PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis. Kebutuhan
dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki terdiri dari lima
kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). Kebutuhan dasar manusia seperti
makan,air, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi manusia. Kebutuhan
dasar manusia tersebut dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan
dasar manusia dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia kesehatan.
walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang
mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang
terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow adalah sebuah teori yang dapat
digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada
saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu
lebih penting dari pada kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain. Misalnya, orang yang lapar akan lebih
mencari makanan daripada melakukan aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan mengaplikasikan 9 kebutuhan dasar
manusia pada individu yang mengalami gangguan kesehatan.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian KDM.
b. Mengetahui hal-hal yang mendasari pemahaman tentang KDM.
c. Mengetahui model-model KDM.
d. Mengetahui kerakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi.
e. Mengetahui penerapan KDM dalam praktik keperawatan.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan dan dijadikan sebagai bahan bacaan dalam
pengembangan ilmu keperawatan dasar manusia
2. Manfaat aplikatif
Dapat diterapkan sebagai asuhan keperawatan dalam pemberian asuhan
keperawatan dalam kegiatan perawatan sehari-hari.
BAB II
a. Anatomi fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat
gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan(faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
1) Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
pada hewan.Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan
bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
2) Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan.Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema
melintang mulut, hidung, faring, dan laring
3) Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses
peristaltik.
4) Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti
kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu:
a) Kardia
b) Fundus
c) Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.Dalam
keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.
5) Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus)
dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam),
lapisan otot melingkar (M sirkuler), lapisan otot memanjang (M
Longitidinal) dan lapisan serosa (Sebelah Luar).
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
3) Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa
yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana
bereaksi terhadap nyeri. Ada perbedaan makna dan sikap dikaitkan
dengan nyeri diberbagai kelompok budaya. Suatu pemahaman
tentang nyeri dari segi makna budaya akan membantu perawat dalam
merancang asuhan keperawatan yang relevan untuk klien yang
mengalami nyeri (Potter, 2010).
4) Usia
Usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi nyeri,
khususnya pada anak-anak dan lansia. Perkembangan, yang
ditemukan diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi
bagaimana anak-nak dan lansia bereaksi terhadap nyeri. Anak yang
masih kecil mempunyai kesulitan mengungkapkan dan
mengekspresikan nyeri.
5) Efek Plasebo
Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk
tablet, kapsul, cairan injeksi dan sebagainya. Plasebo umumnya
terdiri atas gula,larutan salin normal, dan atau air biasa. Karena
plasebo tidak memiliki efek farmakologis, obat ini hanya
memberikan efek dikeluarkannya produk ilmiah (endogen) endorfin
dalam sistem kontrol desenden, sehingga menimbulkan efek
penurunan nyeri.
V. KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
a. Eliminasi Urine
1) Anatomi fisiologi Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang
menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke
vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat
urin dikumpulkan, dan d) satu uretra, urin dikeluarkan dari vesika
urinaria.
a) Ginjal (Ren)
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang
perut atau abdomen.Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang
belakang, di bawah hati dan limpa.Di bagian atas (superior) ginjal
terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).Ginjal
kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi
tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas
dan duabelas.Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam
goncangan.
Fungsi ginjal, adalah sebagai berikut :
(1) Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis
atau racun,
(2) Mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
(3) Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari
cairan tubuh
(4) Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum,
kreatinin dan amoniak.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula
fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat
gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat
lebih terang dibandingkan cortex.Bagian medulla berbentuk kerucut
yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap
kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai
pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan
nervus..Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang
diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis
majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga
calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan
unit fungsional ginjal.Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap
ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, angsa
henle, tubulus distal dan tubulus urinarius
b) Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari
ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan
penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen
dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.Lapisan dinding ureter
terdiri dari dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa), lapisan
tengah lapisan otot polos, dan lapisan sebelah dalam lapisan
mukosa.Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan
peristaltik yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
c) Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin.Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi).Letaknya di belakang simfisis
pubis di dalam rongga panggul.Vesika urinaria dapat mengembang
dan mengempis seperti balon karet.Dinding kandung kemih terdiri
dari lapisan sebelah luar (peritoneum), tunika muskularis (lapisan
berotot), tunika submukosa dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam).
d) Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria
yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki
panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari urethra pars
prostatica, urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra
externa), urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor),
3-5 cm (Lewis). Sphincter uretra terletak di sebelah atas vagina
(antara clitoris dan vagina) dan uretra disini hanya sebagai saluran
ekskresi.
Dinding uretra terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
(1) Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari
Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos.
Sphincter uretra menjaga agar uretra tetap tertutup.
(2) Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh
darah dan saraf.
(3) Lapisan mukosa.
e) Urin (Air Kemih)
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
(1) Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari
pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya.
(2) Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi
keruh.
(3) Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan
sebagainya.
(4) Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau
amoniak.
(5) Berat jenis 1,015-1,020.
(6) Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung
dari pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein
memberi reaksi asam).
Komposisi air kemih, terdiri dari:
(1) Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
(2) Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea,
amoniak dan kreatinin.
(3) Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
(4) Pagmen (bilirubin dan urobilin).
(5) Toksin.
(6) Hormon.
f) Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah
terisi dengan urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
(1) Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada
dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini
terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan
mencetuskan tahap ke 2).
(2) Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan
mengosongkan kandung kemih.Pusat saraf miksi berada pada
otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian besar
pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di
pelajari “latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat
Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot
detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf
parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi,
sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal:
tidak nyeri).
Ciri-Ciri Urin Normal :
(1) Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai
dengan jumlah cairan yang masuk.
(2) Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
(3) Baunya tajam.
(4) Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
2) Proses Berkemih
a) Proses Filtrasi ,di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan
darah kecuali protein.Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai
bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat,
bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal.Cairan yang disaring
disebut filtrate glomerulus.
b) Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glukosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus
proximal.
Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan
sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh.Penyerapan terjadi
secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla
renalis.
c) Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal
dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.
3) Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine
a) Diet dan Asupan (intake)
Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang
memengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dapat menentukan
jumlah urine yang dibentuk.Selain itu, juga dapat meningkatkan
pembentukan urine.
b) Respons Keinginan Awal untuk Berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat
menyebabkan urine banyak tertahan di dalam urinaria sehingga
memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah urine.
c) Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
eliminasi dalam kaitannya terhadap tersedianva fasilitas toilet.
d) Stres Psikologis
Meningkatnya stres dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi
keinginan berkemih.Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk
keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.
e) Tingkat Aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik
untuk fungsi sfingter.Hilangnya tonus otot vesika urinaria
menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun dan
kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas.
f) Tingkat Perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi
pola berkemih.Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih
memiliki mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil.
Namun dengan usia kemampuan dalam mengontrol buang air kecil.
g) Kondisi Penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti
diabetes melitus.
h) Sosiokultural
Budaya dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine,
seperti adanya kultur pada masyarakat tertentu yang melarang untuk
buang air kecil di tempat tertentu.
i) Kebiasaan Seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di
mengalamikesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot
urine bila dalam keadaan sakit.
j) Tonus Otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses
berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis.
Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi pengontirolan
pengeluaran urine.
k) Pengobatan
Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya
peningkatan atau penurunan -proses perkemihan. Misalnya
pemberian diure;tik dapat meningkatkan jumlah urine, se;dangkan
pemberian obat antikolinergik dan antihipertensi dapat
menyebabkan retensi urine.
l) Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik ini juga dap'at memengaruhi kebutuhan
eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan
dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti IVY (intra
uenus pyelogram), yang dapat membatasi jumlah asupan sehingga
mengurangi produksi urine. Se;lain itu tindakan sistoskopi dapat
menimbulkan edema lokal pada uretra yang dapat mengganggu
pengeluaran urine.
4) Masalah Eliminasi Urin
Penyakit ginjal utamanya akan berdampak pada sistem tubuh secara
umum. Salah satu yang tersering ialah gangguan urine.
Beberapa masalah eliminasi urine yang sering muncul, antara lain:
a) Retensi
Retensi Urine ialah penumpukan urine acuan kandung kemih dan
ketidaksanggupan kandung kemih untuk mengosongkan sendiri.
Kemungkinan penyebabnya :
(1) Operasi pada daerah abdomen bawah.
(2) Kerusakan ateren
(3) Penyumbatan spinkter.
Tanda-tanda retensi urine :
a) Ketidak nyamanan daerah pubis.
b) Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.
c) Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
d) Meningkatnya keinginan berkemih.
b) Enuresis
Ialah keluarnya kencing yang sering terjadi pada anak-anak
umumnya malam hari. Kemungkinan peyebabnya :
a) Kapasitas kandung kemih lebih kecil dari normal.
b) Kandung kemih yang irritable
c) Suasana emosiaonal yang tidak menyenangkan
d) ISK atau perubahan fisik atau revolusi.
c) Inkontinensia
Inkontinesia Urine ialah bak yang tidak terkontrol.
Jenis inkotinensia
a) Inkontinensia Fungsional/urgensi
Inkotinensia Fungsional ialah keadaan dimana individu
mengalami inkontine karena kesulitan dalam mencapai atau
ketidak mampuan untuk mencapai toilet sebelum berkemih.
Faktor Penyebab:
(1) Kerusakan untuk mengenali isyarat kandung kemih.
(2) Penurunan tonur kandung kemih
(3) Kerusakan moviliasi, depresi, anietas
(4) Lingkungan
(5) Lanjut usia.
b) Inkontinensia Stress
Inkotinensia stress ialah keadaan dimana individu mengalami
pengeluaran urine segera pada peningkatan dalam tekanan intra
abdomen.
Faktor Penyebab:
(1) Inkomplet outlet kandung kemih
(2) Tingginya tekanan infraabdomen
(3) Kelemahan atas peluis dan struktur pengangga
(4) Lanjut usia.
c) Inkontinensia Total
Inkotinensia total ialah keadaan dimana individu mengalami
kehilangan urine terus menerus yang tidak dapat diperkirakan.
Faktor Penyebab:
(1) Penurunan Kapasitas kandung kemih.
(2) Penurunan isyarat kandung kemih
(3) Efek pembedahan spinkter kandung kemih
(4) Penurunan tonus kandung kemih
(5) Kelemahan otot dasar panggul.
(6) Penurunan perhatian pada isyarat kandung kemih
(7) Perubahan pola
(8) Frekuensi
(9) Meningkatnya frekuensi berkemih karena meningkatnya
cairan.
(10) Urgency
(11) Perasaan seseorang harus berkemih
b. Eliminasi Fekal
1) EliminasiDigestif
Eliminasi ini berkaitan dengan organ system pencernaan hususnya
adalah kolon atau usia besar kolon (usus besar) dari saluran pencernaan
yang di mulai dari katup ileum-sekum keanus yang meliputi sekum,kolon
asenden, kolon tranversum, kolon desenden, kolon sigmoid, dan
anus.Panjang kolon pada orang dewasa + 1,5 meter (andra 2007).
2) Proses pembentukan feses
Setiap harinya ,sekitar 750cc chime kekolom dari ilium. Di kolon
cyme tersebut mengalami proses absorbsi air,nutrium,dan
klorida.Absorbsi ini dibantu dengan adanya gerakan peristaltik anus. Dari
750 cc chyme tersebut,sekitar 150-200 cc mengalami proses
reabsorpasi.Chyme yang tidak di reabsorpasi menjadi bentuk semisolid
yang disebut feses.
Selain itu dalam saluran,cerna banyak terdapat bakteri.Bakteri
mengadakan fermentasi zat makanan yang tidak dicerna. Proses
fermentasi akan menghasilkan gas yang di keluarkan melalui anus setiap
harinyayang kita kenal sebagai flatus.Misalnya,karbohidrat saat
difermentasikan akan menjadi hydrogen, karbondioksida, dan gas
metana.apabila terjadi ganguan pencernaan karbohidrat,maka akan ada
banyak gas yang terbentuk saat berfermentasi.akibatnya, seseorang akan
merasa kembung.
3) Pola Defekasi
Waktu Defekasi dan jumlah feses sangatlah bersifat individual.Orang
dalam keadaan normal,frekuensi buang air besar 1 kali sehari, tetapi ada
pula yang buang air besar 3-4 kali seminggu.Ada yang buang air besar
setelah sarapan pagi,ada pula yang malam hari.Pola defekasi individu
juga bergantung pada bowel training yang di lakukan pada masa kanak-
kanak.Sebagianbesarorang memiliki kebiasaan defekasi setelah sarapan
pagi karena adanya refleks gastrotolik yang menyebabkan “mass
movement” pada usus besar.
Umumnya feses bergantung pada jumlah intake makanan.Namun
secara khusus jumlah feses sangat bergantung pada kandungan serat dan
cairan pada makanan.Pola defekasi akan berubah karena adanya
kontifikasi,fekal inflation,diare,dan inkontinensia.Kondisi ini
berpengaruh terhadap konsistensi dan frekuensi buang air besar.
4) Karakteristik feses
a) Karakteristik feses normal
(1) Konsitensi
Secara normal feses memiliki bentuk,tetapi lembek karena
mengandung +75 air dan +25 sisanya berupa zat ampas
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan yang dibutuhkan oleh semua
manusia dan kebutuhan tersebut essensial agar seseorang itu dapat bertahan
hidup.
b. Kebutuhan dasar manusia menurut hierarki maslow ada lima yaitu kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman dan nyaman, kebutuhan akan cinta,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri.
c. Kebutuhan dasar manusia terdiri dari kebutuhan nutrisi, kebutuhan
oksigenasi, kebutuhan cairan, kebutuhan eleminasi, kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan mobilisasi, kebutuhan personal hygiene, kebutuhan seksual,
kebutuhan isterahat tidur.
B. SARAN
Kami berharap setelah membaca laporan pendahuluan ini, pembaca dapat
mengetahui apa- apa saja kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi dan
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta dijadikan sebagai
referensi bagi mahasiswa kelak dalam pemberian asuhan keperawatan, dan kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. & Uliyah, Musrifatul. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Jakarta: Salemba Medika.
https://id.scribd.com/doc/82387132/KEBUTUHAN-DASAR-MANUSIA(Di akses
pada tanggal 30 September 2022).
https://id.scribd.com/doc/297354238/9-KDM(Di akses pada tanggal 30 September
2022).
https://pdfcoffee.com/lp-kebutuhan-dasar-manusia-pdf-free.html(Di akses pada
tanggal 30 September 2022).
https://id.scribd.com/document/392329997/LP-Kebutuhan-Dasar-Manusia(Di akses
pada tanggal 30 September 2022).
Kasiati, & Dwi, N. W. R. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia 1. Kementrian
kesehatan Republik Indonesia.
Nursalam. (2001). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam praktik keperawatan
Professional, edisi 1, Jakarta : Salemba Medika.
Potter & Perry, 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktek edisi
4, Jakarta: EGC.
Smetlzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
&Suddarth. Alih Bahasa: Agung Waluyo. Edisi 8.Jakarta; EGC; 2001.