DI SUSUN :
OLEH KELOMPOK VII
Daftar isi.......................................................................................................................ii
1. Konsep teori......................................................................................................2
A. Pengertian pertumbuhan...........................................................................3
B. Pengertian perkembangan........................................................................3
C. Ciri-ciri tumbuh kembang..........................................................................3
D. Tahapan tumbuh kembang.......................................................................4
E. Gangguan tumbuh kembang ...................................................................4
F. Factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang...........................5
G. Tugas perkembangan keluraga................................................................5
2. Asuhan keperawatan tumbuh kembang........................................................5
A. Pengkajian ................................................................................................10
B. Diagnose keperawatan keluarga............................................................14
C. Intervensi...................................................................................................25
A. Kesimpulan...............................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Konsep teori
A. Apakah Pengertian pertumbuhan?
B. Apakah pengertian kerkembangan?
C. Bagaimana ciri – ciri tumbuh kembang?
D. Bagaimana tahapan tumbuh kembang?
E. Apakah gangguan tumbuh kembang?
F. Bagaimana factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang?
G. Bagaimana tugas perkembangan keluarga?
2. Asuhan keperawatan keluarga
A. Bagaiman Pengkajian keperawatan?
B. Bagamana Diagnose keperawatan?
C. Bagaimana intervensikeperawatan?
C. TUJUAN
1. Konsep teori
A. Menjelaskan Pengertian pertumbuhan.
B. Menjelaskan pengertian kerkembangan.
C. Mengetahui ciri – ciri tumbuh kembang.
D. Mengetahui tahapan tumbuh kembang.
E. Mengetahui gangguan tumbuh kembang.
F. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.
G. Mengetahui tugas perkembangan keluarga.
2. Asuhan keperawatan keluarga
A. Menjelaskan pengkajian keperawatan
B. Mengetahui Diagnose keperawatan.
C. Mengetahui intervensi keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang cepat dalam aspek fisik, emosi, kognitif, dan sosial. Pada remaja putri
akan terjadi pematangan seksual yang ditandai dengan datangnya
menstruasi yang pertama kali atau biasa disebut menarche (Amelia, 2014).
Menstruasi atau perdarahan periodik normal uterus merupakan fungsi
fisiologis yang hanya terjadi pada wanita (Kusumawarddhani, 2014).
Seorang remaja putri yang sudah mengalami menstruasi biasanya tidak
pernah lepas dengan masalah menstruasi, terutama tentang sindrom
pramenstrual (Harahap, 2008). PMS atau dalam Bahasa Indonesia biasa
disebut juga sindrom pramenstrual adalah penyebab umum dari disfungsi
fisik, perilaku, dan sosial dari wanita. Beberapa gejala juga dapat
ditemukan seperti lekas marah selama masa PMS bahkan sampai dengan
periode menstruasi. Beberapa wanita sangat terganggu kehidupannya
dengan kejadian ini, terkadang mereka sampai mencari perawatan atau
pertolongan medis (Brown, 2009). Ketidakseimbangan hormon estrogen
dan progesteron memainkan peranan penting atas beberapa manifestasi
klinis dari sindrom pramenstruasi (Reza, 2008). Mayoritas wanita
mengalami setidaknya satu gejala PMS selama siklus menstruasi mereka
(Cheng, 2013). Masalah PMS menyebabkan kebingungan di dalam dunia
medis dan kebanyakan masyarakat yang tentunya masih awam tentang
PMS, seperti tentang pengobatan PMS yang tidak memberikan efek yang
signifikan. Hal ini sebagai cerminan bahwa penyebab PMS belum diketahui
secara pasti, meskipun beberapa teori telah dikemukakan termasuk
ketidakseimbangan hormonal, defisiensi mikronutrien, dan disfungsi
endokrin (Douglas, 2002).
B. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak
pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup. Kebanyakan
perkembangan melibatkan pertumbuhan, meskipun juga melibatkan
penuaan. Perkembangan meliputi tiga aspek, yaitu fisik, mental-psikologi,
dan sosial. Perkembangan fisik dapat dilihat melalui pertumbuhan tulang,
otot-otot, sistem syaraf serta organ-organ tubuh. Perkembangan mental
psikologis mencakup pertumbuhan mental yang berkesinambungan yang
dapat dilihat melalui peningkatan kemampuan untuk memecahkan
masalah, serta kemampuan untuk menghasilkan ide-ide. Pertumbuhan
kemampuan sosial juga bersifat berkesinambungan sampai seseorang
mampu beradaptasi dengan lingkungan, atau mampu menyesuaikan diri
dengan kebutuhan serta tuntutan lingkungan sosial di sekitarnya (Santrock,
2011: 17). Dengan adanya tiga aspek tersebut, orang tua harus bisa
mengontrol anaknya, agar anaknya bisa berkembang dengan baik sesuai
dengan yang diharapkan.
a. Nama
b. Alamat
c. Telepon
g Agama
h Tanggal wawancara
i. Informan
c. Alergi.
a. Menyeluruh/umum
b. Integument
c. Kepala
d. Mata
e Telinga
f. Hidung
g. Mulut
h. Tenggorokan
i. Leher
j. Dada
k. Respirasi
l. Kardiovaskuler
m Gastrointestinal
n Genitourinaria
o Ginekologik
p. Muskuluskeletal
q Neurologik
r. Endokrin
Riwayat pengobatan keluarga
Riwayat Psikososial
Riwayat Keluarga
Pengkajiaan Nutrisi
Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan kebutuhan nutrisi
anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat ini sebelum ia
mendapatkan imunisasi dan dapat dijadikan bahan untuk pendidikan
kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi meliputi pengkajian
terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis.
c Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak
menakutkan anak.
d. Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif sehingga
akan mengurangi rasa takut dari anak yang lain.
e.Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada anak
mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, beri
kesempatan anak untuk membantu proses pemeriksaan.
h. Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya mengetahui
nasehat petugas.
a. Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil,
seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain,
serta apakah ehamilannya dipantau berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg
tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu tumbuh kembang anak.
Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat
diperkirakan.
b. Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara
normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam
kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan
(cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps, partuss lama, atau kasep),
maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh kembang
anak.
c. Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan berat badan anak, hal yang perlu diperhatikan adalaah
sebagai berikut:
1) Pengukuran dilakukan dengan memakai alat timbangan yang telah ditera
(distandardisasi/dikalibrasi) secara berkala. Timbangan yang digunakan dapat
berupa dacin atau timbangan injak.
2) Untuk menimbang anak yang berusia kurang 1 tahun, maka hal tersebut
dilakukan dengan posisi berbaring. Untuk anak yang berusia 1-2 tahun,
dilakukan dengan posisi duduk dengan menggunakan dacin. Untuk anak yang
berusia lebih dari 2 tahun, penimbangan berat badan dapat dilakukan dengan
posisi berdiri.
1) Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila
perlu, cukup pakaian dalam saja.
2) Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin,
masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan.
Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri di atas timbangan
injak tanpa dipegangi.
3) Ketika menimbang berat badn bayi, tempatkan tangan petugas di atas tubuh
bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
4) Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat
badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang.
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri
menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut.
BB anak = (BB ibu dan anak) – BB ibu
5) Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan
6) Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang
berlaku, yaitu apakah status gizi anak normal, kurang, atau buruk. Untuk
menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan dengan melihat pada kurva
KMS, apakah berat badan anak berada pada kurva berwarna hijau, kuning, atau
merah.
1) Siapkan papan atau meja pengukur. Tidak ada, dapat digunakan pita
pengukur (meteran).
2) Baringkan anak terlentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai
menempel pada meja (posisi ekstensi).
3) Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak
lurus dengan meja pengukur), lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
4) Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis
atau titik pada bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak
antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur.
Sedangkan cara pengukuran tinggi badan pada anak usia 2 tahun atau lebih
adalah sebagai berikut :
1) Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat,
sedangkan bokong, punggung, dan bagian belakang kepala berada dalam satu
garis vertikal dan menempel pada alat pengukur.
2) Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan
dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang
tertera.
Ukuran kepala dinyatakan normal bila berada di antara batas tertinggi dan
terendah dari kurva lingkar kepala. Bila ukuran kepala berada di atas kurva
normal, berarti ukuran kepala besar (macrocephali), sedangkan bila ukuran
kepala di bawah kurva normal, berarti ukuran kepala kecil (microcephali). Kurva
lingkar kepala ini dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Adapun cara
pengukuran lingkar kepala :
1) Tentukan lokasi lengan yang akan diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan
bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dengan siku. Pemilihan lengan kiri
tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dari pada
lengan kanan, sehingga ukurannya lebih stabil.
2) Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas (dapat digunakan pita
pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
3) Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita
pengukur.
4) Catat hasil pengukuran pada Kartu Menuju Sehat (KMS) atau status anak.
3) Catat hasil pengukuran pada KMS anak atau kartu yang disediakan.
f. Data lain
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data
penunjang lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang
diperlukan terutama apabila anak berada di klinik.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan
perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap
dan tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maturasi dan
pembelajaran (Whalex dan Wone.2000)
Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak
tidak hanya tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil
yang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan
dan sulit dipisahkan.
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah,
besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur
berat, panjang, umur tulangdan keseimbangan elektrolit.
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk
perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dengan
lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada
potensi biologis, psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang unik
dan hasil akhir berbeda-beda yang memberi cirri tersendiri pada setiap anak.
Dalam Tumbang anak perlu dilakukan berbagai macam imunisasi, dimana
imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud
vaksin adalah bahan yang di pakai untuk merangsang pembentukan zat anti
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT,
Campak, dan melalui mulut seperti vaksin Polio. Tujuan diberikan imunisasi
adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu.
B. SARAN
: Nuha Medika
Wahyuni, et al, Dampak Program Bina Keluarga Balita (BKB) Terhadap Tumbuh
Kembang Anak Balita. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 1) Januari 2014