Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA KASUS GANGGUAN GLOMERULONEFRITIS

AKUT (GNA)

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas 2 matakuliah
Keperawatan Anak
yang dibina oleh
1. Ibu Dr. Nurul Pujiastuti, S.Kep,Ns, M.Kes
2. Ibu Hurun Ain,S.Kep., Ns., M.Kep

Kelompok 1
Oleh
Devi Firdaus P. S (P17220194060)
Khamilanisa Nur T (P17220194065)
Nurul Afidah (P17220194061)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN LAWANG
November 2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah tugas matakuliah Keperawatan Anak berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK PADA KASUS GANGGUAN GLOMERULO NEFRITIS AKUT
(GNA)”. Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu, kami mengucapkan terimakasihkepada :
1. Ibu Dr. Nurul Pujiastuti, S.Kep,Ns, M.Kes dan Ibu Hurun Ain,S.Kep., Ns., M.Kep selaku
dosen pembimbing.
2. Orang tua yang selalu memberikan bantuan dan dorongan baik berupa material dan juga
spiritual.
3. Semua rekan-rekan yang telah membantu dan bekerja sama sehingga tersusun makalah ini.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya makalah. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca.
Terima kasih.

Lawang, Oktober 2020

Kelompok 1

2
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................4
1.3 Manfaat Penulisan.......................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Glomerulo Nefritis Akut............................................................................6
2.2 Etiologi/Penyebab........................................................................................................6
2.3 Tanda dan Gejala ........................................................................................................6
2.4 Patofisiologi ................................................................................................................6
2.5 Komplikasi/Prognosis..................................................................................................7
2.6 Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................7
2.7 Penatalaksaan Medis(Terapi).......................................................................................7
2.8 Asuhan Keperawatan
2.8.1 Pengkajian................................................................................................................8
2.8.2 Diagnosa Keperawatan...........................................................................................16
2.8.3 Rencana Tindakan Keperawatan............................................................................17
BAB III Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................20
3.2 Saran .........................................................................................................................20

DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN

3
4

1.1 Latar Belakang


Glomerulonefritis Akut (GNA) merupakan keadaan atau manifestasi utama gangguan
sistemik dengan rentang penyakit minimal sampai berat sampai berat. Glomerulonefritis
poststreptokokal Akut (APSGN, acute postsreptococcal Glomerulonefritis) merupakan
penyakit ginjal pasca infeksi yang sering terjadi pada masa kanak-kanak dan merupakan
penyakit yang menyebabkan dapat ditegakan pada sebagian besar kasus. Dapat terjadi pada
setiap tingkatan usia tetapi terutama menyerang anak-anak pada awal usia sekolah dengan
awitan paling sering terjadi pada usia 6–7 tahun. Penyakit ini jarang dijumpai pada anak–
anak usia dibawah 2 tahun. (Donna L wong, 2009)
Glomerulonefritis umumnya disebabkan oleh infeksi, yang sering terjadi pada anak-anak,
seperti infeki traktus respiratorius. Glomerulonefritis dapat terjadi secara epidemik atau
sporadik, paling sering pada anak usia sekolah yang lebih muda, antara 5–8 tahun.
Perbandingan anak laki-laki dan anak perempuan 2:1. WHO memperkirakan 472.000 kasus
GNAPS terjadi setiap tahunnya secara global dengan 5.000 kematian setiap tahunnya.
Glomerulonefritis akut memengaruhi anak laki-laki lebih sering daripada anak perempuan,
dan biasanya terjadi pada usia sekitar 6 tahun. Terapi yang biasadiberikan mencakup
pemberian antibiotic, antihipertensi, dan diuretic juga restriksi diet. Komplikasi potensial
meliputi hipertensi, gagal jantung kongestif, dan penyakit ginjal tahap akhir. Di Indonesia
tahun 1980, Glomerulonefritis menempati urutan pertamasebagai penyebab penyakit ginjal
tahap akhir dan meliputi 55% penderitayang mengalami hemodialisis. (Kathhleen, 2008)
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui lebih dalam tentang penyakit anak yaitu Glomerulonefritis Akut
(GNA) dan lebih mempermudah dalam melakukan asuhan keperawatan dengan baik.
TujuanKhusus
1. Untuk mengetahui pengertian Glomerulonefritis Akut (GNA)
2. Untuk mengetahui etiologi/penyebab Glomerulonefritis Akut (GNA)
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Glomerulonefritis Akut (GNA)
4. Untuk mengetahui patofisiologi Glomerulonefritis Akut (GNA)
5. Untuk mengetahui komplikasi Glomerulonefritis Akut (GNA)
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Glomerulonefritis Akut (GNA)
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis (terapi) Glomerulonefritis Akut (GNA)
8. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

4
5

1.3 ManfaatPenulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca
tentang apa yang dimaksud dengan Glomerulonefritis Akut (GNA), khususnya bagi
mahasiswa agar dapat lebih mudah dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien
dengan gangguan sistem perkemihan Glomerulonefritis Akut (GNA)
1. Manfaat klinis
Memberikan gambaran kepada tenaga medis mengenai gangguan sistem perkemihan
Glomerulonefritis Akut (GNA) sehingga dapat dijadikan bahan acuan untuk upaya
promotif dan preventif di masa yang akandatang
2. Manfaat akademis
Menambah pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut.
3. Manfaat masyarakat
1. Pelayanan Kesehatan Memberikan informasi tentang karakteristik penyakit
perkemihan dan pengembangan ilmu kesehatan khususnya ilmu keperawatan anak
dan sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Masyarakat Memberikan informasi pada masyarakat mengenai faktor risiko
penyakit sistem perkemihan pada anak, sehingga masyarakat dapat mengetahui
dan melakukan pencegahan.

5
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Glomerulonefritis adalah gangguan pada ginjal yang ditandai dengan peradangan pada
kapiler glomerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-sisa pembuangan
(Suriadi, dkk, 2001). Menurut ngastiyah (2005) Glomerulonefritis Akut (GNA) adalah suatu
reaksi imunologis ginjal terhadap bakteri/virus tertentu. Glomerulonefritis Akut (GNA)
adalah istilah yang secara luas digunakan yang mengacu pada sekelompok penyakit ginjal
dimana inflamasi terjadi di glomerulus (Brunner & Suddarth, 2001).
2.2 ETIOLOGI/PENYEBAB
Hubungan antara GNA dan infeksi streptococcus ini ditemukan pertamakali oleh Lohlein pada
tahun 1907 dengan alasan bahwa
1. Timbulnya GNA setelah terjadinya infeksi skarlatina.
2. Diisolasinya kuman streptococcus beta hemolyticus golongan A.
3. Meningkatnya titer anti streptolisin pada serum pasien.
Antara infeksi bakteri dan timbulnya GNA terdapat masa laten selama lebih kurang 10 hari.
$ari tipe-tipe tersebut diatas tipe 12 dan 25 lebih bersifat nefritogen daripada yang lain.
Mengapa tipe yang satu lebih bersifat nefritogen daripada yang lainnya belum diketahui
dengan jelas.Mungkin faktor iklim atau alergi yang mempengaruhi terjadinya GNA setelah
infeksi dengan kuman Streptococcus. GNA juga dapat disebabkan oleh sifilis, keracunan
(timah hitam tridion), penyakit amiloid, thrombosis vena renalis, purpur anafilaktoid, dan
lupus erimatosis
2.3 TANDA DAN GEJALA KLINIS
 Hematuria (urine berwarna merah kecoklat-coklatan)
 Proteinuria (protein dalam urine)
 Oliguria (keluaran urine berkurang)
 Nyeri panggul
 Edema, cenderung lebih nyata pada wajah dipagi hari kemudian menyebar ke
abdomen dan ekstermitas di siang hari (edema sedang mungkin tidak terlihat olek
orang yang tidak terlalu mengenal anak)
 Timbul gejala Gastrointestinal
 Fatigue
 Hipertensi terdapat pada 60-70% anak dengan GNA pada hari pertama dan akan
normal kembali pada minggu pertama
6
7

2.4 PATOFISIOLOGI
Suatu reaksi radang oada glomerulus dengan sebukan lekosit dan poliferasi sel, serta ekudasi
eritrosit, lekosit dan protein plasma dalam ruang Bowman. Gangguan pada glomerulus ginjal
dipertimbangkan sebagai suatu respon imunologi yang terjadi dengan adanya perlawanan anti
bodi dengan mikroorganisme yaitu streptococcus. Reaksi antigen dan antibodi tersebut
membentuk imun kompleks yang menimbulkan respon peradangan yang menyebabkan
kerusakan dinding kapiler dan menjadikan lumen pembukuh darah menjadi mengecil yang
mana akan menurunkan filtrasi glomerulus, insuffisiensi renal dan perubahan permeabilitas
kapiler sehingga molekul yang besar seoerti protein disekresikan dalam urine/proteinuria
2.5 KOMPLIKASI
Komplikasi glomerulonefritis akut :
 Oliguri sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagai akibat
berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut dengan
uremia, hiperfosfatemia, hiperkalemiadan hidremia. Walaupun oliguria atau
anuria yang lama jarangterdapat pada anak, jika hal ini terjadi diperlukan
peritoneum dialisis(bila perlu). 
 Ensefalopati hipertensi, merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat
gejala berupa gangguan penglihatan, pusing,muntah dan kejang-kejang. Hal ini
disebabkan karena spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak.
 Gangguan sirkulasi berupa dipsneu, ortopneu, terdapat ronki basah, pembesaran
jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja disebabkan spasme
pembuluh darah tetapi juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma.
jantung dapat membesar dan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap
dan kelainan di miokardium.
 Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia disamping sintesis eritropoietik
yang menurun.
 Gagal Ginjal akut (GGA)

2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Bila ditemukan proteinuria tersendiri (isolated proteinuria), hematuria mikroskopik atau
hipertensi ringan pada anak yang tampak sehat, harus dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Hematuria mikroskopik dan hipertensi ringan biasanya hanya bersifat sementara. Hematuria
nyata tanpa gejala lain biasanya berasal dari glomerulus dan bila telah diketahui adanya
kelainan yang bermakna, harus segera dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
Laju endap darah meninggi, kadar Hb menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam
dan air). Pada pemeriksaan urine didapatkan jumlah urine berkurang dan berat jenis urine
7
8

meninggi. Hematuria makroskopik ditemukan pada 50% penderita, ditemukan juga adanya
albumin, eritrosit leukosit, silinder leokosit dan hialin.
Albumin serum sedikit menurun demikian juga komplemen serum (globulin beta-1C) serta
ureum dan kreatinin darah meningkat. Anemia sering dijumpai pada gagal akut atau gagal
ginjal kronik. Hematuria harus diukur pada semua anak. Sebanyak 90% anak dengan
glomerulonefritis akut menunjukkan peningkatan streptozim dan penurunan komplemen C3.
Kadar C3 biasanya normal kembali dalam waktu 4-8 minggu dan steptozim dalam waktu 4-
6bulan. Uji fungsi ginjal normal pada 50% penderiBiopsi ginjal diperlukan untuk
menegakkan diagnosis penyakit glomerulus, sebelum biopsi dilakukan pengukuran besar
ginjal dan strukturnya untuk memastikan adanya dua buah ginjal dan menyingkirkan
kemungkinan tumor dan kelainan lain yang merupakan indikasi kontra biopsi ginjal.

2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS (TERAPI)


Langkah pengobatan untuk tiap penderita glomerulonefritis berbeda-beda, tergantung jenis
glomerulonefritis yang diderita (kronis atau akut), penyebabnya, serta tingkat keparahan
gejala yang dialami.
Tujuan utama pengobatan glomerulonefritis adalah untuk mencegah kerusakan ginjal yang
lebih parah. Glomerulonefritis akut terkadang bisa sembuh dengan sendirinya tanpa
membutuhkan penanganan tertentu.
Beberapa jenis pengobatan glomerulonefritis yang dapat diberikan, antara lain:
 Obat imunosupresan, untuk menangani glomerulonefritis akibat penyakit autoimun,
contohnya kortikosteroid, cyclophosphamide, ciclosporin, mycophenolate mofetil, dan
azathioprine
 Obat antihipertensi, untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut akibat peningkatan
tekanan darah, contohnya adalah ACE inhibitors (captropil dan lisinopril) dan ARB
(losartan dan valsartan)
 Plasmapheresis, yaitu metode untuk membuang plasma yang memiliki sifat merusak
dengan plasma sehat
 Obat-obatan lain, seperti obat diuretik untuk meredakan bengkak dan suplemen kalsium
Jika glomerulonefritis diketahui sejak awal, kerusakan ginjal bisa disembuhkan. Jika
glomerulonefritis bertambah parah dan menyebabkan gagal ginjal, penderita harus menjalani
hemodialisis (cuci darah) atau operasi cangkok ginjal.
Agar kerusakan ginjal tidak bertambah parah, penderita glomerulonefritis disarankan
melakukan beberapa langkah, seperti menjaga berat badan ideal, menghentikan kebiasaan
merokok, mengatur pola makan dengan mengurangi asupan kalium, protein, dan garam.

8
9

2.8 ASUHAN KEPERAWATAN

2.8.1 PENGKAJIAN

A1. PENGUMPULAN DATA


I. BIODATA
IDENTITAS ANAK IDENTITAS BAPAK
Nama : An. D Nama : Wakidi
No. Register : 12345678 Umur : 50 th
Umur (bln, hr) : 9 th 1 bln 28 hr Jenis kelamin : Laki-laki
Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : DSN
SUMBERPORONG
Alamat : DSN Pendidikan SMK
SUMBERPORONG
Suku bangsa : Batak Pekerjaan Buruh Tani
Tanggal lahir/Umur : Lubuk Pakam, 23 Suku bangsa : Batak
September 2008
Tgl MRS : 9 Oktober 2020 No. Tlp/HP : 0812********
Tanggal pengkajian : 9 Oktober 2020
Diagnosa medis : Rheumatic Heart
Desease/ Penyakit
Jantung
Urutan anak : Pertama
IDENTITAS IBU
Nama : ELI
Umur : 49 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : DSN
SUMBERPORONG
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku bangsa : Batak
No. Tlp/HP : 0812********

II. KELUHAN UTAMA/ALASAN KUNJUNGAN


III. RIWAYAT KESEHATAN
A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

9
10

Keluhan utama : Orang tua An.D membawa An ke rumah sakit karena mengeluh nyeri di
sekitar abdomen dan disertai kencing berdarah
B. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
1) Penyakit-penyakit waktu kecil :-
2) Pernah dirawat di rumah sakit :-
3) Obat-obatan :-
4) Tindakan (misalnya : operasi) : Tidak ada
5) Allergi : Tidak ada
6) Kecelakaan : Tidak ada
7) Imunisasi : Tidak dikaji

C. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


a. Prenatal : Tidak dikaji
b. Intranatal : Tidak dikaji
c. Post natal : Tidak dikaji

IV. Riwayat Keluarga


Orang tua px mengatakan memiliki penyakit gastritis akut dan pernah di rawat di rumah sakit

V. Riwayat Sosial
a. Yang mengasuh : Orang tua
b. Hubungan dengan anggota keluarga : Anak Kandung
c. Hubungan dengan teman sebaya : Baik
d. Pembawaan secara umum : Mudah bersosialisasi
e. Lingkungan rumah : Baik

VI. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)


A. Keadaan Umum
Postur : Tegap
Kesadaran :GCS 456, Compos Mentis
B. Kepala dan rambut
Kebersihan : Bersih
Bentuk kepala : Simetris
Keadaan rambut : Bersih berwarna hitam

10
11

Keadaan kulit kepala : caput succedanum, cefalohematom: -


Fontanela anterior : lunak/menonjol/tegas/cekung/datar
Sutura sagitalis : tepat/terpisah/menjauh
Distribusi rambut : merata/tidak merata
C. Mata
Kebersihan : Bersih
Pandangan : Lurus, Normal
Sclera : Putih, Bersih
Conjungtiva : Anemis
Pupil : Isokor
Gerakan bola mata : Normal
Sekret : Tidak ada
D. Hidung
Pernafasan Cuping hidung : Tidak ada
Struktur : Simetris
Kelainan lain : polip/perdarahan/peradangan: Tidak ada
Sekresi : Bersih
E. Telinga
Kebersihan : Bersih
Sekresi : Tidak ada
Struktur : Tidak dikaji
Fistulaaurikel : Tidak dikaji
Membran timpani: Tidak dikaji
F. Mulut dan Tengorokan
Jamur (stomatitis, moniliasis): Tidak ada
Kelainan bibir dan rongga mulut (gnato/labio/palato skizis): Tidak ada
Problem menelan : Mukosa bibir kering
G. Leher
Venajugularis : Tidak dikaji
Arteri karotis : Tidak dikaji
Pembesaran tiroid dan limfe : Tidak ada pembesaran
Torticoliis : Tidak dikaji
H. Dada/Thorak (jantung dan Paru)
Bentuk dada : Simetris

11
12

Pergerakan kedua dinding dada: Tidak dikaji


Tarikan dinding dada ke atas/bawah: Tidak dikaji
Suara pernafasan : Vesikuler
Frekwensi nafas : 26 x/mnt
Abnormalitas suara nafas: Tidak ada
Suara jantung : bj1 bj 2meningkat
I. Ekstremitas atas
Tonus otot : normal (derajat 5)
CRT : kembali setelah 2 detik
Trauma, deformitas: Tidak dikaji
Kelainan struktur : Tidak dikaji
J. Perut
Bentuk perut : normal
Bising usus : normal
Ascites : Tidak dikaji
Massa : Tidak dikaji
Turgor kulit : kembali setelah 2 detik
Vena : Tidak dikaji
Hepar : Tidak dikaji
Lien : Tidak dikaji
Distensi : Tidak dikaji
K. Punggung
Spina bifida : Tidak dikaji
Deformitas : Tidak dikaji
Kelainan struktur : Tidak dikaji
L. Kelamin dan anus
Keadaan kelamin luar (kebersihan, lesi, kelainan) : Tidak dikaji
Anus : Tidak dikaji
Kelainan : Tidak dikaji
M. Ekstremitas bawah
Tonus otot : normal
Trauma, deformitas : Tidak dikaji
Kelainan struktur : Tidak dikaji
N. Integumen

12
13

Warna kulit : sawo matang


Kelembaban : lembab
Lesi : Tidak ada
Warna kuku : putih
Kelainan : Tidak ada

VII. PENGUKURAN ANTROPOMETRI


Berat badan : 30 kg
Panjang/Tinggi badan: 120 cm
Lingkar kepala : 45 cm
Lingkar dada : 80 cm
Lingkar lengan Atas : 30 cm
Kesimpulan Status gizi: Baik, Kurus, Sangat Kurus, Gemuk, Sangat gemuk (lingkari salah
satu)

VIII. RIWAYAT IMUNISASI


Sebutkan imunisasi yang sudah diberikan beserta umur saat diimunisasi
 Usia 0 bulan: BCG, HB-0, Polio-0
 Usia 2 bulan: DPT/HB/Hib-1, Polio-1
 Usia 3 bulan: DPT/HB/Hib-2, Polio-2
 Usia 4 bulan: DPT/HB/Hib-3, Polio-3
 Usia 9 bulan: Campak

IX. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


A. OKSIGEN
Kebutuhan oksigen: Tidak dikaji
Dosis oksigen : Tidak dikaji
Cara pemberian : Tidak dikaji
B. CAIRAN:
Kebutuhan cairan dalam 24 jam : 1300
Jenis cairan yang diberikan : infs kaen 3B
Cara/rute pemberian : intra vena
Balance cairan dalam : 24 jam:
Intake : 800 cc

13
14

Output : 500cc.
IWL : 540 cc/24 jam
Kesimpulan: -
C. Nutrisi:
Kebutuhan kalori : 1600 kkal
Bentuk/jenis nutrisi yang diberikan : makanan semi padat
Cara pemberian : oral
Frekwensi pemberian : 3x /hari
Alergi/Pantangan : Tidak ada
Nafsu makan : Lumayan baik
D. ELIMINASI URINE
Volume urine : Tidak dikaji
Warna : coklat
Frekwensi : kurang lebih 5 kali sehari
Cara BAK (spontan/kateter) : Tidak dikaji
Kelaianan pemenuhan BAK: Tidak dikaji
E. ELIMINASI ALVI
Volume feses : sedikit
Warna feses : kecoklatan
Konsistensi : Tidak dikaji
Frekwensi : 2-3 kali sehari
Darah, lendir dalam feses : darah
F. TIDUR
Jumlah jam tidur dalam 24 jam: 12 jam
Kualitas tidur (sering terbangun, rewel, tidak bisa tidur): sering terbangun
G. PSIKOSOSIAL
Hubungan orangtua dengan anak: Anak kandung
Yang mengasuh : Orangtua

X. TANDA-TANDA VITAL
a. Tekanan Darah : 110/80 x/mnt
b. Denyut Nadi : 98 x/mnt
c. Pernafasan :26 x/mnt
d. Suhu Tubuh :38,8 °C

14
15

XI. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN (KPSP/Denver)


Interpretasi perkembangan :
KPSP
Sesuai
Meragukan
Penyimpangan
(Lampirkan KPSP)

Denver
Normal
Suspect
Untestable
(Lampirkan formulir Denver)

XII. DATA PENUNJANG


A. Radiologi
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
9 oktober 2020 Rontgen Abnormalitas pada system penampungan
koligentes
B. Laboratorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
9 oktober 2020 Hb Hb : 13,5 gr/dl
HMT HMT : 45%
Leukosit Leukosit : 12 ribu gr/dl
Trombosit Trombosit : 120.000
Eritrosit Eritrosit : 4,6 juta
ASTO ASTO : 400

C. Pemeriksaan lainnya
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

15
16

A2. ANALISIS DATA


HARI/TGL : 21 Oktober 2020
KEMUNGKINAN
NO DATA MASALAH
PENYEBAB
1. DS: Adanya kerusakan pada Nyeri akut
a. - Px. mengatakan nyeri pada glomerulus
bagian panggul saat BAK
b. - Px mengatakan sejak semalam
saat BAK saat buang air kecil
bercampur dengan darah
DO:
- Klien tampak meringis
kesakitan

2. DS : Kelemahan/keletihan Intoleransi aktivitas


a. - Px mengatakan badan terasa
lemah.
b. – px. juga sulit melakukan
aktivitasnya
DO :
- Px. tampak lemah
- Tampak ADL px. di bantu
keluarga dan perawat.

3.

2.8.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


N NAMA & TANDA
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
O TANGAN
1 9 oktober 2020 Nyeri akut b/d adanya kerusakan pada glomerulus TTD

2 9 oktober 2020 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan keletihan TTD

16
2.8.3 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNO NAMA &
TUJUAN DAN
SA INTERVEN TANDA
NO KRITERIA RASIONAL
KEPERA SI TANGA
HASIL
WATAN N
1. Nyeri Setelah  Kaji - Untuk TTD
akut b/d dilakukan intensitas mengetetah
adanya tindaka nyeri ui
kerusakan keperawatan akut. pemberian
pada selama 1 x 24  Atur oobat
glomerulu jam diharapkan posisi - Untuk
s nyeri kenyaman mengurangi
berkurang : an px. nyeri di
- Px. tdk  Memberik sekitar
merasakan an abdomen
nyeri terlihat edukasi - Untuk
ekspresi teknik mengurangi
wajah relaksasi rasa nyeri
tampak kepada - Mempercep
rileks px. at proses
- Skala nyeri apabila penyembuh
1-2 merasaka an .
n nyeri
 Kolaboras
i dengan
dengan
dokter
dalam
pemberian
analgetik
2. Intolerans Setelah dilakukan  Kaji - Memberika TTD
i aktivitas tindakan faktor n
b/d keperawatan 2 x 24 yang informasite
kelemaha jam diharapkan menimbul ntang
18

n ADL px. terpenuhi : kan indikasi


keletihan - Badan px. tidak keletihan tingkat
merasa lemah  Tingkatka keletihan
- Px. bisa n - Memberika
melakukan kemandiri n aktivitas
perawatan dirinya an dalam ringan
sendiri aktivitas - Mendorong
- Px. dapat perawatan latihan
melakukan ADL diri yang aktivitas
- Px. dpat rileks dapat di dalam batas
tolerasi, dapat di
bantu jika toleransi
keletihan - Istirahat
terjadi. yang
 Memberik adekuat di
an anjurkan
edukasi stelah
untuk dialysis
istirahat yang bagi
banyak px.
sangat
melelahkan
TTD

18
19

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 KESIMPULAN
Glomerulonefritis Akut (GNA) merupakan keadaan atau manifestasi utama gangguan
sistemik dengan rentang penyakit minimal sampai berat sampai berat. Glomerulonefritis
poststreptokokal Akut (APSGN, acute postsreptococcal Glomerulonefritis) merupakan
penyakit ginjal pasca infeksi yang sering terjadi pada masa kanak-kanak dan merupakan
penyakit yang menyebabkan dapat ditegakan pada sebagian besar kasus. Dapat terjadi
pada setiap tingkatan usia tetapi terutama menyerang anak-anak pada awal usia sekolah
dengan awitan paling sering terjadi pada usia 6–7 tahun. Penyakit ini jarang dijumpai
pada anak–anak usia dibawah 2 tahun. (Donna L wong, 2009)
Glomerulonefritis umumnya disebabkan oleh infeksi, yang sering terjadi pada anak-anak,
seperti infeki traktus respiratorius. Glomerulonefritis dapat terjadi secara epidemik atau
sporadik, paling sering pada anak usia sekolah yang lebih muda, antara 5–8 tahun.

3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat yakin masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca sekalian guna dan tujuan untuk memperbaiki kesalahan dan menutupi
kekurangan. Atas partisipasinya ribuan terima kasih kami hanturkan

19
20

DAFTAR PUSTAKA
Suriadi, dkk. 2001. “Asuhan Keperawatan Anak”. Jakarta: PT. Fajar Luterpratama.
Ngastiyah. 2005.”Perawatan Anak Sakit” . Jakarta: ECG

http://www.aladokter.com/glomerulonefritis

20

Anda mungkin juga menyukai