Mengapa analisis pemilihan model asuhan keperawatan ini sangat penting untuk dilakukan di
Rumah Sakit?
Jawab:
Bagaimana pola dan model asuhan keperawatan yang akan diterapkan di rumah sakit,
dimensi apa saja yang harus diperhatikan, merupakan pertanyaan kunci yang harus dijawab
oleh manajemen keperawatan di rumah sakit saat ini
Jawab:
Pola dan model keperawatan asuhan keperawatan ini adalah saling berkontribusi
sesuai kompetensi yang dimiliki dan keterbukaan masing-masing profesi.
Pertanggungjawaban juga perlu baik secara individu maupun dikelompok. Ketika aspek
tersebut tidak seimbang maka akan menyebabkan miss communication atau salah persepsi
dan tugas serta tanggung jawab yang tidak terpenuhi akibatnya dapat menimbulkan
kejadian medical error, nursing error atau Kehadian Tidak Diharapkan (KTD)
Manfaat teknologi informasi di bidang keperawatan menurut Oberty Elvi, antara lain:
Posisi perawat dalam tugasnya sehubungan dengan keberadaan dokter adalah sebagai
mitra dimana posisi antara perawat, pasien dan dokter adalah sejajar. Maka akan salah
jika masih memiliki pandangan bahwa perawat merupakan “pembantu dokter”. Menurut
Anggarawati (2016) antara dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya harus
berkolaborasi, berkoordinasi, bekerjasama dan saling memberikan informasi dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Kolaborasi didasarkan pada saling menghargai, saling
menghormati, kasih sayang dan tanpa saling ketergantungan.
Bagaimana seharusnya pola, sifat, dan arah komunikasi praktis antara dokter dengan perawat.
Jawab:
Seharusnya pola dan sifat komunikasi antara dokter dengan perawat komunikasi
efektif dan dua arah. Komunikasi efektif merupakan tersampaikannya pesan kepada
penerima sesuai dengan persepsi yang dimaksudkan oleh komunikator sehingga tidak
terjadi salah persepsi dalam penyampaian informasi. Komunikasi dokter dengan perawat
juga seharusnya dua arah dimana saling melengkapi inforrmasi, saling berdiskusi serta
terdapat pertanyaan dan feedback.
Jalan keluar dari masalah tersebut adalah harusnya perawat dan dokter atau tenaga
medis lain harus saling belajar dan meningkatkan pengetahuan baik tentang bahasa atau
istilah yang sering digunakan oleh masing-masing profesi agar tidak terjadi miss
communication. Masing-masing profesi juga harus mengesampingkan ego dan saling
terbuka. Jangan ada rasa saling merendahkan pengetahuan yang dimiliki oleh lawan
bicara dan jika tidak paham dengan pesan yang telah disampaikan hendaknya ditanyakan
agar pemahaman pemikiran menjadi setara.
DAFTAR PUSTAKA
Anggarawati, T & Sari, N.W. 2016. Kepentingan Bersama Perawat-dokter dengan kualitas
Pelayanan Keperawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Vol 12(1): 44-54.
Reni, A., Yudianto, K., & somantri, I. 2010. Efektifitas Pelaksanaan Komunikasi Dalam
Kolaborasi Antara Perawat dan Dokter Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Sumedan. Jurnal Universitas Padjajaran, Volume 12 Nomor 1.
Thaifur, A.Y.B.R., Noor, N.B., & Zulkiflir, A. 2014. Analisis Pengaruh Pengetahuan
Perawat tentang Indikator Kolaborasi terhadap Praktik Kolaborasi Perawat Dokter
di Unit Rawat Inap RSUD Morowali Tahun 2014. Universitas Hasanuddin 2014.