Anda di halaman 1dari 78

ASKEP LEUKIMIA

DOSEN PENGAMPU :
Ns. Rahmat H. Djalil, S.Kep, M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 2:

Iis Mahmud 1901034


Saida A. Kasim 1901052
Misna Daud 1901037
Samsir Andia 1901036
Kelas : III B Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO
2021

KMB 1 Page 1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatu


Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan petunjuknya. Makalah yang penulis susun dalam rangka
memenuhi tugas mata Keperawatan Medikal Bedah I dengan judul “ Askep
Leukimia ” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dengan mengambil materi dari akses internet seperti
yang tercantum dalam daftar pustaka. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. Harapan
penulis semoga saja makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun
pembaca. Aamiin Ya Rabbal’alamin

Manado, Januari 2020


Penulis

KMB 1 Page 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... 1


DAFTAR ISI ......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 4
BAB II TINJAUN PUSTAKA ............................................................. 5
2.1 Pengerian ......................................................................................... 5
2.2 Etiologi ............................................................................................. 5
2.3 Patofisiologi ...................................................................................... 6
2.4 Manifestasi Klinis ............................................................................. 6
2.5 Penatalaksanaan ................................................................................ 7
2.6 Pemeriksaan Penunjang .................................................................... 9
2.7 Komplikasi ....................................................................................... 10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORI ................................. 11
3.1 Pengkajian ........................................................................................ 11
3.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 11
3.3 Intervensi .......................................................................................... 12
3.4 Evaluasi ............................................................................................ 13
3.5 Pathway ............................................................................................ 15
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN ............................................... 16
4.1 Pengkajian ........................................................................................ 16
4.2 Analisa Data ..................................................................................... 31
4.3 Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 32
4.4 Intervensi Keperawatan .................................................................... 33
4.5 Implementasi .................................................................................... 37
4.6 Evaluasi ............................................................................................ 38
BAB V PEMBAHASAN ....................................................................... 39
BAB VI PENUTUP ............................................................................... 40
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 40
6.2 Saran ................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 41

KMB 1 Page 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Leukemia merupakan nama kelompok penyakit maligna yang
dikarakteristikan oleh perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit
sirkulasi. Leukemia dihubungkan dengan pertumbuhan abnormal leukosit
yang menyebar mendahului sumsum tulang. Kata kata leukemia diturunkan
dari bahasa Yunani leukos dan aima yang berarti “putih” dan “darah” yang
mengacu pada peningkatan abnormal dari leukosit. Peningkatan tidak
trkontrol ini akhirnya menimbulkan anemia, infeksi, trobositopenia, dan pada
beberapa kasus menyebabkan kematian (Jan Tambayong, 2000).
Salah satu penyakit non-infeksi (degeneratif)    adalah kanker. Kanker
merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. World
Health Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 84 juta orang
meninggal akibat kanker dalam rentang waktu 2005 dan 2015.3 Pada tahun
2000 terdapat 10 juta orang (5,3 juta laki-laki dan 4,7 juta wanita) menderita
kanker di seluruh dunia dan 6,2 juta diantaranya meninggal dunia (Case
Fatality Rate/CFR 62%) (WHO, 2003).
Data American Cancer Society (2004), angka kejadian leukemia di
Amerika Serikat 33.440 kasus, 19.020 kasus diantaranya pada laki-laki
(56,88%) dan 14.420 kasus baru lainnya pada perempuan (43,12%). Insiden
rate (IR) leukemia pada laki- laki di Canada 14 per 100.000 penduduk dan
pada wanita 8 per 100.000 penduduk pada tahun yang sama. Data The
Leukemia and Lymphoma Society (2009) menyebutkan bahwa setiap 4 menit
terdapat 1 orang meninggal karena kanker. Diperkirakan 139.860 orang di
Amerika terkena leukemia, lymphoma dan myeloma dan 53.240 orang
meninggal karena kasus ini (CFR 38,1%). IR leukemia yaitu 12,2 per 100.000
penduduk.
Penyakit tersebut mempunyai banyak faktor penyebab namun belum ada
yang mendominasi hingga terjadinya penyakit tersebut. Oleh karena itu, untuk
mencegah leukemia atau kanker darah kita harus mengenal lebih jauh tentang
leukemia, bagaimana gejala-gejalanya, dampak dari penyakit leukemia, cara
diagnosa dan penyembuhannya. Penyakit leukimia ini harus ditangani dengan

KMB 1 Page 4
tepat agar penderita tidak terjangkit penyakit lainnya karena tranfusi yang
tidak steril.

1.2 Rumusan Masalah


1) Menjelaskan Isi Tinjauan Pustaka
2) Menjelaskan Asuhan Keperawatan Teori
3) Menjelaskan Asuhan Keperawatan
4) Menjelaskan Pembahasan Antara Kasus Dan Askep Teori

1.3 Tujuan
1) Mengetahui Isi Tinjauan Pustaka
2) Mengetahui Asuhan Keperawatan Teori
3) Mengetahui Asuhan Keperawatan
4) Mengetahui Pembahasan Antara Kasus Dan Askep Teori

KMB 1 Page 5
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum
tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan
menyingkirkan jenis sel lain (Reeves, Charlene J et al, 2001).

2.2 Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
 Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur
gen (Tcell Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV).
 Radiasi
 Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.
 Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
 Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani,
2001 : hal. 177)
 Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.
 Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.
 Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya
benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya
leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma
Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.

KMB 1 Page 6
2.3 Patofisiologi
Sebuah sel induk majemuk berpotensi untuk mengalami diferensiasi,
poliferasi dan maturasi untuk membentuk sel-sel darah matang yang dapat
dilihat pada sirkulasi perifer.

Sel induk berdiferensiasi,


poliferasi, maturasi

Sel Darah Merah

Sel induk Majemuk

Sel induk myeloid Sel induk limfoid

Enam jenis sel darah Membentuk


1. Eritrosit sirkulasi limfosit T
Band
2. Trombosit
3. Monosit
4. Basofil Leukemia
5. Neutrofil berkembang

6. Eusinofil

Kegagalan menjaga
keseimbangan (proliferasi
Sel leukemia tunggal dan diferensiasi

Berkembang dan memperoleh Sel ≠ bisa membedakan


mutasi tambahan melewati tahap tertentu sel
yang hematopelosis

Populasi sel leukemia


monoklone
Bekembang tak terkendali

KMB 1 Page 7
2.4 Manifestasi Klinis
Selain presentasi klinis, laboratorium dan evaluasi patologi diperlukan
untuk definitif diagnosis leukimia. Tes yang paling penting adalah sumsum
tulang biopsi dan aspirasinya yang disampaikan kepada hematopathology
untuk berbagai evaluasi. Noda cytochemical sangat membantu untuk
menentukan apakah leukimia akut adalah keturunan myeloid atau limfoid.
Umum:
Biasanya terjadi 1-3 bulan dengan gejala yang tidak jelas seperti kelelahan,
kurangnya toleransi latihan, nyeri dada dan perasaan yang tidak enak.
Gejala:
Pasien melaporkan penurunan berat badan, malaise, kelelahan, dan palpitasi
dan dyspnea saat beraktivitas. Gajala lain yang dapat muncul yaitu demam,
menggigil, dan kerasnya sugestif infeksi, memar (perdarahan vagina yang
berlebihan, epistaksis, ekimosis dan petechiae), nyeri tulang, kejang, sakit
kepala, dan diplopia.

2.5 Penatalaksanaan
1. Leukimia Limfoblastik Akut (ALL)
a) Pengobatan
Pengobatan khusus dan harus dilakukan di rumah sakit.Berbagai regimen
pengobatannya bervariasi, karena banyak percobaan pengobatan yang
masih terus berlangsung untuk menentukan pengobatan yang optimum.
 Obat-obatan kombinasi lebih baik daripada pengobatan tunggal.
 Jika dimungkinkan, maka pengobatan harus diusahakan dengan berobat
jalan.
 Daya tahan tubuh penderita menurun karena sel leukemianya
b) Terapi
Terapi untuk leukemia akut dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
 Kemoterapi
a. Induksi Remisi.
Banyak obat yang dapat membuat remisi pada leukemia
limfositik akut.Pada waktu remisi, penderita bebas dari symptom,
darah tepi dan sumsum tulang normal secara sitologis, dan
pembesaran organ menghilang.Remisi dapat diinduksi dengan
obat-obatan yang efeknya hebat tetapi terbatas. Remisi dapat
KMB 1 Page 8
dipertahankan dengan memberikan obat lain yang mempunyai
kapasitas untuk tetap mempertahankan penderita bebas dari
penyakit ini.
Berupa kemoterapi intensif untuk mencapai remisi, yaitu
suatu keadaan di mana gejala klinis menghilang, disertai blast
sumsum tulang kurang dari 5%.Dengan pemeriksaan morfolik
tidak dapat dijumpai sel leukemia dalam sumsum tulang dan darah
tepi. (Bakta,I Made, 2007 : 131-133)
Biasanya 3 obat atau lebih diberikan pada pemberian secara
berurutan yang tergantung pada regimen atau protocol yang
berlaku. Beberapa rencana induksi meliputi: prednisone, vinkristin
(Oncovin),daunorubisin (Daunomycin), dan L-asparaginase
(Elspar). Obat-obatan lain yang mungkin dimasukan pada
pengobatan awal adalah 6-merkaptopurin (Purinethol) dan
Metotreksat (Mexate).Allopurinol diberikan secara oral dalam
dengan gabungan kemoterapi untuk mencegah hiperurisemia dan
potensial adanya kerusakan ginjal.Setelah 4 minggu pengobatan,
85-90% anak-anak dan lebih dari 50% orang dewasa dengan ALL
dalam remisi komplit.Teniposude (VM-26) dan sitosin arabinosid
(Ara-C) mungkin di gunakan untuk menginduksi remisi juka
regimen awal gagal. (Gale, 2000 : 185)
b. Fase postremisi
Suatu fase pengobatan untuk mempertahankan remisi selama
mungkin yang pada akhirnya akan menuju kesembuhan. Hal ini
dicapai dengan:
a) Kemoterapi lanjutan, terdiri atas:
Terapi konsolidasi
Terapi pemeliharaan (maintenance)
Late intensification
b) Transplantasi sumsum tulang: merupakan terapi konsolidasi
yang memberikan penyembuhan permanen pada sebagaian
penderita, terutama penderita yang berusia di bawah 40 tahun.
 Terapi suportif
Terapi suportif pada penderita leukemia tidak kalah pentingnya
dengan kemoterapi karena akan menentukan angka keberhasilan
KMB 1 Page 9
terapi. Kemoterapi intensif harus ditunjang oleh terapi suportif yang
intensif pula, kalau tidak penderita dapat meninggal karena efek
samping obat,.Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat
yang ditimbulkan oleh penyakit leukemia itu sendiri dan juga untuk
mengatasi efek samping obat. Terapi suportif yang diberikan adalah;
1) Terapi untuk mengatasi anemia
2) Terapi untuk mengatasi infeksi, sama seperti kasus anemia aplastik
terdiri atas Antibiotika adekuat, Transfusi konsentrat granulosit
Perawatan khusus (isolasi) dan Hemopoitic growth factor (G-CSF
atau GM-CSF)
3) Terapi untuk mengatasi perdarahan
4) Terapi untuk mengatasi hal-hal lain seperti pengelolaan
leukostasis, pengelolaan sindrom lisis tumor
2. Leukimia Myeloblastik Akut (CML)
Terapi CML tergantung pada dari fase penyakit, yaitu :
1. Fase kronik, obat pilihannya meliputi:
 Busulpan (Myleran), dosis : 0,1 – 0,2 mg/kgBB/hari. Leukosit
diperiksa tiap minggu. Dosis diturunkan setengahnya jika leukosit
turun setengahnya. Obat dihentikan jika leukosit 20.000/mm3. Terapi
dimulai jika leukosit naik menjadi 50.000/mm3. Efek samping dapat
berupa aplasia sumsum tulang berkepanjangan, fibrosis paru, bahaya
timbulnya leukemia akut (Bakta, 2007).
 Kemoterapi Hydroxiurea bersifat efektif dalam mengendalikan
penyakit dan mempertahankan hitung leukosit yang normal pada fase
kronik, tetapi biasanya perlu diberikan seumur hidup (Hoffbrand,
2005) dan memerlukan pengaturan dosis lebih sering, tetapi efek
samping minimal. Dosis mulai dititrasi dari 500 mg – 2000 mg.
Kemudian diberikan dosis pemeliharaan untuk mencapai leukosit
10.000 – 15.000/mm3. Efek samping lebih sedikit dan bahaya,
keganasan sekunder hampir tidak ada (Bakta, 2007).
 Inhibitor tirosin kinase. Obat ini sekarang sedang diteliti dalam
percobaan klinis dan tampaknya hasilnya menjanjikan. Zat STI 571
adalah suatu inhibitor spesifik terhadap protein ABL yaitu tirosin
kinase dan mampu menghasilkan respons hematologik yang lengkap
pada hampir semua pasien yang berada dalam fase kronik dengan
KMB 1 Page 10
tingkat konversi sumsum tulang yang tinggi dari Ph+ menjadi Ph-
(Hoffbrand, 2005).
 Interferon alfa biasanya diberikan setelah jumlah leukosit terkontrol
oleh hidroksiurea. Pada CML fase kronik interferon dapat memberikan
remisi hetologik pada 80% kasus, tetapi remisi sitogenetik hanya
tercapai pada 5 – 10% kasus (Bakta,2007;Hoffbrand, 2005).
2. Terapi fase akselerasi : sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons
sangat rendah.
3. Transplantasi sumsum tulang: memberikan harapan penyembuhan jangka
panjang terutama untuk penderita yang berumur <40 tahun. Sekarang
yang umum diberikan adalah allogeneic peripheral blood stem cell
transplantation. Modus terapi ini merupakan satu – satunya yang dapat
memberikan kesembuhan total.
4. Sekarang sedang dikembangkan terapi yang memakai prinsip biologi
molekuler (targeted therapy). Suatu obat baru imatinib mesylate (Gleevec)
dapat menduduki ATP – binding site of abl oncogen sehingga menekan
aktifitas tyrosine kinase sehingga menekan proliferasi seri myeloid (Bakta,
2007).
3. Multiple Myeloma
1) Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat yang ampuh untuk membunuh sel-sel
kanker.Kemoterapi merupakan terapi sistemik, artinya beredar melalui
aliran darah dan mempengaruhi hampir seluruh bagian tubuh. Yang umum
sebagian besar efek samping kemoterapi termasuk kelelahan,
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, mual dan muntah, kehilangan
selera makan, rambut rontok , luka di mulut dan saluran pencernaan, nyeri
otot, dan mudah memar atau pendarahan. obat khusus mungkin berunding
lainnya khusus efek samping.
2) Terapi radiasi
 Dalam myeloma, radiasi digunakan terutama untuk mengobati tumor
yang lebih besar, atau untuk mencegah fraktur patologis dalam-
dikompromikan tulang myeloma.
 Pada orang dengan penyakit yang luas, radiasi dapat diterapkan ke
area yang lebih besar untuk membunuh beberapa situs myeloma.

KMB 1 Page 11
 Radiasi dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan gejala
lain yang berhubungan dengan area kecil kerusakan parah terutama
tulang.
3) Pengobatan ditujukan untuk:
1. Mencegah atau mengurangi gejala dan komplikasi
2. Menghancurkan sel plasma yang abnormal
3. Memperlambat perkembangan penyakit.
4) Penatalaksanaan yang bisa diberikan
1. Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat dan terapi penyinaran pada
tulang yang terkena, bisa mengurangi nyeri tulang.
2. Penderita yang memiliki protein Bence-Jones di dalam air kemihnya
harus bayak minum untuk mengencerkan air kemih dan membantu
mencegah dehidrasi, yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
3. Penderita harus tetap aktif karena tirah baring yang berkepanjangan
bisa mempercepat terjadinya osteoporosis dan menyebabkan tulang
mudah patah. Tetapi tidak boleh lari atau mengangkat beban berat
karena tulang-tulangnya rapuh.
4. Pada penderita yang memiliki tanda-tanda infeksi (demam, menggigil,
daerah kemerahan di kulit) diberikan antibiotik.
5. Penderita dengan anemia berat bisa menjalani transfusi darah atau
mendapatkan eritropoetin.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi
dan pemeriksaan sumsum tulang.
1) Pemeriksaan Darah Tepi
Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan
kadang-kadang leukopenia (25%). Pada penderita LMA ditemukan
penurunan eritrosit dan trombosit. Pada penderita LLK ditemukan
limfositosis lebih dari 50.000/mm3, sedangkan pada penderita LGK/LMK
ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3.
2) Pemeriksaan Sumsum Tulang
Hasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut
ditemukan keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang diganti
sel leukemia (blast), terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke
KMB 1 Page 12
sel yang matang tanpa sel antara (leukemic gap). Jumlah blast minimal
30% dari sel berinti dalam sumsum tulang. Pada penderita LLK
ditemukan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari 40%
dari total sel yang berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh
peningkatan limfosit B. Sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan
keadaan hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan
aktivitas granulopoeisis. Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm3.

2.7 Komplikasi
Leukemia dapat menyebabkan komplikasi jika penanganan
tidak segera dilakukan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:
 Perdarahan pada organ tubuh, seperti otak atau paru-paru.
 Tubuh rentan terhadap infeksi.
 Risiko munculnya jenis kanker darah lain, misalnya limfoma.
Komplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan pengobatan yang dilakukan.
Berikut ini beberapa komplikasi akibat pengobatan leukemia:
 Graft versus host disease, yaitu komplikasi dari transplantasi sumsum
tulang.
 Anemia hemolitik.
 Tumor lysis syndrome (sindrom lisis tumor).
 Gangguan fungsi ginjal.
 Infertilitas.
 Sel kanker muncul kembali setelah penderita menjalani pengobatan.
Anak-anak penderita leukemia juga berisiko mengalami komplikasi akibat
pengobatan yang dilakukan. Jenis komplikasi yang dapat terjadi meliputi
gangguan sistem saraf pusat, gangguan tumbuh kembang, dan katarak.

KMB 1 Page 13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan
data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan
dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien
serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)
Pengkajian pada leukemia meliputi :
a. Riwayat penyakit
b. Kaji adanya tanda-tanda anemia :
1) Pucat
2) Kelemahan
3) Sesak
4) Nafas cepat
c. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia
1) Demam
2) Infeksi
d. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :
1).Ptechiae
2).Purpura
3).Perdarahan membran mukosa
e. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :
1).Limfadenopati
2).Hepatomegali
3).Splenomegali
f. Kaji adanya pembesaran testis
g. Kaji adanya :
1) Hematuria
2) Hipertensi
3) Gagal ginjal
4) Inflamasi disekitar rectal
5) Nyeri
(Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 17)

KMB 1 Page 14
3.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan untuk klien
osteoartritis sebagai berikut :
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan
tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap cedera perdarahan yang berhubungan dengan
penurunan jumlah trombosit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual
dan muntah
5. Perubahan membran mukosa mulut stomatitis yang berhubungan
dengan efek samping agen kemoterapi
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping
kemoterapi dan atau stomatitis
7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia

3.3 Intervensi
Intervensi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan diagnosis yang
ditemukan, meliputi :
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi :
1) Pantau suhu dengan teliti
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
2) Tempatkan anak dalam ruangan khusus
Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi
3) Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk
menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif
4) Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi
seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi
Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi
5) Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik

KMB 1 Page 15
Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan
organisme
6) Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi
seluler
7) Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh
8) Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia


Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Intervensi :
a. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
b. Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan
Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler
atau penyambungan jaringan
c. Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan
atau dibutuhkan
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu
pemilihan intervensi
d. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri

3. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan


jumlah trombosit
Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
Intervensi :
a. Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada
daerah ekimosis
Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan
adanya anemia
b. Cegah ulserasi oral dan rectal
KMB 1 Page 16
Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah
c. Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Rasional : untuk mencegah perdarahan
d. Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional : untuk mencegah perdarahan
e. Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun,
denyut nadi cepat, dan pucat)
Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi
perdarahan
f. Hindari obat-obat yang mengandung aspirin
Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
g. Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol
perdarahan hidung
Rasional : untuk mencegah perdarahan

4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan


muntah
Tujuan :
- Tidak terjadi kekurangan volume cairan
- Pasien tidak mengalami mual dan muntah
Intervensi :
a. Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi
Rasional : untuk mencegah mual dan muntah
b. Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi
Rasional : untuk mencegah episode berulang
c. Kaji respon anak terhadap anti emetic
Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil
d. Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat
Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah
e. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik
f. Berikan cairan intravena sesuai ketentuan
Rasional : untuk mempertahankan hidrasi

KMB 1 Page 17
5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan
efek samping agen kemoterapi
Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral
Intervensi :
a. Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral
Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera
b. Hindari mengukur suhu oral
Rasional : untuk mencegah trauma
c. Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari
yang dibalut kasa.
Rasional : untuk menghindari trauma
d. Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau
tanpa larutan bikarbonat
Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan
e. Gunakan pelembab bibir
Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah
pecah-pecah (fisura)
f. Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil
Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks
muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan
kejang
g. Berikan diet cair, lembut dan lunak
Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak
h. Inspeksi mulut setiap hari
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
i. Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan
Rasional : untuk membantu melewati area nyeri

6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan


anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau
stomatitis
Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Intervensi :
a. Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan

KMB 1 Page 18
Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat
langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi
b. Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi,
rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan
anak meningkat
Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal
c. Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu
bubuk atau suplemen yang dijual bebas
Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi
d. Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan
e. Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik

7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia


Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat
yang dapat diterima anak
Intervensi :
a. Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5
Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan atau keefektifan intervensi
b. Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu
non invasif, alat akses vena
Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman
c. Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan
sedasi
Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu
pemberian atau obat
d. Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat
Rasional : sebagai analgetik tambahan
e. Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur
Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri

KMB 1 Page 19
3.4 Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan :
a. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan,
adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.
c. Tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
d. Menyerap makanan dan cairan, tidak mengalami mual dan muntah
e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa
tidak nyaman
f. Masukan nutrisi adekuat
g. Beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan
bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak
nyaman.
h. Kulit tetap bersih dan utuh
i. Mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut,
membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan
rambut dan menerapkan metode ini dan tampak bersih, rapi, dan
berpakaian menarik.
j. Menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan
pengetahuan tentang penyakit dan tindakannya. Keluarga
mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan
waktu bersama.
k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan,
mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan
mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan
yang adekuat.

KMB 1 Page 20
3.5 Pathway

KMB 1 Page 21
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian

A. Hasil Studi Kasus

I. IDENTITAS KLIEN

Nama/initial : Tn. A No MR : 499278


Umur : 82 tahun Ruang Rawat : Ambun Suri Lt.
3
Jenis Kelamin : Laki-laki Tgl Masuk : 5 Juni 2018
Status : Menikah Tgl Pengkajian : 6 Juni 2018
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Alamat : Baso
Diagnosa Medis : Leukemia

Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 60 Tahun
Hub Keluarga : Anak
Pertama
Pekerjaan : Petani

II. ALASAN MASUK


Klien masuk rumah sakit diantar oleh keluarga, melalui
rujukan dari puskesmas, dengan keluhan sesak nafas, batuk
sejak 1 minggu yang lalu, kurang tidur, dan klien tidak mau
makan.

KMB 1 Page 22
III. RIWAYAT KESEHATAN

a. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada saat pengkajian, tanggal 6 Juni 2018, jam 09:00 WIB,
keluarga klien mengatakan bahwa Tn. A masih sesak, lemas,
batuk kering sejak 1 minggu yang lalu, kurang tidur, tidak mau
makan, mulut klien kering, bibir kering, tidak mandi, dan
pusing.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu


Keluarga klien mengatakan bahwa Tn. A pernah dirawat di
rumah sakit lebih kurang 2 tahun yang lalu dirawat selama 2
minggu akibat sakit maag. Keluarga klien mengatakan
sebelumnya tidak ada riwayat leukemia pada klien.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit
keturunan seperti Hipertensi, DM, Jantung, dan riwayat
penyakit menular seperti HIV, TBC, dan Hepatitis.

Genogram

KMB 1 Page 23
Keterangan : :

= Laki-laki = Meninggal ----- = Tinggal 1 rumah

= Perempuan = Klien

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E(4) M(6) V(5)
BB : 40 kg (Sehat), dalam waktu 1 minggu turun menjadi 35
kg (Sakit).
TB : 155 cm

Tanda Vital
◦ x
Suhu : 37 C Pernafasan : 28 /i
x
Nadi : 107 /i TD : 130/80

1. Kepala
a. Rambut
Inspeksi : Rambut klien tampak beruban, tidak ada terlihat
ketombe. Palpasi : Tekstur rambut kering, tidak berminyak.

b. Mata
Inspeksi : Bentuk mata Normal, tidak ada juling, reflek cahaya
normal, kantong mata tampak hitam, ukuran pupil Isokor
2
/3mm, Konjungtiva Anemis, Sklera tidak Ikterik.
Palpasi : Tidak ada teraba benda asing ketika di palpasi, mata
tidak
menonjol keluar, tidak ada nyeri tekan.

c. Telinga
: Telinga kanan dan kiri tampak simetris, tidak, fungsi
Inspeksi
pendengaran Klien baik, Klien tampak tidak
menggunakan alat bantun dengar.

KMB 1 Page 24
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada telinga Klien, dan tidak ada
teraba pembengkakan kelenjer tiroid.

d. Hidung
Inspeksi : Hidung tampak simetris kanan dan kiri, tidak terdapat
secret, Klien terpasang O 2 sebanyak 3 liter, terdapat
cuping hidung.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan sinus pada hidung, tidak ada teraba
pembengkakan pada hidung Klien.

e. Mulut dan Gigi


Inspeksi : Membran Mukosa bibir kering dan tampak pucat, gigi
Klien tidak lengkap, gusi pasien bewarna hitam, terdapat
caries pada gigi, lidah kotor.

2.Leher
Inspeksi : Leher simetris kanan dan kiri, tidak ada tampak lesi pada kulit
leher, KGB tidak ada.
Palpasi : Tidak teraba pembengkakan, tidak teraba kelenjer tiroid, vena
jugularis teraba, ukuran JVP : 5-2 cmH 2O

3.Thorak
a. Paru-paru
Inspeksi : Pergerakkan dada kanan dan kiri simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada teraba
pembengkakkan.
Perkusi : Sonor.
Auskultasi : Bronkial dan Vesikuler.

b. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat.
Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba.
Perkusi : Batas Kanan : 1 C5 linea panas ternal
axtra.
Auskultasi : Bunyi Jantung Murmur.

4. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas operasi, tidak ada udem.

KMB 1 Page 25
KMB 1 Page 26
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, Hepar tidak
teraba.
Perkusi : Timpani.
x
Auskultasi : Bising Usus 22 /menit

5.Punggung
Inspeksi : Tidak ada terdapat lesi dan bekas operasi, warna kulit sawo
matang, tulang belakang Klien menonjol.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada punggung
pasien.

6.Ekstermitas
a) Atas
Inspeksi : Pasien terpasang infus pada tangan kiri, tidak ada tampak
lesi, adanya sianosis pada kuku yang terlihat dari
pemeriksaan Capila Refill Time dengan cara menekan
ujung jari pengisian balik kapiler kembali dalam waktu 4

detik.
Palpasi : Tidak ada teraba pembengkakan, dan kelainan pada
Ekstermitas atas.
b) Bawah
Inspeksi : Kedua kaki pasien tampak lemah, tidak ada tampak lesi dan
bekas operasi, adanya sianosis pada kuku kaki.
Palpasi : Tidak teraba pembengkakan, dan kelainan pada Exstermitas
bawah.
Kekuatan Otot :
5555 5555
5555 5555
Ket :
(Skala 0-5)
0 = Lumpuh total.
1 = Tidak ada gerakan, teraba/ terlihat adanya kontraksi otot.
2 = Ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi
(hanya bergeser).

KMB 1 Page 27
3 = Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau melawan
tahanan pemeriksa.

4 = Bisa bergerak melawan tahan pemeriksa tetapi kekuatannya


berkurang.

5 = Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal.


Ketika dilakukan pemeriksaan kekuatan otot pada Tn. A didapatkan nilai
kekuatan otot dari Ekstermitas atas, kanan dan kiri 5, Ekstermitas
bawah, kanan dan kiri yaitu 5.

7.Genitalia
Tidak ada keadaan abnormal pada penis, tidak ada lesi, tidak ada bintik-
bintik kecil dikulit, tidak ada teraba pembengkakan pada uretra, dan Klien
terpasang kateter.

8.Integumen
Inspeksi : Kulit Klien bewarna sawo matang, kulit tampak tidak bersih,
tidak ada lesi pada kulit, kulit sudah keriput, tidak ada udem,
pada bagian kuku tampak bewarna kebiruan.

Palpasi : Tekstur kulit Klien kering, ketika ditekan kulit klien,


turgor kembali dalam waktu 3 detik.

KMB 1 Page 28
dan
rasa

9.Nervus
No Nama Syaraf Nervus Fungsi Keterangan
1 Nervus Olfaktori N. I Sebagai indra penciuman Normal

2 Nervus Optikus N. II Untuk menentukan Normal


ketajama penglihatan
ndan lapangan pandang
mata.
3 Nervus Okulomotoris N. III Kontraksi pupil, Normal
pergerakan bola mata.

4 Nervus Trochlearis N. IV Saraf pemutar bola mata Normal


ke bawah dan dalam.

5 Nervus Trigeminus N. V Penggerak Normal

6 Nervus Abdusen N. VI Pergerakan bola mata ke Normal


lateral.

7 Nervus Fasialis N. VII Mimik wajah Normal


menghantarkan
pengecap.
8 Nervus N. VIII Sebagai pendengaran dan Normal
Verstibulocochlearis keseimbangan (vestibulo).

9 Nervus N. IX Menelan dan membawa Normal


Glosofaringeus rangsangan cita rasa ke
otak.
10 Nervus Vagus N. X Sebagai perasa. Normal

11 Nervus Asesorius N. XI Untuk mengendalikan Normal


pergerakan kepala.

12 Nervus Hipoglosus N. XII Pergerakan lidah dalam Normal


berbicara dan menelan.

KMB 1 Page 29
V. KESEHATAN FUNGSIONAL

DATA BIOLOGIS
NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT
1 Makanan dan Minuman/Nutrisi
Makan
a) Menu Nasi + Lauk MBTKTP (Makan
Biasa Tinggi Kalori
Tinggi Protein)

b) Porsi 3 Porsi Setengah Porsi


c) Makanan Kesukaan Tidak ada Tidak ada
d) Pantangan Tidak ada Tidak ada
Minum
a) Jumlah 8 Gelas dalam 1 hari 2
b) Minuman kesukaan Kopi Sendok
c) Pantangan Tidak ada Tidak ada
2 Tidak ada
Eliminasi
BAB
a) Frekuensi 1x2 hari 1x 1 minggu
b) Warna Kuning Kuning
c) Bau Khas Khas
d) Konsistensi Padat Padat
e) Kesulitan Tidak ada Tidak ada
BAK
a) Frekuensi 4x sehari 200 ml/ hari
b) Warna Kuning Kuning
c) Bau Pesing Pesing
d) Konsistensi Cair Cair
e) Kesulitan Tidak ada Tidak ada

3 Istirahat dan Tidur


a) Waktu Tidur 21:00 WIB 20:30 WIB
b) Lamatidur 9 Jam 4 Jam
c) Hal yang mempermudah tidur Tidak ada Tidak ada
d) Kesulitan tidur Tidak ada Sesak Nafas

KMB 1 Page 30
4 Personal Hygiene
a) Mandi 1x sehari Di lap 1x
b) Cuci rambut sehari
1x sehari
c) Gosok gigi 1x sehari Tidak ada
d) Potong kuku 1x 2 Minggu 1x Sehari
1x 2 Minggu

5 Rekreasi
a) Hobby Menonton Tidak ada
b) Minat Khusus Tidak ada Tidak ada
c) Penggunaan waktu senggang Berkumpul keluarga Tidak ada
6 Ketergantungan
a) Merokok Ada Tidak ada
b) Minuman Keras Tidak ada Tidak ada
c) Obat-obatan Tidak ada Tidak ada

KMB 1 Page 31
VI. RIWAYAT ALERGI
Keluarga Klien mengatakan, Tn. A tidak ada alergi baik itu
terhadap Makan dan Minuman, dan Obat-obatan.

VII. DATA PSYKOLOGIS


1. Perilaku Non Verbal
Klien merasa lemah, tidak berdaya karena penyakitnya ini.
2. Perilaku Verbal
- Ketika diberikan pertanyaan, Klien mampu menjawabnya
dengan sangat baik.
- Cara memberi informasi dengan cara tanya jawab.

VIII. DATA BIO PSYKOSOSIAL


1. Emosi

Sehat : Emosi Klien sewaktu sehat terkontrol dengan baik.


Sakit : Klien tampak tenang waktu berinteraksi dengan
2. Persepsi Penyakit

Sehat : Klien mengatakan di usianya yang senja ini merasa


sakit-sakitan

Sakit : Klien mengatakan bahwa penyakitnya saat ini akibat


dari faktor usia yang sudah cukup tua.

3. Konsep Diri

Sehat : Klien sebagai Laki-laki dan berperan sebagai Ayah


dari ke 5 anaknya.

Sakit : Klien mengatakan tidak mampu berperan sebagai


Ayah dari ke 5 anaknya karena dia sakit.

4. Adaptasi

Sehat : Keluarga Klien mengatakan interaksi Klien


dengan masyarakat, lingkungan, dan keluarga sangat
baik.

Sakit : Klien dapat beradaptasi dan mengenali bahwa


Klien sekarang berada di rumah sakit.

KMB 1 Page 32
5. Mekanisme Pertahanan Diri
Sehat : Klien mengatakan tidak ingin sakit, klien selalu
menjaga kesehatannya sebaik mungkin.

Sakit : Klien selalu berusaha ingin cepat sembuh dari


sakitnya dan pulang kerumah.

IX. DATA SOSIAL EKONOMI


Keluarga Klien mengatakan penghasilan Tn. A dari hasil bertani
lebih kurang Rp 1.500.000,- setiap bulannya ketika panen. Klien
berobat menggunakan kartu BPJS.

X. DATA SPIRITUAL
1. Keyakinan : Klien beragama Islam.
2. Ketaatan Beribadah : Klien selalu mengerjakan sholat 5 waktu.
3. Keyakinan terhadap Penyembuhan : Klien yakin bahwapenyakitnya
dapat disembuhkan dan selalu berdo‟a kepada Allah SWT untuk diangkat
penyakitnya.

KMB 1 Page 33
- [g/dl]
[10^3/uL]
[g/dL]
[pg]
[fL]
[%]
[10^6/uL]

XI. DATA PENUNJANG


a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hematologi :

Tanggal : 06/06/2018 10:30:03 WIB


NO Laboratorium Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
1 HGB 6.3 P 13.0 - 16.0
2 RBC 2.25 - W 12.0 - 14.0
3 HCT 19.6 - P 4.5 - 5.5
4 MCV 87.1 W 4.0 -5.0
5 MCH 28.0 P 40.0 - 48.0
6 MCHC 32.1 W 37.0 - 43.0
7 RDW-SD 54.6
8 RDW-CV 18.2 + [%]
9 WBC 188.25 [10^3/uL] 5.0 - 10.0
10 EO% 0.1 1- 3
11 BASO% 0.1 0- 1
12 EO# 0.19 50 - 70
13 BASO# 0.14 20 - 40
14 PLT 57* 150-400 (Kurang)

Tanggal : 09/06/2018 06:09:48 WIB


NO Laboratorium Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
1 HGB 7.6 P 13.0 - 16.0
2 RBC 2.64 - W 12.0 - 14.0
3 HCT 22.6 - P 4.5 - 5.5
4 MCV 85.6 W 4.0 -5.0
5 MCH 28.8 P 40.0 - 48.0
6 MCHC 33.6 W 37.0 - 43.0
7 RDW-SD 47.4
8 RDW-CV 16.3 + [%]
9 WBC 122.76 [10^3/uL] 5.0 - 10.0
10 EO% 0.2 1- 3
11 BASO% 0.1 0- 1
12 EO# 0.20 50 - 70
13 BASO# 0.07 20 - 40
14 PLT 31* 150-400 (Kurang)

KMB 1 Page 34
- [g/dl]
[10^3/uL]
[g/dL]
[pg]
[fL]
[%]
[10^6/uL]

Tanggal : 09/06/2018 17:25:06 WIB


NO Laboratorium Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
1 HGB 6.8 P 13.0 - 16.0
2 RBC 2.40 - W 12.0 - 14.0
3 HCT 20.8 - P 4.5 - 5.5
4 MCV 86.7 W 4.0 -5.0
5 MCH 28.3 P 40.0 - 48.0
6 MCHC 32.7 W 37.0 - 43.0
7 RDW-SD 48.4
8 RDW-CV 16.5 + [%]
9 WBC 112.07 [10^3/uL] 5.0 - 10.0
10 EO% 0.1 1– 3
11 BASO% 0.1 0– 1
12 EO# 0.13 50 – 70
13 BASO# 0.09 20 – 40
14 PLT 43 - 150-400 (Kurang)
15 PDW 19.6 + [fL]
16 MPV 10.7
17 P-LCR 34.4
18 PCT 0.05 -

Tanggal : 12/06/2018 06:05:30 WIB

NO Laboratorium Hasil Pemeriksaan Nilai Normal


1 HGB 8.7 P 13.0 - 16.0
2 RBC 3.05 - W 12.0 - 14.0
3 HCT 26.5 - P 4.5 - 5.5
4 MCV 86.9 W 4.0 -5.0
5 MCH 28.5 P 40.0 - 48.0
6 MCHC 32.8 W 37.0 - 43.0
7 RDW-SD 46.6
8 RDW-CV 15.6 + [%]
9 WBC 91.81* [10^3/uL] 5.0 - 10.0
10 EO% 0.3* 1– 3
11 BASO% 0.1* 0– 1
12 EO# 0.29* 50 – 70
13 BASO# 0.06* 20 – 40
14 PLT 25* 150-400 (Kurang)

KMB 1 Page 35
- [g/dl]
[10^3/uL]
[g/dL]
[pg]
[fL]
[%]
[10^6/uL]

Tanggal : 13/06/2018 16:18:00 WIB


NO Laboratorium Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
1 HGB 8.7 P 13.0 - 16.0
2 RBC 3.08 - W 12.0 - 14.0
3 HCT 26.4 - P 4.5 - 5.5
4 MCV 85.7 W 4.0 -5.0
5 MCH 28.2 P 40.0 - 48.0
6 MCHC 33.0 W 37.0 - 43.0
7 RDW-SD 46.7
8 RDW-CV 15.9 + [%]
9 WBC 86.96* [10^3/uL] 5.0 - 10.0
10 EO% 0.2* 1– 3
11 BASO% 0.0* 0– 1
12 EO# 0.21* 50 – 70
13 BASO# 0.04* 20 – 40
14 PLT 27 - 150-400 (Kurang)
15 PDW 12.8
16 MPV 9.5
17 P-LCR 23.7
18 PCT 0.03 -

Pemeriksaan URINALISA : 06/06/18

NO Pemeriksaan Hasil
1 Fisis
a. Warna Kuning
b. Kekeruhan +
c. Bau Khas

2 Sedimen
a. Eritrosit 16/ m /lpb
b. Leukosit - /lpb
c. Silinder - -- /lpk
Hialin - + -
Granuler + -
Eri/ leuko
d. Epitel
e. Kristal
f. Bakteri
g. Jamur

KMB 1 Page 36
3 Kimia Urin
a. Protein
b. Glukosa
c. Bilirubin
d. Urobilinogen
e. Benda keton
f. pH
g. Nitrit
h. Darah samar/ Hb
i. Bj
j. Leukosit

Pemeriksaan KIMIA KLINIK :

(05/06/18)
NO Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Kalium 2, 24 ( 3,5-5,5 ) mEq/l
2 Natrium 142, 3 ( 135-147 ) mEq/l
3 Khlorida 107, 2 ( 100-106 ) mEq/l

(07/06/18)
NO Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Kalium 2, 36 ( 3,5-5,5 ) mEq/l
2 Natrium 147, 3 ( 135-147 ) mEq/l
3 Khlorida 112, 3 ( 100-106 ) mEq/l

b. Pemeriksaan Rontgen : (Pembesaran Jantung), tanggal 5 Juni 2018.


c. Pemeriksaan EKG : (Tacikardi), tanggal 6 Juni 2018.
d. Pemeriksaan USG (Abdomen Atas dan Bawah)
1) Hepar :
Tak membesar, permukaan rata, parenkim homogeny halus,
intensitas gema normal, tak tampak SOL Vena porta dan
hepatica tak melebar.
2) Kantung Empedu :
Bentuk dan dinding normal, tak tampak batu/ sludge. Duktus
biliaris tak melebar.
3) Limpa :
Tak membesar homogen
halus.

KMB 1 Page 37
4) Ginjal :
Bentuk, ukuran normal. Intensitas gema parenkim meningkat, serta
batas terhadap sentral sinus komplek mulai kabur, system
pelvikalises tak melebar. Tak tampak batu. Lesi kistik parenkim
bilateral.
5) V Urinaria :
Tak tampak massa/ batu, dinding
menebal.
6) Pankreas :
Tak membesar, tak tampak massa/ kalsifikasi. Esophagus distal
dan gaster tidak tampak lesi intra lumen.
7) Para Aorta Parailiaka :
Kaliber aorta tak melebar, tak tampak pembesaran KGB/
Struktur apendik tak tampak massa/ cairan bebas.

KMB 1 Page 38
XIII. DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


a) Keluarga Klien mengatakan nafas a) Klien tampak masih sesak.
Tn. A masih sesak. b) Klien terpasang oksigen Nasal Kanul
b) Keluarga Klien mengatakan Tn. 3 Liter.
A batuk kering sejak 1 minggu c) Adanya cuping hidung pada klien.
yang lalu. d) Klien tampak lemas.
c) Keluarga klien mengatakan Tn. A e) Kantong mata Klien tampak bewarna
kurang tidur. hitam.

d) Keluarga Klien mengatakan Tn. f) Klien tampak makan sedikit.


A lemas. g) Klien tampak kurus.
e) Keluarga Klien mengatakan klien h) Ketika di rumah sakit diberikan
tidak ada makan, bibir Tn. A makan oleh keluarga sedikit tapi
kering. sering, klien tampak hanya
menghabiskan 1/ 2 porsi
f) Keluarga Klien mengatakan
pasien tidak ada mandi. i) Mulut dan Mukosa bibir Klien
m)TTV tampak kering.
g) Keluarga Klien mengatakan Tn.
TD : 130/80 mmHg A pusing.
j) Klien tampak masih batuk kering
Nadi : 107x/i
k) Kulit Klien tampak kotor/ berdekil,
Suhu : 37 ◦C
rambut klien tampak kering dan
Pernafasan : 28x/i
kusam.
BB : 40 kg (Sehat), dalam waktu
1 l) Bunyi jantung murmur

minggu turun 35 kg (Sakit).


TB : 155 cm

n) Pemeriksaan laboratorium

KMB 1 Page 39
Kimia

(Hematologi, Urinalisa,
Klinik).

Hasil pemeriksaan terakhir


: Hemoglobin = 8.7 g/dl.
Kalium = 2, 36 mEq/l.
Natrium = 147, 3 mEq/l.
Khlorida = 112,3 mEq/l.

KMB 1 Page 40
Tidak

2
4.2 ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
DS : Pola Nafas Kurangnya Suplai O 2
1
a) Keluarga Klien Efektif Ke Jaringan Otak
mengatakan nafas Tn. A
sesak.

b) Keluarga Klien
mengatakan Tn. A batuk
kering sejak 1 minggu
yang lalu.

c) Keluarga Klien
mengatakan Tn. A lemas.
DO :
a) Klien tampak masih sesak.
b) Klien tampak masih batuk
kering.
c) Klien tampak lemas.
d) Klien tampak terpasang
O 2 Nasal Kanul 3 liter.
TD : 130/80 mmHg
x
Nadi : 107 /i

Suhu : 37 C
x
Pernafasan: 28 /i

Nutrisi Kurang dari Anoreksia


DS :
Kebutuhan
a) Keluarga Klien
mengatakan, Klien tidak
mau makan

b) Keluarga Klien
mengatakan bibir Klien
kering.

c) Keluarga klien

KMB 1 Page 41
mengatakan klien lemas

DO :
a) Klien tampak sangat
lemas.

b) Klien tampak tidak ada


makan.

c) Membran Mukosa bibir


Klien tampak kering, dan
lidah tampak kotor.
Perawatan
dan d) BB Klien turun 5 kg.
e) Badan tampak kurus.

3 DS :
a) Keluarga Klien Defisit Kelemahan,
mengatakan Klien tidak Diri Kelelahan.
ada mandi.

b) Keluarga klien
mengatakan Tn. A lemas.
c) Keluarga klien
mengatakan Tn. A
sesak. DO :

a) Kulit tampak kotor dan


berdekil.

b) Rambut Klien tampak


kering dan kusam.

c) Klien tampak lemas dan


sesak.

KMB 1 Page 42
4.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan :


1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan
otok
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

KMB 1 Page 43
KMB 1 Page 44
4.4 INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Diagnosa : Tujuan : 11. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Pola Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan intervensi 3x24 jam, ventilasi.
beruhubungan dengan diharapkan Pola Nafas Klien kembali efektif. 12. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
Kurangnya Suplai O 2 Ke tambahan.
Jaringan Otak. Kriteria Hasil : 13. Monitor respirasi dan status O 2.
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara 14. Pertahankan jalan nafas yang paten.
Data Subjektif nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan 15. Atur peralatan oksigenasi.
a) Keluarga Klien dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, 16. Monitor adanya kecemasan pasien
mengatakan nafas Tn. A mampu bernapas dengan mudah, tidak ada terhadap oksigenasi.
pursed lips). 17. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR sesudah
sesak.
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten dan sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
b) Keluarga Klien (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, 18. Monitor pola pernapasan abnormal.
mengatakan Tn. A batuk frekuensi pernapasan dalam rentang 19. Monitor suhu, warna, dan kelembapan
normal, tidak ada suara nafas abnormal). kulit.
kering sejak 1 minggu
3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal 20. Monitor sianosis perifer.
yang lalu.
(tekanan darah, nadi, pernafasan).
c) Keluarga Klien
mengatakan Tn. A lemas.

KMB 1 Page 45
Data Objektif
a) Klien tampak masih
sesak.

b) Klien tampak masih batuk


kering.
c) Klien tampak lemas.
d) Klien tampak terpasang
O 2 Nasal Kanul 3 liter.
TD : 130/80 mmHg
x
Nadi : 107 /i

Suhu : 37 C
x
Pernafasan: 28 /i

KMB 1 Page 46
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
2 Diagnosa : Tujuan : 1. Kaji Intake dan Output Klien.
Nutrisi Kurang dari Setelah dilakukan intervensi 3x24 jam, 2. Tingkatkan intake makan melalui :
Kebutuhan berhubungan dengan diharapkan pemenuhan nutrisi klien a) Kurangi gangguan dari luar.
Anoreksia. terpenuhi. b) Sajikan makanan dalam kondisi hangat.
c) Selingi makan dengan minum.
Data Subjektif Kriteria Hasil : d) Jaga kebersihan mulut Klien.
a) Keluarga Klien mengatakan, 1. Pemenuhan nutrisi Klien terpenuhi. e) Berikan makan sedikit tapi sering.
Klien tidak mau makan 2. BB Klien meningkat. 3. Kolaborasi dengan ahli gizi diet dan
3. IMT 18,5. makanan yang disukai bila ada.
b) Keluarga Klien mengatakan 4. Tidak terjadi mual dan muntah. 4. Kaji adanya alergi Klien terhadap makanan.
Klien tidak mau makan. 5. Nafsu makan klien meningkat. 5. Memberikan makan sedikit tapi sering
6. Porsi makan Klien habis. kepada Klien.
c) Keluarga klien mengatakan
klien lemas.

Data Objektif
a) Klien tampak sangat lemas.
b) Klien tampak tidak ada
makan.

c) Membran Mukosa bibir


Klien tampak kering, dan
lidah tampak kotor.

KMB 1 Page 47
KMB 1 Page 48
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
3 Diagnosa : Tujuan : 1. Monitor kebutuhan Klien untuk alat-alat
Defisit Perawatan Diri Setelah dilakukan intervensi 3x24 jam, bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
berhubunga dengan diharapkan Defisit Perawatan Diri Teratasi. berhias, yoileting, dan makan.
n 2. Sediakan bantuan sampai Klien mampu
Kelemahan. Kriteria Hasil : secara utuh untuk melakukan self-care.
Data Subjektif 1. Klien terbebas dari baun badan. 3. Ajarkan Klien/ Keluarga untuk mendorong
a) Keluarga Klien mengatakan 2. Menyatakan kenyamanan. kemandirian, untuk memberikan bantuan
Klien tidak ada mandi. 3. Dapat melakukan ADLS dengan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
b) Keluarga klien mengatakan 4. Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai
Tn. A lemas. kemampuan.
c) Keluarga klien mengatakan 5. Dorong Klien untuk melakukan aktivitas
sehari-hari yang normal sesuai kemampuan
Tn. A sesak.
yang dimiliki.
6. Pertimbangkan usia klien jika mendorong
Data Objektif pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
a) Kulit tampak kotor dan
berdekil.

b) Rambut Klien tampak kering


dan kusam.

c) Klien tampak lemas dan

KMB 1 Page 49
KMB 1 Page 50
4.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
1 Pola Nafas Tidak Efektif Rabu/ 10:30 1. Memposisikan pasien untuk S:
beruhubungan dengan 6 Juni WIB memaksimalkan ventilasi. 1) Keluarga Klien
Kurangnya Suplai O 2 Ke 2018 2. Mengauskultasi suara nafas, catat mengatakan, Tn. A masih
Jaringan Otak. adanya suara tambahan. sesak nafas, batuk, dan
3. Memonitor respirasi dan status O 2. Klien masih lemas.
4. Mempertahankan jalan nafas yang
paten. O:
5. Mengatur peralatan oksigenasi. 1) Klien masih tampak sesak,
6. Memonitor adanya kecemasan terpasang O 23 liter.
pasien terhadap oksigenasi. 2) Klien tampak batuk
7. Memonitor TD, nadi, suhu, dan kering.
RR sesudah dan sebelum, 3) Suara nafas Bronkial dan
selama, dan setelah aktivitas. Vesikuler.
8. Memonitor pola pernapasan 4) Kantong mata bewarna
abnormal. hitam.
9. Memonitor suhu, warna, dan 5) Klien tampak lemas, dan
kelembapan kulit. gelisah.
10. Memonitor sianosis perifer. 6) Kuku tampak sianosis.
TD : 125/80
:mmHg
x
Nadi 110 /i
x
Pernafasan: 28 /i

KMB 1 Page 51
A:
Masalah belum teratasi.

P:
1. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi.
2. Mengauskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan.
3. Memonitor respirasi dan status
O 2.
4. Mempertahankan jalan nafas
yang paten.
5. Mengatur peralatan oksigenasi.
6. Memonitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi.
7. Memonitor TD, nadi, suhu,
dan RR sesudah dan sebelum,
selama, dan setelah aktivitas.
8. Memonitor pola

KMB 1 Page 52
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
2 Nutrisi Kurang dari Rabu/ 12:15 1. Mengkaji Intake dan Output S:
Kebutuhan berhubungan 6 Juni WIB Klien. 1) Keluarga Klien
dengan Anoreksia. 2018 2. Meningkatkan intake makan mengatakan, nafsu makan
melalui : Tn. A masih tidak ada.
a) Kurangi gangguan dari luar. 2) Klien mengatakan
b) Sajikan makanan badannya letih.
dalam kondisi hangat.
c) Selingi makan dengan minum. O :
d) Jaga kebersihan mulut Klien. 1) Klien masih belum makan
e) Berikan makan sedikit tapi sedikit pun.
sering. 2) Diit Klien MBTKTP
(Makanan Biasa Tinggi
3. Berkolaborasi dengan ahli gizi Kalori Tinggi Protein).
diet dan makanan yang disukai 3) Klien tampak letih dan
bila ada. lemas.
4. Mengkaji adanya alergi Klien 4) Klien tampak kurus.
terhadap makanan. TD : 125/80
Nadi mmHg x
5. Memberikan makan sedikit tapi Pernafasan:: 110
28 /i/i
x

sering kepada Klien.


BB : 35 kg.
A:
Masalah belum teratasi.

KMB 1 Page 53
P:

1) Mengkaji Intake dan Output


Klien.

2) Meningkatkan intake makan.

3) Berkolaborasi dengan ahli gizi


diet dan makanan yang disukai
bila ada.

4) Mengkaji adanya alergi Klien


terhadap makanan.

5) Memberikan makan sedikit


tapi sering kepada Klien.

KMB 1 Page 54
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
3 Defisit Perawatan Diri Rabu/ 09:30 1. Memonitor kebutuhan Klien untuk S:
berhubungn dengan 6 Juni WIB alat-alat bantu untuk kebersihan 1) Keluarga Klien
Kelemahan. 2018 diri, berpakaian, berhias, toileting, mengatakan, Tn. A tidak
dan makan. ada mandi.
2. Menyediakan bantuan sampai
Klien mampu secara utuh untuk O :
melakukan self-care. 1) Rambut Klien tidak
3. Mengajarkan Klien/ Keluarga terlihat rapi.
untuk mendorong kemandirian, 2) Kuku Klien tampak tidak
untuk memberikan bantuan hanya bersih.
jika pasien tidak mampu untuk 3) Mulut pasien berbau.
melakukannya.
4. Memberikan aktivitas rutin sehari- A :
hari sesuai kemampuan. Masalah belum teratasi.
5. Mendorong Klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal P :
sesuai kemampuan yang dimiliki. 1) Memonitor kebutuhan
Klien untuk alat-alat bantu
untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias,
yoileting, dan makan.

KMB 1 Page 55
sampai Klien mampu
secara utuh untuk
melakukan self-care.
3) Mengajarkan Klien/
Keluarga untuk
mendorong kemandirian,
untuk memberikan
bantuan hanya jika pasien
tidak mampu untuk
melakukannya.
4) Memberikan aktivitas
rutin sehari-hari sesuai
kemampuan.
5) Mendorong Klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang
dimiliki.

KMB 1 Page 56
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
Tanggal
1 Pola Nafas Tidak Efektif Kamis/ 11:30 1. Memposisikan pasien untuk S:
beruhubungan dengan 7 Juni WIB memaksimalkan ventilasi. 1) Keluarga Klien
Kurangnya Suplai O 2 Ke 2018 2. Mengauskultasi suara nafas, catat mengatakan, Tn. A masih
Jaringan Otak. adanya suara tambahan. sesak nafas, batuk, dan
3. Memonitor respirasi dan status O 2. Klien masih tampak
4. Mempertahankan jalan nafas yang lemas.
paten.
5. Mengatur peralatan oksigenasi. O:
6. Memonitor adanya kecemasan 1) Klien masih tampak sesak
pasien terhadap oksigenasi. dan terpasang O 2 3 liter.
7. Memonitor TD, nadi, suhu, dan RR 2) Klien tampak masih batuk
sesudah dan sebelum, selama, dan kering.
setelah aktivitas. 3) Kantong mata bewarna
8. Memonitor pola pernapasan hitam.
abnormal. 4) Klien tampak lemas dan
9. Memonitor suhu, warna, dan gelisah.
kelembapan kulit. 5) Kuku tampak sianosis.
10. Memonitor sianosis perifer. TD : 125/80
mmHg
Nadi x
: 110 /i
x
Pernafasan: 29 /i

KMB 1 Page 57
A:
Masalah belum teratasi.
P:
1. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi.
2. Mengauskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan.
3. Memonitor respirasi dan status
O 2.
4. Mempertahankan jalan nafas
yang paten.
5. Mengatur peralatan oksigenasi.
6. Memonitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi.
7. Memonitor TD, nadi, suhu, dan
RR sesudah dan sebelum, selama,
dan setelah aktivitas.
8. Memonitor pola
pernapasan abnormal.
9. Memonitor suhu, warna,
dan kelembapan kulit.
10. Memonitor sianosis

KMB 1 Page 58
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal

2 Nutrisi Kurang dari Kamis/ 12:00 1. Mengkaji Intake dan Output Klien. S:
Kebutuhan berhubungan 7 Juni WIB 2. Meningkatkan intake makan melalui :
2018 1) Keluarga Klien mengatakan,
dengan Anoreksia. a) Kurangi gangguan dari luar. nafsu makan Tn. A masih belum
b) Sajikan makanan dalam kondisi hangat. ada.
c) Selingi makan dengan minum.
2) Klien mengatakan kalau dirinya
d) Jaga kebersihan mulut Klien.
mudah capek dan hanya bisa tidur.
e) Berikan makan sedikit tapi sering.
O:
3. Berkolaborasi dengan ahli gizi diet dan
makanan yang disukai bila ada. 1) Klien sudah makan, tetapi tidak
4. Mengkaji adanya alergi Klien terhadap habis 1/ 2 porsi.
makanan. 2) Diit Klien MBTKTP (Makanan
5. Memberikan makan sedikit tapi sering Biasa Tinggi Kalori Tinggi
kepada Klien.
Protein).
3) Klien tampak letih dan lemas.
TD : 125/80
:mmHg
x
Nadi 110 /i
Pernafasan: 29x/i
BB : 35 kg

KMB 1 Page 59
A:
Masalah belum teratasi.
P:
1) Mengkaji Intake dan Output
Klien.
2) Meningkatkan intake makan
3) Berkolaborasi dengan ahli gizi
diet dan makanan yang disukai bila
ada.
4) Mengkaji adanya alergi Klien
terhadap makanan.
5) Memberikan makan sedikit tapi
sering kepada Klien.

KMB 1 Page 60
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
3 Defisit Perawatan Diri Kamis/ 08:25 1. Memonitor kebutuhan Klien untuk S:
berhubungn dengan 7 Juni WIB alat-alat bantu untuk kebersihan 1) Keluarga Klien
Kelemahan. 2018 diri, berpakaian, berhias, toileting, mengatakan, klien merasa
dan makan. senang karena merasa
2. Menyediakan bantuan sampai segar dan merasa bersih.
Klien mampu secara utuh untuk
melakukan self-care. O:
3. Mengajarkan Klien/ Keluarga 1) Klien tampak sudah
untuk mendorong kemandirian, bersih.
untuk memberikan bantuan hanya 2) Klien tampak banyak
jika pasien tidak mampu untuk tidur.
melakukannya. 3) Klien sudah tampak rapi.
4. Memberikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan. A:
5. Mendorong Klien untuk melakukan Masalah belum teratasi.
aktivitas sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang dimiliki. P:
1) Mengajarkan Klien/
Keluarga untuk
mendorong kemandirian,
untuk memberikan
bantuan hanya jika pasien

KMB 1 Page 61
tidak mampu untuk
melakukannya.
2) Memberikan aktivitas

rutin sehari-hari sesuai


kemampuan.
3) Mendorong Klien untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
yang normal sesuai kemampuan
yang dimiliki.

KMB 1 Page 62
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
1 Pola Nafas Tidak Efektif Jum‟at/ 09:27 1. Memposisikan pasien untuk S:
beruhubungan dengan 8 Juni WIB memaksimalkan ventilasi. 1) Keluarga Klien
2018
Kurangnya Suplai O 2 Ke 2. Mengauskultasi suara nafas, catat mengatakan, Tn. A masih
Jaringan Otak. adanya suara tambahan. sesak nafas, batuk, dan
3. Memonitor respirasi dan status O 2. Klien masih tampak
4. Mempertahankan jalan nafas yang lemas.
paten.
5. Mengatur peralatan oksigenasi. O:
6. Memonitor adanya kecemasan 1) Klien masih tampak sesak
pasien terhadap oksigenasi. dan terpasang O 2 3 liter.
7. Memonitor TD, nadi, suhu, dan 2) Klien tampak batuk
RR sesudah dan sebelum, kering.
selama, dan setelah aktivitas. 3) Kantong mata bewarna
8. Memonitor pola pernapasan hitam.
abnormal. 4) Klien tampak lemas dan
9. Memonitor suhu, warna, dan gelisah.
kelembapan kulit. 5) Kuku tampak sianosis.
10. Memonitor sianosis perifer. TD : 130/80
:mmHg
x
Nadi 112 /i
x
Pernafasan: 28 /i

KMB 1 Page 63
A:
Masalah belum teratasi.

P:
1. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi.
2. Mengauskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan.
3. Memonitor respirasi dan status
O 2.
4. Mempertahankan jalan nafas
yang paten.
5. Mengatur peralatan oksigenasi.
6. Memonitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi.
7. Memonitor TD, nadi, suhu,
dan RR sesudah dan sebelum,
selama, dan setelah aktivitas.
8. Memonitor pola
pernapasan abnormal.
9. Memonitor suhu, warna,
dan kelembapan kulit.
10. Memonitor sianosis

KMB 1 Page 64
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
2 Nutrisi Kurang dari Jum‟at/ 12:00 1. Mengkaji Intake dan Output S:
Kebutuhan berhubungan 8 Juni WIB Klien. 1) Keluarga Klien
dengan Anoreksia. 2018
2. Meningkatkan intake makan mengatakan, nafsu makan
melalui : Tn. A masih belum ada.
a) Kurangi gangguan dari luar. 2) Klien mengatakan kalau
b) Sajikan makanan dirinya mudah capek dan
dalam kondisi hangat. hanya bisa tidur.
c) Selingi makan dengan minum.
d) Jaga kebersihan mulut Klien. O:
e) Berikan makan sedikit tapi 1) Klien sudah makan, tetapi
sering. tetap masih belum
3. Berkolaborasi dengan ahli gizi menghabiskan ½ porsi.
diet dan makanan yang disukai 2) Diit Klien MBTKTP
bila ada. (Makanan Biasa Tinggi
4. Mengkaji adanya alergi Klien Kalori Tinggi Protein).
terhadap makanan. 3) Klien tampak letih dan
5. Memberikan makan sedikit tapi lemas.
sering kepada Klien. TD : 130/80
:mmHg
x
Nadi 112 /i
x
Pernafasan: 28 /I

KMB 1 Page 65
A:
Masalah belum teratasi.

P:
1) Mengkaji Intake dan
Output Klien.
2) Meningkatkan intake
makan melalui
:a) Kurangi gangguan dari
luar.
b) Sajikan makanan
dalam kondisi hangat.
c) Selingi makan dengan
minum.
d) Jaga kebersihan mulut
Klien.
e) Berikan makan sedikit
tapi sering.
3) Berkolaborasi dengan ahli
gizi diet dan makanan
yang disukai bila ada.
4) Mengkaji adanya alergi
Klien terhadap makanan.

KMB 1 Page 66
NO DIAGNOSA Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Tanggal
3 Defisit Perawatan Diri Jum‟at/ 8 08:30 1. Memonitor kebutuhan Klien untuk alat- S:
berhubungan dengan Juni 2018 WIB alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
1) Keluarga Klien mengatakan,
Kelemahan. berhias, toileting, dan makan.
klien merasa senang karena
2. Menyediakan bantuan sampai Klien
merasa segar dan merasa bersih.
mampu secara utuh untuk melakukan self-
O:
care.
1) Klien tampak sudah bersih.
3. Mengajarkan Klien/ Keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk memberikan 2) Klien tampak banyak tidur.
bantuan hanya jika pasien tidak mampu 3) Klien sudah tampak rapi.
untuk melakukannya. A:
4. Memberikan aktivitas rutin sehari- hari
Masalah belum teratasi.
sesuai kemampuan.
P:
5. Mendorong Klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal sesuai 1) Mengajarkan Klien/ Keluarga

kemampuan yang dimiliki. untuk mendorong kemandirian,


untuk memberikan bantuan hanya
jika pasien

KMB 1 Page 67
tidak mampu untuk
melakukannya.
2) Memberikan aktivitas
rutin sehari-hari sesuai
kemampuan.
3) Mendorong Klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang
dimiliki.

KMB 1 Page 68
BAB V
PEMBAHASAN KASUS

Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Penyakit Leukemia Di Ruang Rawat Inap
Ambun Suri Lantai 3 RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi dilakukan pada tanggal 06
sampai dengan tanggal 08 Juni 2018, ada beberapa hal yang perlu dibahas dan di
perhatikan dalam penerapan kasus keperawatan tersebut.
Penulis telah menerapkan dan mengaplikasikan proses Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan penyakit Leukemia sesuai dengan teori-teori yang ada. Untuk melihat
lebih jelas asuhan keperawatan yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang
dicapai, dapat diuraikan sesuai dengan tahap-tahap proses keperawatan dimulai dari
Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi.

4.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap yang sistematis dalam mengumpulkan data tentang


individu, keluarga, dan kelompok, (Carpenito dan Moyet, 2007). Dalam melakukan
pengkajian pada Tn. A, data yang didapatkan dominan dari keluarga klien, dan
sebagian dari klien, dan dari catatan medis serta tenaga kesehatan lainnya.

4.1.1 Identitas Klien


Dalam melakukan pengkajian kasus pada klien, penulis menemukan kesulitan
untuk mendapatkan data dari Klien, karena Klien mengalami sesak nafas,
sehingga susah untuk berkomunikasi dengan penulis. Namun keluarga Klien
dapat memberikan banyak informasi tentang Klien ketika ditanya.

4.1.2 Keluhan Utama


Secara teoritis dilihat dari keluhan utama yaitu Klien mengeluhkan perasaan
letih, nyeri, pada exstermitas, berkeringat dimalam hari, penurunan selera
makan, sakit kepala, dan perasaan tidak enak badan. Ketika penulis melakukan
pengkajian keluhan utama pada hari Rabu, Jam 09.00, tanggal 6 Juni 2018 di
ruangan Ambun Suri Lantai 3 RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi, ada satu
keluhan yang memiliki kesamaan, yaitu penurunan selera makan.

KMB 1 Page 69
4.1.3 Riwayat Kesehatan Sekarang
Secara teoritis dilihat dari manifestasi klinis pada Klien dengan leukemia
ditemukan adanya demam, anemia, perdarahan, kelemahan, nyeri tulang atau
sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Sedangkan ketika penulis melakukan
pengkajian pada hari Rabu, tanggal 6 Juni 2018, jam 09:00 WIB keluarga klien
mengatakan bahwa Tn. A masih sesak, lemas, batuk kering sejak 1 minggu
yang lalu, kurang tidur, tidak mau makan, mulut klien kering, bibir kering,
tidak mandi, dan pusing. Hal ini tidak semuanya sama dengan pengkajian
riwayat kesehatan sekarang secara teoritis dibandingkan dengan yang penulis
temukan dalam pengkajian pada Tn. A, hanya kelemahan saja yang sama
dengan riwayat kesehatan sekarang secara teoritisnya.

4.1.4 Riwayat Kesehatan Dahulu


Pada tinjauan teoritis ditemukan adanya penyakit keturunan pada Klien seperti
Hipertensi, DM, Jantung, dan riwayat penyakit lainnya.

Pada tinjauan kasus saat dilakukan pengkajian, keluarga klien mengatakan


bahwa Tn. A pernah dirawat di rumah sakit lebih kurang 2 tahun yang lalu
dirawat selama 2 minggu akibat sakit maag. Keluarga klien mengatakan
sebelumnya tidak ada riwayat leukemia pada klien.

4.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga


Pada tinjauan teoritis ditemukan adanya penyakit keturunan pada Keluarga
Klien seperti Hipertensi, DM, Jantung, dan riwayat penyakit menular seperti
HIV, TBC, dan Hepatitis. Pada tinjauan kasus ditemukan bahwa keluarga klien
mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM,
Jantung, dan riwayat penyakit menular seperti HIV, TBC, dan Hepatitis.

4.1.6 Pemeriksaan Fisik


Pada tinjauan teoritis yang di kaji yaitu keadaan umum, tanda-tanda vital
(TTV), Antropometri, Sistem Pernafasan, Sistem Kardiovaskuler, Sistem
Pencernaan, Sistem Muskuloskeletal, Sistem Integumen, Sistem Endokrin,
Sistem Pengindraan, Sistem Reproduksi, Sistem Neurologis, Fungsi Motorik,
dan Fungsi Sensorik. Tinjauan Teoritis dengan yang penulis lakukan tidak jauh

KMB 1 Page 70
beda, tetapi ditemukannya beberapa masalah ketika pengkajian yaitu, pada
bagian Antropometri BB mengalami penurunan dalam 1 minggu dari 40 kg
sewaktu sehat, menjadi 38 kg ketika sakit, pada bagian pengindraan
2
Konjungtiva Anemis, ukuran pupil Isokor / 3 mm, sklera tidak Ikterik, kantong
mata tampak hitam, pada bagian kardiovaskuler bunyi jantung Klien murmur,
dan pada bagian integumen, ketika ditekan kulit Klien, turgor kulit kembali
x
dalam waktu 4 detik. Tekanan darah Klien yaitu 130/80 mmHg, Nadi 107 /i,
x ◦
Pernafasan 28 /i, Suhu 37 C. Kesadaran Tn. A adalah Compos Mentis, dan
GCS E(4) M(6) V(5).

4.2 Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan teoritis ditemukan 9 diagnosa keperawatan sedangkan pada tinjauan


kasus ditemukan 3 diagnosa keperawatan yang utama ditemui pada klien. Diagnosa
yang ditemukan pada teori, menurut buku NANDA (2015) dan buku SDKI (2016 &
2017), Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada Klien dengan Leukemia,
yaitu :

1. Nyeri Kronik berhubungan dengan Agen Injury Biologi.


2. Pola Nafas Tidak Efektif beruhubungan dengan Kurangnya Suplai O 2
Ke Jaringan Otak.
3. Intolenransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan.
4. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Kelemahan.
5. Resiko Infeksi berhubungan dengan Pertahanan Sekunder Inadekuat (penurunan
Hb).

6. Resiko Kurang Volume Cairan berhubungan dengan Kehilangan Berlebihan


(muntah, perdarahan, diare), penurunan pemasukan cairan (mual, anoreksia).
7. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Anoreksia.
8. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan Alopesia.
9. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Informasi.
Sedangkan pada kasus ditemukan 3 diagnosa keperawatan utama, yaitu
:

1. Pola Nafas Tidak Efektif beruhubungan dengan Kurangnya Suplai O 2 Ke


Jaringan Otak.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia.

KMB 1 Page 71
3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Kecemasan, Kelemahan, dan
Kelelahan.

Diagnosa yang lain tidak muncul pada tinjauan kasus, karena tidak ada data
pendukung pada tinjauan kasus diatas. Namun dari ke 8 diagnosa, 3 dari diagnosa
itu masuk kedalam tinjauan kasus, karena memiliki data yang mendukung
dengan tinjauan kasus yang penulis lakukan dalam Asuhan Keperawatan.

4.3 Intervensi

Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan prioritas


masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan pada teori dapat ditegakkan
pada tinjauan kasus, karena rencana tindakan pada tinjauan kasus disesuaikan dengan
keluhan dan keadaan klien.

a. Untuk diagnosa pertama


Pola Nafas Tidak Efektif, rencana tindakan yang akan dilakukan adalah posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi, auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan, atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan, monitor
respirasi dan status O 2, bersihkan mulut, hidung, dan secret trakea, pertahankan
jalan nafas yang paten, atur peralatan oksigenasi, monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi, monitor TD, nadi, suhu, dan RR sesudah dan sebelum,
selama, dan setelah aktivitas, monitor frekuensi dan irama pernapasan, monitor
pola pernapasan abnormal, monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit, monitor
sianosis perifer.

b. Untuk diagnosa kedua


Nutrisi Kurang dari Kebutuhan, rencana tindakan yang akan dilakukan adalah kaji
Intake dan Output Klien, tingkatkan intake makan melalui : kurangi gangguan dari
luar, sajikan makanan dalam kondisi hangat, selingi makan dengan minum, jaga
kebersihan mulut Klien, berikan makan sedikit tapi sering, kolaborasi dengan ahli
gizi diet dan makanan yang disukai bila ada, kaji adanya alergi Klien terhadap
makanan, memberikan makan sedikit tapi sering kepada Klien.

c. Untuk diagnosa ketiga


Defisit Perawatan Diri, rencana tindakan yang akan dilakukan adalah monitor
kebutuhan Klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias,

KMB 1 Page 72
yoileting, dan makan, sediakan bantuan sampai Klien mampu secara utuh untuk
melakukan self-care, ajarkan Klien/ Keluarga untuk mendorong kemandirian,
untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya,
berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan, dorong Klien untuk
melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki,
pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.

4.4 Implementasi

Setelah rencana tindakan ditetapkan, maka dilanjutkan dengan melakukan rencana


tersebut dalam bentuk nyata, dalam melakukan Asuhan Keperawatan pada Klien
Leukemia, hal ini tidaklah mudah. Terlebih dahulu penulis mengatur strategi agar
tindakan keperawatan dapat terlaksana, yang dimulai dengan melakukan pendekatan
pada Klien agar nantinya Klien mau melaksanakan apa yang perawat anjurkan,
sehingga seluruh rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan
masalah yang dihadapi klien.

a. Untuk diagnosa pertama


Pola Nafas Tidak Efektif, rencana tindakan yang akan dilakukan adalah:
1) Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
2) Mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan.
3) Mengatur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
4) Memonitor respirasi dan status O 2.
5) Membersihkan mulut, hidung, dan secret trakea.
6) Mempertahankan jalan nafas yang paten.
7) Mengatur peralatan oksigenasi.
8) Memonitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi.
9) Memonitor TD, nadi, suhu, dan RR sesudah dan sebelum, selama, dan
setelah aktivitas.
10) Memonitor frekuensi dan irama pernapasan.
11) Memonitor pola pernapasan abnormal.
12) Memonitor suhu, warna, dan kelembapan kulit.
13) Memonitor sianosis perifer.

KMB 1 Page 73
Hasil yang didapatkan dalam melakukan Implementasi didiagnosa pertama adalah
masalah belum teratasi, karena pola nafas Tn. A masih belum efektif, Tn. A masih
tampak sesak.

b. Untuk diagnosa kedua


Nutrisi Kurang dari Kebutuhan, rencana tindakan yang akan dilakukan adalah :
1) Mengkaji Intake dan Output Klien.
2) Meningkatkan intake makan melalui :
a) Mengurangi gangguan dari luar.
b) Menyajikan makanan dalam kondisi hangat.
c) Menyelingi makan dengan minum.
d) Menjaga kebersihan mulut Klien.
e) Memberikan makan sedikit tapi sering.
3) Berkolaborasi dengan ahli gizi diet dan makanan yang disukai bila ada.
4) Mengkaji adanya alergi Klien terhadap makanan.
5) Memberikan makan sedikit tapi sering kepada Klien.
Hasil yang didapatkan dalam melakukan Implementasi didiagnosa kedua adalah
masalah belum teratasi. Tn. A pada pengkajian hari ke 2, sudah mulai makan,
tetapi belum menghabiskan ½ porsi.

c. Untuk diagnosa ketiga


Defisit Perawatan Diri, rencana tindakan yang akan dilakukan adalah :
1) Memonitor kebutuhan Klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting, dan makan.

2) Menyediakan bantuan sampai Klien mampu secara utuh untuk melakukan


self-care.

3) Mengajarkan Klien/ Keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk


memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.
4) Memberikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan.
5) Mendorong Klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang dimiliki.

Hasil yang didapatkan dalam melakukan Implementasi didiagnosa kedua adalah


masalah sudah teratasi, karena pada hari ke 2, keluarga sudah mulai membantu

KMB 1 Page 74
membersihkan tubuh klien, Klien sudah tampak bersih dari hari sebelumnya, Klien
mengatakan merasa senang, karena merasa segar dan bersih.

Dalam melakukan tindakan keperawatan, penulis tidak menemukan kesulitan yang


berarti, hal ini disebabkan karena :

a) Adanya faktor perencanaan yang baik dan keatifan keluarga dalam perawatan
sehingga memudahkan untuk melakukan asuhan pada tindakan Keperawatan.

b) Pendekatan yang dilakukan dengan baik sehingga keluarga merasa percaya


sehingga memudahkan dalam pemberian serta pelaksanaan tindakan
Keperawatan.

c) Adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan petugas ruangan sehingga
penulis mendapatkan bantuan dalam melakukan tindakan asuhan Keperawatan.

4.5 Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien


dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan, (Rohmah &
Walid, 2012). Dari 3 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan
apa yang penulis temukan dalam melakukan studi kasus dan melakukan
asuhan keperawatan, kurang lebih sudah mencapai perkembangan yang lebih
baik dan optimal, maka dari itu dalam melakukan asuhan keperawatan untuk
mencapai hasil yang maksimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis
dengan klien, perawat, dokter, dan tim medis lainnya.

Penulis mengevaluasi selama 3 hari berturut-turut dari tanggal 06-08 Juni 2018.
a. Pada diagnosa yang pertama yaitu Pola Nafas Tidak Efektif beruhubungan
dengan Kurangnya Suplai O 2 Ke Jaringan Otak dianggap dianggap belum
teratasi, karena keluarga Klien mengatakan Tn. A masih sesak nafas, batuk,
dan Klien masih tampak lemas dan pucat, didapatkan hasil pengkajian pada
hari pertama tanggal 6 Juni 2018, Klien masih tampak sesak, terpasang O 2
3 liter, Klien tampak batuk kering, Kantong mata bewarna hitam, Klien
tampak lemas, wajah pucat, dan gelisah, TD : 125/80 mmHg, Nadi : 110
x/i, dan Pernafasan : 28 x/i. Pada hari kedua tanggal 7 Juni 2018, Klien
masih tampak sesak dan terpasang O 2 3 liter, Klien tampak batuk kering,
Kantong mata bewarna hitam, Klien tampak lemas, pucat, dan gelisah, TD :
125/80 mmHg,

KMB 1 Page 75
x x
Nadi : 110 /i, Pernafasan : 29 /i. Pada hari ketiga tanggal 8 Juni
2018, Klien masih tampak sesak dan terpasang O 2 3 liter,
Klien tampak batuk kering, Kantong mata bewarna hitam, Klien
tampak lemas, pucat, dan gelisah, TD : 130/80 mmHg, Nadi :
x x
112 /i, Pernafasan : 28 /i.

b. Pada diagnosa yang kedua yaitu Nutrisi Kurang dari Kebutuhan


berhubungan dengan Anoreksia dianggap belum teratasi, karena
keluarga Klien mengatakan nafsu makan Tn. A masih belum ada,
Klien mengatakan badannya letih. Pada hari pertama tanggal 6
Juni 2018, Klien masih belum makan sedikit pun, Diit Klien
MBTKTP (Makanan Biasa Tinggi Kalori Tinggi Protein), Klien
tampak letih dan lemas, TD : 125/80 mmHg, Nadi : 110 x/i,
Pernafasan : 28 x/i, BB :

38 kg. Pada hari kedua tanggal 7 Juni 2018, Klien sudah makan,
tetapi tidak habis 1/ 2 porsi, Diit Klien MBTKTP (Makanan
Biasa Tinggi Kalori Tinggi Protein), Klien tampak letih dan
lemas, TD : 125/80 mmHg, Nadi : 110 x/i, Pernafasan : 29 x/i,
BB : 38 kg. Pada hari ketiga tanggal 8 Juni 2018, Klien sudah
makan, tetapi tetap masih belum menghabiskan ½ porsi, Diit
Klien MBTKTP (Makanan Biasa Tinggi Kalori Tinggi Protein),
Klien tampak letih dan lemas, TD : 130/80 mmHg, Nadi : 112x/i,
Pernafasan : 28x/i, BB : 38 kg.

c. Pada diagnosa yang ketiga yaitu Defisit Perawatan Diri


berhubungan dengan Kelemahan, dan Kelelahan dianggap sudah
teratasi, karena Keluarga Klien mengatakan, klien merasa
senang karena merasa segar dan merasa bersih. Pada hari
pertama tanggal 6 Juni 2018, Rambut Klien tidak terlihat rapi,
Kuku Klien tampak tidak bersih, Mulut pasien berbau. Pada
hari kedua tanggal 7 Juni 2018, Klien tampak sudah bersih, Klien
tampak banyak tidur, Klien sudah tampak rapi. Pada hari ketiga
tanggal 8 Juni 2018, Klien tampak sudah bersih, Klien tampak
banyak tidur, Klien sudah tampak rapi.

KMB 1 Page 76
BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di
sumsum tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah
putih dengan menyingkirkan jenis sel lain. Leukemia juga digambarkan
berdasarkan jenis sel yang berproliferasi. Sebagai contoh, leukemia
limfoblastik akut, merupakan leukemia yang paling sering di jumpai pada
anak, menggambarkan kanker dari turunan sel limfosit primitive.
Leukemia granulostik adalah leukemia eosinofil, neutrofil, atau basofil.
Leukemia pada orang dewasa biasanya limfositik kronis atau mielobastik
akut. Angka kelangsungan hidup jangka panjang untuk leukemia
bergantung pada jenis sel yang terlibat, tetapi berkisar sampai lebih dari
75% untuk leukemia limfositik akut pada masa kanak-kanak, merupakan
angka statistic yang luar biasa karena penyakit ini hamper brsifat fatal.
Obat yang dapat memicu terjadinya leukimia akut yaitu agen pengalkilasi,
epindophy ilotoxin. Kondisi genetik yang memicu leukimia akut yaitu
Down sindrom, bloom sydrom, fanconi anemia, ataxia telangiectasia.
Bahan kimia pemicu leukimia yaitu benzen. Kebiasaan hidup yang
memicu leukimia yaitu merokok, minum alkohol keduanya.

6.2 SARAN
1. Makalah ini adalah makalah yang membahas tentang asuhan
keperawatan pasien dengan Leukemia, sehingga diharapkan bermanfaat
bagi pembaca yang membutuhkan.
2. Makalah ini belum memenuhi kesempurnaan, oleh karena itu
dibutuhkan perbaikan makalah ini agar lebih baik dan lengkap.
3. Setelah membaca makalah ini, pembaca dapat menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Leukemia.

KMB 1 Page 77
DAFTAR PUSTAKA

Cummins, Richard O. Et al. 2003. „The reference Textbook. ACLS


Principle and Pratice‟. American Heart Assocoations, Inc.

Depkes. 2017. Angka Kejadian Leukemia.


Dinkes Sumbar Provinsi. Angka Kejadian Leukemia Provinsi
Sumatra Barat.
dinkes.sumbarprov.go.id.
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2014. Leukemia Mieloid Akut.
scholar.unand.ac.id.

Felicia Herty. 2013. Gejala Penyakit Leukemia.pdf.


Gibson J. (Penerjemah: Sugiarto B). 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern
untuk Perawat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC.

Hillman R. S., K.A. Ault, Rinder H. M. 2005. Hematology in Clinical


th
Pratice- A Guide to Diagnosis and Management. 4 Ed. New York:
McGraw-Hill.

Hudak, C.M. dan B.M. Gallo 1997. Keperawatan Kritis. Pendekatan


Holistik. Edisi ke-6. Jakarta: EGC.

Ignatavicius, Donna D. Dan Marylin V. Bayne. 1991. Medical Surgical


Nursing, A Nursing Process Approach. Vol 2. W.B. Philadelphia:
Saunderss Company.

Kee, Joyce L. dan Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi: Pendekatan


Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.

Nurarif .A. H. Dan Kusuma. H.. 2015. APLIKASI Asuhan


Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC.
Jokjakarta: MediAction.

Nurilawati. 2012. Leukimia. Jurnal. Surabaya:


Universitas USU. Nursalam. 2009. Manajemen
Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika.

Phizer. 2017. AML, Jenis Leukimia pada Orang Dewasa.


Potter dan Perry. 1983. Shock: Comprehensive Nursing Management. St.
Louise, Missouri: Mosby Company.

KMB 1 Page 78

Anda mungkin juga menyukai