Anda di halaman 1dari 3

Endokrinologi

Endokrin merupakan organ tanpa saluran yang sekresinya diserap secara langsung ke
aliran darah bukan dimasukkan ke sistem pembuluh sebelum peredaran darah. Kata endokrin
ini berasal dari kata “endon” yaitu dalam dan “krino” yaitu berpisah, kata ini berasal dari
bahasa Yunani. Namun, terdapat beberapa organ (sumsum tulang, tonsil, limpa, dan
limfenodus) yang memiliki ciri endokrin dan organ ini termasuk ke dalam organ yang tidak
tersusun atau sel sekretori yang menghasilkan hormon (endokrin).
Organ endokrin ini dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu tipe pertama yang berupa
susunan beberapa organ yang membentuk endokrin secara utama (hipofise, epifise atau
pineal, tiroid, paratiroid, dan glandula adrenal atau supra renal); tipe kedua berupa susunan
organ yang menggabungkan fungsi endokrin dengan fungsi lain tetapi sangat berhubungan
(pankreas, testes, ovarium, dan plasenta); dan tipe ketiga yang berupaorgan dengan fungsi
utama cukup berbeda, tetapi organ tersebut termasuk komponen endokrin yang tidak
menonjol (ginjal, hati, timus, jantung, dan traktus digastivus).
Hipofise
Digambarkan sebagai glandula endokrin master atau utama karena menghasilkan
hormon tertentu yang dapat mempengaruhi aktivitas glandula endokrin lain. Organ ini
menjadi penghubung antara mekanisme saraf dan humoral yang secara bersama mengontrol
fungsi tertentu. Bagian ini dibungkus oleh duramater kecuali di perlekatan infundibulum pada
diencephalon (hypotalamus). Suplai pada hipofise melalui arteri carotis internus dan arteri
cerebralis serta hipofise ini terbagi menjadi dua lobus (adenohipofise sebagai lobus anterior
dan neurohipofise sebagai lobus posterior). Pars distal glandula banyak tersusun di
adenohipofise, kemudian di beberapa bagian menghasilkan hormon tertentu. Pars distalis
hipofise yang menghasilkan hormon somatotrofin (STH/GH), gonadotrofin (FSH dan
LH/ICSH), tirotrofin (TSH), adrenokortikotrofin (ACTH), dan prolaktin. Pars intermedia
menghasilkan hormon melanocyte stimulating hormone (MSH) pada hewan rendah
(contohnya amfibia), hormon berikut menghasilkan penebaran pigmen hitam dalam melanosit
epidermis. Kemudian dua hormon berbeda yang diproduksi oleh bagian neurohipofise yaitu
hormon antidiuretis (ADH) atau vasopressin atau pitressin dan oksitosin atau pitosin.
Epifise (Glandula Pineal)
Memiliki penampakan ukuran kecil, agak gelap, arah tumbuh ke luar bagian dorsal
otak di ujung belakang atap ventrikel III sebelum coliculli rostralis. Epifise ini tersembunyi di
antara cerebrum dan cerebellum pada otak utuh. Bagian ini menghasilkan melatonin (hormon
yang memiliki kaitan dengan serotonin dengan efek antigonadotrofik. Epifise ini memiliki
fungsi sebagai biological clock yang mengatur variasi tahunan dan harian aktivitas gonad.
Melatonin ini diperkirakan bekerja pada hipotalamus dengan mengontrol sintesis dan
pelepasan gonadotrophic hormone-releasing factors.
Glandula Tiroid
Hormon yang diproduksi memiliki fungsi sebagai pengatur laju metabolisme. Hormon
di tiroid ini akan dilepaskan daru glandula melalui pemotongan enzimatik terhadap molekul
tiroglobulin menjadi molekul yang dapat larut seperti tiroksin. Tiroksin ini dapat masuk dari
sel folikel ke dalam sirkulasi darah.
Glandula Paratiroid
Bagian ini umumnya ditemukan sejumlah 4 buah di lokasi dekat atau di dalam
glandula tiroid. Glandula paratiroid ini memiliki ciri berupa warna pucat yang kontras bila
dibandingkan dengan tiroid dengan warna merah. Glandula ini menghasilkan parathormon
yang memiliki fungsi pada metabolisme kalsium.
Glandula Adrenal
Memiliki jumlah sepasang dengan letak di atap cavum abdomen dekat dengan
sambungan thoraco-lumbal. Memiliki ciri terfiksir dengan baik, padat, dan mudah patah bila
dibengkokkan. Dengan bentuk memanjang dan sering asimetri, ukurannya variarif dan pada
hewan liar ukurannya relatif lebih besar dibanding hewan domestik. Pada glandula adrenal,
kapsulnya tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur, bagian korteksnya dibagi menjadi 3
bagian, yaitu zona glomerulosa (menghasilkan hormon mineralokortikoid aldosteron), zona
fasciculata (menghasilkan hormon glukokortikoid: kortikosteron dan hidrokortikosteron atau
kortison), dan zona reticulars (menghasilkan hormon androgen).
Jaringan Pulau Pankreas
Pnkreas adalah organ berfungsi ganda dengan sebagian besar bagian organ
menghasilkan eksokrin yang berkaitan dengan pencernaan, sedangkan grup sel kecil dengan
letak menyebar (pulau langerhans) menghasilkan endokrin (insulin dan glukagon). Pada
pulau langerhans, parenkimnya terdiri atas beberapa jenis sel, seperti sel alpha yang
menyusun sekitar 20% dan menyebar di seluruh pulau, serta sel ini menghasilkan hormon
hiperglikemik glikogenolitik (glukagon) dengan fungsi yang berlawanan dengan insulin. Sel
beta yang menyusun sekitar 75% dari sel pulau serta menghasilkan hormon insulin. Pada
anjing terdapat sel D sekitar 5%, sitoplasma sel D ini mengandung granul halus. Kemudian
pada anjing terdapat pula sel F yang memiliki inti berlubus dan granul sekresi yang anguler.
Pada pulau langerhans dapat ditemukan banyak penyuplai darah, berupa kapiler yang
membentuk sebuah jaringan di permukaan masing-masing pulau dan mengalirkannya ke arah
pusat.
Testes
Bagian yang bertanggung jawab atas fungsi reproduksi pada jantan dewasa melalui
dua mekanisme berbeda yang berkaitan. Pertama adalah sekresi internal testes yang
bertanggung jawab dalam perkembangan ciri seksual sekunder (pembeda jantan dewasa
kelamin), menyiapkan dan mempertahankan fisiologi organ genital accessorius (glandula
vesicula seminalis, prostat, dan bulbourethralis). Kemudian kedua, tubuli seminiferi yang
bertanggung jawab untuk aktivitas morfologi dan genetik yang menghasilkan spermatozoa.
Fungsi endokrin testes ini dibawahi oleh pengaruh hormon gonadotrofin yang diproduksi
oleh pituitari.
Ovarium
Fungsi endokrinnya dibawahi oleh kontrol hormon gonadotrofin dari hipofise yang
bertanggung jawab atas siklus birahi pada hewan betina. Ovarium sendiri bertanggung jawab
terhadap pertumbuhan dan maturasi ovum, kemudian sebagai glandula endokrin yang
menghasilkan hormon seks betina (estrogen), lalu estrogen akan merangsang dan
mempertahankan sifat seksual sekunder, serta ovarium mampu mengembangkan korpus
luteum yang memproduksi progesteron dan hormon relaksin (berperan dalam proses partus).
Mukosa Intesttinum
Antrum mukosa lambung menghasilkan hormon gastrin ke dalam sirkulasi darah.
Gastrin merangsang fundus labung untuk menghasilkan lebih banyak getah lambung (gastric
joice). Asam lemak yang masuk ke duodenum merangsang sel mukosa untuk menyekresi
hormon enterogastron. Hormon ini berfungsi menurunkan motilitas lambung dan memberi
kesempatan untuk pencernaan lemak dalam usus.
Bolus makanan masuk ke duodenum, merangsang pelepasan hormon polipeptida
(sekretin) oleh mukosa doudenum. Sekretin merangsang pankreas untuk memproduksi getah
(cairan) yang kaya bikarbonat untuk menetralisir asam dari lambung. Hormon lain yaitu
pankreozimin juga dihasilkan oleh mukosa usus halus yang berfungsi merangsang pelepasan
sekretin. Hormon pankreozimin juga merangsang pankreas untuk melepaskan enzim-
enzimnya ke asinus.
Hormon kolesistokinin dihasilkan saat lemak atau asam masuk usus halus.
Kolesistokinin meningkatkan toksisitas lapisan otot kantung empedu sehingga menimbulkan
otot spinter duktus koledokus terbuka. Peristaltik duodenum merangsang pengosongan
kantung empedu karena setiap gelombang peristaltik akan menghambat spinter Oddi, yang
membiarkan tekanan dalam kantong empedu untuk mendorong empedu ke duodenum

Anda mungkin juga menyukai