Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

F DENGAN DIAGNOSA DEMAM DENGAN


PENURUNAN KESADARAN DI RUANG ANAK LANTAI 1 RSUP Dr. KARIADI
SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Anak
Pembimbing Akademik : Ns. Meira Erawati, M.Si. Med
Pembimbing Klinik : Ns. Agus Nugroho, S.Kep

Oleh:

Umi Afrikhah
22020118220093

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXXIII


DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas 38°C.
Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan. Pada tingkat
tertentu demam merupakan bagian dari pertahanan tubuh yang bermanfaat karena timbul
dan menetap sebagai respon terhadap suatu penyakit, namun suhu tubuh yang terlalu
tinggi juga akan berbahaya (Tjahjadi, 2007). Pada dasarnya terdapat dua kondisi demam
yang memerlukan pengelolaan yang berbeda. Pertama adalah demam yang tidak boleh
terlalu cepat diturunkan karena merupakan respon terhadap infeksi ringan yang bersifat
self limited. Kedua adalah demam yang membutuhkan pengelolaan segera karena
merupakan tanda infeksi serius dan mengancam jiwa seperti pneumonia, meningitis, dan
sepsis. Oleh karena itu pemahaman mengenai pengelolaan demam pada anak yang baik
menjadi sesuatu yang penting untuk dipahami (Hasan, 2007).
Penyebab demam menurut Valita (2008) yaitu demam yang berhubungan dengan
infeksi sekitar 29-52% sedangkan 11-20% dengan keganasan, 4% dengan penyakit
metabolik dan 11-12% dengan penyakit lain. Penyebab demam terbanyak di Indonesia
adalah penyakit infeksi, dimana penyakit infeksi menjadi penyebab demam sebesar 80%,
yaitu infeksi saluran kemih, demam tifoid, bakteremia, tuberkulosis serta otitis media.
Penyebab tersebut akan menimbulkan dampak apabila tidak diberikan penanganan yang
tepat pada demam tersebut (Pediatri, 2008).
Peningkatan suhu tubuh pada anak sangat berpengaruh terhadap fisiologis organ
tubuh anak, karena luas permukaan tubuh anak relatif kecil dibandingkan pada orang
dewasa, hal ini menyebabkan ketidakseimbangan organ tubuh pada anak. Peningkatan
suhu tubuh yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, letargi, penurunan nafsu
makan sehingga asupan gizi berkurang termasuk kejang yang mengancam kelangsungan
hidup anak, lebih lanjut dapat mengakibatkan terganggunya tubuh kembang anak.
Banyaknya dampak negatif dari demam tersebut maka demam harus segera ditangani
(Reiga, 2010). Dampak demam bagi anak usia sekolah jika tidak mendapatkan
penanganan lebih lanjut antara lain mengganggu proses belajar karena anak biasanya
tidak masuk sekolah, dampak klinis berupa dehidrasi sedang hingga berat, kerusakan
neurologis, kejang demam hingga kematian (Valita, 2008). Untuk itu disusun asuhan
keperawatan pada anak dengan demam yang bertujuan agar mahasiswa mengetahui dan
memahami asuhan keperawatan pada klien dengan demam terlebih dengan penurunan
kesadaran
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami terjadinya demam dengan penuruan
kesadaran serta mengelola asuhan keperawatan demam dengan penurunan kesadaran.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui konsep asuhan keperawatan pada penyakit demam
dengan penurunan kesadaran
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian secara komprehensif pada pasien
demam dengan penurunan kesadaran
c. Mahasiswa mampu membuat hasil analisa data pada pasien demam dengan
penurunan kesadaran
d. Mahasiswa mampu menentukan rencana keperawatan pada pasien demam dengan
penurunan kesadaran
e. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi pada pasien demam dengan
penurunan kesadaran
f. Mahasiswa mampu membuat evaluasi pada pasien demam dengan penurunan
kesadaran
g. Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan lanjut pada pasien demam dengan
penurunan kesadaran
BAB IV
PEMBAHASAN

Panas atau demam merupakan kondisi dimana otak mematok suhu di atas setting
normal yaitu di atas 380C. Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila suhu
>38.50C. Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh akan memproduksi panas. Penyebab
demam menurut Valita (2008) yaitu demam yang berhubungan dengan infeksi sekitar 29-
52% sedangkan 11-20% dengan keganasan, 4% dengan penyakit metabolik dan 11-12%
dengan penyakit lain. Penyebab demam terbanyak di Indonesia adalah penyakit infeksi,
dimana penyakit infeksi menjadi penyebab demam sebesar 80%, yaitu infeksi saluran kemih,
demam tifoid, bakteremia, tuberkulosis serta otitis media. Penyebab tersebut akan
menimbulkan dampak apabila tidak diberikan penanganan yang tepat pada demam tersebut
(Pediatri, 2008). Peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi,
letargi, penurunan nafsu makan sehingga asupan gizi berkurang termasuk kejang yang
mengancam kelangsungan hidup anak, lebih lanjut dapat mengakibatkan terganggunya tubuh
kembang anak.
Masalah keperawatan yang muncul pada kasus An. F adalah hipertemia b.d penyakit
(hidrosefalus) (00007) dengan hasil pengkajian suhu tubuh 3,850C, akral teraba hangat,
kejang 6 kali dengan durasi 5-10 menit, kulit kemerahan, dan letargi. Penatalaksanaan yang
dilakukan terhadap An. F adalah penatalaksanaan secara farmakologi dan non farmakologi
untuk membantu mempercepat proses penurunan suhu tubuh. Penatalaksanaan farmakologi
yang diberikan adalah paracetamol 2 cth/4 jam secara per oral dan pemberian manitol 20%
untuk mengurangi tekanan intrakranial karena hidrosefalus. Sedangkan penatalaksanaan
secara non farmakologi adalah kompres hangat yang dilakukan selama 10 menit, diberikan
pada aksila, lipatan paha dan leher.
Kompres hangat merupakan tindakan dengan menggunakan kain atau handuk
yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu
sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani,
2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dkk (2016) di RSUD dr. H. Abdul
Moeloek Lampung menunjukkan bahwa pemberian kompres hangat mempunyai efek
dalam menurunan suhu tubuh pada klien demam. Hasil penelitian menunjukkan suhu tubuh
sebelum diberi tindakan kompres hangat adalah 38,5°C,dan sesudah kompres hangat sebesar
38,0°C. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2009)
di RSUD dr. Moewardi Surakarta tentang pengaruh kompres hangat terhadap perubahan
suhu tubuh pada pasien anak hipertermia,didapatkan hasil p value = 0,001 yang artinya
ada pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh pasien anak hipertermi.
Kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat sehingga
tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran cukup panas, akhirnya tubuh akan
menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh,
dengan suhu diluaran hangat akan membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan
mengalami vasodilatasi sehingga pori – pori kulit akan membuka dan mempermudah
pengeluaran panas. Sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam didapatkan hasil bahwa
masalah keperawatan Hipertemia b.d. penyakit (hidrosefalus) (00007) teratasi yang ditandai
dengan suhu klien 37,20C, akral teraba hangat, tidak muncul kemerahan pada kulit, klien
tidak kejang dan tidak letargi.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas
38°C. Pemahaman mengenai pengelolaan demam pada anak yang baik menjadi
sesuatu yang penting untuk dipahami. Penyebab demam yaitu demam yang
berhubungan dengan infeksi sekitar 29-52% sedangkan 11-20% dengan keganasan,
4% dengan penyakit metabolik dan 11-12% dengan penyakit lain. Penanganan
demam dapat secara farmakologi dan non farmakologi, yaitu pemberian paracetamol
2cth/4-6 jam atas kolaborasi dengan dokter dan pemberian kompres hangat selama
10-15 menit.

B. SARAN
Penulis menyadari asuhan keperawatan ini masih jauh dari kesempurnaan maka
diharapkan pembaca dapat memahami tentang asuhan keperawatan pada anak
demam dengan penurunan kesadaran

Anda mungkin juga menyukai