khusus dan harus dilakukan di rumah sakit.Berbagai regimen
pengobatannya bervariasi, karena banyak percobaan pengobatan yang
masih terus berlangsung untuk menentukan pengobatan yang optimum.
Obat-obatan kombinasi lebih baik daripada pengobatan tunggal.
Jika dimungkinkan, maka pengobatan harus diusahakan dengan berobat
jalan.
Daya tahan tubuh penderita menurun karena sel leukemianya
b) Terapi
Terapi untuk leukemia akut dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
Kemoterapi
a. Induksi Remisi.
Banyak obat yang dapat membuat remisi pada leukemia
limfositik akut.Pada waktu remisi, penderita bebas dari symptom,
darah tepi dan sumsum tulang normal secara sitologis, dan
pembesaran organ menghilang.Remisi dapat diinduksi dengan
obat-obatan yang efeknya hebat tetapi terbatas. Remisi dapat
KMB 1 Page 8
dipertahankan dengan memberikan obat lain yang mempunyai
kapasitas untuk tetap mempertahankan penderita bebas dari
penyakit ini.
Berupa kemoterapi intensif untuk mencapai remisi, yaitu
suatu keadaan di mana gejala klinis menghilang, disertai blast
sumsum tulang kurang dari 5%.Dengan pemeriksaan morfolik
tidak dapat dijumpai sel leukemia dalam sumsum tulang dan darah
tepi. (Bakta,I Made, 2007 : 131-133)
Biasanya 3 obat atau lebih diberikan pada pemberian secara
berurutan yang tergantung pada regimen atau protocol yang
berlaku. Beberapa rencana induksi meliputi: prednisone, vinkristin
(Oncovin),daunorubisin (Daunomycin), dan L-asparaginase
(Elspar). Obat-obatan lain yang mungkin dimasukan pada
pengobatan awal adalah 6-merkaptopurin (Purinethol) dan
Metotreksat (Mexate).Allopurinol diberikan secara oral dalam
dengan gabungan kemoterapi untuk mencegah hiperurisemia dan
potensial adanya kerusakan ginjal.Setelah 4 minggu pengobatan,
85-90% anak-anak dan lebih dari 50% orang dewasa dengan ALL
dalam remisi komplit.Teniposude (VM-26) dan sitosin arabinosid
(Ara-C) mungkin di gunakan untuk menginduksi remisi juka
regimen awal gagal. (Gale, 2000 : 185)
b. Fase postremisi
Suatu fase pengobatan untuk mempertahankan remisi selama
mungkin yang pada akhirnya akan menuju kesembuhan. Hal ini
dicapai dengan:
a) Kemoterapi lanjutan, terdiri atas:
Terapi konsolidasi
Terapi pemeliharaan (maintenance)
Late intensification
b) Transplantasi sumsum tulang: merupakan terapi konsolidasi
yang memberikan penyembuhan permanen pada sebagaian
penderita, terutama penderita yang berusia di bawah 40 tahun.
Terapi suportif
Terapi suportif pada penderita leukemia tidak kalah pentingnya
dengan kemoterapi karena akan menentukan angka keberhasilan
KMB 1 Page 9
terapi. Kemoterapi intensif harus ditunjang oleh terapi suportif yang
intensif pula, kalau tidak penderita dapat meninggal karena efek
samping obat,.Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat
yang ditimbulkan oleh penyakit leukemia itu sendiri dan juga untuk
mengatasi efek samping obat. Terapi suportif yang diberikan adalah;
1) Terapi untuk mengatasi anemia
2) Terapi untuk mengatasi infeksi, sama seperti kasus anemia aplastik
terdiri atas Antibiotika adekuat, Transfusi konsentrat granulosit
Perawatan khusus (isolasi) dan Hemopoitic growth factor (G-CSF
atau GM-CSF)
3) Terapi untuk mengatasi perdarahan
4) Terapi untuk mengatasi hal-hal lain seperti pengelolaan
leukostasis, pengelolaan sindrom lisis tumor
2. Leukimia Myeloblastik Akut (CML)
Terapi CML tergantung pada dari fase penyakit, yaitu :
1. Fase kronik, obat pilihannya meliputi:
Busulpan (Myleran), dosis : 0,1 – 0,2 mg/kgBB/hari. Leukosit
diperiksa tiap minggu. Dosis diturunkan setengahnya jika leukosit
turun setengahnya. Obat dihentikan jika leukosit 20.000/mm3. Terapi
dimulai jika leukosit naik menjadi 50.000/mm3. Efek samping dapat
berupa aplasia sumsum tulang berkepanjangan, fibrosis paru, bahaya
timbulnya leukemia akut (Bakta, 2007).
Kemoterapi Hydroxiurea bersifat efektif dalam mengendalikan
penyakit dan mempertahankan hitung leukosit yang normal pada fase
kronik, tetapi biasanya perlu diberikan seumur hidup (Hoffbrand,
2005) dan memerlukan pengaturan dosis lebih sering, tetapi efek
samping minimal. Dosis mulai dititrasi dari 500 mg – 2000 mg.
Kemudian diberikan dosis pemeliharaan untuk mencapai leukosit
10.000 – 15.000/mm3. Efek samping lebih sedikit dan bahaya,
keganasan sekunder hampir tidak ada (Bakta, 2007).
Inhibitor tirosin kinase. Obat ini sekarang sedang diteliti dalam
percobaan klinis dan tampaknya hasilnya menjanjikan. Zat STI 571
adalah suatu inhibitor spesifik terhadap protein ABL yaitu tirosin
kinase dan mampu menghasilkan respons hematologik yang lengkap
pada hampir semua pasien yang berada dalam fase kronik dengan
KMB 1 Page 10
tingkat konversi sumsum tulang yang tinggi dari Ph+ menjadi Ph-
(Hoffbrand, 2005).
Interferon alfa biasanya diberikan setelah jumlah leukosit terkontrol
oleh hidroksiurea. Pada CML fase kronik interferon dapat memberikan
remisi hetologik pada 80% kasus, tetapi remisi sitogenetik hanya
tercapai pada 5 – 10% kasus (Bakta,2007;Hoffbrand, 2005).
2. Terapi fase akselerasi : sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons
sangat rendah.
3. Transplantasi sumsum tulang: memberikan harapan penyembuhan jangka
panjang terutama untuk penderita yang berumur <40 tahun. Sekarang
yang umum diberikan adalah allogeneic peripheral blood stem cell
transplantation. Modus terapi ini merupakan satu – satunya yang dapat
memberikan kesembuhan total.
4. Sekarang sedang dikembangkan terapi yang memakai prinsip biologi
molekuler (targeted therapy). Suatu obat baru imatinib mesylate (Gleevec)
dapat menduduki ATP – binding site of abl oncogen sehingga menekan
aktifitas tyrosine kinase sehingga menekan proliferasi seri myeloid (Bakta,
2007).
3. Multiple Myeloma
1) Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat yang ampuh untuk membunuh sel-sel
kanker.Kemoterapi merupakan terapi sistemik, artinya beredar melalui
aliran darah dan mempengaruhi hampir seluruh bagian tubuh. Yang umum
sebagian besar efek samping kemoterapi termasuk kelelahan,
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, mual dan muntah, kehilangan
selera makan, rambut rontok , luka di mulut dan saluran pencernaan, nyeri
otot, dan mudah memar atau pendarahan. obat khusus mungkin berunding
lainnya khusus efek samping.
2) Terapi radiasi
Dalam myeloma, radiasi digunakan terutama untuk mengobati tumor
yang lebih besar, atau untuk mencegah fraktur patologis dalam-
dikompromikan tulang myeloma.
Pada orang dengan penyakit yang luas, radiasi dapat diterapkan ke
area yang lebih besar untuk membunuh beberapa situs myeloma.
KMB 1 Page 11
Radiasi dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan gejala
lain yang berhubungan dengan area kecil kerusakan parah terutama
tulang.
3) Pengobatan ditujukan untuk:
1. Mencegah atau mengurangi gejala dan komplikasi
2. Menghancurkan sel plasma yang abnormal
3. Memperlambat perkembangan penyakit.
4) Penatalaksanaan yang bisa diberikan
1. Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat dan terapi penyinaran pada
tulang yang terkena, bisa mengurangi nyeri tulang.
2. Penderita yang memiliki protein Bence-Jones di dalam air kemihnya
harus bayak minum untuk mengencerkan air kemih dan membantu
mencegah dehidrasi, yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
3. Penderita harus tetap aktif karena tirah baring yang berkepanjangan
bisa mempercepat terjadinya osteoporosis dan menyebabkan tulang
mudah patah. Tetapi tidak boleh lari atau mengangkat beban berat
karena tulang-tulangnya rapuh.
4. Pada penderita yang memiliki tanda-tanda infeksi (demam, menggigil,
daerah kemerahan di kulit) diberikan antibiotik.
5. Penderita dengan anemia berat bisa menjalani transfusi darah atau
mendapatkan eritropoetin.
2.7 Komplikasi
Leukemia dapat menyebabkan komplikasi jika penanganan
tidak segera dilakukan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:
Perdarahan pada organ tubuh, seperti otak atau paru-paru.
Tubuh rentan terhadap infeksi.
Risiko munculnya jenis kanker darah lain, misalnya limfoma.
Komplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan pengobatan yang dilakukan.
Berikut ini beberapa komplikasi akibat pengobatan leukemia:
Graft versus host disease, yaitu komplikasi dari transplantasi sumsum
tulang.
Anemia hemolitik.
Tumor lysis syndrome (sindrom lisis tumor).
Gangguan fungsi ginjal.
Infertilitas.
Sel kanker muncul kembali setelah penderita menjalani pengobatan.
Anak-anak penderita leukemia juga berisiko mengalami komplikasi akibat
pengobatan yang dilakukan. Jenis komplikasi yang dapat terjadi meliputi
gangguan sistem saraf pusat, gangguan tumbuh kembang, dan katarak.
KMB 1 Page 13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan
data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan
dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien
serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)
Pengkajian pada leukemia meliputi :
a. Riwayat penyakit
b. Kaji adanya tanda-tanda anemia :
1) Pucat
2) Kelemahan
3) Sesak
4) Nafas cepat
c. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia
1) Demam
2) Infeksi
d. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :
1).Ptechiae
2).Purpura
3).Perdarahan membran mukosa
e. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :
1).Limfadenopati
2).Hepatomegali
3).Splenomegali
f. Kaji adanya pembesaran testis
g. Kaji adanya :
1) Hematuria
2) Hipertensi
3) Gagal ginjal
4) Inflamasi disekitar rectal
5) Nyeri
(Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 17)
KMB 1 Page 14
3.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan untuk klien
osteoartritis sebagai berikut :
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan
tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap cedera perdarahan yang berhubungan dengan
penurunan jumlah trombosit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual
dan muntah
5. Perubahan membran mukosa mulut stomatitis yang berhubungan
dengan efek samping agen kemoterapi
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping
kemoterapi dan atau stomatitis
7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia
3.3 Intervensi
Intervensi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan diagnosis yang
ditemukan, meliputi :
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi :
1) Pantau suhu dengan teliti
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
2) Tempatkan anak dalam ruangan khusus
Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi
3) Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk
menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif
4) Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi
seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi
Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi
5) Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik
KMB 1 Page 15
Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan
organisme
6) Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi
seluler
7) Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh
8) Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus
KMB 1 Page 17
5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan
efek samping agen kemoterapi
Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral
Intervensi :
a. Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral
Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera
b. Hindari mengukur suhu oral
Rasional : untuk mencegah trauma
c. Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari
yang dibalut kasa.
Rasional : untuk menghindari trauma
d. Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau
tanpa larutan bikarbonat
Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan
e. Gunakan pelembab bibir
Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah
pecah-pecah (fisura)
f. Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil
Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks
muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan
kejang
g. Berikan diet cair, lembut dan lunak
Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak
h. Inspeksi mulut setiap hari
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
i. Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan
Rasional : untuk membantu melewati area nyeri
KMB 1 Page 18
Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat
langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi
b. Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi,
rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan
anak meningkat
Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal
c. Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu
bubuk atau suplemen yang dijual bebas
Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi
d. Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan
e. Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik
KMB 1 Page 19
3.4 Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan :
a. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan,
adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.
c. Tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
d. Menyerap makanan dan cairan, tidak mengalami mual dan muntah
e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa
tidak nyaman
f. Masukan nutrisi adekuat
g. Beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan
bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak
nyaman.
h. Kulit tetap bersih dan utuh
i. Mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut,
membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan
rambut dan menerapkan metode ini dan tampak bersih, rapi, dan
berpakaian menarik.
j. Menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan
pengetahuan tentang penyakit dan tindakannya. Keluarga
mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan
waktu bersama.
k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan,
mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan
mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan
yang adekuat.
KMB 1 Page 20
3.5 Pathway
KMB 1 Page 21
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
I. IDENTITAS KLIEN
Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 60 Tahun
Hub Keluarga : Anak
Pertama
Pekerjaan : Petani
KMB 1 Page 22
III. RIWAYAT KESEHATAN
Genogram
KMB 1 Page 23
Keterangan : :
= Perempuan = Klien
Tanda Vital
◦ x
Suhu : 37 C Pernafasan : 28 /i
x
Nadi : 107 /i TD : 130/80
1. Kepala
a. Rambut
Inspeksi : Rambut klien tampak beruban, tidak ada terlihat
ketombe. Palpasi : Tekstur rambut kering, tidak berminyak.
b. Mata
Inspeksi : Bentuk mata Normal, tidak ada juling, reflek cahaya
normal, kantong mata tampak hitam, ukuran pupil Isokor
2
/3mm, Konjungtiva Anemis, Sklera tidak Ikterik.
Palpasi : Tidak ada teraba benda asing ketika di palpasi, mata
tidak
menonjol keluar, tidak ada nyeri tekan.
c. Telinga
: Telinga kanan dan kiri tampak simetris, tidak, fungsi
Inspeksi
pendengaran Klien baik, Klien tampak tidak
menggunakan alat bantun dengar.
KMB 1 Page 24
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada telinga Klien, dan tidak ada
teraba pembengkakan kelenjer tiroid.
d. Hidung
Inspeksi : Hidung tampak simetris kanan dan kiri, tidak terdapat
secret, Klien terpasang O 2 sebanyak 3 liter, terdapat
cuping hidung.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan sinus pada hidung, tidak ada teraba
pembengkakan pada hidung Klien.
2.Leher
Inspeksi : Leher simetris kanan dan kiri, tidak ada tampak lesi pada kulit
leher, KGB tidak ada.
Palpasi : Tidak teraba pembengkakan, tidak teraba kelenjer tiroid, vena
jugularis teraba, ukuran JVP : 5-2 cmH 2O
3.Thorak
a. Paru-paru
Inspeksi : Pergerakkan dada kanan dan kiri simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada teraba
pembengkakkan.
Perkusi : Sonor.
Auskultasi : Bronkial dan Vesikuler.
b. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat.
Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba.
Perkusi : Batas Kanan : 1 C5 linea panas ternal
axtra.
Auskultasi : Bunyi Jantung Murmur.
4. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas operasi, tidak ada udem.
KMB 1 Page 25
KMB 1 Page 26
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, Hepar tidak
teraba.
Perkusi : Timpani.
x
Auskultasi : Bising Usus 22 /menit
5.Punggung
Inspeksi : Tidak ada terdapat lesi dan bekas operasi, warna kulit sawo
matang, tulang belakang Klien menonjol.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada punggung
pasien.
6.Ekstermitas
a) Atas
Inspeksi : Pasien terpasang infus pada tangan kiri, tidak ada tampak
lesi, adanya sianosis pada kuku yang terlihat dari
pemeriksaan Capila Refill Time dengan cara menekan
ujung jari pengisian balik kapiler kembali dalam waktu 4
detik.
Palpasi : Tidak ada teraba pembengkakan, dan kelainan pada
Ekstermitas atas.
b) Bawah
Inspeksi : Kedua kaki pasien tampak lemah, tidak ada tampak lesi dan
bekas operasi, adanya sianosis pada kuku kaki.
Palpasi : Tidak teraba pembengkakan, dan kelainan pada Exstermitas
bawah.
Kekuatan Otot :
5555 5555
5555 5555
Ket :
(Skala 0-5)
0 = Lumpuh total.
1 = Tidak ada gerakan, teraba/ terlihat adanya kontraksi otot.
2 = Ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi
(hanya bergeser).
KMB 1 Page 27
3 = Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau melawan
tahanan pemeriksa.
7.Genitalia
Tidak ada keadaan abnormal pada penis, tidak ada lesi, tidak ada bintik-
bintik kecil dikulit, tidak ada teraba pembengkakan pada uretra, dan Klien
terpasang kateter.
8.Integumen
Inspeksi : Kulit Klien bewarna sawo matang, kulit tampak tidak bersih,
tidak ada lesi pada kulit, kulit sudah keriput, tidak ada udem,
pada bagian kuku tampak bewarna kebiruan.
KMB 1 Page 28
dan
rasa
9.Nervus
No Nama Syaraf Nervus Fungsi Keterangan
1 Nervus Olfaktori N. I Sebagai indra penciuman Normal
KMB 1 Page 29
V. KESEHATAN FUNGSIONAL
DATA BIOLOGIS
NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT
1 Makanan dan Minuman/Nutrisi
Makan
a) Menu Nasi + Lauk MBTKTP (Makan
Biasa Tinggi Kalori
Tinggi Protein)
KMB 1 Page 30
4 Personal Hygiene
a) Mandi 1x sehari Di lap 1x
b) Cuci rambut sehari
1x sehari
c) Gosok gigi 1x sehari Tidak ada
d) Potong kuku 1x 2 Minggu 1x Sehari
1x 2 Minggu
5 Rekreasi
a) Hobby Menonton Tidak ada
b) Minat Khusus Tidak ada Tidak ada
c) Penggunaan waktu senggang Berkumpul keluarga Tidak ada
6 Ketergantungan
a) Merokok Ada Tidak ada
b) Minuman Keras Tidak ada Tidak ada
c) Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
KMB 1 Page 31
VI. RIWAYAT ALERGI
Keluarga Klien mengatakan, Tn. A tidak ada alergi baik itu
terhadap Makan dan Minuman, dan Obat-obatan.
3. Konsep Diri
4. Adaptasi
KMB 1 Page 32
5. Mekanisme Pertahanan Diri
Sehat : Klien mengatakan tidak ingin sakit, klien selalu
menjaga kesehatannya sebaik mungkin.
X. DATA SPIRITUAL
1. Keyakinan : Klien beragama Islam.
2. Ketaatan Beribadah : Klien selalu mengerjakan sholat 5 waktu.
3. Keyakinan terhadap Penyembuhan : Klien yakin bahwapenyakitnya
dapat disembuhkan dan selalu berdo‟a kepada Allah SWT untuk diangkat
penyakitnya.
KMB 1 Page 33
- [g/dl]
[10^3/uL]
[g/dL]
[pg]
[fL]
[%]
[10^6/uL]
KMB 1 Page 34
- [g/dl]
[10^3/uL]
[g/dL]
[pg]
[fL]
[%]
[10^6/uL]
KMB 1 Page 35
- [g/dl]
[10^3/uL]
[g/dL]
[pg]
[fL]
[%]
[10^6/uL]
NO Pemeriksaan Hasil
1 Fisis
a. Warna Kuning
b. Kekeruhan +
c. Bau Khas
2 Sedimen
a. Eritrosit 16/ m /lpb
b. Leukosit - /lpb
c. Silinder - -- /lpk
Hialin - + -
Granuler + -
Eri/ leuko
d. Epitel
e. Kristal
f. Bakteri
g. Jamur
KMB 1 Page 36
3 Kimia Urin
a. Protein
b. Glukosa
c. Bilirubin
d. Urobilinogen
e. Benda keton
f. pH
g. Nitrit
h. Darah samar/ Hb
i. Bj
j. Leukosit
(05/06/18)
NO Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Kalium 2, 24 ( 3,5-5,5 ) mEq/l
2 Natrium 142, 3 ( 135-147 ) mEq/l
3 Khlorida 107, 2 ( 100-106 ) mEq/l
(07/06/18)
NO Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Kalium 2, 36 ( 3,5-5,5 ) mEq/l
2 Natrium 147, 3 ( 135-147 ) mEq/l
3 Khlorida 112, 3 ( 100-106 ) mEq/l
KMB 1 Page 37
4) Ginjal :
Bentuk, ukuran normal. Intensitas gema parenkim meningkat, serta
batas terhadap sentral sinus komplek mulai kabur, system
pelvikalises tak melebar. Tak tampak batu. Lesi kistik parenkim
bilateral.
5) V Urinaria :
Tak tampak massa/ batu, dinding
menebal.
6) Pankreas :
Tak membesar, tak tampak massa/ kalsifikasi. Esophagus distal
dan gaster tidak tampak lesi intra lumen.
7) Para Aorta Parailiaka :
Kaliber aorta tak melebar, tak tampak pembesaran KGB/
Struktur apendik tak tampak massa/ cairan bebas.
KMB 1 Page 38
XIII. DATA FOKUS
n) Pemeriksaan laboratorium
KMB 1 Page 39
Kimia
(Hematologi, Urinalisa,
Klinik).
KMB 1 Page 40
Tidak
2
4.2 ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
DS : Pola Nafas Kurangnya Suplai O 2
1
a) Keluarga Klien Efektif Ke Jaringan Otak
mengatakan nafas Tn. A
sesak.
b) Keluarga Klien
mengatakan Tn. A batuk
kering sejak 1 minggu
yang lalu.
c) Keluarga Klien
mengatakan Tn. A lemas.
DO :
a) Klien tampak masih sesak.
b) Klien tampak masih batuk
kering.
c) Klien tampak lemas.
d) Klien tampak terpasang
O 2 Nasal Kanul 3 liter.
TD : 130/80 mmHg
x
Nadi : 107 /i
◦
Suhu : 37 C
x
Pernafasan: 28 /i
b) Keluarga Klien
mengatakan bibir Klien
kering.
c) Keluarga klien
KMB 1 Page 41
mengatakan klien lemas
DO :
a) Klien tampak sangat
lemas.
3 DS :
a) Keluarga Klien Defisit Kelemahan,
mengatakan Klien tidak Diri Kelelahan.
ada mandi.
b) Keluarga klien
mengatakan Tn. A lemas.
c) Keluarga klien
mengatakan Tn. A
sesak. DO :
KMB 1 Page 42
4.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
KMB 1 Page 43
KMB 1 Page 44
4.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
KMB 1 Page 45
Data Objektif
a) Klien tampak masih
sesak.
KMB 1 Page 46
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
2 Diagnosa : Tujuan : 1. Kaji Intake dan Output Klien.
Nutrisi Kurang dari Setelah dilakukan intervensi 3x24 jam, 2. Tingkatkan intake makan melalui :
Kebutuhan berhubungan dengan diharapkan pemenuhan nutrisi klien a) Kurangi gangguan dari luar.
Anoreksia. terpenuhi. b) Sajikan makanan dalam kondisi hangat.
c) Selingi makan dengan minum.
Data Subjektif Kriteria Hasil : d) Jaga kebersihan mulut Klien.
a) Keluarga Klien mengatakan, 1. Pemenuhan nutrisi Klien terpenuhi. e) Berikan makan sedikit tapi sering.
Klien tidak mau makan 2. BB Klien meningkat. 3. Kolaborasi dengan ahli gizi diet dan
3. IMT 18,5. makanan yang disukai bila ada.
b) Keluarga Klien mengatakan 4. Tidak terjadi mual dan muntah. 4. Kaji adanya alergi Klien terhadap makanan.
Klien tidak mau makan. 5. Nafsu makan klien meningkat. 5. Memberikan makan sedikit tapi sering
6. Porsi makan Klien habis. kepada Klien.
c) Keluarga klien mengatakan
klien lemas.
Data Objektif
a) Klien tampak sangat lemas.
b) Klien tampak tidak ada
makan.
KMB 1 Page 47
KMB 1 Page 48
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
3 Diagnosa : Tujuan : 1. Monitor kebutuhan Klien untuk alat-alat
Defisit Perawatan Diri Setelah dilakukan intervensi 3x24 jam, bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
berhubunga dengan diharapkan Defisit Perawatan Diri Teratasi. berhias, yoileting, dan makan.
n 2. Sediakan bantuan sampai Klien mampu
Kelemahan. Kriteria Hasil : secara utuh untuk melakukan self-care.
Data Subjektif 1. Klien terbebas dari baun badan. 3. Ajarkan Klien/ Keluarga untuk mendorong
a) Keluarga Klien mengatakan 2. Menyatakan kenyamanan. kemandirian, untuk memberikan bantuan
Klien tidak ada mandi. 3. Dapat melakukan ADLS dengan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
b) Keluarga klien mengatakan 4. Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai
Tn. A lemas. kemampuan.
c) Keluarga klien mengatakan 5. Dorong Klien untuk melakukan aktivitas
sehari-hari yang normal sesuai kemampuan
Tn. A sesak.
yang dimiliki.
6. Pertimbangkan usia klien jika mendorong
Data Objektif pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
a) Kulit tampak kotor dan
berdekil.
KMB 1 Page 49
KMB 1 Page 50
4.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
1 Pola Nafas Tidak Efektif Rabu/ 10:30 1. Memposisikan pasien untuk S:
beruhubungan dengan 6 Juni WIB memaksimalkan ventilasi. 1) Keluarga Klien
Kurangnya Suplai O 2 Ke 2018 2. Mengauskultasi suara nafas, catat mengatakan, Tn. A masih
Jaringan Otak. adanya suara tambahan. sesak nafas, batuk, dan
3. Memonitor respirasi dan status O 2. Klien masih lemas.
4. Mempertahankan jalan nafas yang
paten. O:
5. Mengatur peralatan oksigenasi. 1) Klien masih tampak sesak,
6. Memonitor adanya kecemasan terpasang O 23 liter.
pasien terhadap oksigenasi. 2) Klien tampak batuk
7. Memonitor TD, nadi, suhu, dan kering.
RR sesudah dan sebelum, 3) Suara nafas Bronkial dan
selama, dan setelah aktivitas. Vesikuler.
8. Memonitor pola pernapasan 4) Kantong mata bewarna
abnormal. hitam.
9. Memonitor suhu, warna, dan 5) Klien tampak lemas, dan
kelembapan kulit. gelisah.
10. Memonitor sianosis perifer. 6) Kuku tampak sianosis.
TD : 125/80
:mmHg
x
Nadi 110 /i
x
Pernafasan: 28 /i
KMB 1 Page 51
A:
Masalah belum teratasi.
P:
1. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi.
2. Mengauskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan.
3. Memonitor respirasi dan status
O 2.
4. Mempertahankan jalan nafas
yang paten.
5. Mengatur peralatan oksigenasi.
6. Memonitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi.
7. Memonitor TD, nadi, suhu,
dan RR sesudah dan sebelum,
selama, dan setelah aktivitas.
8. Memonitor pola
KMB 1 Page 52
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
2 Nutrisi Kurang dari Rabu/ 12:15 1. Mengkaji Intake dan Output S:
Kebutuhan berhubungan 6 Juni WIB Klien. 1) Keluarga Klien
dengan Anoreksia. 2018 2. Meningkatkan intake makan mengatakan, nafsu makan
melalui : Tn. A masih tidak ada.
a) Kurangi gangguan dari luar. 2) Klien mengatakan
b) Sajikan makanan badannya letih.
dalam kondisi hangat.
c) Selingi makan dengan minum. O :
d) Jaga kebersihan mulut Klien. 1) Klien masih belum makan
e) Berikan makan sedikit tapi sedikit pun.
sering. 2) Diit Klien MBTKTP
(Makanan Biasa Tinggi
3. Berkolaborasi dengan ahli gizi Kalori Tinggi Protein).
diet dan makanan yang disukai 3) Klien tampak letih dan
bila ada. lemas.
4. Mengkaji adanya alergi Klien 4) Klien tampak kurus.
terhadap makanan. TD : 125/80
Nadi mmHg x
5. Memberikan makan sedikit tapi Pernafasan:: 110
28 /i/i
x
KMB 1 Page 53
P:
KMB 1 Page 54
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
3 Defisit Perawatan Diri Rabu/ 09:30 1. Memonitor kebutuhan Klien untuk S:
berhubungn dengan 6 Juni WIB alat-alat bantu untuk kebersihan 1) Keluarga Klien
Kelemahan. 2018 diri, berpakaian, berhias, toileting, mengatakan, Tn. A tidak
dan makan. ada mandi.
2. Menyediakan bantuan sampai
Klien mampu secara utuh untuk O :
melakukan self-care. 1) Rambut Klien tidak
3. Mengajarkan Klien/ Keluarga terlihat rapi.
untuk mendorong kemandirian, 2) Kuku Klien tampak tidak
untuk memberikan bantuan hanya bersih.
jika pasien tidak mampu untuk 3) Mulut pasien berbau.
melakukannya.
4. Memberikan aktivitas rutin sehari- A :
hari sesuai kemampuan. Masalah belum teratasi.
5. Mendorong Klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal P :
sesuai kemampuan yang dimiliki. 1) Memonitor kebutuhan
Klien untuk alat-alat bantu
untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias,
yoileting, dan makan.
KMB 1 Page 55
sampai Klien mampu
secara utuh untuk
melakukan self-care.
3) Mengajarkan Klien/
Keluarga untuk
mendorong kemandirian,
untuk memberikan
bantuan hanya jika pasien
tidak mampu untuk
melakukannya.
4) Memberikan aktivitas
rutin sehari-hari sesuai
kemampuan.
5) Mendorong Klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang
dimiliki.
KMB 1 Page 56
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
Tanggal
1 Pola Nafas Tidak Efektif Kamis/ 11:30 1. Memposisikan pasien untuk S:
beruhubungan dengan 7 Juni WIB memaksimalkan ventilasi. 1) Keluarga Klien
Kurangnya Suplai O 2 Ke 2018 2. Mengauskultasi suara nafas, catat mengatakan, Tn. A masih
Jaringan Otak. adanya suara tambahan. sesak nafas, batuk, dan
3. Memonitor respirasi dan status O 2. Klien masih tampak
4. Mempertahankan jalan nafas yang lemas.
paten.
5. Mengatur peralatan oksigenasi. O:
6. Memonitor adanya kecemasan 1) Klien masih tampak sesak
pasien terhadap oksigenasi. dan terpasang O 2 3 liter.
7. Memonitor TD, nadi, suhu, dan RR 2) Klien tampak masih batuk
sesudah dan sebelum, selama, dan kering.
setelah aktivitas. 3) Kantong mata bewarna
8. Memonitor pola pernapasan hitam.
abnormal. 4) Klien tampak lemas dan
9. Memonitor suhu, warna, dan gelisah.
kelembapan kulit. 5) Kuku tampak sianosis.
10. Memonitor sianosis perifer. TD : 125/80
mmHg
Nadi x
: 110 /i
x
Pernafasan: 29 /i
KMB 1 Page 57
A:
Masalah belum teratasi.
P:
1. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi.
2. Mengauskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan.
3. Memonitor respirasi dan status
O 2.
4. Mempertahankan jalan nafas
yang paten.
5. Mengatur peralatan oksigenasi.
6. Memonitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi.
7. Memonitor TD, nadi, suhu, dan
RR sesudah dan sebelum, selama,
dan setelah aktivitas.
8. Memonitor pola
pernapasan abnormal.
9. Memonitor suhu, warna,
dan kelembapan kulit.
10. Memonitor sianosis
KMB 1 Page 58
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
2 Nutrisi Kurang dari Kamis/ 12:00 1. Mengkaji Intake dan Output Klien. S:
Kebutuhan berhubungan 7 Juni WIB 2. Meningkatkan intake makan melalui :
2018 1) Keluarga Klien mengatakan,
dengan Anoreksia. a) Kurangi gangguan dari luar. nafsu makan Tn. A masih belum
b) Sajikan makanan dalam kondisi hangat. ada.
c) Selingi makan dengan minum.
2) Klien mengatakan kalau dirinya
d) Jaga kebersihan mulut Klien.
mudah capek dan hanya bisa tidur.
e) Berikan makan sedikit tapi sering.
O:
3. Berkolaborasi dengan ahli gizi diet dan
makanan yang disukai bila ada. 1) Klien sudah makan, tetapi tidak
4. Mengkaji adanya alergi Klien terhadap habis 1/ 2 porsi.
makanan. 2) Diit Klien MBTKTP (Makanan
5. Memberikan makan sedikit tapi sering Biasa Tinggi Kalori Tinggi
kepada Klien.
Protein).
3) Klien tampak letih dan lemas.
TD : 125/80
:mmHg
x
Nadi 110 /i
Pernafasan: 29x/i
BB : 35 kg
KMB 1 Page 59
A:
Masalah belum teratasi.
P:
1) Mengkaji Intake dan Output
Klien.
2) Meningkatkan intake makan
3) Berkolaborasi dengan ahli gizi
diet dan makanan yang disukai bila
ada.
4) Mengkaji adanya alergi Klien
terhadap makanan.
5) Memberikan makan sedikit tapi
sering kepada Klien.
KMB 1 Page 60
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
3 Defisit Perawatan Diri Kamis/ 08:25 1. Memonitor kebutuhan Klien untuk S:
berhubungn dengan 7 Juni WIB alat-alat bantu untuk kebersihan 1) Keluarga Klien
Kelemahan. 2018 diri, berpakaian, berhias, toileting, mengatakan, klien merasa
dan makan. senang karena merasa
2. Menyediakan bantuan sampai segar dan merasa bersih.
Klien mampu secara utuh untuk
melakukan self-care. O:
3. Mengajarkan Klien/ Keluarga 1) Klien tampak sudah
untuk mendorong kemandirian, bersih.
untuk memberikan bantuan hanya 2) Klien tampak banyak
jika pasien tidak mampu untuk tidur.
melakukannya. 3) Klien sudah tampak rapi.
4. Memberikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan. A:
5. Mendorong Klien untuk melakukan Masalah belum teratasi.
aktivitas sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang dimiliki. P:
1) Mengajarkan Klien/
Keluarga untuk
mendorong kemandirian,
untuk memberikan
bantuan hanya jika pasien
KMB 1 Page 61
tidak mampu untuk
melakukannya.
2) Memberikan aktivitas
KMB 1 Page 62
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
1 Pola Nafas Tidak Efektif Jum‟at/ 09:27 1. Memposisikan pasien untuk S:
beruhubungan dengan 8 Juni WIB memaksimalkan ventilasi. 1) Keluarga Klien
2018
Kurangnya Suplai O 2 Ke 2. Mengauskultasi suara nafas, catat mengatakan, Tn. A masih
Jaringan Otak. adanya suara tambahan. sesak nafas, batuk, dan
3. Memonitor respirasi dan status O 2. Klien masih tampak
4. Mempertahankan jalan nafas yang lemas.
paten.
5. Mengatur peralatan oksigenasi. O:
6. Memonitor adanya kecemasan 1) Klien masih tampak sesak
pasien terhadap oksigenasi. dan terpasang O 2 3 liter.
7. Memonitor TD, nadi, suhu, dan 2) Klien tampak batuk
RR sesudah dan sebelum, kering.
selama, dan setelah aktivitas. 3) Kantong mata bewarna
8. Memonitor pola pernapasan hitam.
abnormal. 4) Klien tampak lemas dan
9. Memonitor suhu, warna, dan gelisah.
kelembapan kulit. 5) Kuku tampak sianosis.
10. Memonitor sianosis perifer. TD : 130/80
:mmHg
x
Nadi 112 /i
x
Pernafasan: 28 /i
KMB 1 Page 63
A:
Masalah belum teratasi.
P:
1. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi.
2. Mengauskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan.
3. Memonitor respirasi dan status
O 2.
4. Mempertahankan jalan nafas
yang paten.
5. Mengatur peralatan oksigenasi.
6. Memonitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi.
7. Memonitor TD, nadi, suhu,
dan RR sesudah dan sebelum,
selama, dan setelah aktivitas.
8. Memonitor pola
pernapasan abnormal.
9. Memonitor suhu, warna,
dan kelembapan kulit.
10. Memonitor sianosis
KMB 1 Page 64
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
2 Nutrisi Kurang dari Jum‟at/ 12:00 1. Mengkaji Intake dan Output S:
Kebutuhan berhubungan 8 Juni WIB Klien. 1) Keluarga Klien
dengan Anoreksia. 2018
2. Meningkatkan intake makan mengatakan, nafsu makan
melalui : Tn. A masih belum ada.
a) Kurangi gangguan dari luar. 2) Klien mengatakan kalau
b) Sajikan makanan dirinya mudah capek dan
dalam kondisi hangat. hanya bisa tidur.
c) Selingi makan dengan minum.
d) Jaga kebersihan mulut Klien. O:
e) Berikan makan sedikit tapi 1) Klien sudah makan, tetapi
sering. tetap masih belum
3. Berkolaborasi dengan ahli gizi menghabiskan ½ porsi.
diet dan makanan yang disukai 2) Diit Klien MBTKTP
bila ada. (Makanan Biasa Tinggi
4. Mengkaji adanya alergi Klien Kalori Tinggi Protein).
terhadap makanan. 3) Klien tampak letih dan
5. Memberikan makan sedikit tapi lemas.
sering kepada Klien. TD : 130/80
:mmHg
x
Nadi 112 /i
x
Pernafasan: 28 /I
KMB 1 Page 65
A:
Masalah belum teratasi.
P:
1) Mengkaji Intake dan
Output Klien.
2) Meningkatkan intake
makan melalui
:a) Kurangi gangguan dari
luar.
b) Sajikan makanan
dalam kondisi hangat.
c) Selingi makan dengan
minum.
d) Jaga kebersihan mulut
Klien.
e) Berikan makan sedikit
tapi sering.
3) Berkolaborasi dengan ahli
gizi diet dan makanan
yang disukai bila ada.
4) Mengkaji adanya alergi
Klien terhadap makanan.
KMB 1 Page 66
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
3 Defisit Perawatan Diri Jum‟at/ 8 08:30 1. Memonitor kebutuhan Klien untuk alat- S:
berhubungan dengan Juni 2018 WIB alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
1) Keluarga Klien mengatakan,
Kelemahan. berhias, toileting, dan makan.
klien merasa senang karena
2. Menyediakan bantuan sampai Klien
merasa segar dan merasa bersih.
mampu secara utuh untuk melakukan self-
O:
care.
1) Klien tampak sudah bersih.
3. Mengajarkan Klien/ Keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk memberikan 2) Klien tampak banyak tidur.
bantuan hanya jika pasien tidak mampu 3) Klien sudah tampak rapi.
untuk melakukannya. A:
4. Memberikan aktivitas rutin sehari- hari
Masalah belum teratasi.
sesuai kemampuan.
P:
5. Mendorong Klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal sesuai 1) Mengajarkan Klien/ Keluarga
KMB 1 Page 67
tidak mampu untuk
melakukannya.
2) Memberikan aktivitas
rutin sehari-hari sesuai
kemampuan.
3) Mendorong Klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang
dimiliki.
KMB 1 Page 68
BAB V
PEMBAHASAN KASUS
Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Penyakit Leukemia Di Ruang Rawat Inap
Ambun Suri Lantai 3 RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi dilakukan pada tanggal 06
sampai dengan tanggal 08 Juni 2018, ada beberapa hal yang perlu dibahas dan di
perhatikan dalam penerapan kasus keperawatan tersebut.
Penulis telah menerapkan dan mengaplikasikan proses Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan penyakit Leukemia sesuai dengan teori-teori yang ada. Untuk melihat
lebih jelas asuhan keperawatan yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang
dicapai, dapat diuraikan sesuai dengan tahap-tahap proses keperawatan dimulai dari
Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi.
4.1 Pengkajian
KMB 1 Page 69
4.1.3 Riwayat Kesehatan Sekarang
Secara teoritis dilihat dari manifestasi klinis pada Klien dengan leukemia
ditemukan adanya demam, anemia, perdarahan, kelemahan, nyeri tulang atau
sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Sedangkan ketika penulis melakukan
pengkajian pada hari Rabu, tanggal 6 Juni 2018, jam 09:00 WIB keluarga klien
mengatakan bahwa Tn. A masih sesak, lemas, batuk kering sejak 1 minggu
yang lalu, kurang tidur, tidak mau makan, mulut klien kering, bibir kering,
tidak mandi, dan pusing. Hal ini tidak semuanya sama dengan pengkajian
riwayat kesehatan sekarang secara teoritis dibandingkan dengan yang penulis
temukan dalam pengkajian pada Tn. A, hanya kelemahan saja yang sama
dengan riwayat kesehatan sekarang secara teoritisnya.
KMB 1 Page 70
beda, tetapi ditemukannya beberapa masalah ketika pengkajian yaitu, pada
bagian Antropometri BB mengalami penurunan dalam 1 minggu dari 40 kg
sewaktu sehat, menjadi 38 kg ketika sakit, pada bagian pengindraan
2
Konjungtiva Anemis, ukuran pupil Isokor / 3 mm, sklera tidak Ikterik, kantong
mata tampak hitam, pada bagian kardiovaskuler bunyi jantung Klien murmur,
dan pada bagian integumen, ketika ditekan kulit Klien, turgor kulit kembali
x
dalam waktu 4 detik. Tekanan darah Klien yaitu 130/80 mmHg, Nadi 107 /i,
x ◦
Pernafasan 28 /i, Suhu 37 C. Kesadaran Tn. A adalah Compos Mentis, dan
GCS E(4) M(6) V(5).
KMB 1 Page 71
3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Kecemasan, Kelemahan, dan
Kelelahan.
Diagnosa yang lain tidak muncul pada tinjauan kasus, karena tidak ada data
pendukung pada tinjauan kasus diatas. Namun dari ke 8 diagnosa, 3 dari diagnosa
itu masuk kedalam tinjauan kasus, karena memiliki data yang mendukung
dengan tinjauan kasus yang penulis lakukan dalam Asuhan Keperawatan.
4.3 Intervensi
KMB 1 Page 72
yoileting, dan makan, sediakan bantuan sampai Klien mampu secara utuh untuk
melakukan self-care, ajarkan Klien/ Keluarga untuk mendorong kemandirian,
untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya,
berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan, dorong Klien untuk
melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki,
pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
4.4 Implementasi
KMB 1 Page 73
Hasil yang didapatkan dalam melakukan Implementasi didiagnosa pertama adalah
masalah belum teratasi, karena pola nafas Tn. A masih belum efektif, Tn. A masih
tampak sesak.
KMB 1 Page 74
membersihkan tubuh klien, Klien sudah tampak bersih dari hari sebelumnya, Klien
mengatakan merasa senang, karena merasa segar dan bersih.
a) Adanya faktor perencanaan yang baik dan keatifan keluarga dalam perawatan
sehingga memudahkan untuk melakukan asuhan pada tindakan Keperawatan.
c) Adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan petugas ruangan sehingga
penulis mendapatkan bantuan dalam melakukan tindakan asuhan Keperawatan.
4.5 Evaluasi
Penulis mengevaluasi selama 3 hari berturut-turut dari tanggal 06-08 Juni 2018.
a. Pada diagnosa yang pertama yaitu Pola Nafas Tidak Efektif beruhubungan
dengan Kurangnya Suplai O 2 Ke Jaringan Otak dianggap dianggap belum
teratasi, karena keluarga Klien mengatakan Tn. A masih sesak nafas, batuk,
dan Klien masih tampak lemas dan pucat, didapatkan hasil pengkajian pada
hari pertama tanggal 6 Juni 2018, Klien masih tampak sesak, terpasang O 2
3 liter, Klien tampak batuk kering, Kantong mata bewarna hitam, Klien
tampak lemas, wajah pucat, dan gelisah, TD : 125/80 mmHg, Nadi : 110
x/i, dan Pernafasan : 28 x/i. Pada hari kedua tanggal 7 Juni 2018, Klien
masih tampak sesak dan terpasang O 2 3 liter, Klien tampak batuk kering,
Kantong mata bewarna hitam, Klien tampak lemas, pucat, dan gelisah, TD :
125/80 mmHg,
KMB 1 Page 75
x x
Nadi : 110 /i, Pernafasan : 29 /i. Pada hari ketiga tanggal 8 Juni
2018, Klien masih tampak sesak dan terpasang O 2 3 liter,
Klien tampak batuk kering, Kantong mata bewarna hitam, Klien
tampak lemas, pucat, dan gelisah, TD : 130/80 mmHg, Nadi :
x x
112 /i, Pernafasan : 28 /i.
38 kg. Pada hari kedua tanggal 7 Juni 2018, Klien sudah makan,
tetapi tidak habis 1/ 2 porsi, Diit Klien MBTKTP (Makanan
Biasa Tinggi Kalori Tinggi Protein), Klien tampak letih dan
lemas, TD : 125/80 mmHg, Nadi : 110 x/i, Pernafasan : 29 x/i,
BB : 38 kg. Pada hari ketiga tanggal 8 Juni 2018, Klien sudah
makan, tetapi tetap masih belum menghabiskan ½ porsi, Diit
Klien MBTKTP (Makanan Biasa Tinggi Kalori Tinggi Protein),
Klien tampak letih dan lemas, TD : 130/80 mmHg, Nadi : 112x/i,
Pernafasan : 28x/i, BB : 38 kg.
KMB 1 Page 76
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di
sumsum tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah
putih dengan menyingkirkan jenis sel lain. Leukemia juga digambarkan
berdasarkan jenis sel yang berproliferasi. Sebagai contoh, leukemia
limfoblastik akut, merupakan leukemia yang paling sering di jumpai pada
anak, menggambarkan kanker dari turunan sel limfosit primitive.
Leukemia granulostik adalah leukemia eosinofil, neutrofil, atau basofil.
Leukemia pada orang dewasa biasanya limfositik kronis atau mielobastik
akut. Angka kelangsungan hidup jangka panjang untuk leukemia
bergantung pada jenis sel yang terlibat, tetapi berkisar sampai lebih dari
75% untuk leukemia limfositik akut pada masa kanak-kanak, merupakan
angka statistic yang luar biasa karena penyakit ini hamper brsifat fatal.
Obat yang dapat memicu terjadinya leukimia akut yaitu agen pengalkilasi,
epindophy ilotoxin. Kondisi genetik yang memicu leukimia akut yaitu
Down sindrom, bloom sydrom, fanconi anemia, ataxia telangiectasia.
Bahan kimia pemicu leukimia yaitu benzen. Kebiasaan hidup yang
memicu leukimia yaitu merokok, minum alkohol keduanya.
6.2 SARAN
1. Makalah ini adalah makalah yang membahas tentang asuhan
keperawatan pasien dengan Leukemia, sehingga diharapkan bermanfaat
bagi pembaca yang membutuhkan.
2. Makalah ini belum memenuhi kesempurnaan, oleh karena itu
dibutuhkan perbaikan makalah ini agar lebih baik dan lengkap.
3. Setelah membaca makalah ini, pembaca dapat menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Leukemia.
KMB 1 Page 77
DAFTAR PUSTAKA
KMB 1 Page 78