Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI BERMAIN TEBAK KARTU

PADA ANAK USIA SEKOLAH 6-8 TAHUN DI RSI MASYITOH

Untuk memenuhi tugas praktik


Keperawatan Anak

Kelompok 6
Rubiyanto Mulya (P17220194049)

Sonia Nabila (P17220194050)

Anis Mahmudah (P17220194051)

Riska Fitriani (P17220194052)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN LAWANG
November 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN DI RSI MASYITOH
POKOK BAHASAN : Terapi bermain stimulasi kognitif
SUB POKOK BAHASAN : Terapi bermain mengenal warna, angka dan
gambar
WAKTU : 15 Menit Jam 18:00 WIB
HARI/TANGGAL : Sabtu, 30 Oktober 2021
TEMPAT : RSI MASYITOH

SASARAN : Anak usia Sekolah (6-8 tahun)

PELAKSANA : Kelompok I (Rubiyanto, Anis, Sonia dan Riska)

A. Latar Belakang
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari (Wholey and Wong, 1991).
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
untuk memperoleh kesenangan (Foster, 1989).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).
Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan
konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit, anak dapat mengikuti
permainan stimulasi kognitif yang diberikan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit anak mampu :
a. Mengenal warna
b. Mengenal angka
c. Menebak gambar
C. Metode dan Media
1. Metode
Bermain dengan anak menebak gambar yang telah disebutkan dan
didiskripsikan.
2. Media
 Kartu UNO

D. Kegiatan
1. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Rubiyanto Mulya
Moderator : Anis Mahmudah
Observer : Sonia Nabila
Pemimpin bermain : Riska Fitriani

Fasilitator : Riska Fitriani


Anis Mahmudah
Sonia Nabila
Rubiyanto
2. Setting tempat (gambar / denah ruangan)

Keterangan :

Anak

Pemimpin bermain

Moderator

Observer

Penanggung jawab
3. Kegiatan bermain

No Uraian Kegiatan perawat Kegiatan klien


1 Pembukaan (5 menit) a) Salam pembukaan - Memperhatikan
b) Perkenalan - Memperhatikan
c) Mengkomunikasikan tujuan - Menjawab salam
2 Kegiatan bermain (10 a) Menyiapkan mainan
menit) b) Bermain menebak gambar - Mengikuti
dengan melibatkan anak
- Menanggapi
c) Meminta respon dan
- Mengikuti
tanggapan anak.
d) positif jika anak bisa
mengikuti permainan

3 Evaluasi (10 menit)


Mengakhiri permainan
- Memperhatikan
Melakukan evaluasi
- Menanggapi

E. Evaluasi
1. Pembagian tugas dalam tim
Penanggung jawab :
Moderator :
Observer :
Pimpinan bermain :
Fasilitator :

2. Proses
a) Dievaluasi apakah anak mau berkenalan dan bersalaman dengan
perawat tanpa rasa takut
b) Apakah anak mau diajak bermain dan mampu menebak gambar yang
sesuai
TERAPI BERMAIN

A. PENGERTIAN BERMAIN
1. Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang
tidak disadari (Wholey and Wong, 1991).
2. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan (Foster, 1989).
3. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).
4. Bermain adalah ungkapan bahasa secara alami pada anak yang diekspresikan melalui
bio-psiko-sosio anak yang berhubungan dengan lingkungan (Cindy Smith).
5. Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan
konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.

B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri atau
kegembiraan timbul dari apa yang dilakukan oleh anak. Contoh: bermain
sepak bola.
2. Bermain pasif/hiburan
Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya
melihat), kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Contoh: memberikan
support, menonton televisi.
C. JENIS PERMAINAN
1. Permainan bayi
Permainan sederhana oleh anggota keluarga dilakukan pada usia 0-1 tahun.
Contoh: petak umpet, dakon, kejar-kejaran.
2. Permainan perorangan
Untuk menguji kecakapan, ada peraturan sedikit, dilakukan pada todler dan
prasekolah. Contoh: menendang bola.
3. Permainan tetangga
Permainan kelompok, pada prasekolah dan sekolah. Contoh: bermain polisi
dan penjahat.
4. Permainan tim
Permainan terorganisir, punya aturan tertentu, dilakukan pada usia sekolah
dan remaja. Contoh: sepakbola, kasti, lari.
5. Permainan dalam ruang
Permainan pada anak sakit atau lelah, dilakukan pada cuaca buruk atau hujan.
Contoh: main kartu, tebak-tebakan, teka-teki.

D. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik, sifat interaksi
3. Selalu dinamis, berkembang
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu.
E. KLASIFIKASI BERMAIN
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain
terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan,
misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan
bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya,
dengan bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air
atau pasir, mengenal rasa, bau.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan
tertentu dan anak melakukan secara berulang-ulang, misalnya
mengendarai sepeda roda tiga.
d. Dramatika play (Role play)
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.

F. FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Melalui permainan anak akan mampu mengungkapkan kemampuan fisiknya.
Bayi dengan penglihatan, taktil, dan rangsangan. Todler dan pra sekolah
melalui gerakan tubuh, dimana kematangan dan maturitas akan membedakan
masing-masing usia.
2. Perkembangan Kognitif/intelektual
Membantu mengenal benda sekitar(warna, bentuk, kegunaan). Perkembangan
ini diperoleh melalui eksplorasi dan manipulasi benda disekitarnya baik dalam
hal warna, ukuran, dan pentingnya benda tersebut. Contoh: bermain mengisi
teka-teki silang.
3. Kreatifitas
Anak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain dengan semua
media, puas dengan kreatifitas baru, dan minat terhadap lingkungan tinggi.
Misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam
kelompok, belajar memberi dan menerima, belajar benar salah, dan mampu mengenal
tanggungjawab.
5. Kesadaran Diri (Self awarness)
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahan dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan
teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan
yang tidak enak, misalnya: marah, takut, benci
8. Perkembangan Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya: melukis, menggambar, bermain peran.

G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan.
2. Status kesehatan, pada anak sakit maka perkembangan psikomotor dan
kognitif terganggu.
3. Jenis kelamin, dimana anak laki-laki lebih tertarik dengan mekanikal
sementara anak wanita mother role.
4. Lingkungan yang meliputi: lokasi, negara, kultur.
5. Alat permainan.
6. Intelegensia.
7. Status sosial ekonomi.
H. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
1. Tahap Eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain.
2. Tahap Permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap Bermain Sungguhan
Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap Melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

I. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN


1. Bayi (1 bulan)
a. Visual: permainan dapat dilihat dengan jarak dekat (20-25 Cm), gantungkan
benda yang terang dan menyolok.
b. Auditori: bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam.
c. Taktil: memeluk, menggendong, memberi kehangatan.
d. Kinetik: mengayun, naik kereta dorong.
2. Bayi (2-3 bulan)
a. Visual: buat ruangan menjadi terang, gambar, cermin ditembok, bawa bayi
ke ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang disekitar.
b. Auditori: bicara dengan bayi, beri mainan bunyi, ikut sertakan dalam
pertemuan keluarga.
c. Taktil: memandikan, mengganti popok, menyisir rambut dengan lembut,
gosok dengan lotion/bedak.
d. Kinetik: jalan dengan kereta, gerakan berenang, bermain air.
3. Bayi (4-6 bulan)
a. Visual: bermain cermin, anak nonton TV, beri mainan dengan warna
terang.

b. Auditori: anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas
kertas didekat telinga, pegang mainan berbunyi didekat telinga.
c. Taktil: beri mainan lembut/kasar, mandi cemplung/cebur.
d. Kinetik: bantu tengkurap, sokong waktu duduk.
4. Bayi (6-9 bulan)
a. Visual: mainan berwarna, bermain depan cermin,”ciluk ….ba”, beri kertas
untuk dirobek-robek.
b. Auditori: panggil nama “Mama …Papa, dapat menyebutkan bagian tubuh,
beri tahu yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan dan beri perintah
sederhana.
c. Taktil: meraba bahan bermacam-macam tekstur, ukuran, main air
mengalir, berenang.
d. Kinetik: letakkan mainan agak jauh lalu suruh anak untuk mengambilnya.
5. Bayi (9-12 bulan)
a. Visual: perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat,
bermain bola, tunjukkan bangunan agak jauh.
b. Auditori: tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara
binatang.
c. Taktil: beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin, panas dan
hangat.
d. Kinetik: beri mainan yang dapat ditarik dan didorong.

Mainan yang dianjurkan untuk bayi 6-12 bulan:

a. Blockies warna-warni jumlah, ukuran.


b. Buku dengan gambar menarik.
c. Balon, cangkir dan sendok.
d. Boneka bayi.
e. Mainan yang dapat didorong dan ditarik.
6. Todler (2-3 tahun)
a. Mulai berjalan, memanjat, berlari.
b. Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya.
c. Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu.
d. Perhatiannya singkat.
e. Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
f. Karakteristik bermain “Paralel Play”
g. Toddler selalu bertengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu.
h. Senang musik/irama.

Mainan untuk toddler:


a. Mainan yang dapat ditarik dan didorong.
b. Alat masak.
c. Malam, lilin.
d. Boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat
dipukul, krayon, kertas.

7. Pra Sekolah (4-5 tahun)


a. Dapat melompat, berlari, bermain dan bersepeda.
b. Sangat energik dan imaginatif.
c. Mulai terbentuk perkembangan moral.
d. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok.
e. Karakteristik bermain: assosiative play, dramatic play, skill play.
f. Laki-laki aktif bermain di luar, perempuan didalam rumah.
Mainan untuk pra sekolah:
a. Peralatan rumah tangga.
b. Sepeda roda tiga.
c. Papan tulis/kapur.
d. Lilin, boneka, kertas.
e. Drum, buku dengan kata sederhana, kapal terbang, mobil, truk.
8. Usia Sekolah (6-12 tahun)
a. Bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama.
b. Dapat belajar dengan aturan kelompok.
c. Belajar independent, cooperative, bersaing, menerima orang lain.
d. Karakteristik “Cooperative Play”.
e. Laki-laki: Mechanical, perempuan : Mother Role.

9. Remaja ( 13-18 tahun)


a. Bermain dalam kelompok seperti sepak bola, basket, bulutangkis.
b. Senang mendengarkan musik, melihat TV, mendengarkan radio.
c. Membaca majalah, buku.

J. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)


1. Pengertian
APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak
disesusikan dengan usia dan tingkat perkembangannya.
2. Kegunaan
a. Pengembangan aspek fisik: merangsang pertumbuhan fisik anak.
b. Pengembangan bahasa: melatih bicara dan menggunakan kalimat yang
benar.
c. Pengembangan aspek kognitif: pengenalan suara, bentuk, ukuran, dan
warna.
d. Pengembangan aspek sosial: hubungan atau interaksi ibu-anak, keluarga,
masyarakat.
3. Syarat
a. Aman, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.
b. Ukuran dan berat sesuai usia.
c. Desainnya harus jelas. Memiliki ukuran, susunan, warna tertentu serta
jelas maksud dan tujuannya.
d. Berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak
(motorik, bahasa, kognitif, sosialisasi).
e. Dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tidak terlalu sulit dan tidak
terlalu mudah.
f. Harus tetap menarik.
g. Mudah diterima oleh semua kebudayaan.
h. Tidak mudah rusak. Jika ada bagian yang rusak mudah diperbaiki dan
diganti, pemeliharaan mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat,
harga terjangkau.
4. Alat Permainan Balita dan Perkembangan yang Distimuli
a. Motorik kasar: sepeda roda tiga/dua, mainan yang ditarik dan didorong.
b. Motorik halus: gunting, bola, balok, lilin.
c. Kognitif: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna.
d. Bahasa: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, televisi.
e. Menolong diri sendiri: gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos
kaki.
f. Tingkah laku sosial: alat permainan yang dapat dipakai bersama seperti
bola, tali, dakon.

5. Kesalahan dalam Pemilihan Alat


a. Memberikan sekaligus banyak mainan.
b. Alat permainan dianggap bagus atau perlu oleh orang tua tapi kontradiksi
bagi anak.
c. Alat terlalu mahal.
d. Terlalu lengkap dan sempurna.
e. Tidak sesuai dengan umur anak.
f. Terlalu banyak mainan dengan tipe yang sama.
g. Tidak teliti ke
DAFTAR PUSTAKA

Foster and Humsberger. 1998. Family Centered Nursing Care of Children. WB


sauders Company. Philadelpia. USA

Hurlock, E. B. 1991. Perkembangan anak. jilid I. Erlangga. Jakarta

Markum, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. IDI. Jakarta

Merenstein, et al. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika. Jakarta

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Whaley and Wong.1991. Nursing Care infants and children. Fourth Edition. Mosby
Year Book. Toronto. Canada
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai