Dosen Pengampu :
Ns. Sari Anggela, M.Kep.,Sp.Kep.A
Oleh :
Kelompok 5
Elsa Dameria Damanik (P032114401056)
Nurul Ilmi Fadia (P032114401071)
D3 Keperawatan 2B
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Leukemia" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Anak. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai Leukemia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Sari Anggela, M.Kep.,Sp.Kep.A selaku dosen
Mata Kuliah Keperawatan Anak. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
1
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka.............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................3
1.1 Latar belakang...................................................................................................................................3
1.2 Perumusan masalah..........................................................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................................................5
1.4 Manfaat.............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Definisi...............................................................................................................................................6
2.2 Etiologi...............................................................................................................................................7
2.3 Tipe Leukemia....................................................................................................................................8
2.4 Tanda dan Gejala...............................................................................................................................9
2.5 Patofisiologi (WOC)..........................................................................................................................11
2.6 Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................................12
2.7 Penatalaksanaan Medis...................................................................................................................13
2.8 Asuhan Keperawatan pada Leukemia..............................................................................................14
A. Pengkajian Khusus.........................................................................................................................14
B. Diagnosa, Luaran dan Intervensi....................................................................................................15
C. Evaluasi Keperawatan....................................................................................................................21
BAB lll PENUTUP........................................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................23
3.2 Saran................................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................24
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
peningkatan kasus baru yaitu tetap pada angka 19 kasus baru, namun terjadi peningkatan
kasus kematian menjadi 35 kasus, pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus baru dan
kematian menjadi 23 kasus baru dan 42 kasus kematian, dan tahun 2013 terjadi peningkatan
lagi menjadi 30 kasus baru dan 55 kasus kematian (Riskesdas, 2013). Pada tahun 2014
mengalami peningkatan kembali menjadi 46 kasus leukemia (Kemenkes, 2015). Sumatera
Barat merupakan provinsi yang memiliki prevalensi 2,47% dengan penyakit kanker kedua
terbanyak setelah provinsi Yogyakarta 4,9% (Riskesdas, 2018). Kota Padang, khususnya di
RSUP Dr. M. Djamil Padang menunjukan bahwa terjadi peningkatan kasus leukemia
lympoblastic akut (LLA) pada anak yang berusia 0-14 tahun dari tahun 2016-2018. Pada
tahun 2016 tercatat 51 kasus anak penderita LLA, lalu terjadi peningkatan pada tahun 2017
yaitu tercatat 89 kasus anak penderita LLA, dan terjadi peningkatan kembali pada tahun
2018, yaitu tercatat sebanyak 144 anak penderita LLA (Data Rekam Medik Instalasi Rawat
Inap RSUP Dr. M. Djamil Padang, 2016, 2017, 2018).
Penatalaksanaan leukemia meliputi kemoterapi, radioterapi, transplantasi sumsum tulang
dan steroid. Masing-masing terapi memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap kesehatan
dan perkembangan pasien selanjutnya, oleh karena itu dampak setiap terapi harus dikenali
untuk memungkingkan akses informasi pengobatan (Whitaker & Green, 2014). Terapi yang
dinilai sangat efektif untuk leukemia adalah kemoterapi. Kemoterapi dinilai efektif dalam
pengobatan kanker, menjaga dan menahan penyebaran sel kanker, memperlambat
pertumbuhan sel kanker, membunuh sel kanker yang menyebar ke bagian tubuh lainnya dan
mengurangi gejala yang disebabkan oleh kanker (ACS, 2018). Kemoterapi untuk penderita
leukemia terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap induksi, konsolidasi, dan maintenance (Wong et
al, 2009). Pengobatan dengan kemoterapi telah berhasil menaikkan angka kesembuhan pada
penderita leukemia tetapi memiliki gejala bagi fisik maupun psikologis pada anak. Pada
penelitian Nurgali, Jagoe & Abalo (2018) gejala fisik yang ditimbulkan akibat kemoterapi
ialah mual, munttidah, mukositis, gangguan gastrointestinal, anoreksia, malabsorpsi,
penurunan berat badan, anemia, kelelahan dan peningkatan resiko sepsis. Kemoterapi juga
memiliki dampak signifikan pada status psikologis pasien yaitu harga diri yang rendah pada
anak- anak (Sherief, 2015). Pasien yang hidup dengan kanker stadium lanjut mengalami
gejala psikologis yaitu, kecemasan, gejala depresi, dan keputusasaan (Bail et al, 2018).
4
Gejala fisiologis yang tidak ditangani secara tepat dapat mempengaruhi psikologis
pasien, yang mana gejala fisiologis yang timbul akibat kemoterapi dapat menimbulkan stres
bagi pasien (Djoerban, 2014). Hal ini dibuktikan dengan Penelitian Mcculloch, Hemsley &
Kelly (2018) mengatakan bahwa gejala-gejala fisiologis yang dialami pasien selama
kemoterapi seperti nyeri, mukositis, mual, muntah, perubahan berat badan, kekurangan
nutrisi, kelelahan, gangguan tidur, dapat menimbulkan gejala psikologis yang akan terjadi
seperti perasaan sedih, depresi, cemas, takut, dan khawatir akan terjadi gejala yang lebih
parah selama perawatan mereka. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan terhadap gejala
fisiologis kemoterapi terlebih dahulu untuk mengurangi gejala psikologis yang akan terjadi.
1.3 Tujuan
Tujuan kelompok kami membuat makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Ns.Sari Anggela, M.Kep.,Sp.Kep.A selaku Dosen dari mata kuliah Keperawatan Anak serta
menambah ilmu dan pengetahuan mengenai penyakit Leukemia.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui definisi dari Leukemia
2. Dapat mengetahui etiologi dari Leukemia
3. Dapat mengetahui tanda & gejala dari Leukemia
4. Dapat mengetahui patofisiologi (WOC) dari Leukemia
5. Dapat mengetahui pemeriksaan penunjang dari Leukemia
6. Dapat mengetahui penatlaksanaan medis dari Leukemia
7. Dapat mengetahui Asuhan Keperawatan dari Leukemia
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kanker adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel abnormal yang tidak terkendali.
Sel biasanya gagal berkembang dengan baik, sehingga tidak akan berfungsi secara normal.
Leukemia adalah terjadinya pembentukan sel darah yang berlebihan di sumsum tulang, dimana
sel-sel yang tidak matang ini menumpuk di dalam darah dan di dalam organ tubuh, namun
mereka tidak mampu menjalankan fungsi normal sel darah. Darah normal mengandung sel darah
putih, sel darah merah, dan trombosit. Ketiga jenis elemen darah berkembang dari satu jenis sel
yang belum matang, yang disebut sel punca/sumsum dalam proses yang disebut hematopoiesis.
Sel induk ini membelah dan berkembang tetapi masih belum matang yang disebut blast,
kemudian berkembang melalui beberapa tahap lagi menjadi sel darah yang matang. Proses ini
terjadi di sumsum tulang, merupakan bahan spons lunak yang ditemukan di bagian tengah
sebagian besar tulang.
Setiap jenis unsur darah memiliki fungsi yang berbeda dan esensial dalam tubuh. Sel darah
putih atau leukosit adalah bagian dari sistem kekebalan dan membantu melawan berbagai infeksi
dan membantu dalam penyembuhan luka. Sel darah merah atau eritrosit mengandung
hemoglobin, yang mengangkut oksigen ke sel jaringan di seluruh organ tubuh. Sedangkan
trombosit bersama dengan protein plasma tertentu membantu membentuk gumpalan begitu
pembuluh darah rusak atau terpotong. Tahap pertama dalam proses pematangan sel darah adalah
diferensiasi menjadi dua kelompok sel yaitu sel induk myeloid dan sel induk limfoid. Sel induk
myeloid berkembang menjadi sel darah merah, trombosit, dan beberapa jenis sel darah putih
6
seperti granulosit atau monosit. Sedangkan Sel induk limfoid berkembang menjadi jenis lain
dari sel darah putih yaitu limfosit.
2.2 Etiologi
Penyebab pasti leukemia tidak diketahui. Seperti kanker lainnya, merokok dianggap sebagai
faktor risiko leukemia, tetapi banyak orang yang menderita leukemia tidak pernah merokok, dan
banyak orang yang merokok tidak pernah menderita leukemia. Paparan jangka panjang terhadap
bahan kimia seperti benzena atau formaldehida, biasanya di tempat kerja, dianggap sebagai
faktor risiko leukemia, tetapi ini menyumbang relatif sedikit kasus penyakit. Paparan radiasi
yang berkepanjangan merupakan faktor risiko, meskipun hal ini menyebabkan relatif sedikit
kasus leukemia. Dosis radiasi yang digunakan untuk pencitraan diagnostik seperti sinar-X dan
CT scan sama sekali tidak lama atau setinggi dosis yang diperlukan untuk menyebabkan
leukemia.
• Kemoterapi sebelumnya: Beberapa jenis kemoterapi, terutama beberapa agen alkilasi dan
penghambat topoisomerase, yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker, terkait
7
dengan perkembangan leukemia di kemudian hari. Kemungkinan pengobatan radiasi menambah
risiko leukemia yang terkait dengan obat kemoterapi tertentu.
• Virus leukemia sel T manusia 1 (HTLV-1): Infeksi virus ini terkait dengan leukemia sel T
manusia.
• Sindrom myelodysplastic: Kelompok kelainan darah yang tidak biasa ini (sebelumnya disebut
sebagai "preleukemia") ditandai dengan perkembangan sel darah yang tidak normal dan
peningkatan risiko leukemia yang sangat tinggi.
• Sindrom Down dan penyakit genetik lainnya: Beberapa penyakit yang disebabkan oleh
kromosom abnormal dapat meningkatkan risiko leukemia.
• Riwayat keluarga: Memiliki kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara laki-laki, saudara
perempuan, atau anak) yang menderita leukemia limfositik kronis meningkatkan risiko seseorang
terkena penyakit sebanyak empat kali lipat dari seseorang yang tidak memiliki kerabat yang
terkena.
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) terlihat pada pasien dengan transformasi blastik sel
B dan T. LLA adalah leukemia paling umum di pediatri, terhitung hingga 80% kasus dalam
kelompok ini vs 20% kasus pada orang dewasa. Pengobatan di kalangan dewasa muda
sebagian besar terinspirasi oleh rejimen pediatrik dengan tingkat kelangsungan hidup yang
lebih baik.
Leukemia myelogenous Akut (LMA) ditandai dengan lebih dari 20% ledakan myeloid
dan merupakan leukemia akut yang paling umum pada orang dewasa. Ini adalah kanker
paling agresif dengan prognosis variabel tergantung pada subtipe molekuler.
8
Leukemia Limfosistik Kronis (LLK) terjadi dari proliferasi sel limfoid monoklonal.
Sebagian besar kasus terjadi pada orang berusia antara 60 dan 70 tahun.
Leukemia myelogenous Kronis (CML) biasanya muncul dari translokasi timbal balik dan
fusi BCR pada kromosom 22 dan ABL1 pada kromosom 9, menghasilkan disregulasi tirosin
kinase pada kromosom 22 yang disebut kromosom Philadelphia.
Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan populasi monoklonal granulosit disfungsional, terutama
neutrofil, basofil, dan eosinofil.
Tanda dan Gejala biasanya berkembang cukup cepat pada kejadian leukemia akut, dimana
sebagian besar kasus leukemia akut didiagnosis ketika orang tersebut mengunjungi profesional
kesehatannya setelah jatuh sakit. Pada leukemia kronis, gejala berkembang secara bertahap dan
umumnya tidak separah pada leukemia akut. Sekitar 20% orang dengan leukemia kronis tidak
memiliki gejala pada saat penyakit mereka didiagnosis. Beberapa gejala leukemia disebabkan
oleh kekurangan sel darah dan lainnya karena kumpulan sel leukemia di jaringan dan organ. Sel-
sel leukemia dapat terkumpul di berbagai bagian tubuh, seperti testis, otak, kelenjar getah
bening, hati, limpa, saluran pencernaan, ginjal, paru-paru, mata, dan kulit.
Beberapa gejala umum leukemia baik akut atau kronis antara lain:
• Keringat malam
• Keluhan Kelelahan
• Pengumpulan sel leukemia di bagian tubuh tertentu dapat menyebabkan gejala berikut:
9
• Sakit kepala
• Kebingungan
• Masalah keseimbangan
• Penglihatan kabur
• Sesak napas
• Kejang
Penting untuk ditekankan bahwa gejala leukemia tidak spesifik, hal Ini berarti bahwa
gejala tidak unik dan hanya terjadi leukemia tetapi merupakan gejala yang juga bisa muncul pada
sejumlah penyakit dan kondisi medik lainnya. Hanya seorang profesional medis yang dapat
membedakan leukemia dari kondisi lain yang menyebabkan gejala serupa.
10
2.5 Patofisiologi (WOC)
11
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lainnya yang sering digunakan dalam pemeriksaan
leukemia limfoblastik akut antara lain:
12
• Hitung darah lengkap dengan diferensial
• Pemeriksaan koagulasi antara lain produk PT, PTT, fibrinogen dan fibrin split
• Profil kimia antara lain laktat dehidrogenase, asam urat, studi fungsi hati, dan
BUN/kreatinin
• Kultur yang sesuai, khususnya kultur darah pada pasien dengan demam atau tanda infeksi
lainnya
• Rontgen dada
• Elektrokardiografi
• Histologi
• Imunohistokimia/flow cytometry
• Sitogenetika
• PCR
13
• Kemoterapi: Kemoterapi adalah bentuk utama pengobatan leukemia dengan menggunakan
bahan kimia untuk membunuh sel leukemia. Jenis obat dan kombinasi tergantung pada jenis
leukemia yang dialami.
• Terapi radiasi: Terapi radiasi menggunakan sinar-X atau sinar berenergi tinggi lainnya untuk
merusak sel-sel leukemia dan menghentikan pertumbuhannya. Terapi radiasi dapat digunakan
untuk mempersiapkan transplantasi sumsum tulang.
• Transplantasi sumsum tulang: Transplantasi sumsum tulang, juga disebut transplantasi sel
punca, membantu membangun kembali sel punca yang sehat dengan mengganti sumsum tulang
yang tidak sehat dengan sel punca bebas leukemia yang akan meregenerasi sumsum tulang yang
sehat. Sebelum transplantasi sumsum tulang, biasanya dilakukan kemoterapi atau terapi radiasi
dosis tinggi untuk menghancurkan sumsum tulang penghasil leukemia, Kemudian diberikan
infus sel induk pembentuk darah yang membantu membangun kembali sumsum tulang.
• Imunoterapi: Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Sistem
kekebalan tubuh yang melawan penyakit mungkin tidak menyerang kanker karena sel kanker
memproduksi protein yang membantu mereka bersembunyi dari sel sistem kekebalan.
Imunoterapi bekerja dengan mengganggu proses itu.
• Rekayasa sel kekebalan untuk melawan leukemia: Perawatan khusus yang disebut terapi sel T
reseptor antigen chimeric (CAR) mengambil sel T, merekayasanya untuk melawan kanker dan
memasukkannya kembali ke dalam tubuh. Terapi sel CAR-T mungkin menjadi pilihan untuk
jenis leukemia tertentu.
14
A. Pengkajian Khusus
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan
sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien,
mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan.
a. Riwayat penyakit
b. Kaji adanya tanda-tanda anemia
1. Pucat
2. Kelemahan
3. Sesak
4. Nafas cepat
c. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia
1. Demam
2. Infeksi
d. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia:
1. Ptechiae
2. Purpura
3. Perdarahan membran mukosa
e. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola:
1. Limfadenopati
2. Hepatomegali
3. Splenomegali
f. Kaji adanya pembesaran testis
g. Kaji adanya:
1. Hematuria
2. Hipertensi
3. Gagal ginjal
4. Inflamasi disekitar rektal
5. Nyeri
15
B. Diagnosa, Luaran dan Intervensi
16
• Monitor nilai hematokrit/homoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah
• Monitor tanda-tanda vital ortostatik
• Monitor koagulasi (mis. Prothombin time (TM), partial thromboplastin time (PTT),
fibrinogen, degradsi fibrin dan atau platelet)
• Pertahankan bed rest selama perdarahan
• Batasi tindakan invasif, jika perlu
• Gunakan kasur pencegah dikubitus
• Hindari pengukuran suhu rektal
• Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
• Anjurkan mengunakan kaus kaki saat ambulasi
• Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi
• Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
• Anjurkan meningkatkan asupan makan dan vitamin K
• Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
• Kolaborasi pemberian obat dan mengontrol perdarhan, jika perlu
• Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
• Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
3. Hipertermia (D.0130)
Intervensi Keperawatan:
17
• Monitor suhu tubuh
• Monitor kadar elektrolit
• Monitor haluaran urine
• Sediakan lingkungan yang dingin
• Longgarkan atau lepaskan pakaian
• Basahi dan kipasi permukaan tubuh
• Berikan cairan oral
• Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
• Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen,aksila)
• Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
• Batasi oksigen, jika perlu
• Anjurkan tirah baring
• Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
18
Luaran : Status Cairan membaik (L.03028)
Intervensi Keperawatan:
19
• Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis. Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis, obstruksi intestinal, peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal)
• Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
• Dokumentasi hasil pemantauan
• Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
• Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Intervensi Keperawatan:
20
a. Manajemen Energi (I.05178)
21
• Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk mencapai tujuan
• Berikan penguatan positfi atas partisipasi dalam aktivitas
• Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
• Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
• Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga fungsi
dan Kesehatan
• Anjurka terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai
• Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
• Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas,
jika sesuai
• Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu
C. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L,) (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan
pada klien dengan leukemia adalah
d. Klien menyerap makanan dan cairan, tidak mengalami mual dan muntah
e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman
g. Klien beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti
ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman
22
i. Klien mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, klien membantu
menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini
dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan klien
mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap
terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat.
23
BAB lll
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leukemia adalah terjadinya pembentukan sel darah yang berlebihan di sumsum tulang,
dimana sel-sel yang tidak matang ini menumpuk di dalam darah dan di dalam organ tubuh,
namun mereka tidak mampu menjalankan fungsi normal sel darah. Leukemia ini merupakan
jenis penyakit yang tergolong sangat berbahaya dimana merupakan suatu keadaan dimana sel
darah putih yang terbentuk secara tidak normal, dan keadaan itulah yang menyebabkan terjadi
penimbunan leukosit dalam darah. Apabila keadaan ini terus berlangsung maka akan
menyebabkan suatu kondisi yang dapat membahayakan nyawa pasien, dan akan berakhir pada
kematian. Leukemia pada anak dapat diketahui melalui beberapa gejala, dan penyakit ini juga
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, akan tetapi penyebab pastinya belum diketahui secara
pasti. Terdapat empat tipe subtipe utama leukemia, yaitu : Leukemia Limfoblastik Akut (LLA),
Leukemia Myelogenous Akut (LMA), Leukemia Limfositik Kronis (LLK), Leukemia
Myelogenous Kronis (LKM). Adapun penatalaksanaan umum yang digunakan untuk melawan
leukemia meliputi: kemoterapi, terapi radiasi, transplantasi sumsum tulang belakang,
imunoterapi, dan rekayasa sel kekebalan untuk melawan leukemia.
3.2 Saran
Dari makalah ini adalah sebaiknya setiap hasil pemeriksaan sumsum tulang di laboratorium
Rumah Sakit dibuat dengan jelas dan lebih lengkap, dimana data-data yang ada sering
dipergunakan untuk penelitian. Selain itu sebaiknya fasilitas untuk diagnosis leukemia lebih
ditingkatkan lagi, misalkan dengan immunofenotiping agar diagnosis menjadi lebih mudah dan
tepatan.
24
DAFTAR PUSTAKA
PPNI, 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta
PPNI, 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta
PPNI, 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Lyengar V, Shimanovsky A. 2021. Leukemia. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ books/ NBK560490/
Karen Seiter. 2021. Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL). Med Scape.
https://emedicine.medscape.com/article/207631-overview.
Ramatillah, D. L., Lucyanawati, S., Pangestu, A. A., & Kurniatu, A. (2019). Edukasi dan Deteksi
Dini Penyakit Leukimia Kepada Masyarakat di RPTRA Tunas Harapan Sunter Jakarta.
BERDIKARI, 2(2).
Dian Rahmawati, F. (2010). Hubungan leukimia dengan paparan formaldehid ditinjau.. (Doctoral
dissertation, Universitas YARSI).
25