Anda di halaman 1dari 4

PERTANYAAN

Mengapa analisis pemilihan model asuhan keperawatan ini sangat penting untuk dilakukan di
Rumah Sakit?
Jawab:

Interprofesional kolaborasi merupakan startegi umum untuk mencapai kualitas hasil


yang diinginkan secara efektif dan efisien dalam kesatuan kompleks pelayanan kesehatan
(Reni dkk, 2010). Model asuhan keperawatn ini sangat penting untuk dilakukan di rumah
sakit karena dalam hubungan kolaborasi ini melibatkan sejumlah tenaga profesi kesehatan
dimana semua tenaga profesi harus saling berkontribusi sesuai dengan peran, keahlian,
kompetensi dan wewenang masing-masing sehingga pelayanan yang diberikan akan
efisien, holistik dan kepuasan pasien akan meningkat (Nurachmah, 2010 dalam Thaifur
dkk, 2014). Kunci dari model asuhan keperawatan ini adalah keterbukaan dalam
berkomunikasi serta pemahaman masing-masing profesi akan peran dan tanggung
jawabnya baik secara individu maupun dikelompok. Ketika aspek tersebut tidak seimbang
maka akan menyebabkan miss communication atau salah persepsi dan tugas serta
tanggung jawab yang tidak terpenuhi akibatnya dapat menimbulkan kejadian medical
error, nursing error atau Kehadian Tidak Diharapkan (KTD).

Bagaimana pola dan model asuhan keperawatan yang akan diterapkan di rumah sakit,
dimensi apa saja yang harus diperhatikan, merupakan pertanyaan kunci yang harus dijawab
oleh manajemen keperawatan di rumah sakit saat ini
Jawab:

Pola dan model keperawatan asuhan keperawatan ini adalah saling berkontribusi
sesuai kompetensi yang dimiliki dan keterbukaan masing-masing profesi.
Pertanggungjawaban juga perlu baik secara individu maupun dikelompok. Ketika aspek
tersebut tidak seimbang maka akan menyebabkan miss communication atau salah persepsi
dan tugas serta tanggung jawab yang tidak terpenuhi akibatnya dapat menimbulkan
kejadian medical error, nursing error atau Kehadian Tidak Diharapkan (KTD)

Mengapa diperlukan pemahaman mengenai teknologi informasi di bidang keperawatan?


Jawab:
Karena teknologi informasi didunia ini sifatnya selalu berkembang. Dalam memahami
perkembangan setiap teknologi informasi di bidang keperawatan akan membantu perawat
memberikan pelayan keperawatan yang lebih efisien dan optimal. Menurut Oberty, sistem
informasi yang telah berkembang saat ini dapat membantu perawat dalam pengambilan
keputusan, membantu membuat hubungan antara informasi yang didapatkan dari pasien
ke literature pilihan tindakan berdasarkan integrasi sistem serta dapat meningkatkan
keamanan dan keselamatan pasien. Adanya pemanfaatan perkembangan teknologi ini
diharapkan akan meningkatkan efisiensi, efektifitas dan mutu pelayanannya yang
berujung pada kepuasan pasien dan pelayanan kesehatan yang berkualitas

Bagaimana memanfaatkan informasi dalam mendukung optimalisasi, efektifitas, dan efisiensi


proses manajerial?
Jawab:

Manfaat teknologi informasi di bidang keperawatan menurut Oberty Elvi, antara lain:

a. Membantu perawat dalam pengelolaan data asuhan keperawatan


b. Menjadi sarana edukasi bagi perawat
c. Mengefisiensiensikan waktu dan tenaga perawat
d. Membantu perawat dalam pengambilan keputusan sesuai dengan informasi yang
didapatkan dari pasien ke literature pilihan tindakan berdasarkan integrasi sistem
yang ada
e. Penerapan teknologi PDA (Personal Digital Assistant) dapat membantu perawat
dalam meningkatkan akurasi pendokumentasian, mencegah medical error serta
memudahkan komunikasi antar perawat saat merawat pasien

Bagaimana sebenarnya posisi perawat dalam tugasnya sehubungan dengan keberadaan


dokter.
Jawab:

Posisi perawat dalam tugasnya sehubungan dengan keberadaan dokter adalah sebagai
mitra dimana posisi antara perawat, pasien dan dokter adalah sejajar. Maka akan salah
jika masih memiliki pandangan bahwa perawat merupakan “pembantu dokter”. Menurut
Anggarawati (2016) antara dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya harus
berkolaborasi, berkoordinasi, bekerjasama dan saling memberikan informasi dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Kolaborasi didasarkan pada saling menghargai, saling
menghormati, kasih sayang dan tanpa saling ketergantungan.

Bagaimana seharusnya pola, sifat, dan arah komunikasi praktis antara dokter dengan perawat.
Jawab:

Seharusnya pola dan sifat komunikasi antara dokter dengan perawat komunikasi
efektif dan dua arah. Komunikasi efektif merupakan tersampaikannya pesan kepada
penerima sesuai dengan persepsi yang dimaksudkan oleh komunikator sehingga tidak
terjadi salah persepsi dalam penyampaian informasi. Komunikasi dokter dengan perawat
juga seharusnya dua arah dimana saling melengkapi inforrmasi, saling berdiskusi serta
terdapat pertanyaan dan feedback.

Dimanakah awal mula terjadinya permasalahan dalam komunikasi ini.


Jawab:

Awal mula terjadinya permasalahan dalam komunikasi ini adalah kurangnya


keterbukaan antara profesi dalam penyampaian masalah sehingga informasi tidak
tersampaikan atau informasi tersampaikan tetapi tidak diterima/diterapkan. Akibat
perlakuan tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadinya salah pemahaman,
pemahaman yang tidak setara dalam proses penyampaian informasi

Bagaimana jalan keluar dari permasalahan tersebut.


Jawab:

Jalan keluar dari masalah tersebut adalah harusnya perawat dan dokter atau tenaga
medis lain harus saling belajar dan meningkatkan pengetahuan baik tentang bahasa atau
istilah yang sering digunakan oleh masing-masing profesi agar tidak terjadi miss
communication. Masing-masing profesi juga harus mengesampingkan ego dan saling
terbuka. Jangan ada rasa saling merendahkan pengetahuan yang dimiliki oleh lawan
bicara dan jika tidak paham dengan pesan yang telah disampaikan hendaknya ditanyakan
agar pemahaman pemikiran menjadi setara.

DAFTAR PUSTAKA
Anggarawati, T & Sari, N.W. 2016. Kepentingan Bersama Perawat-dokter dengan kualitas
Pelayanan Keperawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Vol 12(1): 44-54.

Reni, A., Yudianto, K., & somantri, I. 2010. Efektifitas Pelaksanaan Komunikasi Dalam
Kolaborasi Antara Perawat dan Dokter Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Sumedan. Jurnal Universitas Padjajaran, Volume 12 Nomor 1.

Thaifur, A.Y.B.R., Noor, N.B., & Zulkiflir, A. 2014. Analisis Pengaruh Pengetahuan
Perawat tentang Indikator Kolaborasi terhadap Praktik Kolaborasi Perawat Dokter
di Unit Rawat Inap RSUD Morowali Tahun 2014. Universitas Hasanuddin 2014.

Oberty, E. EFEKTIFITAS DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PDA (PERSONAL DIGITAL


ASSISTANT) DI PELAYANAN KEPERAWATAN. Fakultas Ilmu Keperawatan:
Universitas Indonesia. Diakses dari: http://pkko.fik.ui.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai