Anda di halaman 1dari 50

KONSEP ASUHAN KEBIDANAN

MASA KEHAMILAN
MK Pengantar Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan,
Nifas dan Bayi Baru Lahir

Prodi D3 Kebidanan Bukittinggi Poltekkes Kemenkes Padang


Learning Objective
Setelah perkuliahan selesai, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian kehamilan
2. Memahami tentang proses terjadinya fertilisasi
3. Memahami tentang proses terjadinya nidasi
4. Memahami tentang pertumbuhan fetus
5. Memahami tentang pertumbuhan, struktur dan fungsi plasenta
6. Memahami tentang struktur dan fungsi amnion
7. Memahami tentang struktur dan fungsi tali pusat
8. Memahami tentang sirkulasi darah janin
Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin.

Periode antepartum adalah periode kehamilan


yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir
(HPHT) hingga dimulainya persalinan

Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu trimester pertama 1 –


12 minggu, trimester kedua 13 – 27 minggu dan trimester ketiga
28 – 40 minggu
Proses Fertilisasi
Untuk dapat memahami proses fertilisasi, maka perlu mamahami
rangkaian peristiwa berikut ini

Spermatogenesis
Oogenesis, Konsepsi Nidasi
Spermatozoa,
Ovum, Ovulasi
Migrasi Sperma
Oogenesis, Ovum dan Ovulasi

Oogenesis adalah produksi ovum atau sel telur,


gamet betina atau sel seks. Untuk matang, sel telur
melewati lima tahap pada mamalia: Oogonium,
oosit primer, oosit sekunder, ootid, dan ovum.
Oogenesis
Pembentukan sel telur (oogonia), dimulai
sejak di dalam kandungan, di dalam ovari
fetus perempuan,

Oogonium mengalami pembelahan mitosis


yang berubah menjadi oosit primer yang
mempunyai 46 kromosom, diploid
Oosit primer membelah secara miosis I
(profease) dua sel haploid, satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer.
Oosit sekunder dan badan kutub primer
mengalami pembelahan miosis II, hasil
ootid & badan polar sekunder
Ootid mengalami perkembangan lebih
lanjut menjadi ovum matang, sedangkan
ketiga badan kutub mengalami degenerasi
Ovulasi
Proses pelepasan ovum dari ovarium yang dipengaruhi
oleh sistem hormonal yang kompleks
Proses ovulasi
 Rangsangan Gonadotropin menyebabkan sel granulosa berkembang,
membentuk rongga yang berisi cairan folikuli  tinggi estrogen 
pematangan folikel primordial menjadi folikel de Graaf.
 Folikel de Graaf bertambah besar yang dipengaruhi oleh FSH dan LH, lalu
mendekati dinding ovarium yang semakin tipis, nekrobiotik dan
devaskularisasi sehingga mudah ditembus.
 Dengan semakin tingginya tekanan cairan folikuli, LH yang meningkat dan
dinding ovarium yang semakin menonjol menyebabkan ovum terdesak keluar.
Perstiwa ini disebut dengan ovulasi.
 Ovum yg keluar ditangkap oleh tuba menuju ampula tuba, siap untuk dibuahi
Siklus
Ovarium
Sel granulosa yang tertinggal di
dinding folikel menghasilkan suatu
pigmen berwarna kekuning-
kuningan dan berubah menjadi sel
luteal yang membentuk corpus
luteum, menghasilkan hormon
progesteron sebagai persiapan
implantasi.

Bila tidak terjadi pembuahan, corpus luteum akan mengalami nekrosis, berkerut dan
mengecil menjadi corpus albican. Namun, bila terjadi kehamilian, maka corpus luteum
bertambah besar dan makin banyak menghasilkan hormon progesteron disebut dengan
corpus luteum graviditatum
Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses


pembentukan atau pemasakan
spermatozoa. Proses pembentukan
spermatozoa (sel kelamin jantan)
berlangsung didalam testis yang
terdapat didalam skrotum, didalam
tubulus seminiferus. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel
germinal dengan melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel.
Spermatogenesis
Setiap spermatogenia yang mengandung 23
pasang kromosom,

Spermatogonia melakukan pembelahan


mitosis menghasilkan spermatosit primer
bersifat diploid (2n)

Spermatosit primer melakukan pembelahan


miosis I membentuk 2 (dua) spermatosit
sekunder yang haploid

Tiap spermatosit sekunder membelah


secara meosis II menghasilkan 2 (dua)
spermatid yang haploid, sehingga
dihasilkan 4 spermatid

Spermaid berdiferensiasi dan membentuk


spermatozoa (sel-sel sperma).
Migrasi
Spermatozoa

Melalui ejakulasi dikeluarkan spermatozoa hingga 150


juta sel. Tidak semua sel sperma mampu mecapai ampula
tuba, hanya ratusan saja. Hanya sperma yang berkualitas
yang mampu membuahi sel telur.
Migrasi Sperma
 Proses spermiasi yaitu perjalanan sel sperma dimulai
saat pembebasan sperma yang terjadi di lamina epitel
Spermiasi germinal sehingga berhasil mencapai vas deferens
testis dan epididimis.
 Proses kapasitasi yaitu perubahan senyawa lipid dan
glikoprotein membran sitoplasma sperma sehingga
Kapasitasi
memungkinkan terjadinya proses invasi ke dalam sel
telur
 Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan
Reaksi spermatozoa ke zona pelusida dimana terjadi
Akrosom pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk
menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-
zat serupa tripsin.
Konsepsi
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum dan spermatozoa
yang berlangsung di ampula tuba. Bagian ini adalah bagian terluas
pada saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium.

Pada saat terjadinya hubungan seksual (coitus), sekitar 300 juta


sperma ditempatkan pada forniks posterior vagina. Sperma yang
mencapai mukus servikal yang encer akan bertahan hidup, lalu
bergerak maju ke tuba falopii, sementara yang lainnya
dihancurkan oleh media asam vagina.
Proses Konsepsi
Proses Konsepsi
Di dalam kavum uteri spermatozoa
mengalami proses kapasitasi dan reaksi
akrosom sehingga mampu mengadakan
fertilisasi. Hanya sperma yang
mengalami proses kapasitasi yang dapat
melewati sel corona radiata dan
mengalami reaksi akrosom. Reaksi
akrosom terjadi setelah penempelan
spermatozoa ke zona pelusida dimana
terjadi pelepasan enzim-enzim yang
diperlukan untuk menembus zona
pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat
serupa tripsin.
Proses Konsepsi
 Spermatozoa melanjutkan perjalanannya
ke tuba falopii dan akan bertemu
dengan ovum. Spermatozoa akan
mengelilingi ovum serta mengikis
korona radiata dan menembus zona
pelusida dengan menggunakan enzim
hyaluronidase dan pelepasan enzim-
enzim akrosom. Diperlukan banyak
sperma untuk melakukan proses ini,
tetapi hanya satu yang akan masuk ke
ovum. Setelah kepala spermatozoa
masuk kedalam ovum, ekornya akan
lepas dan tertinggal di luar.
Proses Konsepsi
Segera setelah inti sel sperma dan inti sel
ovum bertemu (konsepsi), permeabilitas
zona pelusida berubah menyebabkan
perubahan sifat zona pelusida yang disebut
dengan reaksi zona, sehingga tidak ada
lagi sperma yang menembus ke dalam sel
telur. Zona pelusida mengubah struktur
dan komposisinya untuk mencegah
penetrasi sperma lain.
Penentuan Jenis Kelamin
46 kromosom (22 kromosom
otosom dan 1 kromosom XX
dari ibu dan 22 kromosom
otosom dan 1 kromosom XY
dari ayah) dengan rincian 44
otosom 2 kromosom sek.
Penentuan jenis kelamin
individu baru spermatozoa
pembawa X akan menghasilkan
satu mudigah wanita (XX) dan
spermatozoa pembawa Y
menghasilkan satu mudigah
pria (XY).
Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi (zigot) ke dalam
endometrium. Sebelum terjadi nidasi perkembangan hasil konsepsi melewati
beberapa tahap.
Stadium Morulla
Proses pembelahan sel menjadi 2 sel, 4, kemudian 8 dan 16 dan
seterusnya sampai menyerupai sekumpulan sel seperti buah murbei.
Pembelahan ini berlangsung cukup lambat, kira 12 jam sekali.
Stadium Blastula
Pembelahan berjalan terus, waktu morula memasuki rongga uterus di dalam
morula terbentuk rongga (blastokel) dan cairan mulai menembus dan
menempati rongga tersebut, stadium ini disebut dengan stadium blastula dan
hasil konsepsi disebut dengan blastokist. Pada blastokista, terbentuk bagian
dalam disebut inner cell mass (massa sel dalam), sedangkan sel-sel sekitar
membentuk sel luar yang disebut trofoblast.
Implantasi

Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan villi


korialisnya bersiap untuk implantasi. Pada hari ke 6-7 hasil konsepsi
blastokist dengan menggunakan enzim proteolitik yang dihasilkan oleh
trofoblast, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium.
Proses penanaman blastokist disebut dengan nidasi atau implantasi.
Saat ini endometrium berubah nama disebut dengan decidua.
Implantasi
Pembentukan Plasenta, Struktur dan Fungsi
Plasenta
 Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis
plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium,
plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung
sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi

 Plasenta sebagian berasal dari janin dan sebagian lagi dari


ibu. Kontribusi janin berasal dari korion sedangkan
kontribusi ibu berasal dari desidua (endometrium) di tempat
implantasi
Plasentasi
Villi korion primitif Pada hari ke-14 setelah fertilisasi, vili korionik
mulai terbentuk dan trofoblast mengalami
proliferasi.

Selama minggu ke-3, terjadi percabangan villi


Villi korion sekunder
korion, di dalamnya terbentuk pembuluh darah 
body stalk  tali pusat

Massa cell dalam bertambah besar, desidua


Chorion leave
kapsularis terdorong ke luar . Chorion leave ini
berkembang menjadi membran plasenta

Bagian korin frondosum ini berkembang menjadi


Korion Frondosum plasenta. Villi yang tertanam desidua basalis akan
melekat erat pada kehamilan 12 minggu sehingga
menstabilkan plasenta yg sedang berkembang
Sebelum kelahiran, plasenta secara normal terletak pada segmen atas uterus,
umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.
Bentuk plasenta adalah struktur agak bulat yang datar. Diameter plasenta 22 cm, tebal
2-3 cm di bagian tengah dan lebih tipis pada bagian tepinya. Berat plasenta 500 – 600
gram
Permukaan maternal
Struktur plasenta  Terdiri dari desidua kompakta, terdiri dari kotiledon-
kotiledon berjumlah sekitar 15-20 kotiledon.
Permukaaannya berwarna merah gelap karena
adanya darah maternal di dalam ruang antar villi-
villi
Permukaan fetal
 Terdiri dari korion frondosum dan villi, warnanya
abu-abu kebiruan, permukaannya halus dan
mengkilat. Tali pusat berinsersi pada permukaan
ini. Membran amnion menutupi permukaan fetal
sejauh insersi tali pusat.
Amnion
 Membran transparan yang kuat dan tidak mudah
robek.
Korion
 Membran yang tipis dan rapuh walaupun
kelihatannya lebih tebal dari amnion
Fungsi plasenta

Sistem pertukaran (nutrisi, produk limbah, gas, respirasi)

Sistem perlindungan

Sistem sekresi (hCG, estrogen, progesteron, hPL)


Embryogenesis

Embrio merupakan sebutan bagi calon janin yang


sedang tubuh setelah implantasi dan sampai 8 minggu
setelah konsepsi. Pertumbuhan embrio bermula dari
lempeng embrional yang selanjutnya mengalami
diferensiasi sel.
Perkembangan minggu ke-2
 Setelah implantasi, trofoblast akan
berdiferensiasi menjadi lapisan ; lapisan
luar sinsitiotrofoblas dan lapisan dalam
sitotrofoblas. Massa sel dalam
membentuk janin itu sendiri.
 Blastokist semakin dalam tertanam di
endometrium. Trofoblas membentuk
lakuna-lakuna. Pada kutub embrional
terbentuk lapisan rongga eksoselom.
 Menjelang akhir minggu ke-2, dimulai
sirkulasi retro plasenter
 Menjelang akhir minggu ke-2 ini juga
terbentuk mesoderm ekstraembrional,
yang memenuhi ruangan di antara
trofoblas dan amnion serta selaput
eksoselom di sebelah dalam.
Perkembangan minggu ke-3
 Pada minggu ke-3 adalah gastrulasi yaitu
proses yang membentuk ketiga lapisan
germinal pada embrio, yaitu lapisan
ektoderm, mesoderm dan endoderm.
 Terbentuk bakal jantung dengan
pembuluh darahnya menuju body stalk
(bakal tali pusat). Pembuluh darah pada
body stalk terdiri dari arteri umblikalis dan
vena umblikalis. Cabang arteri dan vena
ini masuk ke vili korialis sehingga
memungkinkan pertukaran nutrisi dan
pembuangan sisa metobolisme.
 Jantung bayi mulai dapat terdeteksi pada
minggu ke-6 sampai dengan ke-8 dengan
USG atau sistem Dopler
Perkembangan minggu ke 4-8
 Ektoderm membentuk organ berhubungan
dengan media luar yaitu ; susunan saraf pusat,
susunan saraf tepi, epitel sensorik telinga,
hidung, mata, kulit (termasuk rambut dan kuku)
dan kelenjar hipofise, kelenjar mammae,
kelenjar keringat dan email gigi.
 Mesoderm membentuk tulang dan otot, juga
jantung dan pembuluh darah, pembuluh getah
bening, sistem perkemihan dan kelamin (tidak
termasuk kandung kemih), limpa dan korteks
adrenal.
 Endoderm membentuk saluran pencernaan,
saluran pernapasan, dan kandung kemih.
Lapisan ini juga membentuk kelenjar (tiroid,
paratiroid, pankreas) dan hati. Lapisan ini juga
membentuk kavum timpani dan tuba
Eustachius
Struktur dan fungsi Amnion

Kantong janin terdiri dari


membran ganda. Membran luar
adalah korion, yang berada di
bawah desidua kapsularis dan
menempel erat pada dinding
uterus. Membran dalam adalah
amnion yang berisi cairan
amnion. Selama tetap utuh,
kantong janin melindungi janin
dari infeksi bakteri asenden.
Asal Cairan Amnion
Cairan amnion
berasal dari :
 Urine janin
 Transudasi dari
darah ibu
 Sekresi dari epitel
amnion
 Asal campuran
Ciri-ciri Air Ketuban

 Jumlah total cairan amnion meningkat selama kehamilan


sampai usia gestasi 38 minggu adalah 1000-1500 cc.
Jumlah ini berkurang secara perlahan sampai cukup bulan,
sisanya sekitar 880 ml..
 Air ketuban berwarna putih keruh, berwarna kuning jerami
yang pucat dan jernih, berbau amis dan berasa manis
 pH 7.2 dan massa jenis 1.008.
Komponen Air Ketuban
Sisanya 1 % adalah materi padat
terlarut yang mencakup zat makanan
dan produk zat sisa, bahan organik
(protein, lemak, urea, kreatinin,
lesitin, dan spingomielin).
Cairan amnion
mengandung 99% air
Selain itu janin melepaskan sel kulit,
verniks kaseosa dan lanugo ke
dalam cairan ini.

Komponen abnormal dari cairan ini


seperti mekonium pada kasus gawat
darurat.
Diagnosis Air Ketuban
 Dengan Lakmus . Kertas lakmus merah menjadi biru
 Makroskopis :
 Bau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa
 Bercampur mekonium
 Mikroskopis :
 Terdapat lanugo dan rambut
 Laboratorium. Kadar ureum lebih rendah di bandingkan kadar
ureum dalam urine
Fungsi Air Ketuban

Saat Kehamilan Saat Persalinan


 Cairan amnion mendistensi kantong  Selama membran tetap utuh,
amnion dan memungkinkan janin cairan amnion melindungi
bertumbuh dan bergerak dengan plasenta dan tali pusat dari
bebas tekanan kontraksi uterus.
 Menyeimbangkan tekanan bila  Membantu penipisan serviks dan
terjadi trauma langsung dilatasi uterus
 Melindungi janin dari cedera dan  Membersihkan jalan lahir karena
benturan. mempunyai kemampuan sebagai
 Mempertahankan suhu yang desinfektan
konstan untuk janin dan memberi  Sebagai pelicin saat persalinan
nutrisi
Struktur dan fungsi Tali Pusat
Tali pusat (funiculus umbilicalis) berasal dari
saluran yang terbentuk antara cavitas
amniotica dengan saccus vitellinus.
.
Tali pusat terbentang dari permukaan fetal
plasenta sampai daerah umbilikus fetus dan
berlanjut sebagai kulit fetus pada
perbatasan tersebut. Tali pusat secara
normal berinsersi di bagian tengah
plasenta.
.
Panjang tali pusat rata-rata 50-55 cm,
diameter 1-2.5 cm. Hal ini cukup untuk
memungkinkan kelahiran bayi tanpa
menarik plasenta.
 Amnion
Menutupi tali pusat merupakan lanjutan
amnion yang menutupi permukaan fetal
plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan
diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik
kulit maupun membran amnion berasal dari
ektoderm.

 Pembuluh Darah
Terdiri dari dua arteri dan satu vena. Satu vena
umbilikalis membawa oksigen dan memberi
nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari
darah ibu. Dua arteri mengembalikan produk
(sisa limbah) dari fetus ke plasenta di mana
produk sisa tersebut diasimilisasi ke dalam
peredaran darah maternal untuk dieksresikan.

 Jeli Wharton
Pembuluh darah tersebut diselubungi oleh jelli
Wharton, zat gelatin yang terbentuk
mesoderm.
Sirkulasi Darah Janin
 Vena umbilikalis. Vena ini berasal dari tali pusat sampai bagian bawah hati dan
membawa darah yang kaya oksigen dan nutrisi. Vena ini mempunyai satu cabang yang
menghubungkannya dengan vena porta dan menyuplai hati.
 Duktus venosus. Duktus ini menghubungkan vena umbilikalis dengan vena kava
inferior. Pada duktus ini, darah bercampur dengan darah yang terdeoksigenasi yang
kembali dari bagian bawah tubuh. Oleh karena itu, darah yang mengalir ke seluruh
tubuh sebagian sudah mengalami oksigenasi yang baik.
 Foramen ovale. Foramen ini merupakan lubang sementara yang berada di antara
atrium, yang memungkinkan sebagian besar darah dari vena kava inferior dapat masuk
ke dalam atrium kiri.
 Duktus arteriosus. Duktus ini berasal dari bifurkasi arteri pulmonalis ke aorta desenden,
masuk tepat di luar titik tempat arteri subklavia dan arteri karotis berada.
 Arteri hipogastrika. Percabangan ini berasal dari arteri iliaka interna dan menjadi arteri
umbilikalis saat percabangan ini memasuki tali pusat dan mengembalikan darah ke
plasenta
Sirkulasi Darah Janin
 Dari plasenta, darah mengalir sepanjang vena umbilikalis melewati dinding
abdomen ke permukaan bawah hati, dimana terdapat duktus venosus
Arantiin. Duktus venosus membawa darah ke vena kava inferior tempat
darah bercampur dengan darah dari tubuh bagian bawah.

 Darah mengalir ke atrium kanan dan sebagian diarahkan ke foramen ovale


ke dalam atrium kiri.

 Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan

 Mengikuti rute normalnya darah masuk ke ventrikel kiri dan masuk ke aorta
selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh. Darah terus mengalir sepanjang
aorta dan meskipun rendah oksigen namun cukup untuk menyuplai organ
tubuh lainnya dan tungkai.
 Dari dari bagian atas tubuh kembali ke atrium masuk ke dalam vena kava
superior yang mengalami rendah oksigen dan nutrisi. Aliran darah ini
menembus aliran yang masuk dari vena kava inferior dan mengalir ke
ventrikel kanan.
 Darah dari ventrikel kanan dipompa ke paru-paru, tetapi karena paru-paru
belum berkembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis
dialirkan menuju aorta melalui duktus arteriosus Bothalli.
 Darah yang dialirkan menuju paru-paru akan dialirkan menuju jantung
melalui vena pulmonalis
 Darah yang menuju plasenta melalui arteri umbilikalis terpecah menjadi
kapiler untuk mendapatkan nutrisi dan O2 untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin.
 Sisa metabolisme janin dan CO2 dilepaskan ke dalam sirkulasi
retroplasenter untuk selanjutnya dibuang melalui tubuh ibu.
Faktor penting yang mengubah peredaran darah janin menuju
peredaran darah orang dewasa adalah:

 Berkembangnya paru-paru janin menyebabkan tekanan negatif


dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melalukan
pertukaran CO2 dan O2 dari udara. Dengan demikian duktus
arteriosus Bothalli tidak berfungsi dan mengalami obliterasi.
Tekanan di dalam atrium kiri meningkat sehingga dapat menutup
foramen Ovale.
 Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
dengan dipotongnya tali pusat

Anda mungkin juga menyukai