Anda di halaman 1dari 38

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG NUTRISI YANG BAIK

PADA PASIEN ANAK DENGAN PENYAKIT (Acute Limfoblastic


Leukemia) ALL DI RUANG DAHLIA ATAS RSUD KABUPATEN
TANGERANG

Disusun Untuk Menyelesaikan Tugas Stase Keperawatan Anak Program Studi


Profesi Ners

Disusun Oleh:

1. Mutmainatul Mardiyah (22030107)


2. Muhammad Syahrul (22030079)
3. Nuriah (22030063)
4. Oktaviani Pratiwi (22030100)
5. Salsa Nevisa (22030065)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS YATSI MADANI
TANGERANG-BANTEN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG NUTRISI YANG BAIK


PADA
PASIEN ANAK DENGAN PENYAKIT (Acute Limfoblastic
Leukemia)
ALL DI RUANG DAHLIA ATAS RSUD KABUPATEN TANGERANG

Panitia,

Ketua Panitia, Sekretaris,

(Nuriah) (Salsa Nevisa)

Mengetahui, Menyetujui,

CI Klinik CI Akademik

(Ns. Neneng Gantini, S.Kep) (Ns. Rianti, S.Kep., M.Kep)

i
ABSTRAK

Penatalaksanaan leukemia meliputi kemoterapi yang dimana kemoterapi tersebut


memiliki efek samping, beberapa diantaranya yaitu mual, muntah (Suyanto dan
Arumdari, 2017). Kondisi seperti ini yang menyebabkan penurunan nafsu makan
dan dapat berpengaruh pada penurunan status gizi dalam jangka panjang.
Pengetahuan tentang nutrisi dan asupan yang baik dapat membantu dalam
menurunkan risiko penyakit penyerta lain serta dapat menurunkan gejala yang
disebabkan akibat efek samping kemoterapi. Selain itu penderita juga akan merasa
lebih sehat dan pemulihan akan berjalan dengan lancar. Metode yang digunakan
ialah penkes kepada 5-7 orang yang terdiri dari orang tua yang memiliki anak
dengan penyakit leukemia melalui media leaflet untuk meningkatkan pengetahuan
orang tua mengenai nutrisi yang baik bagi pasien penderita Acute Limfoblastic
Leukemia (ALL) di ruang Dahlia Atas RSUD Kabupaten Tangerang. Hasil yang
didapatkan dari kegiatan ini menambah wawasan, pengetahuan orang tua terkait
dengan pemberian nutrisi yang baik bagi pasien penderita Acute Limfoblastic
Leukemia (ALL). Saran bagi peneliti selanjutnya menggunakan media yang
berbeda untuk lebih meningkatkan pengetahuan orang tua.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal penyuluhan kesehatan dan laporan pertanggung jawaban kegiatan
mengenai “Pendidikan Kesehatan Tentang Nutrisi Yang Baik Pada Pasien Anak Dengan
Penyakit (Acute Limfoblastic Leukemia) ALL Di Ruang Dahlia Atas RSUD Kabupaten
Tangerang”. Pada dasarnya tujuan dibuatnya proposal penyuluhan kesehatan dan
laporan pertanggung jawaban kegiatan ini adalah sebagai salah satu syarat dalam
menyelesikan tugas di stase keperawatan anak, serta menerapkan dan
mengembangkan teori-teori yang telah kami dapatkan selama masa pembelajaran.
Dalam kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Trisonjaya,M.Si.,MM selaku rektor Universitas Yatsi Madani
2. Ibu Ns. Rianti, S.Kep., M.Kep selaku Pembimbing Akademik pada
stase Keperawatan Anak
3. Ibu Ns. Ria Setia Sari, S.Kep,.M.Kep selaku Penanggung jawab
Program Profesi Ners.
4. Ibu Ns. Neneng Gantini, S.Kep selaku pembimbing lahan di Ruang
Dahlia Atas RSUD Kabupaten Tangerang.

Akhir kata kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala


kekurangan dan kekeliruan baik yang disengaja maupun tidak disengaja, serta
kami terbuka atas saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan pertanggungjawaban ini dan menjadi pedoman untuk melangkah
yang lebih baik.

Tangerang, 20 Desember 2022

Panitia

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................
ABSTRAK........................................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ..................................................................................................
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan kegiatan.................................................................................................
1.4 Sasaran .............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nutrisi Pada Leukemia Limfoblastik Akut.......................................................
2.2 Leukemia Limfoblastik Akut..........................................................................
BAB III METODE KEGIATAN
3.1 Pelaksanaan.....................................................................................................
3.2 Metode Seminar..............................................................................................
3.3 Media..............................................................................................................
3.4 Susunan Pelaksanaan Kepanitian....................................................................
3.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan.........................................................................
3.6 Estimasi Anggaran..........................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan …………………………………………..
18
4. 2 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan …………………………….
18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................
5.2 Saran ...................................................................................................................

iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyebab kematian utama pada penyakit yang menyerang anak-
anak adalah kanker (Bott, 2014). Secara umum jenis penyakit kanker yang
menyerang anak-anak yaitu Leukemia, yang setiap tahunnya penyakit
leukemia cenderung meningkat. (Bott, 2014). Leukemia merupakan
penyakit kanker sistemik yang menyerang sel darah putih yang dapat
menimbulkan berbagai masalah pada semua aspek kehidupan yaitu fisik,
psikologis, dan sosial. Selain itu leukemia adalah poliferasi klonal sel
induk hematopoietik pada sumsum tulang. Terdiri dari empat subtipe yaitu
limfoblastik akut, myelogenous akut, cyticlympho kronis, dan
myelogenous kronis. Penyakit Leukemia yang paling sering terjadi pada
anak yaitu Acute Limfoblastic Leukemia (ALL). ALL merupakan suatu
penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum-sum tulang yang
paling sering menyerang anak-anak (Davis 2014). Leukemia limfoblastik
akut adalah jenis yang tumbuh cepat yang menyebabkan terlalu banyak sel
darah yang belum matang disebut limfoblas yang akan dibuat di sumsum
tulang (Patients, 2017).
Menurut data Union for International Cancer Control (UICC),
setiap tahun terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis kanker, secara
umum berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah. Salah
satu negara yang berpenghasilan tinggi, kanker merupakan penyebab
kedua terbesar kematian anak umur 5-14 tahun, setelah cedera dan
kecelakaan (Bott, 2014). Penyakit leukemia di Amerika Serikat adalah
12,8 per 100.000 orang setiap tahun. Prevalensi leukemia umumnya lebih
tinggi pada orang kulit putih dan pada laki-laki (Davis, 2014) . Sekitar
3.000 anak- anak di Amerika Serikat dan 5.000 anak di Eropa yang
didiagnosis dengan Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) setiap tahun.
Leukemia Limfoblastik Akut terjadi antara usia 2 sampai 5 tahun
(Brazilian Journal, 2017).

1
2

Penatalaksanaan leukemia meliputi kemoterapi, radioterapi,


transplantasi sumsum tulang dan steroid. Terapi yang dinilai sangat efektif
untuk leukemia adalah kemoterapi. Sementara itu kemoterapi memiliki
efek samping, beberapa diantaranya yaitu mual, muntah, rambut mudah
rontok, diare, dan mulut terasa pahit (Suyanto dan Arumdari, 2017).
Kondisi seperti ini yang menyebabkan penurunan nafsu makan dan dapat
berpengaruh pada penurunan status gizi dalam jangka panjang (Marischa,
2017). Pendapat lain menurut Djauzi, (2012) kemoterapi dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan status gizi yang disebabkan dampak
adanya mual, muntah, stomatitis atau sariawan, gangguan saluran
pencernaan dan penurunan nafsu makan. Sekitar 70-80 % pasien yang
mendapat kemoterapi akan merasakan mual dan muntah. Namun
sebaliknya kemoterapi juga akan berhasil secara optimal apabila ditunjang
oleh status gizi yang baik. Status gizi yang baik (normal) menandakan
bahwa asupan juga baik secara kualitas maupun kuantitas. Apabila status
gizi dan asupan penderita kanker masuk ke dalam kategori yang baik,
maka hal tersebut dapat menurunkan risiko penyakit penyerta lain serta
dapat menurunkan gejala yang disebabkan akibat efek samping
kemoterapi. Selain itu penderita juga akan merasa lebih sehat dan
pemulihan akan berjalan dengan lancar (Caesandri & Adiningsih, 2015).
Prevalensi malnutrisi pasien LLA saat didiagnosis pada tahun 2013
dilaporkan 7% di negara maju, sekitar 21% sampai 23% di negara
berkembang, dan sekitar 10% di negara industri. (Alcazar et al., 2013).
Data lain menyebutkan bahwa prevalensi malnutrisi pada anak dengan
kanker diperkirakan sebesar 6-50% akibat faktor stadium dari penyakit
tersebut dan akibat terapi (Ochsenreither et al., 2011). Sedangkan di
Indonesia pada tahun 2019 terdapat 3-5 persen prevalensi kanker pada
anak (4.156 kasus), dan terdapat hingga 60% pasien anak dengan kanker
yang terdiagnosa malnutrisi, bergantung pada tipe kanker, jenis terapi, dan
metode pengukuran (Nursalikah, 2019).
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tim Kelompok 3 Ners
Reguler Universitas Yatsi Madani mencoba melakukan pemecahan
masalah tersebut yaitu mengadakan kegiatan Pendidikan Kesehatan yang
diharapkan dapat meningkatnya pengetahuan tentang Pemahaman Nutrisi
yang baik pada Pasien Anak dengan Penyakit Acute Limfoblastic
Leukemia (ALL).

1.3 Tujuan Kegiatan


Sesuai dengan pemahaman dalam dasar pemikiran di atas tujuan
Kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman Pasien,Keluarga pasien tentang tentang
tanda dan penyakit Acute Limfoblastic Leukemia (ALL).
2. Meningkatkan kesadaran Pasien,Keluarga pasien tentang pola
nutrisi yang sehat dalam upaya pencegahan penyakit Acute
Limfoblastic Leukemia (ALL).

1.4 Sasaran
Sasaran pendidikan kesehatan ini adalah orang tua yang belum
mengetahui tentang nutrisi yang baik bagi pasien penderita Acute
Limfoblastic Leukemia (ALL), maupun orang tua yang belum mengetahui
pola nutrisi yang sehat dalam upaya pencegahan penyakit Acute
Limfoblastic Leukemia (ALL).
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Nutrisi Pada Leukemia Limfoblastik Akut


1. Pengertian Nutrisi
Defisit nutrisi merupakan asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017). Gizi merupakan rangkaian proses secara organik makanan
yang dicerna oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan
dan fungsi normal organ, serta mempertahankan kehidupan
seseorang. Makanan adalah bahan yang mengandung zat-zat gizi dan
atau unsur- unsur ikatan kimia yang dapat direaksikan oleh tubuh
menjadi zat gizi sehingga berguna bagi tubuh. Zat gizi atau nutrient
adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-
proses kehidupan (Mardalena, 2014).
Nutrisi adalah keseluruhan proses yang terdiri dari
mengkonsumsi dan memanfaatkan makanan untuk energi,
pemeliharaan dan pertumbuhann (Abdullah, 2014).

2. Penyebab Kekurangan Nutrisi pada Anak Leukemia


Limfoblastik Akut (LLA)

Kekurangan nutrisi atau defisit nutrisi pada anak leukemia


limfoblastik akut disebabkan oleh efek samping obat selama fase
pengobatan. Pengobatan obat LLA kebanyakan memiliki efek
berupa gangguan saluran cerna berupa anoreksia ringan, mual,
muntah, diare hemoragik, karena hal ini yang menyebabkan
penurunan status nutrisi pasien (Permono, 2015).

Pasien LLA rentan mengalami gangguan nutrisi. Penyakit


maupun terapinya mengakibatkan pasien mengalami kehilangan

4
5

nutrien berhubungan dengan mual muntah karena efek samping


dari pengobatan yang berimbas pada kekurangan asupan nutrisi.
Sehingga efek samping dari pengobatan LLA akan mempengaruhi
konsumsi makanan pasien (Rudolph, 2015).

3. Metode Pengkajian Nutrisi

Metode pengkajian status nutrisi menurut (Proverawati, 2011),


meliputi:
a. Antropometric measurement (A)
Antopometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energy, dengan cara mengukur tinggi badan
(TB), berat badan (BB), lingkar lengan dan lingkar kepala.
b. Biochemical data (B)
Pemeriksaan yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh seperti pemeriksaan
hematokrit, hemoglobin, dan trombosit.
c. Clinical sign (C)
Pemeriksaan klinis ini digunakan untuk melihat status gizi
berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi. Hal ini dapat
dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa bibir. Metode ini digunakan untuk mendeteksi secara
cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih zat gizi.
d. Dietary (D)
Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang
atau suatu populasi penduduk. Sedangkan diet seimbang
adalah diet yang memberikan semua nutrient dalam jumlah
yang memadai, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.
6

4. Status Nutrisi pada Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut


Kanker dan pengobatannya dapat memengaruhi asupan
energi dan penggunaannya. Ketidakseimbangan energi mendasari
perkembangan malnutrisi di setiap penyakit, termasuk kanker.
Ketidakseimbangan ini merupakan hasil dari beberapa kombinasi
asupan yang berkurang, menurunnya tingkat penyerapan(termasuk
malabsorpsi), dan peningkatan kebutuhan. Selain itu, terdapat
perubahan dalam metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein.
Perubahan ini meliputi peningkatan kerusakan lipid yang
mengakibatkan berkurangnya penyimpanan lipid, dan perubahan
dalam metabolisme karbohidrat, sehingga menyebabkan kehilangan
energi. Hasil akhirnya ialah penurunan berat badan dan hilangnya
massa otot yang bermanifestasi sebagai malnutrisi. Pada penelitian
sebelumnya telah dilaporkan bahwa anak-anak dengan kanker akan
memiliki tanda dan gejala malnutrisi pada beberapa fase dalam
perjalanan penyakitnya hingga 50-60% kasus, namun, frekuensi ini
dapat bervariasi sesuai dengan jenis keganasan dan berdasarkan
penelitian di negara maju atau di negara berkembang, di mana telah
terdapat peningkatan frekuensiperubahan nutrisi. Perlu diketahui
studi prevalensi malnutrisi pada anak-anak dengan kanker ditentukan
oleh status gizi pada awal diagnosis, ini penting karena membangun
dampak potensial pada perkembangan pasien sebelum pengobatan
dimulai. Pasien yang menderita kanker dengan obesitas akan
mempengaruhi insidens. Kanker dan juga pengobatannya. Sebuah
studi meta-analisis terhadap 89 literatur telah mendapatkan
hubungan berat badan lebih dan obesitas pada meningkatnya risiko
relatif beberapa keganasan. Penelitian meta-analisis mendukung
gagasan bahwa selama dan setelah pengobatan pasien di bawah
protokol modern yang tidak menggunakan Cranial Radiation
Theraphy (CRT) akan mengalami kenaikan berat badan yang cukup
besar. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang telah
menunjukkan efek peningkatan
7

asupan energi dan persentase lemak tubuh pada anak dengan LLA.
Anak dengan LLA memiliki risiko kegemukan atau obesitas di awal
pengobatan dan kemungkinan terus meningkat selama pengobatan
sampai seterusnya.(Warouw, 2016).

5. Jenis-jenis makanan untuk anak penderita Leukemia


a. Makanan Yang Di Perbolehkan
Berikut beberapa makanan yang diperbolehkan bagi
penderita leukemia:
- Gandum
- Sayuran hijau seperti wortel bayam ataupun sayuran silang
seperti brokoli, kubis, kol bunga, pok choy pada jenis
sayuran silang sebuah studi pada 2014 di jurnal Public
Library of Science menunjukkan bahwa sayuran silangan
bermanfaat bagi penderita leukemia. Para peneliti
menemukan bahwa senyawa dalam sayuran silangan, seperti
sulforaphane, dapat memperlambat penyebaran jenis
leukemia tertentu.
- Ikan salmon dan tuna dengan kandungan zat Omega-3 yang
terdapat dalam ikan tersebut diketahui dapat memperkecil
resiko penyakit leukemia
- Susu rendah lemak
- Buah-buahan beberapa jenis buah-buahan yang kaya akan
Vitamin C dan antioksidan seperti pisang, papaya, jeruk dari
jenis buah tersebut dapat menghambat laju atau
pertumbuhan sel kanker darah menyebar

Menurut leukemia & Lymphoma Society merekomendasikan


pola makan untuk penderita leukemia mencakup:
- Berbagai sayuran dan kacang-kacangan, sekitar 50% dari
makanan yang dikonsumsi setiap hari.
- Buah utuh, seperti apel atau blueberry
8

- Produk susu bebas lemak atau rendah lemak.


- Sumber protein rendah lemak, seperti ayam, ikan, dan
kedelai.
- Minyak sehat, seperti minyak zaitun atau canola.
- Air.

b. Makanan Yang Tidak Di Perbolehkan


Beberapa pantangan makanan yang harus dihindari, yaitu:
- Buah-buahan seperti nangka, durian, nanas, lengkeng,
anggur karena beberapa buah ini megandung zat yang dapat
mendorong tumbuhnya sel kanker.
- Makanan yang pedas karena cabai dapat mempengaruhi dan
menurunkan jumlah oksigen dalam tubuh penderita
leukemia
- Sawi putih dan kangkung juga memiliki dampak yang tidak
baik bagi penderita leukemia yang tengah menjalani
pengobatan, karena dapat mengurangi kinerja obat
- Taouge juga memiliki dampak buruk bagi penderita kanker
darah karena zat yang ada didalamnya dapat mendorong
pertumbuhan sel kanker lebih cepat
- Seafood seperti udang, kepiting, kerang, dan cumi-cumi juga
harus dihindari karena mengandung lemak yang sangat
tinggi
- Beberapa minuman seperti es, soft drink, alcohol/bir uga
memiliki dampak buruk bagi kelancaraan peredaraan
darah

Menurut National Cancer Institute, ada beberapa makanan


penyebab leukemia memburuk atau tepatnya memperburuk efek
samping pengobatan, yaitu:

- Makanan tinggi gula atau makanan terlalu manis makanan


yang memiliki kandungan gula olahan atau gula tambahan.
8

Makanan ini bisa membuat penyakit leukemia menjadi


9

semakin parah. Jika terlalu banyak mengonsumsi makanan


terlalu manis, maka infeksi yang terjadi di dalam tubuh
akan susah untuk sembuh.
- Makanan berminyak, berlemak, atau digoreng, makanan
berlemak memiliki kandungan lemak jenuh, yang bisa
meningkatkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh, dan
bisa merusak sel darah putih dan sel lainnya. Untuk
mencegah penyakit leukemia, sebaiknya hindari makanan
berlemak seperti kentang goreng, junk food, atau fast food.
- Makanan yang sangat panas atau sangat dingin.
- Produk olahan susu sapi, sebaiknya hindari mengonsumsi
produk olahan susu jika memiliki riwayat penyakit
leukemia. Produk olahan susu memiliki kandungan lemak
jenuh, yang membuat peradangan susah sembuh.
- Alkohol, pada dasarnya minuman beralkohol memang tidak
baik untuk tubuh, karena bisa merusak sistem imunitas
tubuh dan menyebabkan kerusakan otak. Di dalam alkohol
juga mengandung banyak gula tambahan, yang
menyebabkan penyakit alcoholic fatty liver disease. Bila
mengonsumsi alkohol terus menerus, akan berisiko terkena
kanker leukemia dan kanker lainnya.
- Makanan pedas
- Kafein kandungan ini bisa menyebabkan detak jantung
lebih cepat dari biasanya. Bahkan kafein bisa meningkatkan
sel darah merah dan sel darah putih di dalam tubuh. Selain
itu, kafein juga bisa menyebabkan tubuh dehidrasi dan
tubuh menjadi lemah.
- Makanan yang dimaniskan dengan xylitol atau sorbitol.
- Makanan yang dapat melukai mulut, seperti yang renyah,
asam, atau asin. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin
bisa meningkatkan kadar garam di dalam tubuh, yang
10

menyebabkan produksi sel darah putih menjadi tidak


normal. Garam bisa membuat penyakit leukemia semakin
parah, dan sistem pencernaan menjadi terganggu. Tingginya
kandungan garam juga berpotensi menyebabkan komplikasi
penyakit lainnya, yang menyebabkan kematian.

Berikut ini beberapa tips makan sehat bagi penderita leukemia:


1. Targetkan 10 Buah dan Sayuran Sehari
Vitamin, mineral, antioksidan, dan fitokimia dalam buah dan
sayuran diketahui dapat melawan sel kanker. Jadi, penderita
leukemia perlu banyak mengonsumsinya. Untuk mengakali
konsumsi buah dan sayur yang banyak, cobalah buat target
untuk makan 10 buah dan sayuran dalam sehari. Selain pada
makanan utama, jadikan buah sebagai camilan atau topping
sereal.
2. Kukus Sayuran
Mengukus adalah salah satu cara terbaik untuk mendapatkan
nutrisi optimal dari sayuran. Tentunya, cara masak ini jauh lebih
baik ketimbang menggoreng.
3. Konsumsi gandum utuh
Setiap suapan makanan harus memiliki nutrisi sebanyak
mungkin. Jadi, cobalah untuk perlahan beralih dari nasi putih ke
gandum utuh, atau biji-bijian utuh seperti quinoa.
4. Jadikan protein sebagai prioritas
Efek samping dari kemoterapi yang dijalani penderita leukemia
termasuk mual dan muntah. Bagi beberapa orang, ini dapat
membuat nafsu makan daging menghilang. Namun, sangat
penting bagi penderita leukemia untuk mendapatkan protein
karena akan membuat mereka tetap kuat.
Jadi cobalah untuk selalu menjadikan protein sebagai prioritas.
Misalnya dengan memasak daging-dagingan sedikit lebih
hambar, seperti sepotong ikan atau ayam tanpa banyak bumbu.
Jika memiliki pola makan vegetarian, makanan berprotein yang
11

baik termasuk kacang-kacangan dan biji-bijian, produk kedelai


seperti tahu atau susu kedelai, sereal gandum atau oat, dan telur.
5. Makan setiap 2-4 jam sekali

Orang dengan leukemia cenderung mengalami penurunan berat


badan karena kehilangan nafsu makan dan mual. Jika sulit untuk
makan dalam porsi besar, makanlah camilan kecil atau makanan
setiap dua hingga empat jam.

2.2 Leukemia Limfoblastik Akut


1. Pengertian Leukemia Limfoblastik Akut

Leukemia adalah suatu tipe dari kanker yang berasal dari


kata Yunani leukos- putih, haima-darah. Leukemia adalah kanker
yang mulai di sel-sel darah. Penyakit initerjadi ketika sel darah
memiliki sifat kanker yaitu membelah tidak terkontrol dan
menggangu pembelahan sel darah normal. Leukemia (kanker darah)
adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih
yang diproduksi oleh sum-sum tulang (bone marrow) (Padila,
2013). Leukemia adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas,
sering disertai bentuk leukosit yang lain dari pada normal,
jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia,
trombositopeni dan diakhiri dengan kematian (Nurarif & Kusuma,
2015). Leukemia Limfoblastik Akut merupakan suatu penyakit
keganasan sel darah yang berasal dari sum-sum tulang yang paling
sering menyerang anak-anak (Davis 2014). Leukemia limfoblastik
akut adalah jenis yang tumbuh cepat yang menyebabkan terlalu
banyak sel darah yang belum matang disebut limfoblas yang akan
dibuat di sumsum tulang (Patients, 2017). Leukemia dibagi menjadi
dua yaitu leukemia akut dan leukemia kronik, dan bagi dua
menurut jenisnya yaitu kedalam limfoid dan mieloid. Masing-
masing ada yang akut dan kronik. Jenis dari leukemia mieloid yaitu
leukemia mieloid kronik dan leukemia
12

mieloblastik akut. Sedangkan jenis dari leukemia limfoid yaitu


leukemia limfositik kronik dan leukemia limfoblastik akut
(Desmawati, 2013).

2. Faktor Penyebab
Penyebab dari penyakit leukemia tidak diketahui secara
pasti. Faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya
leukemia (Padila, 2013) yaitu:
a) Radiasi

Berdasarkan laporan riset menunjukkan bahwa:

1) Para pegawai radiologi berisiko untuk terkena leukemia.

2) Pasien yang menerima radioterapi berisiko terkena


leukemia.

3) Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom


atom Hiroshima danNagasaki, Jepang.

b) Faktor Leukemogenik

Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat


mempengaruhifrekuensi leukemia:

1) Racun lingkungan seperti benzena: paparan pada


tingkat-tingkat yang tinggi dari benzene pada tempat
kerja dapat menyebabkan leukemia.
2) Bahan kimia industri seperti insektisida dan
Formaldehyde.

3) Obat untuk kemoterapi: pasien-pasien kanker yang


dirawat dengan obat-obat melawan kanker tertentu
adakalanya dikemudian hari mengembangkan leukemia.
Contohnya, obat-obat yang dikenal sebagai agen-agen
alkylating dihubungkan dengan pengembangan
13

leukemia bertahun-tahun kemudian.


c) Herediter
Penderita sindrom down, suatu penyakit yang disebabkan
oleh kromosom- kromosom abnormal mungkin
meningkatkan risiko leukemia, yang memilikiinsidensi
leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
d) Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus
leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

3. Patofisiologi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai
pertahanan kita dengan infeksi. Sel ini secara normal berkembang
sesuai dengan perintah, dapatdikontrol sesuai dengan kebutuhan
tubuh kita. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada
sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda
dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel
leukemia memblok produksi sel darah putih yang normal, merusak
kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemia juga dapat merusak
produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah
merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada
jaringan.

Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sitem sel


menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan
perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut sering kali
melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan
genetik sel yang kompleks). Penyusunan kembali kromosom
(translokasi kromosom) menganggu pengendalian normal dari
pembelahan sel, sehingga sel membelah tak terkendali dan menjadi
ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan
menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah
normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya,
14

termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan otak


(Padila,2013)

4. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala pada leukemia akut yang nampak dan


memburuk secara cepat antara lain muntah, bingung, kehilangan
kontrol otot, dan serangan-serangan (epilepsi). Sel-sel leukemia juga
dapat berkumpul pada buah-buah pelir (testikel) dan menyebabkan
pembengkakan. Leukemia juga dapat mempengaruhi saluran
pencernaan, ginjal, dan paru-paru. Leukemia akut berjalan secara
tiba-tiba dan bisa menyebabkan seseorang merasakan sakit hanya
dalam beberapa hari atau minggu. Gejala-gejalanya antara lain yaitu
kulit pucat (karena anemia), infeksi yang berulang- ulang seperti
sakit tenggorokan, pendarahan normal yang keluar dari gusi dan
kulit, periode yang berat pada wanita, kehilangan nafsu makan dan
berat badan, gejala- gejala seperti flu antara lain kecapekan dan tidak
enak badan, luka di tulang sendi, perdarahan hidung dan lebih mudah
mendapat memar dari biasanya tanpa sebab yangjelas (Desmawati,
2013).

5. Penatalaksanaan medis
Menurut Desmawati (2013) terapi pengobatan yang dapat diberikan
pada pasien leukemia akut adalah:
a. Tranfusi darah

Biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6%. Pada


trombositopenia yang berat dan perdarahan masih, dapat
diberikan tranfusi trombosit dan bila terdapattanda-tanda DIC
dapat diberikan heparin.

b. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan


sebagainya) Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit
demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
15

c. Sitostatika

Selain sitostatika yang lama (6-merkaptopurin atau 6-mp,


metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru
dan lebih paten seperti vinkristin (oncovin), rubidomisin
(daunorubycine) dan berbagai nama obat lainnya. Umumnya
sistostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan
prednison. Pada pemberian obat-obatan ini sering terdapat
akibat samping berupa alopsia (botak), stomatitis, leukopenia,
infeksi sekunder atau kandidiasis.

d. Imunoterapi

Merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai


remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105-106),
imunoterapi mulai diberikan (mengenai cara pengobatan yang
terbaru masih dalam pengembangan).
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3. 1 Pelaksanaan
1. Tema Dan Judul
Tema : Nutrisi yang baik pada pasien anak
dengan penyakit (Acute
Limfoblastic Leukemia) ALL
Judul : Pendidikan kesehatan tentang nutrisi yang
baik pada pasien anak dengan penyakit
(Acute Limfoblastic Leukemia) ALL Di
Ruangan Dahlia Atas RSUD Kabupaten
Tangerang
2. Hari/Tanggal
Hari : Kamis
Tanggal : 22 Desember 2022
3. Waktu Dan Tempat
Waktu : 13.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Di Ruang Dahlia Atas RSUD Kabupaten
Tangerang

3. 2 Metode Seminar
1. Ceramah
2. Diskusi / Tanya Jawab

3. 3 Media
1. Leaflet

3. 4 Susunan Pelaksanaan Kepanitian


Susunan panitia terlampir

16
17

3. 5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Jadwal pelaksanaan kegiatan terlampir

3. 6 Estimasi Anggaran
Estimasi anggaran terlampir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan dengan cara
tatap muka berjalan dengan baik dan lancar. Pertemuan tatap muka
dilakukan dengan metode ceramah dengan harapan peserta dapat
memahami penyuluhan yang sudah dibeikan. Kegiatan ini dilaksanakan
sehari yaitu pada hari Kamis tanggal 22 Desember 2022 dari pukul 13.00
s.d selesai. Peserta kegiatan berjumlah 6 orang tua anak dengan penderita
(Acute Limfoblastic Leukemia) ALL.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh 6 orang tim penyuluhan
dengan pokok pembahasan yang disampaikan mengenai materi nutrisi yang
baik pada pasien anak dengan penyakit (Acute Limfoblastic Leukemia)
ALL.
Kegiatan yang dilakukan dengan metode ceramah. Dari kegiatan
penyuluhan kesehatan tentang nutrisi yang baik pada pasien anak dengan
penyakit (Acute Limfoblastic Leukemia) ALL, para peserta sangat antusias
dan aktif dalam kegiatan tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat berupa
penyuluhan yang sudah dilaksanakan ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan orang tua terkait nutrisi yang baik pada pasien anak
dengan penyakit (Acute Limfoblastic Leukemia) ALL.

4. 2 Pembahasaan Hasil Pelaksanaan Kegiatan


Hasil kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan ini,
secara garis besar mencakup beberapa komponen sebagai berikut:
1. Keberhasilan target julah peserta pelatihan
2. Ketercapaian tujuan penyuluhan
3. Ketercapaiaan target materi yang telah di rencanakan
4. Kemampuan peserta dalam memahami materi tentang nutrisi yang
baik pada pasien anak dengan penyakit (Acute Limfoblastic

18
Leukemia) ALL

19
19

Target peserta penyuluhan yang sudah direncanakan sebelumnya


adalah paling tidak 5-7 orang peserta yaitu orang tua anak dengan penderita
(Acute Limfoblastic Leukemia) ALL. Dalam pelaksaannya kegiatan ini
diikuti oleh 6 orang peserta. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
target peserta tercapai 70%. Angka tersebut menunjukan bahwa kegiatan
penyuluhan tersebut yang dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti dapat
dikatakan berhasil atau sukses.
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan secara tatap muka berjalan
dengan baik dan lancar dilihat dari keaktifan para peserta tentang materi
yang disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini tercapai.
Ketercapaian target materi pada kegiatan penyuluhan ini cukup baik karena
materi telah dapat disampaikan secara keseluruhan. Materi yang telah
disampikan adalah:
1. Pengertian dari nutrisi
2. Tujuan pemberian nutrisi yang baik pada anak dengan penyakit
(Acute Limfoblastic Leukemia) ALL
3. Faktor-faktor yang menjadi pengaruh dari malnutrisi pada anak
dengan penyakit (Acute Limfoblastic Leukemia) ALL
4. Jenis-jenis makan yang dibolehkan dan dianjurkan untuk anak
dengan penyakit (Acute Limfoblastic Leukemia) ALL
5. Jenis-jenis makan yang tidak diperbolehkan untuk anak dengan
penyakit (Acute Limfoblastic Leukemia) ALL
6. Tips makan sehat untuk anak dengan penyakit (Acute Limfoblastic
Leukemia) ALL
Kemampuan peserta dalam memberikan feedback berupa
pengulangan materi yang sudah diberikan dan jawaban tentang pertanyaan
pola nutrisi yang baik bagi anak dengan penyakit (Acute Limfoblastic
Leukemia) ALL yang diajukan oleh pemateri dapat disimpulkan peserta
sudah memahami dan menguasi materi terkait pola nutrisi yang baik bagi
anak dengan penyakit (Acute Limfoblastic Leukemia) ALL dikarenakan
materi tersebut merupakan materi paling inti dari penyuluhan ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari hasil kegiatan penyuluhan kesehatan ini, dapat disimpulkan sebagai


berikut :
a. Mengukur Aspek Kognitif
1. Pasien, keluarga pasien mengetahui pengertian, tanda dan gejala
penyakit Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
2. Pasien,Keluarga pasien mengetahui tentang pola nutrisi yang
sehat dalam upaya perbaikan gizi anak dengan penyakit Acute
Limfoblastic Leukemia (ALL).
b. Mengukur Aspek Afektif
1. Pasien, keluarga pasien menyatakan senang mendapatkan materi
tentang penyakit Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
2. Pasien,Keluarga pasien senang mendapatkan penyuluhan tentang
makanan makanan yang perbolehkan dan tidak untuk anak
dengan penyakit Acute Limfoblastic Leukemia (ALL)
3. Menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan menerapkan pola
materi tentang pola nutrisi yang sehat dalam upaya perbaikan gizi
anak dengan penyakit Acute Limfoblastic Leukemia (ALL).

5.2 Saran
a. Bagi Rumah Sakit
Perlu dilakukan penyuluhan tentang pola nutrisi secara lebih optimal.
Selain itu, perawat di rumah sakit diharapkan dapat melakukan
dokumentasi dengan melengkapi data mendetail sesuai dengan
pedoman dan mengembangkan ilmu-ilmu baru dalam melaksanakan
asuhan keperawatan
b. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat mengetahui materi tentang pola nutrisi yang sehat
dalam upaya perbaikan gizi anak dengan penyakit Acute Limfoblastic

20
21

Leukemia (ALL).
c. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk
penelitian selajutnya dan mengembangkan variabel yang dapat
dihubungkan dengan pasien leukemia limfoblastik akut khususnya
pada anak dalam lingkup yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M. (2016). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Prenada


media Group.

Desmawati. (2013). Sistem Hematologi Dan Imunologi Asuhan Keperawatan


Umum dan Maternitas.

SDKI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta:


DPP PPNI.

Warouw, S. M. (2016). Perubahan Status Gizi pada Anak dengan Leukemia


Limfoblastik Akut Selama Pengobatan

Mardalena, Ida, S.Kep., Ners., M. S. (2014). Dasar-dasar Ilmu Gizi Dalam


Keperawatan.

Cesiarini, Dwi Ayu. (2019). Karya Tulis Ilmiah Gambaran Asuhan Keperawatan
Pada Anak Leukemia Limfoblastik Akut Dengan Defisit Nutrisi Di Ruang
Pudak RSUP SANGLAH Denpasar

Davis, A. S., Viera, A. J., & Mead, M. D. (2014). Leukemia: An overview for
primary care. American Family Physician, 89(9), 731–738.

Bott, R. (2014). Data dan Informasi Kesehatan Situasi Penyakit Kanker.

Fernandes, Hocelyane Paulino. (2014). Hubungan Fase Kemoterapi dengan


Status Gizi Anak Leukemia yang Menjalani Kemoterapi.

Brazilian Journal, Amanda Cabral, Marcello Gerardin, Poirot Land, Nathalia


Peroni, Kelly Oliviera Santos, E. L. L. (2017). Revista Brasileira de
Hematologia e Hemoterapia Original article Reactions related to
asparaginase infusion in a 10- year retrospective cohort. Revista Brasileira
de Hematologia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.

Ns. Abdullah, S.Kep., M. K. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia.

Padila, S.Kep, N. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.

Patients, F. O. R. (2017). Acute Lymphoblastic Leukemia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Proverawati, A. (2011). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.


Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran 3
RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN

Tahapan Dan
No Kegiatan Kegiatan
Waktu Penyuluhan Peserta
a. Memberi salam a. Menjawab
salam
b. Memperkenalkan
diri b. Memperhatikan dan
mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dan materi
c. Memperhatikan dan
penyuluhan yang akan
mendengarkan
Pembukaan diberikan
d. Menjawab
1 (5 Menit) d. Evaluasi awal pengetahuan
yang dimiliki tentang nutrisi
yang baik pada pasien anak
dengan penyakit (Acute
Limfoblastic
Leukemia) ALL
a. Menanyakan keada peserta a. Bercerita tentang
tentang nutrisi yang baik pada nutrisi yang baik pada
pasien anak dengan penyakit pasien anak dengan
(Acute Limfoblastic penyakit (Acute
Leukemia) ALL Limfoblastic
b. Memberikan penyuluhan dan Leukemia) ALL yang
berdiskusi bersama orang tua pserta tau
Pembahasan
2 tentang nutrisi yang baik pada b. Menyimak
(15-20 Menit) pasien anak dengan penyakit penjelasan yang
(Acute Limfoblastic diberikan dan
Leukemia) ALL berdikusi
c. Memberikan kesempatan pada c. Bertanya
peserta untuk bertanya tentang d. Menyimak
hal yang belum di pahaminya
d. Menjawab pertanyaan
peserta
a. Menyimpulkan bersama- a. Berpartisipasi dan
sama mendengarkan
b. Memberikan evaluasi akhir b. Menjawab
Penutup
3 secara lisan c. Memperhatikan dan
(5 Menit)
c. Mengucapkan terimakasih mendengarkan
atas perhtian yang diberikan d. Menjawab salam
d. Mengucapkan salam
Lampiran 1

SUSUNAN KEPANITIAN PENYULUHAN KESEHATAN

“PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG NUTRISI YANG BAIK PADA


PASIEN ANAK DENGAN PENYAKIT (Acute Limfoblastic Leukemia)
ALL DI RUANG DAHLIA ATAS RSUD KABUPATEN TANGERANG “

Ketua Panitia : Nuriah

Sekretaris : Salsa Nevisa

Bendahara : Oktaviani Pratiwi

Sie. Acara : 1. Oktaviani Pratiwi

2. Muhammad Syahrul

3. Salsa Nevisa

Sie. Dokumentasi : Mutmainatul Mardiyah

Sie. Konsumsi : 1. Nuriah

2. Muhammad Syahrul
Lampiran 2

JADWAL KEGIATAN PENYULUSHAN KESEHATAN

“PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG NUTRISI YANG BAIK PADA


PASIEN ANAK DENGAN PENYAKIT (Acute Limfoblastic Leukemia)
ALL DI RUANG DAHLIA ATAS RSUD KABUPATEN TANGERANG “

NO WAKTU KEGIATAN PEMBICARA PANITIA

1 13.00 Pembukaan Nuriah Mc

Penyampaian tujuan
2 13.05 Nuriah Mc
kegiatan

Pemberian pendidikan - Oktaviani


Pratiwi
Kesehatan Tentang
Nutrisi Yang Baik Pada - Muhammad
3 13.10 Syahrul Co. Acara
Pasien Anak Dengan
Penyakit (Acute - Salsa Nevisa
Limfoblastic Leukemia) - Mutmainatul
ALL Mardiyah

4 13.30 Tanya jawab Nuriah Mc

5 13.40 Evaluasi Nuriah Ketua

6 13.50 Kesimpulan Salsa nevisa Notulen

7 14.00 Penutup Nuriah Mc


Lampiran 4

ESTIMASI ANGGARAN

A. Data Pemasukkan

Pemasukkan Jumlah
Kas Panitia @Rp. 60.000,- per individu
5 x Rp. 60.000,- Rp 300.000,-

B. Data Pengeluaran

No Tanggal Jenis Pengeluaran Harga


1 21/12/2022 Konsumsi peserta Rp. 97.000,-
2 21/12/2022 Gift peserta Rp. 39.000,-
3 21/12/2022 Print proposal, leaflet, poster Rp. 163.000,-
dan bingkai
Total Rp. 299.000,-
Lampiran 5

DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai