DEMAM BERDARAH
OLEH
KELOMPOK II :
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur kepada Tuhan, akhirnya saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “ASKEP KELUARGA”. Makalah ini ditulis sebagai salah satu
persyaratan untuk memperole nilai dalam mata kuliah “KEPERAWATAN KELUARGA”
Kami sadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, tetapi kami berharap makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG.............................................................................................
TUJUAN..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
DEFINISI.................................................................................................................
ANATOMI DAN FISIOLOGI................................................................................
ETIOLOGI...............................................................................................................
PATOFISIOLOGI...................................................................................................
KLASIFIKASI.........................................................................................................
MANIFESTASI KLINIS.........................................................................................
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN.................................................................
KOMPLIKASI.........................................................................................................
PEMERIKSAAN PENUNJANG............................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN.........................................................................................................
DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................................................
INTERVENSI..........................................................................................................
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN........................................................................................................
SARAN....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tercapainya kesehatan yang optimal tergantung pada potensi biologis yang
merupakan hasil interaksi antara keadaan pasien (imunitas, usia, penyakit dasar kronik)
dan lingkungan. Kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya penyakit.
Terutama penyakit infeksi salah satu adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
atau Dengue Hemorhagic Fever (DHF). Penyakit ini diakibatkan oleh infeksi virus
dengue yang masih menjadi problem kesehatan masyarakat. Penyakit ini ditemukan
nyaris diseluruh belahan dunia terutama di negara-negara tropik dan subtropik.
Indonesia menempati peringkat ketiga dalam hal insidensi infeksi virus dengue dengan
jumlah kematian menempati peringkat pertama (2861 kasus). Penyakit akibat infeksi
virus dengue ini telah menyebar keseluruh propinsi di Indonesia dan sejak tahun 2001
telah menjadi suatu penyakit endemik di beberapa kota besar dan kecil, (Djunaedi,
2006). Sementara dari laporan kepala dinas kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya
menegaskan kasus penyakit demam berdarah di Bali semakin tahun semakin menurun.
Penurunan ini disebabkan peran masyarakaat dan pemerintah daerah setempat yang
sangat maksimal dalam memerangi penyakit ini diseluruh Bali. Pada tahun 2012,
perbandingan insiden kasus hanya mencapai 60/100.000 penduduk. Dari data itu
diketahui 2354 kasus demam berdarah dengue duseluruh bali, hanya 3 orang yang
meninggal dunia. Dibandingkan dengan tahun 2011, insiden kasus mencapai 156
kasus/100.000 penduduk. Bahkan pada tahun-tahun sebelumya, total kasus kematian
bisa diatas 100 orang pertahun. Penurunan ini bisa dipastikan karena menurut siklus,
biasanya memasuki musim hujan seperti Desember hingga Februari, total kasus
meningkat tajam. Sedngkan tahun 2012 dan sampai dengan pertengahan bulan januari
2013, jumlah kasus masih sangat sedikit dan sampai dengan saat ini belum ada sepuluh
kasus untuk seluruh Bali, walaupun jumlah kasus DHF sudah menurun tapi masyarakat
sering mengabaikan tanda dan gejala DHF, sehingga bisa mengakibatkan syok ataupun
kematian.
Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes
albopictus yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada
system pembekuan darah sehingga mengakibatkan pendarahan. Biasanya ditandai
dengan demam yang bersifat bifasik selama 2-7 hari, petekie dan adanya manifestasi
pendarahan. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi kejadian Demam Bedarah Dengue
sangat kompleks, antara lain iklim dan pergantian musim, kepadatan penduduk,
mobilitas penduduk dan transportasi. Bdengan DHF, bulan April dari keseluruhan
pasien 92 orang terdapat 25 orang pasien dengan DHF.
A. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini yaitu :
Agar dapat memperoleh gambaran umum tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien dengan DHF.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Demam Berdarah
Demam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(arthropadborn Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albipices
dan Aedes Aegypti).
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang diesebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti (betina), terutama menyerengan anak, remaja, dan
dewasa dan seringkali menyebabkan kematian bagi penderita.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang teradapat pada anak-
anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai
leucopenia, dengan atau tanpa tanda ruam dan limfadenopati.
B. Anatomi dan Fisiologi
Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah system
sirkulasi. System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari
traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi merupakan
sarana untuk membuang sisa-sisa metabolism dari sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit
yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah, dan darah.
1. Jantung.
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot
serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung)
dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks
cordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri bawah dari
pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri
antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya
denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
a. arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa
darah keseluru bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar
yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding
yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.
Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis
tengahnya kira-kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan
tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah
rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya
tetapi hanya untuk tunika intima. Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat
darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.
b. Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah
dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk susunan
dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan pada
arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang
gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang
ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga
mempunyai cabang tang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya
menjadi kapiler.
c. Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat
halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan
endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan
tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel
jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan
mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.
3. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut plasma dan
bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya tidak tetap
bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Darah yang
banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam
darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa
terdapat darah seanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter.
Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur,
pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Fungsi darah: 1. Sebagai alat pengangkut
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun
dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibody/zat-zat
antiracun.
3. Mengatur panas keselurh tubuh.
Adapun proses pembentukan sel dara terdapat tiga tempat yaitu: sumsung tulang,
hepar, dan limpa.
C. Etiologi
Penyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah adalah
virus dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang dikenal ada
4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang ditularkan melalui vector
nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody
seumur hidup terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotype lain.
D. Patofisiologi
Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
pertama-tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah
pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa.
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan depresi
sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan
menyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan sampai
pada pendarahan kelenjar adrenalin .
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut. Adanya kebocoran plasma ke
darah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga
serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan pericardium yang pada otopsi tenyata
melebihi cairan yang diberikan melalui infuse.
Jika renjatan atau syok, hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia
jaringan metabolic dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.
E. Klasifikasi
Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitannya dengan
pengelolarhan dan prognosis, (WHO) membagi DBD dalam 4 derajat, yaiu:
1. derajat 1
Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya
manifestasi pendarahan adaalh tes toniquet positif.
2. Derajat 2
Derajat 1 dan disertai pendarahan spontan pada kulit atau pendarahan lain.
3. Derajat 3
Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah
rendah, gelisa, sianosis mulut, hidung dan ujung jari.
4. Derajat 4
Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.
F. Manifestasi klinik
Kasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu: demam tinggi dan mendadak
yang dapat mencapai 400C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang, demam,
sakit kepala,anoreksia, mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri perut kanan atas atau
seluruh bagian perut dan pendarahan, terutama pendarahan kulit, walaupun hanya
berupa uji tourniquet positif. Selain itu, pendarahan kulit dapat terwujud memar atau
juga berupa pendarahan spontan mulai dari petekie pada ektremitas, tubuh, dan muka,
sampai epistaksis dan pendarahan gusi. Sementara pendarahan gastrointestinal masih
lebih jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang
berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi. Pendarahan lain seperti
pendarahan sub konjungtiva terkadang juga ditemukan. Pada masa konvalisen seringkali
ditemukan eritema pada telapak kaki dan hepatomegali. Hepatomegali biasanya dapat
diraba pada permukaan penyakit dan pembesaran hati ini tidak sejajar dengan beratnya
penyakit. Nyeri tekan seringkali ditemukan tanpa ikters maupun kegagalan pendarahan.
Mengigit manusia
Terjadi veremia
Suhu
Nyeri Hepatomegali Depresi sumsum
meningkat
otot tulang
Hipertermi
malaise Trombosit
menurun
Keringat Anoreksia
berlebihan Gangguan rasa Trombositopenia
nyaman
Mual, Kekurangan
Dehidrasi muntah volume cairan Pendarahan
tubuh
Defisit Perubahan Hipovolemia
volume nutrisi kurang
cairan dan dari kebutuhan
Resiko syok
tubuh
Syok
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS UMUM
2. Komposisi keluarga
Status
NO Nama JK Hub.keluarga umur pendidikan KB
imunisasi
1 Al. Ridwan Laki-laki Suami 52 SMA - -
2 Sondang Perempua Istri 45 SMA - PIL
3 Dian n Anak 19 SMA Lengkap -
4 Kevin Perempua Anak 11 SD lengkap -
n
Laki-laki
3. Genogram
4. Tipe Keluarga
Jenis Tipe Keluarga : keluarga “single parent” karna dalam rumah hanya terdapat Ibu dan anak-
anak, sehingga akan mempercepat penularan penyakit bilasalah satu anggota keluarga
menderita penyakit menular.
5. Suku Bangsa
a. Asal Suku Bangsa : Ny. S berasal dari suku Batak
b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan : Tidak ada
2. Karakteristik Tetangga
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah selalu memperhatikan kesehatan keluarga Ny.S
dengan selalu menjenguk dan kadang-kadang memberikan solusi tentang tindakn yang
harus dilakukan jika anggota keluarga sakit.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga adalah penduduk pendatang, tetapi saat ini sudah menetap di kecamatan
Helvetia sejak tahun 2004
4.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ibu selalu mengikuti pendalaman alkitab yang diadakan di lingkungan tiap minggu sore
5. sistem pendukung keluarga
Jika anggota keluarga sakit dan perlu biaya yang dirasakan berat maka keluarga biasanya
meminta bantuan kepada saudara ibu atau kepada tetangga dekat sering membantu.
E. SRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa uang dipakai sehari-hari adalah
bahasa batak dan kadang-kadang bahasa indonesia, keluarga tidak memiliki kesulitan
bahasa dalam menerima pesan, frekuensi komunikasi dalam keluarga setiap hari dilakukan
dan selama ini tidak ada masalah dalam keluarga mengenai komunikasi.
2. Struktur kekuatan keluarga
Pengendali keluarga adalah Ny. S sebagai kepala keluarga. Keputusan diambil oleh kepala
keluarga melalui musyawarah dengan seluruhanggota keluarga dan setelah pengambilan
keputusan tidak ada permasalahan dalam anggota keluarga dan secara umum ada yang
mendominasi kekuasaan hanya struktur tertinggi dipegang oleh kepala keluarga.
3. Struktur Peran
Peran kepala keluarga adalah mencari nafkah dan merawat anak.
4. Nilai atau norma dalam keluarga
Nilai keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada anggota keluarga yang
sakit periksa kesarana kesehatan dan dalam kehidupan sehari-hari keluarga menjalani
hidup berdasarkan tuntutan agama kristen.
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Sikap dan hubungan anggota keluarga baik dan keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai
2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi keluarga baik dan keluarga mendidik anak-anaknya dengan disiplin tinggi dengan
cara berpakaian rapi
3. Fungsi perawatan keluarga
Kemampuan mengenal masalah keluarga belum mengenali sakit anaknya
Kemampuan keluarga mengambil keputusan, apabila ada permasalahan kesehatan
keluarga merundingkan secara bersama-sama
Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, belum mampu oleh
karna itu melakukan tindakan sesuai dengan anjuran dokter atau perawat.
Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah, keluarga belum mampu
memelihara lingkungan dengan baik, saat melakukan kunjungan halama rumah
tampak kurang bersih dan banyak sampah serta nyamuk.
Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan, bila sakit periksa kerumah
sakit sari mutiara dengan menggunakan Bpjs.
4. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak 2 orang, 1 wanita dan 1 laki-laki. Jarak anak I dan ke II adalah 8 tahun. Dan ibu
mengikuti KB Pil.
5. Fungsi Ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Ny. S
Kesadaran : Compos Mentis
BB : 68 kg
TD : 120/90 mmhg
RR : 22 x/menit
Nadi : 83 x/menit
Suhu : 36 0C
Keluhan saat ini : -
Sistem kardiovaskuler : Baik
Sistem gastrointestinal : Baik
Sistem muskuloskletal : Baik
2. An. D
Kesadaran : Compos Mentis
BB : 56
TD : 110/80 mmhg
RR : 20 x/menit
Nadi : 70 x/menit
Suhu : 36 0C
Keluhan saat ini : -
Sistem kardiovaskuler : Baik
Sistem gastrointestinal : Baik
Sistem muskuloskletal : Baik
3. An. K
Kesadaran : Compos Mentis
BB : 38
TD : 110/80 mmhg
RR : 24 x/menit
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 39 0C
Keluhan saat ini : Demam berdarah
Sistem Integumen : Terdapat ruam, dan bercak-bercak merah pada kulit
Sistem kardiovaskuler : Baik
Sistem gastrointestinal : Baik
Sistem muskuloskletal : tampak lemah dan pegal-pegal
I. HARAPAN KELUARGA
1. terhadap masalah kesehatannya, Ny. S berharap An.K cepat sembuh
2. terhadap petugas kesehatan yang ada, Ny. S berharap semoga petugas kesehatan semakin ahli
dalam bidangnya.
ANALISA DATA
Data obyektif
Diagnosa dokter menunjukkan
An.K mengidap penyakit
demam berdarah
Suhu : 39 0C
adanya ruam atau bintik merah
pada kulit.
Keluarga Ny.S menanyakan
tentang penyakit DBD
2 An. K menderita DBD sejak 3 Ketidakmampuan resiko penularan
hari yang lalu, bak keluarga penyakit kepada anggota
penampungan air minum, bak mempertahankan suasana keluarga lainnya
untuk mencuci pakaian, bak di rumah yang
WC dikuras sekali sebulan. menguntungkan
adanya pakaian yang kesehatan.
bergelantungan disembarangan
tempat
RUMUSAN MASALAH
1. Kurangnya pemahaman keluarga Ny. S terhadap penyakit DBD yang diderita oleh An.
K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Ny. K dalam mengenal masalah
penyakit DBD
2. resiko penularan penyakit kepada anggota keluarga lainnya berhubungan dangan
ketidakmampuan keluarga mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan
kesehatan.
PRIORITAS MASALAH
NO KRITERIA SKALA BOBOT SKORING PEMBENARAN
1 a. sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 = 1 Penyakit demam
tidak/kurang sehat berdarah yang
diderita oleh An.
K sudah
berlangsung 3
hari, demam dan
pegal-pegal oleh
karna itu
keadaan saat ini
kurang sehat
b. kemungkinan masalah 2 2 2/2 x 1 = 1 Latar belakang
dapat diubah : pendidikan Ny.
Mudah S adalah SMA
sehingga
memudahkan
untuk menerima
informasi dan
penjelasan yang
diberikan
c. potensial masalah dapat 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga Ny. S
dicegah: cukup mampu
cukup untuk
melaksanakan
c. menonjolnya masalah: 2 1 2/2 x 1 = 1 Anak K telah
masalah berat, harus demam dan
segera ditangani pegal-pegal
dengan bintik
merah diseluruh
tubuh, sehingga
ke rumah sakit
adalah tindakan
yang tepat untuk
dilakukan
Total : 3 2/3
2 a. sifat masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 An. K menderita
ancaman kesehatan DBD sejak 3
hari yang lalu,
bak
penampungan
air minum, bak
untuk mencuci
pakaian, bak di
WC jarang
dikuras ataupun
dibersihkan,
adanya pakaian
yang
bergelantungan
disembarangan
tempat.
b. Kemungkinan masalah 2 2 2/2 x 2 = 1 Keluarga
dapat diubah: mampu
Mudah membersihkan
bak-bak
penampungan
dan mengubur
barang-barang
bekas.
c. Potensial masalah dapat 3 1 3/3 x 1 = 1 Keluarga
dicegah : mampu
Tinggi membersihkan
dan menguras
bak-bak
penampungan
juga mengubur
barang-barang
bekas yang ada
disekitar rumah
d. Menonjolnya masalah : 0 2 0/2 x 1 = 0 Keluarga belum
masalah tidak dirasakan mengerti
pentingnya
pencegahan
penularan
penyakit Demam
Berdarah
Dengue
Total : 2 2/3
1. Kurangnya pemahaman keluarga Ny. S terhadap penyakit DBD yang diderita oleh An.
K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Ny. K dalam mengenal masalah
penyakit DBD
2. Resiko penularan penyakit kepada anggota keluarga lainnya berhubungan dangan
ketidakmampuan keluarga mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan
kesehatan.
3. RENCANA INTERVENSI BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH
4.
NO DIAGNOSA TUJ.UMUM TUJ.KHUSUS KRITERIA
1 1. Kurangnya pengetahuan Setelah diberikan 1. keluarga Ny.s Knowladge
keluarga Ny. S dalam penjelasan selama 30 mampu mengenal
merawat anggota keluarga menit keluarga Ny.S masalah kesehatan yang
dengan penyakit DBD memahami cara terjadi pada An. K
berhubungan dengan melakukan perawatan dengan penyakit DBD
Ketidak mampuan keluarga kepada anggota
Ny.S merawat anggota keluarga yang sakit 2. Keluarga Ny.s mampu
keluarga yang sakit DBD memutuskan tindakan
yang tepat bagi
kesehatan An. K
Knowladge
1. KESIMPULAN
Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti, (Suriadi, 2001 : 57).
2. SARAN
Semoga perawat mampu meningkatkan pengetahuan dalam ilmu keperawatan dengan belajar
lagi dan melanjut kejenjang yang lebih tinggi untuk meningkatkan mutu keperawatan yang ada
saat ini, terutama dalam menangani pasien dalam kondisi kritis.
DAFTAR PUSTAKA
Divy, Ni Putu Anindya, dkk., 2018. Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUP
Sanglah Bulan Juli-Desember Tahun 2014. E-Jurnal Medika, 7(7), pp. 1-7.
Hastuti, Oktri. 2008. Demam Berdarah Dengue. Yogyakarta : Kanisius.
Jaweria, Anum, dkk., 2016. Dengue Fever: Causes, Prevention and Recent Advances. Journal of Mosquito
Research, 6(29), pp. 1-9.
Kemenkes RI. 2016. Situasi Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2018. Situasi Penyakit Demam Berdarah di Indonesia Tahun 2017. Jakarta : Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI.